Liam Ang atau Liam Halley Anggara adalah seorang model majalah remaja yang menjadi idola para remaja perempuan.
Liam yang juga merupakan anak laki-laki satu-satunya di keluarga Halley adalah sosok yang supel, humoris, mudah bergaul, dan mudah akrab dengan siapa saja.
Yumi Arishta, seorang gadis gendut, pendek, dan pemalu yang kuliah dan merantau seorang diri di luar kota.
Pertemuan tak sengaja antara Yumi dan Liam di suatu malam, membuat keduanya terlibat dalam sebuah hubungan yang sulit dijelaskan.
Liam yang merasa berhutang budi pada Yumi, terus berusaha mendekati gadis pemalu tersebut. Meskipun beragam penolakan terus saja Yumi lontarkan karena Yumi merasa tidak sepadan dengan Liam yang tampan, kaya, terkenal, dan punya banyak teman.
Perbedaan antar Yumi dan Liam itu bagaikan bumi dan langit. Jadi bagaimana bisa seorang Yumi menjadi kekasih dari Liam Ang?
Bagaimana akhirnya hubungan Yuni dan Liam?
Apakah keduanya akan bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENYEBALKAN!
Suasana hening seketika saat Yumi tiba kembali ke kost-nya. Liam dan Valeria tidak lagi melanjutkan perdebatan mereka dan keduanya hanya duduk diam.
Yumi langsung mengambil tiga piring dan tiga sendok dari rak piring, lalu memindahakn makanan yang ia beli ke atas tiga piring tersebut dan menyodorkannya pada Liam dan Valeria.
"Semoga kalian suka," ucap Yumi memecah keheningan.
Liam tak menjawab dan segera membuka bungkusan nasinya. Sepupu Valeria tersebut tidak sedikitpun protes dan langsung menyantap makanannya dengan lahap seperti orang kelaparan yang belum makan tiga hari tiga malam.
"Terima kasih, Yumi," ujar Valeria seraya tersenyum pada Yumi.
Valeria membuka bungkus makanannya dan mulai menyantap nasi padang yang dibelikan oleh Yumi. Namun baru dua suap yang masuk ke mulut Valeria, ponsel gadis itu sudah berdering nyaring.
Kyle menelpon!
"Halo, Abang Kyle!" Sambut Valeria cepat.
"Kamu dimana, Va? Sudah pulang kuliah belum? Aku jemput dan kita makan siang bareng, ya!"
"Vale sudah makan, Bang!" Jawab Valeria yang kembali menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.
"Sama teman kamu?"
"Iya. Maaf ya, Bang!" Valeria merasa tak enak hati pada Kyle.
"Tidak apa,"
Terdengar kekehan Kyle dari seberang telepon.
"Pulang kuliah jam berapa? Mau aku jemput?" Tawar Kyle selanjutnya.
"Mmmm. Nggak usah kayaknya, Bang! Vale masih ngerjain tugas bareng teman. Nanti Vale naik taksi saja," jawab Valeria sedikit berbohong.
"Baiklah kalau begitu. Hati-hati pulangnya! Bye, Vale cantik!"
"Bye, Abang Kyle!" Balas Valeria sebelum panggilan Kyle terputus.
Gadis itu meletakkan ponselnya dan kembali melanjutkan makan.
Yumi dan Liam masih saling diam dan tak ada satupun yang berniat membuka obrolan.
"Kau punya nomornya Abi, Va?" Liam yang sudah menghabiskan makanannya akhirnya buka suara.
"Ada. Kenapa?" Tanya Valeria tak mengerti.
"Pindahkan ke ponselnya Yumi, trus nanti kamu isikan pulsa juga untuk nomornya Yumi," titah Liam pada Valeria.
"Hah, apa? Siapa Abi? Kenapa memasukkan nomor orang asing ke ponselku?" Cecar Yumi melayangkan protes.
"Abi itu adik iparku! Jadi bukan orang asing!" Decak Liam memutar bola matanya.
"Tapi aku nggak kenal sama Abi! Jadi dia itu orang asing bagiku!" Sergah Yumi bersikeras.
"Udah, jangan bawel! Mana ponselmu!" Liam menyambar tas selempang Yumi dan mengambil sendiri ponsel jadul tersebut dari dalam tas.
"Liam!" Yumi hendak mencegah namun kalah cepat dengan tangan Liam.
"Abang!" Tegur Valeria pada tingkah Liam yang keterlaluan.
"Mana nomor Abi? Aku pindahin sendiri!" Liam ganti menengadahkan tangannya ke arah Valeria, meminta ponsel gadis tersebut.
Valeria menyodorkan ponselnya pada Liam dan sedikit mendelik pada sepupunya tersebut.
"Nggak usah lebay begitu!" Ucap Liam santai.
Pria itu mulai memindahkan nomor kontak Abi ke ponsel Yumi.
"Kau akan pulang bersama Valeria setelah ini, kan?" Tanya Yumi menatap serius pada Liam.
"Aku akan menginap di kost-mu sampai luka-lukaku sembuh," jawab Liam seraya menunjuk ke arah lebam di beberapa bagian wajahnya.
"Hah apa?" Yumi tersedak makanannya sendiri mendengar jawaban dari Liam.
"Pelan-pelan, Yum!" Valeria segera menyodorkan air putih untuk Yumi.
"Kau tidak boleh tinggal di kost-an ku, Liam!" Gertak Yumi galak.
"Aku akan menyewa ruangan ini. Aku bayar dua kali lipat, oke!" Sahut Liam enteng seraya menatap tajam pada Yumi.
"Sewa saja kamar kost di sebelah atau di tempat lain! Jangan di tempatku yang ini!" Sergah Yumi berapi-api.
"Yumi benar, Bang! Ayo kita pulang!" Timpal Valeria memaksa Liam.
"Jangan ikut-ikutan, Vale!" Gertak Liam yang sontak membuat Valeria diam.
"Aku akan tetap tinggal disini. Suka tidak suka terima saja!" Liam mendelik dan menatap bergantian pada dua gadis di hadapannya.
"Vale akan lapor pada Aunty!" Ancam Valeria membalas tatapan Liam.
"Jangan coba-coba! Aku masih punya foto kamu berciuman dengan Kyle di laptopku. Aku bisa melaporkannya pada Om Theo kapan saja," Liam balik mengancam Valeria.
"Abang!" Valeria segera mencebik dan memukul-mukul lengan sepupunya tersebut.
"Makanya diam saja! Dan pura-pura tidak tahu aku ada dimana! Kau akan aman dan selamat!" Liam menuding ke arah Valeria.
"Baiklah! Terserah! Aku mau pulang," Valeria membereskan sisa makan siangnya dan bangkit berdiri menju ke wastafel untuk mencuci tangan.
"Va, ajak pulang sepupu resekmu ini!" Yumi ikut-ikutan beranjak dan menghampiri Valeria yang sudah selesai mencuci tangan.
"Dia nggak mau pulang, lalu aku harus bagaimana? Mau menyeretnya aku juga nggak kuat, Yum!" Sahut Valeria yang sontak membuat Liam tergelak.
"Kamu pikir aku karung beras! Sana pulang kalau mau pulang!" Usir Liam pada Valeria.
"Dia memang menyebalkan! Kamu yang sabar saja menghadapinya!" Valeria menepuk punggung Yumi.
"Vale!"
"Aku sudah membujuknya dan dia keras kepala. Kau saja yang mengusirnya, mungkin dia akan lebih tahu diri," sahut Valeria seraya mengendikkan kedua bahunya.
Valeria meraih tas selempangnya dan sedikit memeriksa isinya. Gadis itu mengambil dompet lalu mengeluarkan beberapa uang lembaran merah untuk ia angsurkan pada Yumi.
"Untuk membeli makanan! Dia suka makan," ujar Valeria yang memaksa memberikan uang tersebut pada Yumi, meskipun Yumi bersikeras menolaknya.
"Valeria! Aku tidak menerima tamu yang menginap di kost-ku!" Yumi masih bersungut-sungut.
"Seharusnya kau itu bersyukur karena ada model terkenal yang mau menginap di kost-mu yang sempit ini," sahut Liam yang masih saja duduk bersandar di tembok dan tak mengubah posisinya sedikitpun.
Betah sekali pria itu duduk disana!
Dasar aneh!
"Apanya yang bersyukur!" Gerutu Yumi sebal.
"Aku pulang dulu, Yumi! Kau seret saja Abang Liam keluar saat dia tidur nanti," saran Valeria sebelum membuka pintu kost-an Yumi.
"Sepupu macam apa kamu, Va!" Protes Liam bersungut-sungut.
"Bye!" Pamit Valeria seraya terkikik.
"Jangan lupa isikan pulsa untuk Yumi!" Seru Liam pada Valeria.
Tak ada jawaban. Sepertinya Valeria sudah pergi.
"Pakai bajumu kenapa?" Cebik Yumi menunjuk ke arah Liam yang masih bertelanjang dada sedari tadi.
"Panas! Kau tidak punya kipas angin?" Tanya Liam yang kembali mengipas-ngipaskan tangannya karena kepanasan.
"Tidak ada! Pulang sana ke rumahmu yang banyak AC-nya!" Sahut Yumi bersungut-sungut.
"Baper amat jadi orang. Aku pinjam handuk dong, buat mandi," ucap Liam selanjutnya seraya bangkit dari duduknya.
"Tidak ada handuk!" Sahut Yumi galak.
"Kau tidak pakai handuk setelah mandi?" Tanya Liam bingung.
"Ya pakai! Tapi handuk aku cuma satu! Jadi tidak mungkin aku pinjamkan ke kamu!" Jelas Yumi sediki malu.
"Nanti aku ganti dengan handuk baru. Sekarang aku pinjam dulu, sini! Aku gerah mau mandi!" Paksa Liam seraya menengadahkan tangannya ke arah Yumi.
Yumi masih bergeming di tempatnya.
"Cepat, Yumi!" Perintah Liam sedikit tegas.
Yumi akhirnya masuk ke kamar untuk mengambil handuk pink gambar stroberi miliknya, lalu memberikannya pada Liam.
"Kekanakan sekali motifnya," gumam Liam yang cukup keras untuk didengar oleh Yumi.
"Nggak mau yasudah! Sini!" Yumi hendak merebut kembali handuknya. Namun Liam sudah berlari dengan cepat menuju ke belakang kost-an tempat kamar mandi berada.
"Menyebalkan!"
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
meskipun orang yang berada,tapi tidak memandang rendah yang kurang mampu
apalagi seorang YUMI yang punya badan berisi.
pada umumnya pasti jadi bahan Bullying.
Tapi seorang Liam tidak seperti itu🖤
saking sukanya🖤🖤
tetaangganya gx pd julidddd
terimakasih author 👍👍👍😍😍😍😍