Syifa Anandia, gadis berusia dua puluh tahun, mempunyai kakak tiri bernama Erlinda Aulia. walau mereka saudra tiri, kasih sayang mereka seperti saudar kandung, Namun berbeda dari Ibu Erlinda, yaitu ibu Ningsih, dia sama sekali tidak menganggap Syifa sebagai anak, Erlinda sudah bertunangan dengan laki laki yng tampan dan sudah mapan dari segi ekonomi, tunangannya bernama Elvan Pamungkas,
Hingga suatu hari, ketika Erlinda menyuruh adiknya Syifa untuk menjemputnya di kantor, terjadilah sebuah kecelakaan, mengakibatkan Erlinda meninggal dunia, sebelum Erlinda menghembuskan nafas terakhirnya, dia meminta Elvan untuk menikahi Syifa, dan mencintai Syifa setulus tulusnya, namun disisi lain, Elvan menganggap Syifa adalah penyebab Erlinda meninggal, dan kala itu Syifa sudah dekat laki laki yang bernama Mahardika steven atau Dika pembisnis muda yang sangat sukses, namun dia bekerja sebagai satpam perusahannya sendiri.
Bagaimana kelanjutan kisah Syifa, Dika dan Elvan, antara janji dan cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lies lies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30 Ancaman Bayu
Pukul enam pagi Erlinda baru membuka pintu kamarnya, sejak dia pulang dari rumah Elvan dia mengurung diri, dia semalaman dia menangis menyesali segala sesuatu yang terjadi. Nasi sudah menjadi bubur apa pun yang terjadi tidak akan mengembalikan keadaan seperti semula.
Erlinda membuka pintu kamar, langkahnya gontai, matanya sembab, dia ingin membersihkan diri. Bu Ning yang sedang di dapur terus memperhatikan putri tercintanya itu, dia nampak curiga terhadap Erlinda yang jalannya seperti orang kesakitan.
" Kamu kenapa Lin, sakit, " tanya bu Erlinda yang sedang membuat adonan kue.
" Gak bu, " jawab Erlinda singkat.
Erlinda masuk ke kamar mandi, setelah setengah jam lamanya dia selesai dan sudah mengganti bajunya dengan setelan kantor. Badan Erlinda sudah terasa segar namun mata sembabnya masih terlihat. Erlinda duduk di kursi makan mengambil nasi goreng sudah tersaji.
"Kamu kenapa Lin, mata kamu sembab, kamu terlihat lesu, " tanya bu Ning yang langsung mendekati Erlinda.
" Linda gak papa kok bu, hanya banyak kerjaan di kantor, "
" Oh,,, ya sudah ibu cuma khawatir saja smaa kamu Lin, " Bu Ning langsung melanjutkan pekerjaan.
"Bu, mana kue yang harus Syifa antar, " Syifa yang tiba tiba datang, " Mba, Linda sudah sembuh, " tanya Syifa yang baru saja melihat Er Linda sedang duduk makan.
Erlinda tidak menjawab dia hanya tersenyum getir. Tak terasa Erlinda memperhatikan Syifa yang sedang membantu Bu Ning membuat beberapa kue, " Pantes Mas Elvan jatuh cinta dengan Syifa, dia gadis baik, cantik, dia juga memasak, " gerutu Erlinda dalam hati.
Erlinda menghentikan makannya lalu dia berpamitan pergi ke kantor, hari ini dia tak seperti biasanya dia mengendarai mobil sendiri.
"Tumben bu mba Erlinda bawa mobil sendiri, " tanya Syifa.
" Gak tahu, gak usah kamu ngurusi kakakmu, ini bawa kuenya cepat, " Bu Ning kembali menyodorkan beberapa bungkus kue untuk dijual Syifa di pasar.
Syifa sudah bertekad putus dari Dika, dia akan berusaha bekerja semaksimal mungkin. Pukul sembilan dagangan kue Syifa sudah habis. Syifa bergegas mandi dan berganti pakaian, hari ini dia sudah membuat janji dengan Bayu. Hari ini pula Syifa akan bekerja merawat bu Fara. Pelan pelan Syifa mengendarai motornya.
Bayu sudah menunggu di lobi rumah sakit.
" Pak Bayu sudah lama menunggu Syifa, " ucap Syifa nafasnya terasa berat karena dia berlari.
Bukannya menjawab pertanyaan Syifa, Bayu tersenyum melempar pertanyaan" Kamu kenapa Fa, habis lari, "
Syifa tersenyum, " iya pak, takutnya Pak Bayu terlalu lama menunggu Syifa,"
" Iya si, sudah setengah jam lebih aku menunggu kamu, "
" Setengah jam lebih, " ucap Syifa kaget " maaf Pak Bayu, Syifa harus jualan kuenya ibu dulu, "
" Kamu jualan dulu Fa, kamu gak capai, " Bayu terlihat mengkhawatirkan Syifa.
" Pak Bayu kenapa, sepertinya terlalu mengkhawatirkan Syifa, " Ledek Syifa membuat Bayu salah tingkah.
" Ya, aku khawatir Fa, takutnya nanti kamu gak fokus ngurusi mama aku, " ucap Bayu dengan wajah gugupnya, " Ya sudah Fa kita langsung masuk saja, "
Syifa mengangguk menuruti Bayu. Bayu nampak senang melihat, akhirnya dia dekat dengan Syifa.
Beberapa menit Bayu dan Syifa tiba di kamar Bu Fara. Bu Fara dengan tatapan kosongnya melihat ke arah Bayu. " Cantik, " ucap lirih Bu Fara yang masih duduk di ranjang.
" Selamat pagi tante, " Sapa Syifa, dia langsung mengalami bu Fara dan mencium punggung tangannya.
Bu Fara mengelus rambut panjang Syifa, "cantik, " kembali terucap lirih dari mulut Bu Fara.
Bayu mendekat, " Ma, dia Syifa, " ucap Bayu memperkenalkannya.
" Syi,,,, Syifa, " ucap Bu Fara.
" Iya ma Syifa, selama Bayu bekerja mama di temani Syifa di sini, ".
Bu Fara tersenyum, dia menganggukkan kepalanya.
" Pak Bayu, jangan khawatir tante Fara sepertinya suka sama Syifa, " ucap Syifa dengan percaya dirinya.
" Iya Fa, aku titip mama, ". Bayu berpamitan dengan mamanya. " Ma, Bayu berangkat dulu ya, ". Bayu mencium tangan mamanya.
Bayu pergi meninggalkan Syifa dan mama Fara.
" Tante sekarang kita mandi yach, " ajak Syifa ke bu Fara, bu Fara langsung menuruti Syifa. Mereka berdua ke kamar mandi.
Setelah beberapa saat bu Fara sudah nampak segar, dia berpakaian rapi. Dengan telaten Syifa menyisir rambut bu Fara. " Tante Fara, ternyata masih terlihat muda dan cantik, " Syifa memberikan cermin.
Bu Fara melihat dirinya di cermin, rambut yang diikat menampilkan dirinya masih terlihat muda. Dia memegang wajahnya, namun entah mengapa dia langsung melempar cermin dan teriak histeris. Bu Fara mengacak acak rambutnya sendiri.
" Tante,,, tenang tante, " ucap Syifa panik.
Dua orang suster yang mendengar suara teriakan dari bu Fara langsung berlari menuju kamar Bu Fara, dan menyuntikkan obat penenang untuknya.
" Sus, bu Fara gak papa, " tanya Syifa panik.
" Untuk sesaat dia gak papa, " jawab suster itu. " Mba,, ini orang yang disuruh Pak Bayu, " tanya suster itu, yang bernama Amel.
" Iya Sus, " jawab Syifa.
"Maaf mba, bu Fara ini tidak suka dirinya terlihat bersih dan rapi, kalau dia merasa bersih sedikit dia langsung histeris, "
Syifa melongo mendengar ucapan suster Amel, " Iya sus, "
suster Amel dan temannya langsung pergi meninggalkan ruangan Bu Fara.
Syifa duduk di samping bu Fara dengan lembut dia mengelus tangan bu Fara, "tante maafin Syifa ya, Syifa gak tahu kalau tante tidak mau terlihat bersih dan rapi. "
******
Dika nampak mondar mandir di ruangan Bayu, dia ingin menanyakan sesuatu tentang dirinya.
" Ceklekkk " suara pintu terbuka.
" Mas Dika, kenapa ada di ruangan ku, " Bayu kaget melihat Dika yang sudah berada di ruangnnya.
Dika menghempaskan nafasnya, " Aku hanya minta penjelasan, "
Bayu berjalan ke kursinya, " penjelasan mas, tentang, " ucap Bayu merasa tidak suka dengan Dika.
Dika duduk di hadapan Bayu. " Jadi selama ini kamu dan papa menyembunyikan ini dari ku, apa rencanamu sebenarnya"
Bayu tersenyum sinis, " rencana, maksud mas Dika rencana apa, "
" Bayu, kamu dan papa sekongkol untuk memisahkan aku dengan Syifa,"
" Pikiranmu jangan terlalu dangkal mas, " ucap Bayu yang merasa Dika memfitnahnya
" Aku memang menyukai Syifa, tapi aku tidak mau merebutnya darimu, caraku mencintai Syifa beda denganmu mas, tapi papalah yang membuat Syifa pergi darimu, "
" Bayu, papa melakukan ini semua karena demi kamu, aku kira selama ini papa menyanyangiku ku, tapi rasa sayangnya sebagai ayah lebih besar ke kamu"
" Kata siapa mas, justru mas Dikalah yang selama ini menjadi anak mas papa, sementara aku hanya anak dari wanita gila yang papa buang, "
"Wanita gila, " Dika kaget dengan ucapan Bayu.
" Yach,, mamaku sekarang dirumah sakit jiwa, itu semua ulah dari mama kamu, papa dan kelaurganya, " Bayu melotot ke Dika matanya memerah menahan amarah.
" Bayu, tolong kamu jelaskan semua hal ini, aku benar-benar seperti orang bodoh "
Bayu berdiri dia menatap keluar jendela, memasukan kedua tangannya ke saku celana pelan pelan dia menceritakan semau yang terjadi, masa lalu kelam dirinya.
" Aku kesini tidak ingin merebut semua yang kamu miliki mas, harta ataupun cintamu, bagiku yang terpenting kesembuhan mama, aku mohon sama kamu mas, jika kamu memang sayang dengan Syifa, jagalah dia, jangan sampai ada Fara kedua, "
Dika berjalan berdiri di belakang Bayu, lalu menepuk pundak Bayu, " Bayu maaf kan aku yang tidak tahu apa apa, aku janji aku akan membuat tante Fara setara dengan mamaku,.
Bayu membalikan badannya, dia duduk kembali di kursinya. " Setara atau pun tidak, bagiku mama sembuh" ucap Bayu tegas.
" Baiklah, aku pergi, " Dika melangkahkan kakinya, namun langkah kakinya terhenti saat Bayu mengucap sesuatu hal,
" ingat Mas, jika kamu tidak bisa melindungi Syifa, aku yang akan melindunginya, " Ucapan Bayu seakan ancama untuk Dika.
Dika langsung bergegas pergi meninggalkan ruangan Bayu.