NovelToon NovelToon
MENAKLUKAN SANG PEWARIS

MENAKLUKAN SANG PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:15.4k
Nilai: 5
Nama Author: Henny

Elora punya mimpi sederhana, ingin menjadi perawat dan menikah dengan pria impiannya. Bukan dari lelaki kaya, namun lelaki yang mencintainya sampai maut memisahkan. Namun impian Elora kandas saat pamannya tanpa pertimbangan apapun mengirim Elora ke Spanyol untuk menaklukan sang pewaris kekayaan keluarga Gomez sesuai dengan wasiat mamanya sebelum ia meninggal. Elora terkejut karena sesampai di Spanyol, ia harus bersaing dengan banyak perempuan yang juga punya misi yang sama, menaklukan sang pewaris. Apakah Elora bisa melaksanakan misi almarhumah mamanya? Akankah ada cinta sejati baginya di Spanyol?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pilihan Enrique

Biasanya, Elora akan berani membalas tatapan tajam Enrique dengan tatapan tajam pula. Namun saat ini, Elora justru memalingkan wajahnya ke samping. Ia tak tahu mengapa sampai jantungnya berdetak sangat cepat. Hembusan napas Enrique yang hangat menyentuh kulit wajahnya membuat Elora merasakan kalau bulu kuduknya berdiri.

"Kamu mau apa?" tanya Elora.

"Aku yang justru ingin bertanya padamu. Kamu mau apa dengan menjebak aku lewat minum anggur bersama?"

Elora mendorong tubuh Enrique dengan kesal. "Kamu pikir kalau aku menjebak mu? Kamu gila ya? Aku kan sudah bilang padamu kalau aku tak tahu anggur itu mengandung alkohol yang tinggi. Andaikan waktu bisa diputar kembali, aku tak akan pernah mau naik ke tangga itu bersama mu. Aku diam selama ini karena aku tak membuatmu harus bertanggungjawab denganku. Kamu tahu nggak, karena kita berdua sama-sama mabuk, yang paling dirugikan itu aku bukan kamu!" Elora segera berlalu dari hadapan Enrique. Selama ia ini ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa apa yang terjadi di kamar Enrique semua karena kebodohannya. Dan Elora tak mau tenggelam dalam rasa bersalah yang berkepanjangan. Ia berusaha bangkit lagi dan bersikap biasa karena ia sadar sesuatu yang telah hilang tak akan pernah kembali lagi.

Namun Enrique kini membuka lagi luka itu.

Elora ingin marah, ingin berteriak untuk menumpahkan semua kegalauan hatinya. Namun justru yang ia lakukan hanyalah diam. Menangis tanpa suara di kamarnya.

************

Saat Elora bangun keesokan harinya, ia tak menemukan Enrique ada di manapun. Gadis itu cukup lega karena jika harus berhadapan dengan Enrique tentu saja ia akan emosi lagi.

Jam 1 siang, Tizza sudah menjemputnya untuk pulang kembali ke perkebunan.

Setelah makan malam selesai, Enrique meminta semua untuk berkumpul di ruang tengah.

Para pelayan tak ada yang diijinkan masuk.

"Aku memutuskan untuk memilih siapa yang harus ku nikahi." kata Enrique.

"Tapi ini kan belum genap satu tahun." kata Simone.

"Memang. Tapi tak ada juga larangan kan jika harus menikah sebelum waktu satu tahun itu selesai."

"Memang. Jadi siapa yang kamu pilih, Enrique?" tanya Alea nampak penasaran.

"Aku memilih Anna."

Cecil nampak kecewa. Begitu juga dengan Tizza. Sedangkan Elora terlihat biasa saja. Hernandes tersenyum puas karena ia berhasil membuat Anna terpilih.

"Besok, aku akan segera meninggalkan rumah ini." kata Cecil. Ia segera meninggalkan ruang keluarga itu.

"Baiklah. Pilihan sudah dibuat. Sekarang tinggal bagaimana kita akan melamar ke rumahnya Anna." kata Hernandes lalu segera pergi.

Simone menatap Elora. Entah mengapa ia sedih karena Enrique tak memilih Elora.

"Aku permisi dulu!" pamit Enrique meninggalkan ruang tengah. Elora pun berdiri.

"Aku ke kamarku, dulu." Elora segera menuju ke kamarnya namun Tizza membuntuti nya.

"Elora .....!"

"Ada apa, bi?" tanya Elora.

"Jangan dulu pergi! Aku mohon, tinggal beberapa waktu di sini. Mungkin kamu bisa tinggal di Madrid. Pokonya kamu harus malam dulu sebelum pulang ke Indonesia."

"Bibi, sekarang atau nanti tetap sama saja kan? Aku tahu bibi kecewa karena Enrique tak Memilih ku. Namun aku justru lega karena ia tak memilih aku." Elora memeluk Tizza lalu melepaskannya lagi. "Terima kasih untuk semua cinta yang sudah bibi berikan padaku." lalu gadis itu segera melangkah menuju ke kamarnya.

***********

"Kamu akan pergi? Di saat pasien sedang banyak seperti ini? Kenapa sih Elora kamu tak tinggal di sini saja. Banyak orang yang suka dengan pelayananmu. Tak masalah kalau Enrique tak memilih kamu. Namun aku tetap akan memilihmu." Kata Pedro dengan wajah sedih.

"Kamu bisa saja. Aku kan hanya suster magang di tempat ini. Berikan aku surat keterangan pernah bekerja di sini agar lebih mudah bagiku mencari pekerjaan di Indonesia."

Pedro memegang kedua tangan Elora. "Tidak. Kamu akan tetap di sini. Kok kesannya kamu kecewa sampai mau pergi?"

"Aku tak kecewa. Aku justru senang karena Enrique tak memilih ku."

"Setidaknya tinggal sampai aku ulang tahun."

Kapan sih kamu ulang tahun?"

"Satu bulan lagi."

Elora menatap wajah tampan Pedro yang lebih permohonan. Baiklah. Aku akan tinggal sampai kamu berulang tahun."

Pedro langsung tersenyum senang. Ia memeluk Elora. "Terima kasih, cantik. Aku akan pastikan kalau Enrique menyesal karena sudah mengabaikan mu."

"Aku biasa saja tanpa Enrique."

Pedro mengacak rambut Elora. Hatinya bergetar. Karena sesungguhnya jauh di dalam hati Pedro, ia sudah menyukai Elora sejak pertama melihatnya. Pedro langsung menepis perasaan itu saat tahu kalau Elora adalah salah satu calon pengantin Enrique.

Namun jika sekarang Enrique tak memilih Elora, apakah boleh Pedro berharap lagi?

***********

Tizza menatap Elora yang sementara memasukan pakaiannya di kopernya.

"Nak, kamu beneran akan keluar dari rumah ini?" tanya Tizza.

"Bibi, lebih baik aku pergi untuk menjaga perasaan Anna. Bagaimana pun dia yang terpilih. Jadi sudah sepantasnya aku pergi."

"Tapi kamu bukan hanya calon Enrique sehingga ada di rumah ini. Kamu adalah tamu istimewaku. Aku sudah berjanji akan memberikan kebahagiaan kepadamu. Namun justru kamu sedih."

Elora mengajak Tizza duduk di sofa yang ada. Ia menggenggam tangan perempuan itu. "Aku kan sejak awal sudah bilang ke bibi kalau aku tak menyukai Enrique. Kami tak berjodoh. Jodoh ku mungkin ada di Indonesia. Maaf kalau aku membuat bibi sedih karena tak bisa memenuhi janji bibi pada mamaku. Percayalah bi, selama hampir 7 bulan di sini, saya belajar banyak hal. Bahkan tabungan saya sudah banyak karena bibi selalu memberikan uang bulanan yang tak pernah saya gunakan."

Tizza memegang pipi Elora. "Kamu akan tinggal di mana?"

"Besok pagi Pedro akan menjemput ku. Ada rumah dinas dokter yang kosong. Pedro bilang aku bisa tinggal di situ selama satu bulan sebelum kepulangan aku."

Tizza memeluk Elora sambil menangis. Entah mengapa hatinya sangat sedih melepaskan Elora.

*********

Setelah selesai membereskan pakaiannya, Elora berjalan menuju ke kandang kuda. Ia menemui moon.

"Hallo Moon, sehat selalu ya? Maaf kalau aku tak bisa mengunjungi kamu lagi. Aku akan pergi. Memang sih masih satu bulan lagi. Namun aku akan keluar dari rumah keluarga Gomez. Kamu tahu, Moon, aku sudah sangat kangen dengan kuda milik pamanku yang bernama jago. Andai tempat kita berdekatan, kalian pasti sudah ku jodohkan. Jago itu seekor betina. Namun nggak boleh dijodohkan. Rasanya nggak enak." Elora mencium kepala Moon. "Besok pagi aku sudah pergi, Moon. Tapi percayalah, aku akan tetap mendoakan kamu." Elora melambaikan tangannya ke arah Moon. Seakan mengerti kalau Elora akan pergi, Moon tiba-tiba mengeluarkan suara yang kuat. Ia bahkan memberontak di dalam kandangnya.

"Jangan Moon. Jangan tahan aku. Please ....!" Elora kembali mengusap wajah Moon. Setelah kuda itu tenang, ia pun pergi meninggalkan kandang itu. Elora tak tahu kalau ada Enrique yang sajak tadi mendengar percakapannya dengan Moon.

**********

"Kenapa mama tak ikut makan malam?" tanya Enrique saat masuk ke kamar mamanya dan menemukan wanita itu sedang duduk di kursinya sambil menyulam.

"Menurut mu? Apakah mama bisa makan malam dengan nikmat setelah kamu menentukan pilihan sebelum waktu satu tahun? Kamu sudah pergi liburan dengan Cecil dan Anna. Sedangkan Elora sama sekali belum mendapatkan kesempatan itu. Kamu membuat mama kecewa, En."

"Ma....! Cecil dan Anna menunjukan ketertarikan mereka kepada ku. Namun Elora tidak. Dia justru membuat aku kesal dengan sikapnya yang kadang tak tahu aturan itu. Mama kan tahu gadis seperti apa yang aku inginkan. Jika aku masih bisa memilih, aku sebenarnya ingin memilih Vania. Tapi itu pun tak bisa karena opa dan papa akan menganggap aku tak adil. Mama kan tahu bagaimana perasaan ku terhadap Vania."

Tizza melanjutkan membuat sweater dari rajutannya. "Kalau begitu, pergilah. Mama tak mau berbicara denganmu lagi. Mama terlanjur kecewa. Butuh waktu bagi mama untuk menyembuhkan kekecewaan ini. Maaf kalau mama sudah terlalu memaksakan kehendak mama ke kamu." kata Tizza dengan sikap yang dingin. Enrique merasakan hatinya sakit menerima perlakuan seperti itu dari mamanya. Namun ia keluar dari kamar juga tanpa banyak bicara.

***********

Berita tentang Enrique yang memilih Anna sudah terbesar di seluruh perkebunan. Keluarga Gomez bahkan sudah melamar Anna secara langsung ke kediamannya yang ada di kota.

Hari ini Elora dinas malam. Ia berjaga di ruang IGD sambil mendengarkan lagu blackpink kesukaannya.

Tiba-tiba Elora mendengar bunyi sirine ambulance diikuti oleh suara ribut orang berteriak dan menangis.

Pedro masuk ke IGD dengan pakaian yang sudah berlumuran darah.

"Pedro, apa yang terjadi?" tanya Elora.

"Aku tak apa-apa. Tapi Enrique, Anna dan beberapa orang lainnya mengalami kecelakaan."

Satu persatu korban kecelakaan di masukan ke ruang IGD. Elora kaget melihat Tizza juga ada di sana. Perempuan itu menangis histeris saat melihat keadaan putranya.

"Tolong panggil semua dokter!" teriak Pedro.

Elora langsung bergegas menghubungi semua dokter. Setelah itu ia segera menggunakan sarung tangan medisnya.

Nampak Anna terbaring dengan luka tembak di perutnya.

"Pedro, ini penembakan juga?" tanya Elora.

"Ya. Elora, siapkan meja operasi. Anna harus di operasi lebih dulu karena keadaannya paling parah."

Elora mengangguk. Ia segera berlari menuju ke ruang operasi bersama seorang perawat. Keduanya menyiapkan segala sesuatunya.

Malam di kota kecil itu terasa sangat mencekam.

**********

Apa yang terjadi?

1
Eka ELissa
siapa dia....hnya emak yg tau....
Eka ELissa
50....😲😲😲itu pacaran apa gnti sikat gigi Pedro ....😄😄🤣🤣🤣smpe sgtu nya .....saking murah meriah kah cinta mu mbok obral 2 /Facepalm//Joyful//Facepalm/
ly🧚‍♀️
ini ibu tirinya elora atau anna sih 🤔
wati
masih jadi misteri
Makaristi
masih teka-teki yah..
siapa yg menginginkan kematian elora??
ksh tahu donk thor 🫢🤭
rinny santoso
duh siapa yg pengen elora celaka.... Anna kah atau istri elroy....
gws mami....
ˢ⍣⃟ₛ 𝐀⃝🥀💜⃞⃟𝓛 Jibril Adinda
siapa sih orang itu apa mungkin istri dari Elroy ato anak angkatnya
Tina Ajay
apa itu ibu tirinya elora🤔🤔
gia nasgia
Enrique dan Elora nggak sadar kalau baby dalam kandungan Elora,yg membuat mereka menjadi dekat 😍sehat"bumil dan si baby sampai lahiran
Eka ELissa
nah loh dilema dia... Enrique
Eka ELissa
smoga ank mu baik2 aj El prnh alamin kyk kmu 😭😭😭dia dgn ku cumn itungan bulan El...🥹🥹🥹😭
Eka ELissa
mengangkat knpa jdi mengikat Mak...😁😁😁
tintiin21
berharap baby bs menyatukan org tuanya Elora&Enrique... 🤗🤗🤗
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Maria Kibtiyah
semoga nantinya elora menikah sama enrique ... si anna lama2 keliatan muka aslinya
Heni Fitoria
semoga bibi tizza juga ayahnya elora segera tahu
Tina Ajay
Anna ternyata sangat menyebalkaaaaaan
rinny santoso
ernique perlahan2 mulai memikirkan elora... masih penasaran siapa yg menukar hasil tes DNA elora dan elroy
rinny santoso
Terima kasih up nya mami.... GWS ya mam... 😢
Yuli Budianto
makasih udah up kak.....sehat selalu ya Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!