Persahabatan antara Celine dan Damian harus ternoda karena kesalahan satu malam yang mereka lakukan.Mereka harus memulai "hubungan" baru tanpa direncanakan dan tanpa rasa cinta.
Cerita ini hanya hayalan author aja yaa,dan karya pertama dari author receh ini.
Mohon dukungannya, saran dan kritiknya.
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ichapurie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Arsen dan Stella memasuki warung bakso, favorit mereka ketika SMA.
Mareka pun duduk di salah satu kursi yang disediakan.
"Tambah bagus dan besar ya sekarang warungnya pakde." ucap Stella kagum.
"Iya tambah nyaman." sahut Arsen.
"Pakde, mau pesan dong."
"Lho ini bukannya Mbak Stella sama Mas Arsen ya, wah udah lama gak kesini."
"Iya pakde, udah hampir 7 tahun."
"Masih pacaran apa sudah menikah sekarang."
Arsen dan Stella yang ditanya pun merasa kaget dan saling pandang.
Memang dulu mereka kemana pun selalu berdua, walaupun dibelakang mereka selalu bertengkar seperti kucing dan tikus.
"Minta doanya saja pakde." itu Arsen yang menjawab.
Mendengar jawaban Arsen, Stella pun mencubit lengannya.
"Aamiin, pakde doakan yang baik, jadi Mbak Stella sama Mas Arsen mau pesan apa?"
"Bakso Rusuk 1, Jeruk hangat 1 pakde, elo mau apa Sen?"
"Samain aja."
"Berarti Bakso rusuk 2, jeruk hangat 2".
"Siap.."
Arsen dan Stella sibuk dengan ponsel masing-masing, sambil menunggu pesanan datang.
Sampai tiba-tiba ada yang memanggil namanya.
"Ella...."
Deg..
Stella ingat hanya satu orang yang memanggilnya dengan nama itu.
"Kamu princess Cinderella aku, makanya aku panggil kamu Ella."
Stella pun menoleh ke seseorang yang memanggil namanya, dan Arsen pun ikut menoleh.
Orang itu mulai mendekat ke arah Stella dan Arsen.
Orang yang sangat Stella dan Arsen kenal dan mungkin orang yang kadang masih ada di pikiran Stella.
"Ella, kamu apa kabar?"
"Da..davin, baik dav, kamu bagaimana?" jawab Stella terbata, dulu jika dihadapan Davin Stella akan bercosplay menjadi kucing manis, berbeda ketika di depan Arsen, dia seperti macan gunung.
"Aku baik El, kamu susah banget di kontak, katanya kamu udah jadi dokter BTKV ya." mereka pun bersalaman selayaknya teman.
Davin pun menoleh kearah samping Stella, dia mengerutkan kening, "Elo Arsen kan, hei ternyata kalian masih sering meet up, awet ya pertemanan kalian, Apa kabar Sen?"
"Baik dav." Arsen pun menerima jabatan tangan Davin.
"Ella... Akhirnya kita ketemu, dari dulu aku cari kamu, kontak sama medsos aku kayaknya kamu blokir ya, El aku cuma pengen minta ma..."
"Sayang ini jeruk hangatnya, katanya tadi kamu haus." Arsen menyela ucapan Davin.
Davin dan Stella pun kaget dengan panggilan yang Arsen sematkan untuk Stella.
Arsen tahu betapa sakitnya Stella dulu ketika putus dengan Davin. Walaupun Stella bar-bar tetap saja dia seorang perempuan.
"Maaf... Aku gak ada maksud apa-apa." setelah mendengar panggilan Arsen dan melihat tingkah posesifnya kepada Stella, Davin merasa tak enak.
"Iya Dav, yang dulu yaudah lupain aja." jawab Stella.
"Bagaimana aku bisa lupain El, kamu masih yang terbaik."
"Wah sepertinya ada kemajuan dalam hubungan kalian?"
Stella hanya tersenyum dan mengangguk.
Sedangkan Arsen yang menjawab
"Iya doain aja ya."
"Selamat buat kalian, akhirnya kamu beneran sama sahabat posesif kamu ini El, aku percaya Arsen pasti bisa jagain kamu." ucap Davin tulus.
"Thanks Dav."
Davin dan Stella pun saling melempar senyum, melihat situasi itu, Arsen langsung menggenggam tangan Stella.Sedangkan Stella hanya membiarkan saja tingkah sahabat absurdnya itu.
"Wow santai bro, gue gak akan berusaha deketin Ella, gue kesini juga nurutin istri gue yang ngidam bakso beranak, dari dulu posesifnya gak hilang ternyata." kelakar Davin.
Arsen dan Stella pun bernafas lega, karena mengetahui Davin telah berkeluarga.
"Yaudah gue balik dulu, pesanan gue kayaknya udah jadi."
"Iya Dav salam buat istri kamu, sehat dan lancar kehamilannya." ucap Stella sambil tersenyum.
Stella dan Arsen pun menatap kepergian Davin.
"Apa dadanya masih terasa sesak, saat melihat dia." ucap Arsen.
Stella menggeleng, "Nggak sama sekali Sen, itu udah 8 tahun yang lalu, malah gue senang kalau Davin udah menikah dan bahagia."
"Kalau begitu giliran elo yang jemput bahagianya loe"
"Apa sih cabe, garing tau gak loe."
Pesanan mereka berdua pun datang.
Stella dan Arsen pun menikmati makan sore atau cemilan sore mereka entahlah.
