NovelToon NovelToon
Ellisa Mentari Salsabila

Ellisa Mentari Salsabila

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Pengganti / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Keluarga
Popularitas:745
Nilai: 5
Nama Author: Umi Nurhuda

"Syukurlah kau sudah bangun,"

"K-ka-kamu siapa? Ini… di mana?"

"Tenang dulu, oke? Aku nggak akan menyakitimu.”

Ellisa memeluk erat jas yang tadi diselimuti ke tubuhnya, menarik kain itu lebih rapat untuk menutupi tubuhnya yang menggigil.

"Ha-- Hachiiih!!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alana tertawa

Ellisa tersipu, "Ini... hal biasa kok. Elmira memang udah jadi bagian dari hidupku. Aku butuh dia, dan Elmira juga butuh aku."

"Tapi tetep aja... lo tuh beda dari kebanyakan orang yang gue kenal. Gue nggak pernah lihat ada remaja yang kayak elo. Hihi, bisa nyusuin gitu. Agak geli sih gue lihatnya."

"Maaf ya Alana," ujar Ellisa.

"Haha. Ngapain minta maaf. Elo tu keren tauk. Lo bukan cuma perhatian sama Elmira, tapi lo juga punya jiwa ibu sejati. Itu keren banget, El," kata Alana, nadanya tulus.

Dia kembali mengunyah camilannya. Santai menunggu Ellisa selesai menyusui Elmira.

Ellisa tersenyum tipis, matanya lembut memandang Elmira yang sekarang menyusu dengan tenang. Tapi, mendengar Alana membahas itu, Ellisa kembali mengingat kata-kata kasar Alana yang membuat memori traumanya terbuka.

Tapi, kini, Tampak berbeda.

“Alana,” panggilnya pelan.

“Hm?”

“Aku senang, sekarang kamu begitu baik padaku. Kamu lebih terbuka dan mengajakku ngobrol. Maksudku, kemarin kamu...” Ellisa menggantungkan kata-katanya, tak ingin mengungkit pertengkaran mereka secara langsung.

"Aa... Itu...," Alana meletakkan camilannya, berdehem sejenak. “Gue pikir-pikir lagi... kemarin gue keterlaluan,” katanya dengan nada sedikit canggung. “Gue emang suka nyolot, tapi bukan berarti gue nggak bisa ngeliat kebaikan orang.”

Alana menatap Ellisa, berusaha. "Maafin gue ya." Dia meringis, yang tampak sangat canggung untuk meminta maaf.

Ellisa sedikit terkejut. Ia tidak menyangka Alana bisa mengakuinya sejujur itu.

“Lagian,” lanjut Alana, mengedikkan bahu, “gue juga tahu rasanya dijudge orang. Gue sering dikatain anak manja yang nggak bisa apa-apa selain ngabisin duit Kak Sam.”

Ellisa menatapnya dengan sorot penasaran. “Itu nggak benar, kan?”

Alana tertawa kecil, tapi ada sedikit kepahitan di dalamnya. “Nggak sepenuhnya salah juga sih.” Ia bersandar di kursinya, menatap langit-langit. “Dari kecil gue hidup nyaman. Gue nggak pernah dipaksa kerja keras, nggak pernah disuruh mikir yang berat-berat. Jadi, pas tiba-tiba Kak Sam mulai nuntut gue buat serius belajar, gue kaget.”

Ellisa diam, mendengarkan.

“Makanya, gue kesel banget waktu nilai gue jelek dan dia mulai ngatur hidup gue. Tapi...” Alana melirik Elmira sebentar, “gue sadar, ada hal-hal yang lebih berat dari sekadar nilai jelek.”

Ellisa menunduk, jemarinya mengusap lembut punggung Elmira yang masih menyusu. “Semua orang punya beban masing-masing,” gumamnya.

Alana mengangguk pelan. “Lo bener. Tapi, setelah ini, gue bingung, gue harus jadi orang yang baik kek gimana ya..." desahnya.

"Ma- maksudnya?" Ellisa tak mengerti.

"Ya, gue kan udah biasa berantem. Marah-marah dan mudah banget mukul orang. Itu sebabnya gue jadi sering dipanggil sama pak Kepsek. Guru-guru itu selalu melihat gue yang duluan mulai padahal mereka (anak-anak yang nyebelin itu) yang mulai duluan. Gue emang mudah dipanas-panasin. Kesel deh gue!"

"Emm... Mungkin kamu perlu ngejelasin ke guru kalo kamu ke'pancing' gitu," Nada Ellisa merendah takut Alana marah. "Maksudku... Maksudku... Gini..." Ellisa mencoba memberi alasan secepatnya.

Alana malah tertawa melihat tingkah Ellisa yang gagap ketakutan. “Haha, sumpah, lucu banget lo, El! Kok jadi kayak anak kecil yang takut dimarahin?” Alana mencubit pelan lengan Ellisa, membuatnya semakin gugup.

“Aku... aku cuma nggak mau salah ngomong,” gumam Ellisa malu-malu.

“Udah, santai aja,” kata Alana sambil mengibas-ngibaskan tangannya. “Lanjutin. Jadi lo tadi bilang apa?”

"Emm... Gini... Kamu mungkin perlu bilang ke guru kalo kamu mudah ke'pancing' gitu. Jadi, jelas kalo nggak ada yang manas-manasin dulu kamu nggak bakalan marah, kan?"

"Ellisa..." Alana mendesah. "Kamu lucu cara ngomongnya."

Ellisa menunduk.

"Okedeh. Gue akan coba gitu. Kadangkala, percuma juga ngeladenin orang yang manis banget bicara dan suka muter-muterin fakta. Mereka selalu menang dengan caranya itu. Ujung-ujungnya, yang bakal disalahin tetap yang mukul duluan.”

Ellisa terdiam, memahami perasaan Alana.

“Makanya,” lanjut Alana, “Gue bingung. Harus jadi orang baik tuh kayak gimana? Kalau gue diem aja, mereka makin ngelunjak. Tapi kalau gue lawan, gue yang kena masalah.”

Ellisa berpikir sejenak. “Mungkin... jadi baik bukan berarti harus selalu sabar atau selalu melawan. Tapi tahu kapan harus bicara dan kapan harus diam.”

Alana menatapnya lama, lalu menyeringai. “Wah, pinter juga lo ngomongnya, El. Tapi, bikin gue jadi mikir beribu kali deh." desahnya.

Ellisa tersipu.

Dalam hati, Alana merasa bahwa Ellisa lebih dari sekadar orang yang bisa dia ajak ngobrol. Ellisa adalah sosok yang memberikan kehangatan yang jarang ia temukan di hidupnya yang penuh kemewahan tetapi kosong.

"Lo tahu nggak, El?" ujar Alana akhirnya. "Kadang gue ngerasa... lo itu dewasa banget. Bijaksana gitu Perhatian juga. Gue suka kalo bicara sama lo. Elo kayak Kak Esa, bikin gue jadi jatuh cinta."

"Alana, aku cuma ingin kita semua nggak merasa sendirian. Karena aku tahu, sendirian itu menyakitkan."

Alana mengangguk, matanya masih tertuju pada Ellisa dan Elmira. Ada rasa kagum yang tak bisa ia sembunyikan.

"Okay, sekarang waktunya kita berenang!" seru Alana dengan semangat setelah melihat Elmira tertidur.

Alana memanggil Nyonya Koki dan memintanya membawa Elmira tidur di kamar.

Setelah itu, Alana menarik tangan Ellisa menuju ruang ganti. Di dalam ruangan itu, Ellisa langsung dibuat takjub melihat deretan pakaian renang berbagai model dan warna yang tertata rapi di lemari kaca.

"Mau pilih yang mana?" tanya Alana sambil menelusuri koleksi pakaian renangnya.

Ellisa tampak kebingungan. "Aku... aku nggak biasa pakai pakaian renang sebelumnya."

Alana tertawa kecil sambil mengambil salah satu pakaian renang berwarna cerah. "Nih, gue pilihkan buat lo."

Alana menyerahkan sepotong pakaian renang two-piece model crop top berwarna biru pastel yang cocok banget dengan kulit Ellisa yang seputih gadis victoria itu.

Dengan lengan bertali dan potongan longgar serta celana model rok pendek akan semakin mempercantik penampilan Ellisa.

Ellisa memandang pakaian itu dengan ragu. "Tapi, ini... kayaknya terlalu terbuka. Nggak ada yang lebih tertutup, ya?"

"El, tubuh lo itu seksi banget, tahu nggak?" goda Alana sambil mengangkat alisnya. "Gue malah ngerasa pakaian pantai lebih cocok ke elo daripada renang."

"Alana, jangan meledekku," protes Ellisa sambil memerah.

"Gue serius, suwer! Nih, pakai aja ini. Lo pasti kelihatan keren banget. Seksiuu aduhai~", ujar Alana sambil menyerahkan pakaian itu.

Ellisa tampak ragu. "Nggak ada pilihan lain, ya?"

Alana menyilangkan tangan di depan dada. "Nggak ada. Elo pakai ini, dan ini permintaan gue. Elo nggak boleh nolak."

Akhirnya, dengan berat hati, Ellisa mengambil pakaian renang itu. "Baiklah, tapi kalau aku kelihatan aneh, gue nyalahin lo, Alana," ujarnya dengan nada bercanda.

Alana tertawa sambil mendorong Ellisa ke bilik ganti. "Nggak, Ellisa. Lo bakal terlihat cantik, percaya deh!"

Saat Ellisa keluar dari ruang ganti, Alana bersiul pelan. "Nah, kan, gue bilang juga apa. Lo cantik begete!"

Ellisa hanya bisa menunduk malu. "Alana, kamu keterlaluan," katanya sambil memutar matanya.

1
Serenarara
Tolong selametin Esa dok. Esa aset berharga bagi banyak wanita. /Whimper/
Serenarara
Nah loh, masih idup nggak tuh adiknya? Takutnya kalian santai-santai, jasad adiknya udah dikubur di belakang asrama lagi.../Scream/

BTW gantian ke cerita ku ya Thor. Poppen. Like dn komen kalo bs. /Grin/
Miu Nh.: lah, jadi horor donk kak ceritanya.

Itu sebenarnya adekny Kak Esa udh ada di dpn mata. Cuman, di depan mata siapa 🤭 coba tebak...

oke, aku meluncur ke Poppen~
total 1 replies
Serenarara
Salah bgt nyelesain masalah dengan maaf2an lbh dulu. Selesain dulu akar masalahnya, validasi mana yg benar, koreksi mana yg salah. kalo udah pada tau salahnya baru suruh minta maaf. kalo gini mah cm lama2in dendam doang.
Miu Nh.: Masalah dan kenakalan Alana masih belum bisa selesai. Kesalahan Sam krna dia lebih memilih jalur 'instan' itu dgn harapan tak ingin masalah itu terulang lagi.

Dan Sam tidak bisa dibenarkan disini. Bahkan Esa lebih membela Alana dn Alana juga gk mau disuruh minta maaf gitu doank.

Terima kasih kak udh mau kritis mengikuti cerita aku 🤗
total 1 replies
Tara
wah bisa menyusui tanpa punya suami dan masih perawan..mantap...itu keberuntungan atau kutukan...🤔🫣👏
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 terimakasih bintangnya...
ugh, bagi Ellisa sendiri itu kutukan 🥲
total 1 replies
Bu Kus
kelebihan yang luar biasa
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 terima kasih udah ngikutin cerita ini, semoga lanjut baca terus...
total 1 replies
Serenarara
Kok idenya unik.
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 semoga sukka...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!