NovelToon NovelToon
Must Get Married

Must Get Married

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ani.hendra

Johanna Kate seorang gadis cerdas yang kehilangan ibunya pada usia muda. Yohanna sama sekali tidak mengetahui keberadaan ayahnya dan mengharuskannya tinggal bersama bibinya dan Nara. Selama tinggal bersama bibinya, Yohanna kerap mendapatkan perlakuan tidak baik.
Setelah lulus SMA, Yohanna diusir. Lima tahun kemudian, Bibi Yohanna berulah lagi. Demi membayar utangnya Hanna di paksa harus menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya.
Bagaimana kisah selanjutnya. Apakah Johanna harus menikahi lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya.
ikutin terus yuk....
Novel ke sebelas ☺️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani.hendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KESEDIHAN HANNA

💌 MUST GET MARRIED 💌

🍀 HAPPY READING 🍀

.

.

Hanna yang ditemani bibinya pulang ke rumahnya untuk bersiap. Mereka mengganti pakaian berwarna hitam. Hanna hanya terus terdiam. Hanya suara isak tangisnya yang terdengar saat ia melakukan aktivitasnya. Hanna juga menggunakan pakaian berkabung. Mewakili hatinya yang juga terasa penuh duka.

Setelah selesai bersiap, mereka kembali masuk ke dalam mobil. Mobil itu sudah disiapkan oleh pelayanan kedukaan. Sepanjang jalan menuju rumah duka. Papan bunga berjejer rapi. Ucapan turut berduka cita dari kerabat dan rekan kerja ibunya sudah berjejer rapi. Termaksud karangan bunga dari Mondelez Internasional. Perusahaan multinasional yang memproduksi berbagai merek cokelat. Ibunya bekerja sebagai manager marketing di sana.

Begitu mereka sampai di pintu rumah duka tangisan Hanna kembali pecah. Renata berusaha menguatkan keponakannya itu. "Sabar sayang. Ingat! bibi masih ada untukmu. Bibi berjanji akan merawatmu dengan baik." Renata mengusap-usap punggung Hanna memberikan kekuatan.

Hanna hanya mencurahkan kesedihannya lewat air bening yang keluar dari mata. Kini air matanya benar-benar tercurah. Ia semakin menangis di sana. Hanya ingin melepaskan pilu yang teramat dalam. Cukup banyak orang-orang yang datang berpakaian hitam, menunjukkan bahwa mereka ikut berduka. Termaksud itu guru dan teman sekelasnya ikut hadir di sana.

"Kita masuk sayang," ucap Renata begitu lembut kepada Hanna.

Hanna mengusap air matanya yang terus menetes di pipinya. Ia hanya menarik napas dalam-dalam dan melangkah masuk.

"Yohanna ..." Wali kelas Yohanna membuka tangannya dan memeluk Hanna. "Kamu harus kuat nak."

"Ibu Betris.." Hanna kembali melepas tangisannya. Pelukan wali kelasnya benar-benar menghangatkan hatinya. "Aku belum bisa membanggakan Ibu, ibu sudah pergi meninggalkanku, bu." Hanna mengadu dengan suara lirih.

Teman-teman sekelasnya mulai menangis mendengar perkataan Hanna. Hanna dengan cepat menghapus air mata di ujung pelupuk mata. Ibu Betris membuka mulut, menarik napas dan mendongak ke atas. Hatinya begitu sesak melihat muridnya itu.

Ibu Betris semakin mengeratkan pelukannya. "Dokter sudah berusaha semampunya. Tidak ada yang salah di sini. Ibumu sudah bahagia sayang. Dia sudah ada di tempat yang lebih baik." Sang guru mengusap punggung Hanna itu berulang-ulang.

"Sekarang masuklah! Banyak yang ingin menemuimu." Sang guru melepaskan pelukannya.

Hanna hanya mengangguk sambil menahan tangisannya. Ia pun masuk ke dalam ruang duka. Dan benar kata ibu gurunya, sudah banyak orang di sana menantinya untuk bersalaman dan mengucapkan belasungkawa kepada Hanna.

"Hanna, saya turut berduka cita atas meninggalnya ibu tercinta." Ucap salah satu teman ibunya yang bekerja di perusahaan yang sama dengan ibunya.

Hanna tersenyum singkat dan mengangguk. Ia membalas jabatan tangan itu. "Terima kasih aunty."

Hanna menjabat tangan orang-orang yang ada di sana. Mereka mengucapkan kalimat menghibur dan menguatkan. Hanna merespon dengan baik.

Hanna dan bibinya mendekat ke arah peti. Tak terasa air mata Hanna tergelincir bebas membasahi pipinya lagi. Peti berwarna putih yang mengkilat dipadukan dengan warna keemasan. Kayunya di polish begitu rapi. Pihak perusahaan lah yang menyiapkan semua pemakaman ibunya.

Hanna mendekat dan melihat ibunya tertidur damai. Terlihat luka di bagian kepalanya di jahit sangat rapi oleh pihak rumah sakit. Kecelakaan ini yang merenggut nyawa ibunya. Hanna menutup mulutnya dengan erat sambil menitikkan air mata melihatnya. Salah satu temannya merangkul bahu Hanna untuk menguatkan. Lalu mengusap-usap lengan sahabatnya dengan lembut.

"Ibu sangat cantik." Hanna tersenyum sambil menitikkan air mata melihatnya. "Sungguh, ibu sangat cantik sekali."

Hanna menarik napas dalam-dalam. Kematian ibunya benar-benar meninggalkan luka yang mendalam bagi Hanna. Ini hal tersulit yang harus Hanna hadapi dalam hidupnya. Kesedihan dan duka akan muncul saat berpisah dengan orang yang disayanginya. Tak ada yang menginginkan perpisahan ini. Apalagi, jika kondisi memaksa perpisahan itu terjadi. Tak ada yang siap dan tak ada yang rela. Termaksud Hanna sendiri.

"Ibu...." panggilnya kemudian memeluk erat tubuh kaku wanita yang sangat disayanginya. Mustahil kalau tangisan Hanna tidak pecah. Manusia mana yang mampu menahan kerapuhannya. Terlebih lagi ketika ditinggal wanita kuat yang selalu ada untuknya. Sosok wanita yang selama ini selalu dibanggakan di depan teman-temannya. Wanita yang paling kuat diterpa badai apa pun. Yang paling tangguh diterjang ombak mana pun. Yang berarti segalanya bagi Hanna.

🔹🔹🔹🔹🔹

Sebelum menutup peti, keluarga kembali diberi kesempatan untuk mengucapkan salam perpisahan. Saat giliran Hanna, tangannya benar-benar gemetar. Begitu juga dengan bibirnya.

"Heeeehhh...."

Tangisan Hanna kembali tercurah. Wajahnya mengerut menahan sakit di hatinya. Ibu yang sangat disayanginya kini sudah menutup mata selamanya. Dia tak akan pernah tersenyum lagi. Wanita kuat yang selalu memberikan semangat untuk Hanna. Ibu yang selalu penuh perhatian kepadanya. Hanna terus memandangnya dan terus menangis. Semua orang melihat Hanna ikut merasakan kesedihan yang mendalam.

"Maafkan Hanna ibu, jika aku belum bisa membahagiakan ibu. Tapi sungguh... sungguh, aku sangat menyayangimu. Sangat, sangat, sangat menyayangimu. Heeekkk....heeekkk...." Perkataan Hanna terhenti karena ia semakin menangis tersedu.

Hanna mendekatkan wajahnya mendekat ke wajah ibunya. Ia mengecupnya beberapa kali sambil menangis. Air matanya jatuh berlinang. Hanna mengangkat wajahnya dan memandang mata yang tak akan terbuka lagi.

Lagi Hanna mencium Ibunya untuk terakhir kali. "Beristirahatlah yang tenang ibu, Hanna semua menyayangimu. Ibu sudah menyelesaikan tugasmu dengan baik di dunia ini. Ibu wanita yang hebat. Yohanna berjanji akan mencari ayah." Hanna tersenyum di sana. Ia kembali berdiri, sahabatnya langsung cepat memeluknya karena Hanna hampir saja terjatuh.

"Hanna kamu harus kuat."

Hanna hanya mengangguk, menatap sahabatnya dengan sendu. Dengan dipapah, manik-manik basah itu seakan melaju lebih deras dari sebelumnya di pipi Hanna, saat raungan suara sirine ambulans serta iring-iringan jenazah akan mengantarkan ibunya ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Tepat ketika jingga begitu merona, keharmonian alam yang sangat disukai oleh ibunya itu.

Mereka mengantarkan Maria ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Semua kerabat dan teman satu kantor ibunya ikut datang dan merasakan kesedihan yang terdalam. Dengan hati yang kehilangan, entah percaya atau tidakkah dengan kejadian ini. Entah bisa atau tidaknya untuk merelakan kepergiannya.

Di hari paskah Hanna masih melihat ibunya yang selalu ceria, yang selalu tersenyum, yang selalu menunjukkan perhatian kepadanya. Entah kenapa ibunya bisa pergi ke daerah A, siapa yang akan di temui ibunya di sana. Hingga kecelakaan terjadi dan merenggut nyawa ibunya. Kini Hanna tak bisa merasakan kehangatan itu lagi. Tak terasa air matanya mengalir lagi.

"Untuk kamu Ibu yang sangat luar biasa, ibu yang sangat sempurna. Hanna tidak akan melupakan semua kenangan saat bersamamu." Hanna berusaha kuat menatap gundukan tanah yang ada di depannya.

"Selamat tinggal Ibu. Tuhan titip ibu ya, beri dia tempat yang terbaik di sana." Hanna menunduk dengan luka dan kesedihan yang mendalam. Air matanya terjatuh di gundukan tanah yang masih basah itu.

SATU JAM KEMUDIAN.

Pemakaman Maria telah selesai. Tapi Hanna tidak juga meninggalkan tempat itu. Sementara semua teman ibunya sudah pulang. Hidup Hanna seakan tak berdaya. Kematian ibunya yang tiba-tiba membuatnya benar-benar terpukul. Ia seperti tidak ada harapan hidup saat orang yang dicintainya telah pergi meninggalkan Hanna untuk selamanya. Namun seiring perjalanan waktu, Hanna harus bisa melaluinya. Hanna harus tetap sekolah dan lulus menjadi murid yang berprestasi.

.

.

BERSAMBUNG.....

^_^

Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini novel ke sebelas aku 😍

Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.

^_^

1
🌠Yona Yona🌠
semangat
🌠Yona Yona🌠
jadi ingat masa masa di sekolah dulu
dulunya hanya coretan baju doang...eh pulang pulang ke rumah kena marah enyak gue.... pokoknya paling suka jaman jaman sekolah dulu 😍
🌠Yona Yona🌠
semangat
🌠Yona Yona🌠
aku suka aku suka
Cheryl Emery
penasaran
Cheryl Emery
ngapain Levi ngajak ketemuan ya 😃
Mona Seila ☑️
🥰🥰🥰🥰🥰
Mona Seila ☑️
Wah mantap levi, langsung tembak aja gak usah tunggu lagi
Cheryl Emery
tetap semangat Levi, tunjukan bahwa kamu bisa mengambil hati Hanna 😀😃
✨Margareth💫
lanjut dong Tamba seru
✨Margareth💫
semangat thor
Hosanna Feodora
up dong
Hosanna Feodora
🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Angela Catrine 💢
ayooooo semangat
Angela Catrine 💢
baca berulang-ulang gak bosan Thor
Briana Annette
semangat
Briana Annette
mantap thor
Magdalena💨
lanjut
Magdalena💨
Baru baca Uda update lagi author
suatu keberuntungan buat aku dah 😆
🎄Claudya🎄
kesal Dia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!