Suami Lumpuh Ternyata Sultan

Suami Lumpuh Ternyata Sultan

Calon Suami Lumpuh

"Emang berapa mahar yang di kasih oleh calonnya, Mentari?" tanya Bude Dewi .

Hari ini beberapa kerabat membantu memasak di rumahKu . Karena nanti malam adalah acara lamaran.

Hanya beberapa kerabat saja yang datang membantu. Sementara yang lain dan termasuk saudara ayah, tidak sudi datang untuk membantu masak-masak.

Mereka akan datang nanti malam untuk memastikan siapa calon suamiku.

"Tidak tahu Mbak, kan nanti masih di rundingkan! " jawab ibuku sambil mengupas kentang untuk di buat perkedel.

Calon suamiku adalah Dirga Permana seorang Anak Pengusaha terbesar di pusat kota dan di Desa tempat tinggal ku.

Ayah bekerja di perusahaan tersebut sebagai satpam di perusahaan cabang yang ada di Desa.

Di desa itu ada pabrik garmen. sebagian masyarakat disana menggantungkan hidupnya di pabrik tersebut.

Aku mengenal Dirga satu bulan yang lalu. Dan berkenalan pun cuma lewat pesan di aplikasi hijau. Selebihnya aku tidak pernah bertemu dengan Dirga.

perkenalkan singkat itu, membuat Mamanya Dirga yaitu Bu Dita datang memintaku untuk bersedia menikah dengan putra semata wayangnya.

Awalnya Aku menolak, karena tidak menyukai Dirga. Bahkan bertemu saja tidak pernah.

Bu Dita bilang kepada ku, bahwa putranya itu lumpuh akibat kecelakaan yang ia alami dua tahun yang lalu.

Aku bimbang dengan tawaran Dari Bu Dita.

karena jika Aku menolaknya, otomatis Ayah akan kehilangan pekerjaannya. Sedangkan pekerjaan itu sangat di butuhkan oleh Ayah.

Karena kita butuh uang untuk berobat ibu. Ibuku mengidap penyakit Diabetes. Pengobatannya memang menggunakan asuransi kesehatan tapi ada beberapa yang tidak bisa menggunakan asuransi tersebut.

Kehidupan kami sangatlah sederhana. Aku bekerja di sebuah minimarket, yang gajinya lumayanlah untuk membantu keluargaku.

Aku juga masih memiliki dua orang Adik.

yang masih duduk di bangku SMA dan SMP. jelas itu membutuhkan banyak biaya. Karena mereka sama-sama di kelas akhir menuju lulus.

Sebenarnya Ayahku tidak tega melihat Aku menerima perjodohan ini. Tapi aku berusaha meyakinkan Ayah, jika Dirga menang Jodoh yang terbaik untukku.

Jika aku menerima puteranya Bu Dita sebagai suamiku, maka ia menjanjikan kepadaku akan menjamin semua kelangsungan hidup keluargaku tanpa kekurangan apapun.

Aku sebagai anak tertua ingin membahagiakan kedua orangtuaku dan adik-adikku. Mungkin hanya dengan cara seperti ini. Aku bisa memberikan kebahagiaan untuk mereka, terutama dalam kebutuhan mereka.

Jujur saja, sebenarnya gajiku dan gaji ayah sudah cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Tetapi aku lakukan ini demi kesembuhan ibuku.

"Aku jadi penasaran dengan wajah calonnya, Tari. Gak kedengaran pacaran, tiba-tiba sudah mau lamaran saja!" ujar Bude Dewi

"Pekerjaan calonmu apa? Kuli bangunan atau buruh pabrik?" imbuh Bude Dewi kakak dari Ayah yang suka julid kepada keluargaku. Di dengar dari pertanyaannya saja sudah kelihatan seakan mengejek.

"memangnya kenapa, jika calonku seorang buruh pabrik atau kuli bangunan? Kan yang penting pekerjaannya halal, Bude!" jawabku dengan sinis.

"iya Bude tau. Tapi apa kamu tidak malu dengan Gendis. Dia dapat suami seorang Abdi negara". Kata Bude Dewi.

Aku mulai menghela nafas panjang. Aku sangat risih jika mulai di bandingkan dengan Gendis. Wanita yang telah merebut pacarku.

bahkan dia telah menikah dengan mantan pacarku yaitu Reza.

Aku pacaran dengan Reza mulai kelas 1 SMA.

Kami sama-sama lulus, namun sayang aku tak melanjutkan ke perguruan tinggi. Meskipun sebenarnya aku mendapatkan beasiswa, tapi tetap saja masih butuh biaya untuk kebutuhannya. Sehingga aku memutuskan untuk bekerja saja.

Sementara Reza melanjutkan pendidikannya menjadi abdi negara. Karena ia termasuk anak orang kaya di Desaku.

Reza telah berjanji, akan menikahiku nanti setelah ia lulus dari pendidikannya. Namun sayang, Reza malah menikahi sepupuku sendiri yaitu Gendis anak dari adiknya Ayahku.

Reza memberi alasan kepadaku, bahwa Aku tidak sepadan dengannya. Ia memilih Gendis karena ia pegawai Koperasi di desa dan juga sudah menjadi ASN. Begitu dengan orangtuanya yang menantang hubungan kami, karena menurutnya Aku berasal dari orang yang kurang mampu.

Aku tidak pernah tahu, mulai kapan mereka berkenalan. Karena aku begitu kaget saat suatu malam itu, mengetahui mereka melakukan lamaran di rumah Bulek Narti. Bahkan acara lamaran berlangsung, aku dan keluargaku tidak di undang. Mungkin mereka takut ketahuan bahwa calonnya Gendis adalah pacarku.

Semua kerabatku jelas sudah tahu, jika Reza adalah pacarku. Termasuk Gendis juga mengetahuinya, tapi ia mengapa tega kepadaku. Aku dan Reza menjalin hubungan sudah 6 tahun lebih. Tapi nyatanya penghiatan yang aku terima.

Tak berselang lama, 3 bulan kemudian mereka menikah dan menggelar resepsi pernikahan yang sangat mewah di Desaku.

Maklum saja kedua orangtuanya Reza masih termasuk salah satu orang yang terpandang di Desaku.

Sejak saat itu aku merasakan kekecewaan yang teramat besar. Bahkan aku masih trauma menjalin hubungan dengan lawan jenis.Dan Aku lebih fokus untuk membahagiakan keluargaku.

Tapi, jika ini memang Aku di takdirkan berjodoh dengan Dirga. Aku akan menerimanya dengan ikhlas dan lapang dada. Walaupun calon suamiku Lumpuh.

Apa karena kondisi putranya Bu Dita yang seperti itu? Bukan maksud Aku merendahkan, tapi mungkin saja kesulitan untuk mencari calon istri dengan kondisi yang seperti itu.

...****************...

Pukul 5 sore MUA yang telah di booking oleh Bu Dita sudah datang ke rumah. Ia di tugaskan merias Ku untuk acara nanti malam.

Bahkan kebaya yang aku kenakan untuk acara nanti sudah ia kirim satu Minggu yang lalu. Kebaya dengan warna gold di padukan dengan rok span panjang, dan dengan hijab warna yang senada.

Bu Dita yang telah membiayai semuanya, bahkan makanan yang nanti akan di sajikan Bu ditalah yang membiayai. Keluargaku tinggal belanja dan memasaknya.

"Sudah selesai, Mbak Tari kelihatan tambah cantik". Kata MUA itu.

"Terimakasih, mbak" jawabku.

Aku melihat pantulan wajahku di cermin. Ternyata aku cantik juga jika di rias. Aku tersenyum, Aku mulai gugup dengan acara nanti. Berharap nanti acaranya lancar tanpa ada halangan apapun.

Bu Dita telah mengirim pesan kepadaku. Bahwa ia akan datang 1 jam lagi. Karena acaranya nanti pukul 7 malam.

"Aku dengar, calon suamimu seorang buruh pabrik ya?" tiba-tiba Gendis nyelonong masuk ke kamarku tanpa mengetuk pintu. Sungguh tidak sopan.

sedangkan perias tadi masih sibuk membereskan peralatan makeup.

"Baguslah! itu memang cocok dan sepadan denganmu!" kata Gendis dengan nada mengejek.

Gendis berdiri di belakangku, dengan wajah yang kelihatan mengejekku.

"Oh iya, aku sedang hamil anaknya Mas Reza lho!" ucapnya lagi sambil mengelus perutnya yang mulai kelihatan membuncit.

Gendis memakai gaun warna peach tanpan lengan. Gaunnya cukup ketat sehingga lekuk tubuhnya terlihat.

"Aku gak tanya!" ujarku.

"Aku hanya ingin memberitahu bahwa sebentar lagi aku dan Mas Reza akan menjadi orang tua. emm... satu lagi!. Kamu tahu tidak orang tuanya Mas Reza sangat menyayangiku dan meratukan aku di rumahnya. Karena mereka sangat bangga mempunyai menantu seorang ASN, yang sepadan dengan anaknya seorang abdi negara.

sementara kamu berjodoh dengan seorang buruh pabrik!" ucap Gendis sambil menertawakan aku.

Ingin rasanya aku melempar mukanya dengan gelas yang ada nakas. Namun tindakan seperti itu di larang. Jadi aku hanya bisa mengelus dada mendengar ocehan Gendis. Suatu saat pasti ia akan mendapatkan balasannya sendiri. jadi aku tak perlu report mengotori tanganku.

"Mbak, cepat siap-siap karena calonmu sudah datang!" ucap Rasti masuk ke kamarku.

"Tu, calon suamimu sang kuli bangunan sudah datang!". Ucap Gendis sambil berlalu dengan raut wajah kemenangan.

"itu mulut, kenapa tajam banget sih?" ucap perias tersebut yang sudah selesai mengemas barangnya.

"Biasa mbak, kaleng rombeng, yang gak ada remnya juga. Jadi sudah biasalah!" jawab Rasti dengan senyum.

Saat aku tiba di ruang tamu, pandanganku mencari keberadaan calon suamiku. Namun nampaknya tidak ada pria yang akan menjadi calon suamiku.

...****************...

Terpopuler

Comments

HARTINMARLIN

HARTINMARLIN

assalamualaikum hai 🖐️🖐️ salam kenal dari ku

2024-11-02

2

Siti Zuriah

Siti Zuriah

hai... thor salam kenal aku mampir k karya mu kek nya seru nih cerita nya aku nyimak dulu ya thor

2024-11-05

1

anita

anita

crtanya bgus,pnggambarannya jlas serasa nyata

2024-11-05

0

lihat semua
Episodes
1 Calon Suami Lumpuh
2 Ejekan dari keluarga Part 1
3 Ejekan Dari Keluarga Part 2
4 Sifat keluarga besar yang di Luar Nurul
5 Hinaan dari Mantan
6 Akad Nikah Semua Orang Syok!!!
7 Tidak Ada Pelet!
8 Denok Kepo Uang Mahar Asli atau Palsu
9 Penasaran Dengan Pemilik Rumah Mewah
10 Melihat Rumah Baru
11 Obrolan Beni Dan Dirga
12 Pindahan
13 Tak Bisa Berkata-kata
14 Mega Terlalu Percaya Diri
15 Kejutan dari Dirga
16 Gendis mempermalukan dirinya sendiri.
17 Denok Shock
18 Dirga Cemburu
19 Anak Konglomerat
20 Identitas Dirga Sebenarnya
21 Memutus Kerja Sama
22 Berkunjung kerumah mertua
23 Bertengkar
24 Reza berusaha mendekati Mentari lagi
25 Peduli
26 Reza dan Gendis bertengkar
27 kebohongan
28 Di fitnah
29 Tamu tak diundang
30 Orang Asing yang tidak Penting
31 Perlawanan !
32 Meminta untuk Gadaikan SK
33 Ancaman Untuk Narti
34 Curiga
35 Mencecar Yanto
36 Mau terapi kembali
37 Narti bikin ulah
38 Di Serang Balik
39 Ines meminta bantuan Bella
40 Ancaman!!
41 Menginap
42 Misi Gagal
43 Di Bohongi Dewi
44 Mencari Cara
45 Di kerjain
46 Di Usir
47 Dirga Mulai Tertarik pada Mentari
48 Ingin Pinjam Uang
49 Sudah Salah, Masih Membela Diri!!
50 Bella di Hukum
51 Kata Sayang!!!
52 Menstalking
53 Kiriman Makana misterius
54 Gendis ketahuan
55 Pajangan Foto Segede gaban
56 Pindahan
57 Kecolongan
58 Gusar
59 Tak Punya Muka
60 Jemput Paksa
61 Bisa Berjalan Lagi
62 Mundur
63 Di fitnah
64 Bella di tolong Mentari
65 Makan malam
66 Menolak untuk membantu Ines
67 acara syukuran
68 Gagal
69 sudah di ujung tanduk
70 Mendatangi Rumah Mertua
71 Rencana Reno dan Soraya
72 Curhat
73 Keguguran
74 Menjenguk Gendis
75 Malam Pertama yang Tertunda
76 Meminta Maaf Pada Bella
77 Menggadaikan Sertifikat Rumah
78 Di Kira Hamil
79 Memeriksa CCTV
80 Tamu yang Mengejutkan
81 Ketahuan
82 Kecewa
83 Gendhis Masih belum berubah
84 Bersikap tegas
85 Bingung mencari bantuan
86 Terkena Adzab
87 Di Gadaikan Adik Ipar
88 Curiga
89 Ke Kota Bersama
90 Menawarkan Perabotan Rumah
91 Berunding
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Calon Suami Lumpuh
2
Ejekan dari keluarga Part 1
3
Ejekan Dari Keluarga Part 2
4
Sifat keluarga besar yang di Luar Nurul
5
Hinaan dari Mantan
6
Akad Nikah Semua Orang Syok!!!
7
Tidak Ada Pelet!
8
Denok Kepo Uang Mahar Asli atau Palsu
9
Penasaran Dengan Pemilik Rumah Mewah
10
Melihat Rumah Baru
11
Obrolan Beni Dan Dirga
12
Pindahan
13
Tak Bisa Berkata-kata
14
Mega Terlalu Percaya Diri
15
Kejutan dari Dirga
16
Gendis mempermalukan dirinya sendiri.
17
Denok Shock
18
Dirga Cemburu
19
Anak Konglomerat
20
Identitas Dirga Sebenarnya
21
Memutus Kerja Sama
22
Berkunjung kerumah mertua
23
Bertengkar
24
Reza berusaha mendekati Mentari lagi
25
Peduli
26
Reza dan Gendis bertengkar
27
kebohongan
28
Di fitnah
29
Tamu tak diundang
30
Orang Asing yang tidak Penting
31
Perlawanan !
32
Meminta untuk Gadaikan SK
33
Ancaman Untuk Narti
34
Curiga
35
Mencecar Yanto
36
Mau terapi kembali
37
Narti bikin ulah
38
Di Serang Balik
39
Ines meminta bantuan Bella
40
Ancaman!!
41
Menginap
42
Misi Gagal
43
Di Bohongi Dewi
44
Mencari Cara
45
Di kerjain
46
Di Usir
47
Dirga Mulai Tertarik pada Mentari
48
Ingin Pinjam Uang
49
Sudah Salah, Masih Membela Diri!!
50
Bella di Hukum
51
Kata Sayang!!!
52
Menstalking
53
Kiriman Makana misterius
54
Gendis ketahuan
55
Pajangan Foto Segede gaban
56
Pindahan
57
Kecolongan
58
Gusar
59
Tak Punya Muka
60
Jemput Paksa
61
Bisa Berjalan Lagi
62
Mundur
63
Di fitnah
64
Bella di tolong Mentari
65
Makan malam
66
Menolak untuk membantu Ines
67
acara syukuran
68
Gagal
69
sudah di ujung tanduk
70
Mendatangi Rumah Mertua
71
Rencana Reno dan Soraya
72
Curhat
73
Keguguran
74
Menjenguk Gendis
75
Malam Pertama yang Tertunda
76
Meminta Maaf Pada Bella
77
Menggadaikan Sertifikat Rumah
78
Di Kira Hamil
79
Memeriksa CCTV
80
Tamu yang Mengejutkan
81
Ketahuan
82
Kecewa
83
Gendhis Masih belum berubah
84
Bersikap tegas
85
Bingung mencari bantuan
86
Terkena Adzab
87
Di Gadaikan Adik Ipar
88
Curiga
89
Ke Kota Bersama
90
Menawarkan Perabotan Rumah
91
Berunding

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!