Syifa, Antara Janji Dan Cinta

Syifa, Antara Janji Dan Cinta

Meninggalnya Ibunda Syifa

Tangisan seorang anak yang berusia Lima tahun terdengar menggema di sebuah rumah kecil. Semua orang yang mendengar tangisan bocah itu para warga berlari melihat apa yang terjadi, salah seorang warga bertanya, "Ada apa Syifa"

"i,,, ibu bi" suara kecil Syifa terbata bata

Bu Yanti menghampiri ibu Syifa, yang sudah lemas di kasur lepes, Bu Yanti memeriksa nadinya, lalu dia mengucap "innalillahi wa innalillahi rojiun, Syifa yang ikhlas nak".

Beberapa warga berbisik bisik kemana ayah Syifa, "sudah bu jangan cari ayahnya Syifa kita urus jenasah nya saja" kata Bu Rima.

Para warga menyiapkan beberpa persiapan untuk memandikan jenazah ibu Setya ibunya Syifa, setelah jenazah ibu Setya di mandikan dan disholatkan, tiba tiba datang seorang lelaki dan perempuan dengan membawa anak kecil usia sekitar delapan tahun,

"itu kan, Sasmitho, " celoteh bu Rima

"sama siapa dia" tanya bu Retno

Pak Sasmitho menghampiri para warga yang sedang ramai, " ada apa ini pak bu, kenapa rumah saya ramai, dan ada tenda, ini keranda siapa"

Semua warga terdiam, dan Syifa dari dalam rumah berlari langsung memeluk ayahnya"ayah ibu pergi " tangisan bocah kecil itupun menggema, Pak Sasmitho kaget

Bu Yanti mendekati" maaf pak Sasmitho, istri anda telah meninggal dunia, kami menunggu bapak namun tidak kunjung pulang, akhirnya kami warga di sini mengurus jenazah istri bapak, "

Pak Sasmitho menangis, lalu beberpa orang membantu pak Sasmitho membuka keranda, untuk melihat jenazah bu Setya.

"pak lebih baik kita kuburkan jenazah bu Setya sekarang yach" kata pak kirno,

Pak Sasmitho mengangguk, lalu bu Yanti menghampiri pak Sasmitho, "sabar ya mas, "

pak Sasmitho melepaskan pelukan Syifa dan berjalan menghampiri wanita yang tadi datang dengannya yaitu bu Ningsih dan Erlinda "kamu masuk kedalam dulu, aku mau ke kuburan, "

"iya mas"

Pak Sasmitho menggandeng tangan Syifa, ada perasaan bersalah setelah kepergian Setya, selama ini dia kurang memperhatikannya, Dia merantau untuk mencari kehidupan yang baik, tapi justru di tanah rantau di jatuh cinta dengan janda anak satu, mungkin karena hal inilah Ibu Setya terbebani dan jatuh sakit.

Setelah beberapa saat mereka sudah kembali kerumah pak Sasmitho, para warga yang melayat berdatangan, Syifa masih menangis di kamarnya, Erlinda kecil mengusap usap kepala Syifa, "sabar ya de, ". Syifa menoleh tidak tahu siapa yang ada di hadapan nya.

Satu minggu berlalu, keadaan di rumah Syifa sedikit demi sedikit sudah membaik, Pak Sasmitho duduk di ruang tamu bersama Syifa, ibu Ningsih dan Erlinda,

" Syifa, mulai sekarang ibu Ningsih ini adalah ibu kamu, kamu harus menghormati dia, "

Syifa menengok ke bu Ningsih, senyum bu Ningsih membuat Syifa takut

"Syifa ibu aku orangnya baik" kata Erlinda, Erlinda usianya sudah delapan tahun mungkin sedikit lebih paham.

"Ningsih, kamu juga harus mencintai dan menyanyangi Syifa seperti kamu menyanyangi Erlinda" Kata pak Sasmitho berharap keluarganya rukun

"iya mas tentunya," jawab bu Ningsih

"Erlinda, kamu juga harus sayang sama Syifa, dia juga adik kamu"

"Insya Allah yah, " Erlinda memeluk Syifa,

Bu Ningsih merasa kesal dengan kelakuan anaknya,

"ya sudah bapak mau kerja dulu"

Pak Sasmitho berpamitan, mereka mencium tangan tangan pak sasmitho, pak Sasmitho mengusap usap rambut Syifa.

Setelah pak Sasmitho tak terlihat dari rumahnya, bu Ningsih langsung menyuruh Syifa mencuci piring" Syifa kamu cuci piring, ibu ke warung sebentar ". Syifa mengangguk.

"Syifa ayo kita cuci piring bareng" sahut Erlianda

"Erlinda kamu ikut ibu ke warung",

"tapi bu"

"udah ayoo" Bu Ningsih menggandeng tangan Erlinda, melangkah menuju keluar rumah. Erlinda menoleh ke Syifa dengan rasa iba.

...***...

Diwarung tampak ibu-ibu sedang berbelanja,seperti pada umumnya ibu ibu mereka bergosip" eh jeng, kasihan ya sama almarhum bu Setya, sakit tapi suaminya nyantol sama janda" kata bu Rima

"iya emang dasar laki laki tak tahu malu, bu Setya tekanan batin banget kan" sahut bu Ninid

Bu Yanti menyenggol tangan bu Rima, memberi kode kalau bu Ningsih sedang berjalan menuju warung"

"selamat pagi ibu" Sapa bu Ningsih

"selamat pagi bu Ningsih" jawab mereka

"silahkan bu Ningsih belanja di tempat saya, semua barang untuk kebutuhan ada" promosi pemilik warung

" bawang merah, bawang putih, cabai, setengah ya bu, terus minyak goreng satu liter, beras 20 kg" kata bu Ningsih

Erlinda melihat ibunya berbelanja,

"bu Ningsih kok yang diajak ke warung cuma Erlinda, Syifa mana' tanya bu Rima

"oh Syifa tadi dia tidak mau, katanya dirumah saja"

Erlinda memilih jajan, "bu Erlinda beli coklatnya dua yach"

"Erlinda cukup satu saja kamu barengan sama Syifa, "

Erlinda meletakan coklatnya lagi,

"Ngirit banget buat anak bu, coklat cuma Dua ribu perak" kata bu Rima

"berhemat bu, bentar lagi mereka sekolah, butuh biaya banyak, yach jajan anak anak yang dikurangi"

"iih begitu, berarti nanti Syifa masuk Tk"

Bu Ningsih mengangguk saja.

****

Syifa di dapur menuci piring, namun dia tidak terbebani dengan kerjaan itu, mencuci piring dan bersih bersih rumah sudah terbiasa Syifa lakukan apalagi setelah ibunya sakit, Syifalah yang selalu beres beres.

"prraaaak,,,, ", suara piring jatuh

Bu Ningsih yang sudah pulang dari warung langsung marah, " Syifa kamu gak becus si, cuci piringnya, di pecahin lagi, "

"maaf bu Syifa gak sengaja"

"Dasar kamu yach" bu Ningsih mencubit tangan Syifa,

"Maaf bu Syifa gak sengaja" rengek Syifa

"bu sudah bu kasihan Syifa sakit" Erlinda mencoba melerai

"udah sana kami pergi, tapi inget kamu gak dapat jatah makan"

Syifa menangis berlari ke kamar, Erlinda nampak sedih melihat perlakuan ibunya. Erlinda masuk ke dalam kamar Syifa, Kamar kecil hanya ada kasur lantai, lemari yang sudah usang, Erlinda melihat Syifa termenung, menghadap jendela,

"Syifa, ini coklat tadi ibu yang beli, kita bagi berdua yach" Erlinda membagi coklat menjadi dua bagian, Syifa menerima coklatnya dan langsung memakannya, tak terasa air mata Syifa jatuh ke pipi,

"kamu pasti kangen sama ibu kamu kan"

Syifa mengangguk sambil mengusap air matanya, Erlinda memeluk Syifa, "Syifa aku ini kakakmu, kalau ada apa apa, aku yang akan membela kamu, kamu tidak sendirian sekarang, mungkin ibu belum bisa membagi cintanya ke kamu, tapi aku yakin suatu saat nanti pasti ibu akan sayang sama kamu" tanpa bersuara Syifa hanya mengangguk saja,

"Syifa kakak kelaur dulu yach" Erlinda kelaur dari kamar Syifa, Syifa masih melanjutkan lamunananya,

"ibu ,Syifa kangen ibu, " Syifa menangis tersedu sedu

Syifa membayangkan bagaimana dulu ibunya Sangat mencintainya, kini dia harus hidup tanpa kasih sayang kandung

Episodes
1 Meninggalnya Ibunda Syifa
2 Pilih Kasih
3 Syifa Dewasa
4 Menangis
5 Senyum Syifa
6 Saling Berkenalan
7 Draft
8 Mulai bekerja lagi
9 Draft
10 Draft
11 Draft
12 Terbongkar
13 Keputusan Syifa
14 Terbayang Wajah Syifa
15 Rencana Pak Steven
16 Merebut syifa
17 Kecurigaan Erlinda
18 Pertengkaran Bayu dan Elvan
19 Batalnya pertunangan
20 Dika Kembali
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Keributan di Acara Erlinda
24 24 Bertemu Naura
25 Tingkah Naura
26 Keputusan Dika
27 Siapa Bayu?
28 27 Bujuk rayu Elvan
29 29 Api cemburu
30 30 Ancaman Bayu
31 31 Kejujuran Elvan
32 32 Kehadiran Dika
33 33 Perselingkuhan Pak Steven
34 34 Honeymoon ke dua
35 35 Kemana Naura
36 36 Gagal
37 37 Untuk kedua kalinya
38 38 Hadiah untuk Syifa
39 39 Bu Maya curiga
40 40 Rahasia Elvan
41 41 Belum terbongkar
42 42 Janji Bayu
43 43 Rencana Jahat Elvan
44 Pertolongan Pak Michael
45 45 Adu Domba
46 46 Kondisi Syifa
47 47 Mencari Dika
48 48 Tak Tahu kondisi
49 49 Mencari Steven
50 50 Dika Sembuh
51 51 Kembali bermain
52 52 Kedatangan Steven
53 53 Kecelakaan
54 54 Kerumah Sakit
55 Kondisi Erlinda
56 56 Permintaan Erlinda ke Elvan
57 57 Janji Syifa
58 58 Cerita karangan
59 59 Menagih janji Syifa
60 60 Menagih janji Syifa 2
61 61 Syifa, antara janji dan Cinta
62 62 Pernikahan Syifa
63 63 Setelah Menikah
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Meninggalnya Ibunda Syifa
2
Pilih Kasih
3
Syifa Dewasa
4
Menangis
5
Senyum Syifa
6
Saling Berkenalan
7
Draft
8
Mulai bekerja lagi
9
Draft
10
Draft
11
Draft
12
Terbongkar
13
Keputusan Syifa
14
Terbayang Wajah Syifa
15
Rencana Pak Steven
16
Merebut syifa
17
Kecurigaan Erlinda
18
Pertengkaran Bayu dan Elvan
19
Batalnya pertunangan
20
Dika Kembali
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Keributan di Acara Erlinda
24
24 Bertemu Naura
25
Tingkah Naura
26
Keputusan Dika
27
Siapa Bayu?
28
27 Bujuk rayu Elvan
29
29 Api cemburu
30
30 Ancaman Bayu
31
31 Kejujuran Elvan
32
32 Kehadiran Dika
33
33 Perselingkuhan Pak Steven
34
34 Honeymoon ke dua
35
35 Kemana Naura
36
36 Gagal
37
37 Untuk kedua kalinya
38
38 Hadiah untuk Syifa
39
39 Bu Maya curiga
40
40 Rahasia Elvan
41
41 Belum terbongkar
42
42 Janji Bayu
43
43 Rencana Jahat Elvan
44
Pertolongan Pak Michael
45
45 Adu Domba
46
46 Kondisi Syifa
47
47 Mencari Dika
48
48 Tak Tahu kondisi
49
49 Mencari Steven
50
50 Dika Sembuh
51
51 Kembali bermain
52
52 Kedatangan Steven
53
53 Kecelakaan
54
54 Kerumah Sakit
55
Kondisi Erlinda
56
56 Permintaan Erlinda ke Elvan
57
57 Janji Syifa
58
58 Cerita karangan
59
59 Menagih janji Syifa
60
60 Menagih janji Syifa 2
61
61 Syifa, antara janji dan Cinta
62
62 Pernikahan Syifa
63
63 Setelah Menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!