Dalam menimba ilmu kanuragan Getot darjo memang sangat lamban. Ini dikarenakan ia mempunyai struktur tulang yang amburadul. hingga tak ada satupun ahli silat yang mau menjadi gurunya.
Belum lagi sifatnya yang suka bikin rusuh. maka hampir semua pesilat aliran putih menjauh dikala ia ingin menimba ilmu kanuragan.
Padahal ia adalah seorang anak pendekar yang harum namanya. tapi sepertinya pepatah yang berlaku baginya adalah buah jatuh sangat jauh dari pohonnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ihsan halomoan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Getot Bag 2
Tembok tanah itu pun jebol ke dalam, membawa tubuh Getot bersamanya hingga ia terhempas ke lantai gua.
"Grokk grokkk," suara Udhet terdengar, memerintahkan Getot untuk bangkit dan bersiap kembali.
"Arghhh... punggungku... rasanya remuk," rintih Getot kesakitan.
Namun, Udhet tak menggubris erangan Getot dan kembali melesatkan lidahnya dengan cepat.
Wusss...
Karena baru saja berusaha bangkit, Getot mencoba mengandalkan indra perasanya untuk mengukur datangnya serangan Udhet. Walaupun matanya buta, ia mampu merasakan pergerakan itu. Dengan sigap, Getot berusaha menghindar secepat mungkin, namun gerakannya masih terlambat. Lidah Udhet kembali menghantam dadanya dengan keras.
Bughhhh...
Lagi-lagi Getot terlempar ke belakang, membentur dinding tanah. Serangan itu begitu menyesakkan hingga Getot memuntahkan darah segar.
"Hoeggghh... arghhh...." erangnya kesakitan.
"Grokk grokkkk," suara Udhet terdengar tanpa jeda, seolah tak memberi kesempatan Getot untuk memulihkan diri. Walaupun Getot masih berusaha bangkit dan menahan nyeri hebat di dadanya, serangan tanpa ampun itu membangkitkan amarahnya. Sudah berkali-kali ia tersiksa, terluka parah dalam latihan yang terasa begitu berat.
Kini, Getot tak tahan lagi. Ia muak dengan semua penyiksaan yang ia terima. Ketika lidah Udhet kembali melesat cepat, hampir mengenai tubuhnya, Getot tak menghindar. Dengan gerakan cepat, ia menangkap lidah itu dengan kedua tangannya, lalu meremasnya sekuat tenaga.
"Bangsat kau, Udhet! Kau tak punya rasa iba sama sekali...!!! Hiyaaaaa....!!!!!" teriak Getot geram.
Tiba-tiba, asap mulai mengepul dari tubuh Getot. Tangannya terlihat seperti membara, memancarkan panas yang luar biasa. Lidah Udhet yang berada dalam genggaman Getot terasa membakar. Udhet pun panik dan berusaha sekuat tenaga menarik lidahnya kembali. Namun, cengkeraman Getot terlalu kuat, membuat lidah Udhet terasa seperti terpanggang.
Kejutan Udhet belum berakhir. Ia kembali dibuat tercengang ketika api berkobar hebat di sekujur tubuh Getot, seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Jelas terlihat betapa murkanya Getot Darjo saat ini.
Udhet semakin panik. Lidahnya terasa terbakar hebat, rasa panasnya menjalar dan sangat menyakitkan.
"Grokkk grokkk...!!" erang Udhet kesakitan.
"Kau bajingan...!!! Aku tak akan melepaskannya...!!!" geram Getot.
Udhet semakin ketakutan. Belum lagi rasa panas yang membakar lidahnya, tiba-tiba di tengah situasi yang menegangkan itu, sebuah portal hitam muncul di langit-langit gua. Dari dalam portal itu turun sesosok roh kakek yang sangat dikenal oleh Udhet.
Dengan gerakan cepat, seolah tak ingin terlambat, kakek itu menjentikkan jarinya. Sebuah energi putih sebesar gundu melesat cepat ke arah Getot. Karena Getot tidak siap, bola energi itu mengenai dadanya dan meledak, menghasilkan gumpalan salju yang sangat dingin yang langsung memadamkan api di tubuh Getot.
Tak hanya itu, tubuh Getot pun berubah menjadi putih dan membeku saking dinginnya. Ia limbung dan jatuh tak sadarkan diri. Cengkeraman Getot pun terlepas, dan terlihatlah ujung lidah Udhet yang menghitam karena terbakar.
"Hmmmm...." gumam Ki Amuraka, sang kakek roh.
"Grokk grokkk.." Udhet segera menghampiri Ki Amuraka.
"Udhet. Kamu telah salah mengartikan ucapanku. Getot memang mempunyai kelainan. Tapi kelainan itu bukan berarti hanya kelemahan, melainkan juga kelebihan," kata Ki Amuraka dengan bijak.
"Grok grokk," balas Udhet.
"Kamu tidak perlu meminta maaf. Tapi kamu juga tidak boleh meremehkan kekuatan Getot. Anak itu menyimpan banyak misteri di tubuhnya. Ada energi yang tak terlihat dan terpendam," lanjut Ki Amuraka.
"Walaupun ia terlihat lemah, bukan berarti kamu bisa meremehkannya."
"Udhet, seharusnya aku tidak keluar sekarang. Ini belum saatnya. Tapi terpaksa aku datang untuk menyelesaikan malapetaka yang bisa saja terjadi pada kalian berdua."
"Grokk grokk," sahut Udhet.
"Waktuku hanya sedikit, Udhet. Pelatihan Getot baru beberapa bulan. Ingat, kamu harus sabar menghadapi tingkah laku Getot. Kamu mengerti???" tanya Ki Amuraka dengan nada tegas namun penuh perhatian.
"Grokk grokk," jawab Udhet patuh.
"Bagus. Aku akan kembali lagi dalam beberapa bulan ke depan..." ucap Ki Amuraka.
Lalu, portal hitam itu kembali menyedot roh Ki Amuraka, dan menghilang bersamaan dengan sirnanya portal tersebut.