Takdir membawaku dalam keadaan yang sungguh tak kuduga akan terjadi.
Widuri Lidyaningrum terpaksa menerima tawaran dari mantan kekasihnya bernama Bisma Arya Mahendra untuk menjadi simpanannya. Semua dilakukan Widuri demi menolong kakak kandungnya bernama Alamsyah agar tak dipenjara.
"Akan kubuat hidupmu menderita seperti di neraka, Wid. Kakakmu sudah membuat Vivian keguguran. Calon bayiku meninggal dan Vivian lumpuh. Karir serta mimpi Vivian hancur!" geram Bisma dalam hati.
Benci dan cinta bercampur dalam pekatnya permainan takdir keduanya.
"Sampai kapan aku harus jadi simpananmu?" tanya Widuri.
"Sampai aku benar-benar membuangmu dari muka bumi ini. Selamanya," jawab Bisma dengan raut wajah yang terlihat jelas kilat penuh amarah kebencian mendalam pada Widuri.
Bagaimana kehidupan Widuri menjadi wanita simpanan dari mantan kekasihnya yang sudah beristri?
Widuri dan Bisma juga melakukan sebuah pernikahan rahasia yang tidak diketahui oleh siapapun.
Bagian dari novel : Bening🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 - Atasan Arogan
"Mama cuma mendadak teringat kenangan masa lalu bareng Widuri di rumah, Pa."
"Kenangan gimana maksud Mama?"
Bening pun bercerita pada Arjuna jika orang tua Widuri sudah meninggal dunia karena kecelakaan sewaktu Widuri masih sekolah. Kehilangan orang tua dan adik bungsunya sekaligus. Ia dan kakaknya harus tetap tegar menjalani kehidupan yang pastinya tidak mudah.
"Walaupun cuma sekali bertemu, Mama udah jatuh hati sama dia. Mama pikir waktu itu dia pacarnya Bisma, ternyata mereka cuma berteman. Bisma bilang kalau Widuri suka bantuin dia ngerjakan tugas kampus yang rumit dari dosen,"
Bening pun banyak memuji perihal sopan-santun Widuri ketika di masa lalu maupun tadi pagi sewaktu mereka tanpa sengaja bertemu. Terutama kesopanan pada orang tua yang mungkin saja hal sepele ini banyak dilupakan para anak muda zaman sekarang.
Hal sepele yang dimaksud oleh Bening seperti tata krama, cara berbicara serta tingkah laku pada orang yang lebih tua.
Contohnya tadi pagi ketika akan berpamitan masuk ke dalam taksi untuk berangkat kerja, Widuri mencium telapak tangan Arjuna dan Bening penuh takzim. Hal ini pernah dilakukan Widuri ketika bertamu ke rumah mereka di masa lalu saat Bisma masih kuliah.
Dari hal sederhana ini, Bening jatuh hati pada perilaku dan adab Widuri dalam menghormati orang tua.
"Vivian cuma sekali melakukan salaman seperti itu pada kita ketika selesai akad nikah dan acara sungkeman. Selebihnya tidak," ujar Bening.
"Mama gak perlu bandingin Vivian dengan teman Bisma itu. Semua orang pasti punya karakter sendiri-sendiri, Ma. Kita tak bisa merecoki atau menuntutnya. Bagaimana pun juga perlu mama ingat jika Vivian itu menantu kita. Sedangkan wanita itu tetap orang lain meskipun statusnya teman kuliah Bisma," tutur Arjuna.
"Iya, Pa. Kan tadi Papa tanya kenapa Mama melamun,"
"Ayo istirahat. Tak perlu memikirkan hal-hal yang tidak penting. Perjalanan kita masih lama di pesawat," Bening pun menganggukkan kepalanya di depan Arjuna.
"Sungguh kebetulan yang aneh mereka berdua tinggal di gedung apartemen yang sama di Milan," batin Bening.
☘️☘️
Widuri dan Luna pun akhirnya harus berpisah karena ruangan kerja mereka berbeda lantai.
Setibanya di lantai paling atas, Widuri mendaratkan b0kongnya di kursi. Lalu, ia segera menyalakan komputer di meja kerjanya. Dengan cepat Widuri mempersiapkan berkas penting untuk rapat penting hari ini.
Kring...
"Halo, Pak." Widuri dengan sigap mengangkat panggilan dari Bisma di pesawat telepon khusus yang tersedia di mejanya.
"Masuk ke ruanganku sekarang!" titah Bisma dengan tegas.
"Baik, Pak. Apa bapak juga perlu saya bawakan berkas persiapan meeting kita hari ini?"
"Gak perlu," tolak Bisma. "Aku udah dikasih tau sama Dhika tadi pagi," sambungnya.
"Lantas saya ke ruangan bapak, ada apa?"
"Segera masuk!"
"Baik, Pak."
Bip...
Sambungan telepon itu pun terputus secara sepihak dari Bisma.
"Dasar pemaksa!" gerutu Widuri dalam hati.
Kemudian Widuri bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke ruangan CEO. Setelah mendapat izin dari Bisma, ia pun masuk lalu tak lupa menutup pintunya dengan rapat.
Bip...
Terdengar suara kecil setelah Bisma menekan sebuah remote kecil yang berada di atas meja CEO.
Ya, Bisma sengaja mengunci rapat ruangannya. Tak lupa ia menyalakan peredam suara di ruangannya tersebut. Bisma tak ingin ada pihak lain mendengar obrolannya dengan Widuri.
Walaupun di lantai tersebut tidak ada ruang bekerja pegawai lain. Lantai paling atas hanya ada ruang CEO dan meja sekretaris pribadi saja.
Widuri sempat terkejut mendengar Bisma mengunci otomatis ruangan CEO ketika dirinya ada di dalam. Perasaannya sedikit cemas.
"Apa tadi pagi kamu bertemu orang tuaku di apartemen?" tanya Bisma secara to the point.
"Ya, aku tak sengaja bertemu mereka di lift."
"Apa orang tuaku curiga sesuatu dengan kehadiranmu di sana?"
"Aku rasa tidak,"
"Apa mereka bertanya sesuatu padamu saat di lift?"
"Kenapa aku seperti seorang tersangka kejahatan yang sedang diinterogasi?"
"Jawab saja pertanyaanku!" desis Bisma.
Widuri menghela nafas beratnya. Ia pun berkata jujur perihal obrolan yang terjadi antara dirinya dengan Arjuna dan Bening tadi pagi.
"Apa hanya itu?"
"Ya,"
"Tidak ada yang kamu tutupi dariku?"
"Tidak ada gunanya aku menutupi dari Anda, Tuan Bisma Arya Mahendra." Widuri meresponnya dengan penuh penekanan. Ia begitu kesal karena merasa Bisma meragukan ucapannya. "Pasti Anda punya CCTV lengkap untuk menelusurinya. Apakah yang saya ucapkan pada Anda barusan, jujur atau tidak." Sindirnya.
Faktanya, Bisma sengaja menanyakan hal itu setelah mendapat laporan dari Dhika mengenai pertemuan kedua orang tuanya tadi pagi di apartemen dengan Widuri.
"Segera kembali ke meja kerjamu dan siapkan rapat dengan baik lima belas menit lagi," titah Bisma.
"Tapi, Pak. Bukankah rapatnya satu jam lagi sesuai jadwal?"
"Yang jadi bos di sini, aku atau kamu?"
"Baik, Pak. Akan segera saya siapkan," jawab Widuri memilih untuk mengalah. Ia tak ingin semakin memperkeruh suasana dengan Bisma.
Widuri berusaha mengikuti kemauan Bisma dalam menjalani hubungan ini baik di dalam maupun luar kantor. Walaupun hatinya sungguh kesal atas sikap Bisma tersebut.
Sedangkan Bisma memang sengaja membuat Widuri kesal dan tidak nyaman saat bersamanya. Seakan-akan rasanya ia ingin sekali membalaskan rasa sakit hatinya di masa lalu pada Widuri saat ini.
Widuri pun memutuskan untuk berpamitan keluar dari ruangan CEO. Baru satu langkah hendak pergi, mendadak Bisma memanggilnya lagi.
"Tunggu,"
Seketika Widuri memutar tubuhnya dan menghadap kembali ke arah Bisma.
"Iya, Pak. Apa ada tambahan lagi untuk agenda rapat?"
"Bukan soal itu,"
"Lantas?"
"Aku hanya mengingatkanmu bahwa kita menjalani hubungan ini hanya demi rasa cintaku pada Vivian, istriku. Aku rela menuruti kemauannya yang menjadikan dirimu sebagai wanita simpananku. Bukan karena aku tertarik lagi padamu atau bagaimana. Jadi, kamu jangan menyukaiku atau berharap lebih dari hubungan ini. Mengerti?"
"Sangat mengerti, Pak."
"Good,"
"Apa ada lagi yang Bapak mau sampaikan?"
"Tidak ada. Silahkan kembali ke mejamu,"
Setelah keluar dari ruangan Bisma, Widuri menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya.
Rasanya Widuri ingin sekali memaki Bisma atas rasa percaya diri mantan kekasihnya itu yang termasuk kategori tingkat tinggi tadi. Merasa menjadi pria paling tampan yang disukai banyak wanita di dunia ini. Narsis tingkat dewa.
Ingin rasanya Widuri tertawa melihat tingkah Bisma barusan yang kelewat sombong dan arogan.
"Memangnya pria tampan dan kaya di dunia ini cuma dia! Dasar bos arogan!" batin Widuri seraya menggerutu sebal.
Bersambung...
🍁🍁🍁
sampai kebawa mimpi gitu.... penasaran banget sebesar apa kesalahan mu pada si Bis Bis ini di masa lalu??????
awasss bikin ulah...