Transmigrasi Saviera

Flashback

Tok,,,tok

"Masuk" ucap Saviera yang mendengar suara ketukan pintu ruangnya.

"Permisi nona tuan" ucap Arya yang muncul di balik pintu dan di ikuti oleh Boy dan Tio.

Saviera sadar kalau mereka memiliki beberapa pertanyaan yang mungkin mengganggu fikiran mereka. Saviera meminta papanya untuk duluan ke mobil dan meminta papanya menunggu di sana.

"Pa,,, apa bisa papa tunggu aku di mobil?" ucap Saviera yang tidak ingin menunda menjelaskan rasa penasaran tiga orang yang berada di hadapannya.

"Hmm,,, baik lah" ucap Gunawan memahami kalau orang-orang yang di rekrut Saviera hendak berbicara dengan Saviera saja.

"Terimakasih pa" ucap Saviera lalu di balas anggukan oleh Gunawan.

Saat Gunawan hendak keluar Arya, Boy, dan Tio langsung menundukkan kepala mereka sebagai bentuk menghormati Gunawan sebagai atasan mereka.

Setelah Gunawan keluar dari ruangan tersebut, Saviera membuka jas yang sedari tadi ia gunakan.

"Silahkan duduk" ucap Saviera ketika ia sudah duduk di atas sofa yang terdapat di ruangannya.

Arya, Boy dan Tio langsung duduk di atas sofa yang memanjang, jadi muat untuk di duduki tiga orang dewasa di sana.

"Katakan apa yang ingin kalian tanyakan?" ucap Saviera yang tidak ingin membuat papanya terlalu lama menunggu.

"Siapa anda sebenarnya?" tanya Arya langsung.

"Menurutmu, siapa saya?" ucap Saviera.

"Saya minta anda menjawab pertanyaan saya dengan jawaban bukan dengan pertanyaan" tegas Arya.

"Arya kamu memang tidak pernah berubah dari dulu" ucap Saviera lalu melipat kedua tangganya dan bersandar pada sofa yang ia duduki.

"Apakah kita saling kenal?" Arya karna setahunya ia tidak pernah berjumpa dengan gadis dengan nama Saviera selain pemimpin klan.

"Tentu, sangat kenal" ucap Saviera.

Saviera dulunya merekrut Arya, Boy dan Tio di karnakan keadaan ekonomi ketiga orang itu tidak baik-baik saja. Dengan merekrut mereka setidaknya Saviera bisa membantu meringankan beban mereka.

"Queen" ucap Tio tiba-tiba.

"Hmmm" ucap Saviera langsung karna merasa dirinya lah yang di panggil.

Deg

"Tio!!" tegur Arya yang tidak suka bila rekannya itu memanggil queen kepada orang lain.

"Arya!" ucap Saviera membuat aura queen Black Ros keluar.

Arya yang merasakan Aura itu terkejut, karna setahunya tidak ada yang memiliki aura semengerikan ini selain quennya sendiri. Hal itu juga di rasakan oleh Boy dan Tio, mereka membeku karna merasakan aura queen yang selama ini telah pergi meninggalkan mereka.

"Siapa sebenarnya anda nona?" tanya Boy memberanikan diri untuk melawan aura yang mencekam itu.

"Hmmm,,," Saviera berfikir sejenak seraya melihat jam tangannya.

"Boy, aku menyelamatkan mu dan keluarga mu dari kejaran hutang yang disebabkan oleh saudara mendiang ayahmu, Tio merekrutmu untuk bergabung dengan klan ku karna aku melihat bangaimana kau bertarung dengan preman yang mengganggu di taman xxx dan kau  Arya, aku menyelamatkanmu dari keterpurukanmu yang di sebabkan oleh keluarga yang tidak mendukung bakatmu dan juga kekasih mu yang berselingkuh itu"

"Dari mana anda mendapatkan informasi tentang kami?" ucap Arya berusahaan menahan kejolak emosi yang ada di dalam dirinya.

"Aku sendiri yang turun tangan untuk melakukan penyelamatan itu, hmmmm,,,, apa kalian ingin satu bukti lagi?" ucap Saviera yang selama ini memegang kartu as ketiga orang laki-laki dihadapannya itu.

Tidak ada jawaban tapi ada anggukan yang dilakukan oleh ketiga laki-laki itu.

"Tio,, kamu pernah menggunakan celana dalam milik Arya yang berwarna pink,,, Boy,, kamu sendiri pernah merusak koleksi mainan milik Tio,,, dan kamu sendiri" ucan Saviera menggantu membuat Arya laki-laki dewasa itu penasaran.

"Arya,,, kamu dengan sengaja meretas handphone Boy untuk mengambil kontak-kontak perempuan untuk bisa kamu ajak berkencan" ucap Saviera tersenyum.

Ketiga laki-laki itu langsung merasa malu ketika rahasia yang mereka simpan di ketahui oleh seorang gadis dan yang lebih merasa malu ialah Tio dan Arya.

"Lagi?" tanya Saviera hendak membuka aib-aib ketiga laki-laki itu

"Tidak" jawab Arya, Boy dan Tio kompak.

"Kami mengakui kalau anda memang quuen kami yang telah lama meninggal, tapi hal seperti ini sangat sulit untuk kami mengerti" ucap Arya.

"Intinya saya queen Black Ros telah mengalami transmigrasi jiwa ke dalam tubuh ini dan kemabalinya saya membawa begitu banyak dendam yang harus di balas" ucap Saviera.

Flashback off

...****************...

"Papa kok pulang sendiri?" tanya Monica melihat Gunawan baru saja memasuki rumah.

"Saviera harus belajar terkait kantor dan sepertinya ia dapat memahaminya dengan mudah" ucap Gunawan ikut duduk bersama ketiga anak angkatnya.

"Oooo,,,, papa udah makan?" tanya Monica lagi.

"Udah tadi" ucap Gunawan.

"Kalian lagi sibuk ngapain?" tanya Gunawan kepada Jenifer dan Rosa yang saat ini sedang fokus dengan leptop mereka.

"Oh mereka lagi ada tugas pa" ucap Monica menjawab pertanyaan papa angkatnya itu, karna ia sangat yakin kalau Jenifer dan Rosa dalam mode serius keduanya langsung berubah menjadi manusia tuli.

"Kamu sendiri emangnya gak bikin tugas?" tanya Gunawan heran melihat Monica santai padahal kedua anak angkatnya sangat sibuk.

"Hmm,,, udah siap tadi pa" ucap Monica berbohong.

"Baik lah,,, kalau begitu papa tinggal ke kamar dulu, papa sangat mengantuk" ucap Gunawan lalu pergi meninggalkan ketiga anak angkatnya itu.

"Baik pa,,, selamat istirahat papa" ucap Monica sedikit berteriak agar Gunawan dapat mendengar ucapannya.

Flashback On

Sebelumnya Jenifer, Monica dan Rosa asik nonton film horor di rumah. Tapi dengan tiba-tiba Jenifer dan Rosa mendapatkan tugas oleh Saviera. Saviera meminta Jenifer untuk membuat perusahaan yang di bangunnya mengalami kebangkrutan, serta buat perusahaan itu meminta kerja sama dengan perusahaan Emely Group.

Sedangkan Rosa mendapatkan tugas untuk mencari tahu tentang dosen yang bernama Dilla serta mencari tahu tentang orang-orang yang membuntuti Saviera dan Gunawan saat di pemakaman kemaren.

Untuk Monica sendiri ia tidak di perintah untuk melakukan apapun, hanya saja ia di minta untuk membuat ramuan kejujuran dan beberapa ramuan lainnya.

Flashback Off

...****************...

Di perusahaan nomor 1 di Asia, sedang di hebohkan dengan kedatangan seseorang perempuan yang mengaku sebagai kekasih dari CEO perusahaan itu.

"Maaf mbak,,, mbak mau cari siapa?" tanya resepsionis ramah kepada seorang perempuan yang berdiri di hadapannya.

"Saya mau ke ruangan CEO" ucap perempuan itu.

"Maaf mbak,,, apa mbak sudah ada janji dengan pak CEO?" tenya resepsionis itu lagi.

"Kamu ini,,, jangan banyak tanya antarkan saya keruangan CEO, saya mau bertemu dengan kekasih saya" ucap perempuan itu.

"Sekali lagi mohon maaf mbak, jika mbak belum membuat janji dengan pak CEO serta tidak ada perintah dari pak CEO sendiri ataupun sekretarisnya kami tidak bisa mengantarkan mbak ke ruangan pak CEO" jelas resepsionis itu dengan penuh kesabaran.

"Apa? Saya ini kekasih atasan kamu ya!! Kalau kekasih saya tau kalau kamu menahan saya, pasti kamu akan di pecat" ucap perempuan itu kesal kepada resepsionis yang tidak mau mengantarkan dirinya.

"Sekali lagi maaf mbak" ucap resepsionis itu ramah.

Resepsionis yang melayani perempuan yang mengaku-ngaku sebagai kekasih atasannya sudah terbiasa dengan kedatangan setiap gadis di perusahaanya. Apa lagi soal mengaku-ngaku sebagai kekasih atasannya, ia tau kalau atasannya sangat tampan sehingga membuat para kaum hawa tergila-gila kepadanya.

"Ada apa ini?" tanya Angga yang baru saja datang bersamaan dengan CEO nya.

"William" ucap perempuan itu ketika melihat William baru saja menginjakkan kakinya di perusahaannya.

William langsung menghindar ketika perempuan itu hendak memeluknya. Dengan begitu, perempuan itu terjatuh di lantai.

"Au,,," ucap perempuan merasakan rasa sakit.

"Permisi nona,, anda siapa?" tanya Angga tidak tahu tentang perempuan yang ingin mendekati atasannya itu.

"William, apa kamu lupa dengan aku? Aku Novi teman pas di kampus" ucap Novi.

"Saya tidak mengenal anda, jadi lebih baik anda angkat kaki dari perusahaan saya" ucap William mengusir Novi.

"William,,,," ucap Novi ketika satpam mengusirnya secara paksa.

Sedangkan William sendiri tidak peduli dengan teriakan Novi. William langsung memasuki lift untuk pergi ke lantai tiga puluh enam yang mana di lantai itu terdapat satu ruangan itu yaitu ruangan William