Mahdi mengunjungi Ishwar tua yang tengah sakit. Ishwar mengenali siapa orang itu. Tamu dari masa lalu.
Tapi ada perlu apa Mahdi kembali menemui Ishwar setelah puluhan tahun berlalu?
Perjalanan Mahdi berkeliling waktu demi mewujudkan kebenaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sidang Darurat
Seperti yang sudah diketahui. Pertemuan rahasia besar-besaran kali ini diadakan sebagai respon dari pembantaian dukun santet yang terjadi belakangan ini di wilayah Jawa Timur, khususnya di kota Banyuwangi.
Yang berhasil selamat dan melarikan diri dari pembunuhan massal tersebut akan menjadi saksi dalam jalannya peradilan.
Mereka yang merasa terancam sudah secepatnya kabur ke hotel tersembunyi jauh-jauh hari.
Pertemuan akan digelar hari ini pukul 04:13 bertempat di aula lantai tujuh hotel. Yang bertajuk sidang darurat.
*
04:01,
Satu per satu peserta sebagai anggota dari perkumpulan dukun-dukun memasuki ruang aula. Di lantai tertinggi di hotel tak bernama.
Mereka mengisi tempat duduk dari ratusan kursi yang sudah dipersiapkan oleh tuan rumah penyelenggara.
Dengan cepatnya kursi-kursi itu penuh tanpa sela.
04:09,
Jajaran petinggi perkumpulan praktisi ilmu hitam golongan jahat memasuki aula pertemuan. Mereka adalah orang-orang sakti. Dukun-dukun yang sudah kondang di dunia supranatural tanah air.
Tanpa bertele-tele dan tepat waktu,
04:13
Sidang darurat pun dimulai.
Yang menjadi isu utama dalam pertemuan kali ini tentu saja adalah tema membalas dendam kepada dalang-dalang yang memprakarsai pembunuhan secara massal dukun-dukun santet.
Satu bulat suara dengan cepat diputuskan. Dalang-dalang itu akan memperoleh sanksi balas dendam berupa; “Santet Hidup Merana Sampai Akhir Hayat”.
Orang-orang yang mengetok palu pembantaian itu akan mendapatkan santet seumur hidup. Orang-orang itu dan juga semua keturunan mereka.
Yang akan melakukan santet kepada mereka secara berkala adalah seluruh dukun-dukun santet yang akan bekerja sama.
Berapa lama rentang waktunya adalah selamanya sampai hari di dunia ini berakhir. Yaitu ketika hari kiamat sudah dimulai.
Sumpah dan kesepakatan telah dicap dan ditandatangani. Janji-janji berdarah telah ditulis di atas lontar peradilan yang harus dipenuhi.
Semuanya harus menurut. Yang ingkar akan dibunuh maut.
Agenda sidang yang pertama telah usai. Selanjutnya memasuki babak kedua yaitu keluh kesah dari masing-masing daerah berkenaan dengan bisnis dan praktek ilmu hitam selama beberapa tahun terakhir.
Perwakilan dari tiap-tiap regional bersiap diri untuk memaparkan unek-unek mereka.
Di momen inilah Mahdi mengambil kesempatan. Mahdi yang duduk di barisan samping dekat dengan pintu meminta izin untuk keluar.
“Aku mau ke belakang”,
Mahdi tidak hanya keluar meninggalkan aula pertemuan untuk ke belakang mencari kamar kecil. Tapi Mahdi pergi untuk keluar meninggalkan bangunan yang terkutuk ini.
*
Waktu terbit fajar sudah hampir berakhir.
Sebelum pertemuan sidang darurat itu selesai bala bantuan dari teman-teman Mahdi akan datang.
Mahdi sudah bisa mengkonfirmasi jika teman-teman lamanya yang telah ia minta bantuan bersedia menolong.
Sehelai bulu berwarna keemasan jatuh di atas kepala Mahdi.
Tanda itu membawa arti bahwa teman-teman Mahdi benar-benar akan datang. Tidak lama lagi.
Mahdi dengan hati-hati meninggalkan hotel. Ia sudah berada di lobi dan tinggal selangkah lagi.
“Mau kemana?”,
Kaki Mahdi ada yang menghentikan. Sebuah sapa yang lembut dari suara seorang perempuan.
“Ternyata kamu”,
Rupanya itu adalah hantu resepsionis wanita yang sejak kedatangan Mahdi di hotel ini selalu mengagumi Mahdi dari kejauhan.
Diam-diam hantu resepsionis wanita itu jatuh cinta kepada Mahdi seorang manusia yang gagah dan juga tampan.
“Ternyata kamu nona manis”,
“Aku mau mencari udara segar”,
“Di atas sana aku merasakan sesak yang luar biasa”,
“Mungkin karena energi gelap mereka begitu dahsyat”,
“Sehingga dukun pemula seperti ku ini tidak kuat berlama-lama”, jawab Mahdi beralasan dengan pintar.
“Tentu saja kamu belum bisa tahan berlama-lama bersama mereka pemula”,
“Dasar manusia lemah”, hantu resepsionis itu bersikap centil dan termakan bual rayuan Mahdi.
“Aku ikut denganmu”,
“Aku juga mau mencari udara pagi yang segar”,
Hantu resepsionis wanita hotel itu menambah pekerjaan Mahdi yang hanya tinggal sedikit lagi selesai dan bebas untuk pergi.
“Sebentar lagi matahari akan muncul”,
“Apa kamu tidak takut panas?”, goda Mahdi.
“Memangnya aku selemah itu?”,
Mahdi dan resepsionis wanita itu sama-sama keluar dari lobi hotel. Mereka berjalan bergandengan menuju ke sebuah taman yang ada di seberang jalan.
“Kenapa membawaku kemari?”,
“Kamu pasti mau ngapa-ngapain aku ya?”,
“Kamu mau berbuat mesum kepadaku?”, kata hantu resepsionis itu curiga.
“Mana mungkin aku berani?”,
“Sekarang sedang berlangsung acara penting”,
“Aku membawamu kemari karena di sini banyak bunga yang sedang mekar”, jawab Mahdi.
“Kamu romantis sekali”,
“Sudah lebih dari ratusan tahun yang lalu”,
“Tidak ada jin yang berani mendekatiku dan bersikap lembut kepadaku sepertimu”,
“Kamu adalah yang pertama kali manusia”,
Hantu resepsionis wanita itu mencium pipi sebelah kiri Mahdi. Mereka berdua kini duduk bersanding di bangku taman.
Taman yang dimaksud adalah kuburan.
Tiba-tiba romantisme mereka berdua terganggu,
Mendadak saja awan-awan menjadi hitam kelam, lalu turun hujan dengan sangat deras disertai kilatan-kilatan petir yang menyambar
Dan terjadi pula gempa bumi, tanah di teritori ini berguncang dengan kencang
Begitu juga dengan lautan yang berada di pesisir pantai yang tidak jauh dari tempat ini, lautan memanas
Terjadilah badai tsunami, ombak-ombak laut menjulang tinggi menyerang tanah daratan
“Aku takut”,
Resepsionis hotel sungguh-sungguh ketakutan.
Mahdi pun memeluk wanita itu,
“Tidak usah takut, jangan lihat jika kamu takut”, kata Mahdi.
Hotel tak bernama itu diserang dari segala penjuru secara bertubi-tubi,
Hantaman hujan deras dan sambaran petir dari atas langit. Terjangan ganas tsunami air laut dari pesisir pantai.
Hotel itu seketika lenyap tak bersisa mengubur seluruh orang-orang jahat yang tengah berada di dalamnya.
Tanah bumi longsor memakan mereka.
Fenomena bencana alam yang luar biasa mematikan itu hanya terjadi kepada Hotel Tak Bernama yang sekarang sudah benar-benar menjadi Hotel yang Tak Bernyawa.
Hilang, lenyap, sirna dan tak tersisa rimbanya.
“Ini aneh”,
“Kenapa hanya terjadi kepada hotel saja?”,
“Pasti ada yang sengaja melakukannya kepada mereka”,
“Untung kamu membawaku jalan-jalan keluar”, kata resepsionis wanita.
Mahdi hanya diam, menunggu sampai hantu resepsionis wanita hotel yang masih berada dalam dekapannya sadar akan sesuatu.
“Jadi ini semua ulahmu?”,
Hantu wanita itu melepaskan pelukannya dari Mahdi dan menjauh dari manusia itu. Karena ia telah sadar.
Rasa cinta dan kekagumannya sudah tidak berlaku lagi kepada Mahdi.
Hantu wanita itu kemudian menyerang Mahdi dengan bermaksud untuk melukai dan menawannya.
Tapi naas,
Hanya dengan satu kibasan tangan saja Mahdi sudah bisa mengakhiri perlawanan hantu resepsionis wanita hotel tersebut.
Misi Mahdi terpenuhi.
*
Siapakah yang membantu Mahdi memusnahkan manusia-manusia ingkar bersama jin-jin setan mereka di dalam hotel itu?
Sebelum Mahdi berangkat sampai ke hotel ini. Dengan waktu yang tidak banyak Mahdi terlebih dahulu mengunjungi kawan-kawan lamanya untuk meminta uluran tangan.
Mereka adalah teman-teman Mahdi yang sudah saling mengenal dari sejak zaman dahulu. Mereka pernah bahu membahu menjadi satu bertarung bersama-sama demi perjuangan bumi nusantara.
Siapakah mereka?
Mereka adalah;
1. Ratu Laut Selatan penguasa Samudra Hindia,
Dia lah yang membuat tsunami dan gempa kecil itu untuk meruntuhkan hotel sampai benar-benar terkubur menjadi tak bernyawa.
2. Megar si Kuda Terbang. Panglima perang pasukan Kerajaan Langit,
Dia lah yang membuat sedikit hujan dan tembakan petir untuk menutup jalan kabur. Memastikan tidak ada satu pun nyawa pendusta yang selamat.
PS: Karakter 1 dan 2 terdapat di SKUAT INDIGO 3 (Ratu Laut Selatan) dan SKUAT INDIGO 4 (Megar si Kuda Terbang)