TANTE MAU YA JADI IBU KU

Dia pun jalan menuju lantai dua lebih tepatnya ke kamar azela yang dulu di pakai putri kandungnya itu setelah tadi memberikan tasnya kepada bibi pelayan.

Ceklek..

Saat memasuki kamar azela foto mereka bertiga lah yang langsung di tangkap oleh kedua mata andre yang ada tepat di atas tempat tidur menghadap ke pintu. Foto dirinya, dinara dan azela sewaktu zela masih kecil, foto yang di ambil saat mereka sedang berlibur ke pantai.

Andre berjalan memasuki kamar itu setelah menutup pintu dengan rapat. ia duduk di dekat tempat tidur itu mengusap bantal yang dulu di pakai oleh azela, ia mengambil sebuah foto yang ada di nakas dekat tempat tidur itu, foto azela sendiri yang tersenyum lebar, senyum yang sama dengan mendiang istrinya.

Ia mengusap foto itu sambil menciumnya, ia kembali teringat semua perlakuan kejamnya dulu yang mengacuhkan azela kecil, membentak darah dagingnya itu, bahkan dengan kejamnya mengusir bahkan memaparkan semua perbuatan kejinya ke hadapan putrinya itu, saat itu ia sangat yakin hati zela pasti sangat hancur tapi putrinya itu bahkan masih memperhatikannya, mengingatkannya untuk menjaga kesehatan. Terbuat dari apakah hati putrinya itu, manusia sekejam dirinya masih di beri perhatian.

Andre menangis di sana, hati nya sakit mengingat semua perbutan kejam nya kepada putri kecilnya, ia merasa sangat sangat tidak pantas di panggil papa oleh malaikat kecilnya itu.

“ hiks..hiks.., zela maafkan papa nak. Maafkan iblis kejam ini. Maafkan maafkan aku sayang. Adakah pintu maaf darimu untuk ku putri kecilku. Papa menyesal sangat menyesal, papa akan melakukan apapun asalkan kau mau memaafkan aku sayang, bahkan bila papa harus kehilangan nyawa papa. tidak apa tidak apa asal anak papa mau memberikan papa seucap kata maaf.” Lirih andre sembari menangis memeluk foto azela

Ia melihat seluruh ruangan kamar zela yang dulu ia sendiri yang mendekorasi untuk putri kecil yang akan memanggilnya dengan panggilan papa, ia kembali menangis mengingat itu. Dan entah dorongan dari mana tangannya terulur ke lemari kecil yang ada di nakas itu, ternyata di sana ada sebuah buku diary nya azela, ia mengambilnya lalu membacanya.

Saat membuka lembar pertama, pandangan matanya di perlihatkan foto pernikahan dirinya dan dinara dan foto kedua sudah ada azela di tengah tengah mereka berdua.

Ia membaca lembar demi lembar goresan tangan putrinya itu, hingga semua kata kata yang membuat hatinya serasa terremas.

“ papa. Papa ya azela. Papa kesayangan zela. walaupun papa selalu cuek terhadapku, walaupun papa kerap kali membentak ku tapi aku yakin papa menyayangiku. Papa, asal kau tau zela sangat menyayangi papa, zela sayang papa. Papa, walaupun kita berada di satu atap yang sama tapi kita memiliki jarak yang sangat jauh. Walau hanya untuk memelukmu aku sangat sulit pa. zela rindu pelukan papa, zela rindu di gendong papa, zela rindu saling canda sama papa. i love you more my Deddy.

goresan tangan putri kecilnya mampu membuat seorang Andre menangis sesenggukan. hanya permintaan kecil, bahkan putrinya hanya minta sebuah pelukan tapi Andre tak dapat memberinya, betapa bodohnya dirinya. ia menangis ia merasa sakit saat membaca putrinya masih menyayangi nya.

ia berjanji bila semua yang saat ini ia lakukan selesai ia akan menemui Zela untuk berminta maaf dan memberikan pelukan seperti permintaan anaknya itu untuk terakhir kalinya sebelum ia menyerahkan diri kepada yang berwajib.

*****

Besok adalah hari pernikahan antara reyhan dan azela. Mona mengamuk, menghempaskan seluruh barang yang ada di kamar miliknya. Kamar yang sebelumnya sangat rapi sekarang sudah berubah menjadi kapal pecah yang tidak ketulungan hancurnya, ia sangat marah saat mendapatkan kabar dari anak buahnya yang lagi lagi memberikan kabar yang membuatnya sangat tidak puas. Pembunuh bayaran yang di sewanya lagi lagi gagal menjalankan misi nya untuk melenyapkan nyawa azela.

“ ahhhhh…, zela kau harus mati. Berani beraninya merebut kekasih hatiku. Reyhan adalah milikku tidak dengan yang lainnya, tidak ada yang boleh memiliki reyhan selain aku, hanya diriku lah yang pantas bersanding dengan reyhan mahendra bukan gadis kucil sepertimu” ucap maya sambil meremas remas foto zela lalu membakarnya. Ia tertawa sambil menangis, ia sangat tidak rela dia gagal untuk kedua kalinya. Ia memeluk foto ia dan reyhan sewaktu ia masih dekat dengan reyhan lebih tepatnya saat sebelum ayudia dan reyhan berpacaran, ia menciuminya sembari menangis.

**

**

Hari ini adalah hari kebahagian dan hari yang sangat di tunggu tunggu oleh reyhan dan azela. Hari ini reyhan dan azela akan mengucapkan janji sehidup semati.

Azela sudah tampak cantik dengan  gaun pengantin yang sangat pas ditubuhnya, hari ini dia akan bersanding dengan duda tampan yang tak lain adalah reyhan kekasih tampan nya yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Ia bahagia dan juga merasa takut, entah mengapa dia merasakan akan mengalami sesuatu yang buruk ia merasa akan kehilangan dan entah mengapa wajah sang papa lah yang selalu muncul di benaknya.

“ Tuhan lancarkan lah acara hamba, jauhkan segala marabahaya, jagalah orang orang kesayangan hamba mu ini. Lindungi papa hamba dari semua bahaya, lindungi ia sebab hamba sangat menyayanginya. AMIN” doa azela dia menghembuskan nafasnya dengan berat, bayang bayang sang papa selalu melintas di benaknya dan entah mengapa ia ingin memeluk erat sang papa saat ini sampai sampai ia meneteskan air mata nya.

“ papa pasti baik baik saja. Papa, zela rindu papa, hari ini putri kecilmu akan menjadi seorang istri. Zela ingin papa hadir memeluk zela dan mengucapkan selamat untuk zela.

mama zela kangan. Zela akan menikah hari ini ma, zela akan jadi istri dan ibu. Doakan zela dari sana ya ma, zela sayang mama sama papa” ucap zela sembari mengecup foto keluarga mereka yang di ambil saat mereka berlibur di pantai 11 tahun yang silam.

“ sayang, kau sudah siap” Tanya nyonya elika menyelonong masuk

“ hei, kenapa sayang? Emm” Tanya nyonya elika duduk di samping azela

“ nggak kok ma, zela hanya kangan sama orang tua kandung zela”ujar zela menggeser tempat duduk nya mendekati nyonya elika, lalu memeluk wanita paru baya itu dengan erat. Berada di sekitar keluarga mahendra membuat zela dapat merasakan kehangatan keluarga yang sudah lama ia rindukan. Mendapatkan kasih sayang dari nyonya elika dan tuan jimmy, dan mendapatkan cinta dan ketulusan dari aiden dan reyhan.

“ jangan bersedih cantik, kami ada untukmu aku adalah ibumu mulai saat ini, suamiku adalah ayahmu. Jangan bersedih sebab kami akan ikut bersedih melihat air mata di pipimu. Mengerti” kata nyonya elika mencium ubun ubun zela, zela hanya mengangguk di pelukan nyonya elika

“ hei, hei, hei. Ya ampun. Astaga naga. Para undangan sudah pada menunggu wanita beda usia ini masih asik berpelukan.” Teriak heboh celsi dengan gaya lebaynya, di ikuti aiden dari belakang.

“ demi apa tante, demi apa. Kita udah bela belain nunggu di depan sampai ini pantat panas. Tapi mama dan oma asik berpelukan aja.” Sebal aiden sambil memeluk tangan celsi lalu menyandarkan kepalanya dipinggang celsi

“ ma, lihat. Betapa tampannya putraku. Lihat dia bahkan tambah tampan jika menggunakan jas kecilnya, so cute.” Ucap zela sambil berjalan dan berjongkok di depan aiden lalu mengecup pipi gembul aiden yang sangat menggemaskan

“ mama bisa aja, mama aiden aja cantik masa anaknya jelek si” aiden yang semula merasa kesal langsung tersenyum malu malu saat wanita tersayangnya memujinya, ia bahkan langsung lupa dengan dia yang semula merajuk, yang membuat celsi yang berada di sampingnya mendengkus kesal

“ hei, ni bocah di puji dikit udah meleyot aja.” Dengkus celsi

“ ye, tante siriknya, karena mama muji aku bukan tante” ucap aiden melepaskan tangan celsi lalu berjalan mendekati mama tersayangnya

“ esh..” celsi langsung mengambil tangan zela dan menuntunnya untuk keluar kamar sebab reyhan dan yang lainnya sudah menunggu

“ ayo, entar terlambat loh” ucap celsi

“ iya ia, kita nanti terlambat. Mama sampai lupa kalau kamu mau nikah sayang” ucap nyonya elika lalu mengambil tangan zela yang sembelah

“ aiden di depan bunda saja ok” ucap zela yang melihat aiden manyun karena mau memegang tangan zela