Menjadi pembantu bukanlah rencana awal Sukma mencari pekerjaan. Setidaknya dengan bekal ijazahnya yang hanya tamat SMA.
Dia berharap bisa bekerja menjadi buruh pabrik, atau karyawan swasta. Himpitan ekonomi memaksa dirinya untuk segera mendapatkan pekerjaan.
Hingga akhirnya seseorang menawarkan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga. Tanpa pikir panjang Sukma menerima tawaran kerja yang cukup jauh dari kampung halamannya.
Gimana ya kelanjutan hidup Sukma Ajeng sebagai Asisten Majikan Bulenya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ninaammar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabar Mengejutkan
"Bagaimana keadaamu hari ini, Sayang? Tante tidak habis pikir, bagaimana bisa kamu terjatuh ke kolam?" tanya Elizabet mengiris sandwich menjadi beberapa bagian.
"Semalam Belle memang kurang hati-hati, Tante. Terpleset dan jatuh." jawab Belle. Pandangannya fokus pada Sukma, dan Richard yang nampak akrab. Melayani sarapan yang Richard mau.
"Cukup Sukma, jangan terlalu banyak coklat. Nanti Saya bisa gendut," kekeh Richard membuat gadis itu tersenyum manis.
"Tuan tidak akan gendut, jika hanya makan selembar roti berlapis coklat saja.'' balas Sukma, mengoles sedikit mentega dan coklat. Melihat interaksi antara majikan, dan pelayan itu membuat hati Belle menjadi gerah.
"Richard, masa cutiku hanya dua hari disini. Aku ingin sekali melihat kantormu. Apa kamu tidak keberatan jika Aku ikut bersamamu?" tanya Bella menarik simpatik Richard.
"Tentu saja, Aku akan suruh Jimmy menjemputmu. Karena pagi ini ada meting dadakan." ujar Richard menyambar pipi mommynya.
''Richard, luangkan waktumu sedikit untuk Belle, ajak Belle keliling Pulau Dewata. Sebelum dia kembali ke Moskow." ucap Afredo memberi titah.
"Ya, W'll try. Sukma, where is my bag?" panggil Richard setengah berteriak. Sukma mempercepat langkahnya, membawakan tas richard. Yang tadi dia letakkan di kursi tamu. Hingga kakinya tersandung sesuatu. Sikap cerobohnya itu, membuat mereka harus melihat adegan drama korea percintaan.
Belle memutar bola matanya jengah. Seakan ingin mencakar habis wajah pelayan kampung itu.
"Sorry, Sir. I accidentally." (Maaf, Saya tidak sengaja)
" Seharusnya kamu lebih berhati-hati, Sukma!" ucap Elizabeth memberi peringatan.
It's Ok. Are you fine?" tanya Richard lembut. Sukma hanya mengangguk tanpa menjawab.
Belle semakin kesal, akan sikap Sukma yang dibuat-buat. Sejak semalam menurutnya dia memang sengaja mencari perhatian Richard.
Sungguh tidak masuk akal perempuan pelayan seperti dia. Menjadi pesaingku, sungguh dia bukan levelku. Setidaknya untuk menyingkirkan dia tidaklah sulit.
Gumam Belle berpikir.
Richard pun pergi setelah pamit pada Mommy, dan Daddy nya. Belle pun bersiap sebelum nanti Jimmy datang menjemputnya. Belle menyiapkan dress cantiknya untuk dia pakai datang ke kantor Richard.
Belle keluar dengan penampilannya yang bak putri peri. Tubuh tinggi semampai, kulit putih, rambut panjang kecoklatan. Tampil percaya diri
"Nona cantik sekali," puji Sukma, melihat tamu majikannya memutar tubuhnya, memastikan penampilannya agar terlihat perfect dihadapan Richard.
"Tentu saja. Karena tidak lama lagi, Aku akan bertunangan denga Richard. Menjadi Nyonya Clarabelle De Bruin. Bagaimana menurutmu?" tanya Belle dengan senyum mengejek.
"Iya, Nona memang pantas menjadi pendamping Tuan." ucap Sukma, dengan suaranya yang tiba-tiba melemah. Nyaris tak terdengar.
"Belle, kamu cantik sekali, Sayang. Richard pasti terpesona dengan penampilanmu." Elizabeth memuji Belle dengan bangganya. "Tapi, apa kamu yakin bisa pergi hari ini. Padahal Tante lihat kamu menggigil kedingan Tante takut kamu sakit. Karena trauma air." tutur Elizabet khawatir.
"Belle sudah baikan, Tante. Karena semalam Sukma sudah membantu merawatku.
Tin.... Tinnnn!....
Suara mobil Jimmy tiba di depan pintu gerbang. Sukma lari keluar membuka pintu pagar besi yag tinggi menjulang. Jimmy turun, membuka pintu mobil depan untuk Belle.
Dengan senang hati Belle masuk setelah pamit pada Elizabeth. Karena Afredo, sudah lebih dulu pergi bersepeda berkeliling komplek. Menikmati udara pagi di Pulau Bali.
Sejak tadi kepala Sukma, sudah terasa pusing menahan bau wangi parfum, Belle. Dan dengan kedatangan Jimmy perutnya semakin mual, kepalanya pusing terasa berputar-putar. Sukma memaksa melangkahkan diri masuk kedalam tapi ternyata. Sukma jatuh pingsan bersamaan Belle yang hendak ingin masuk kedalam mobil.
"Nonya Saya___" belum sempat Sukma ingin mengatakan, jika tubuhnya merasa tidak enak badan sejak kemarin. Dia sudah pingsan, untung saja ada Jimmy yang sigap menahan bobot tubuhnya yang saat ini demam.
"Oh my god, Sukma!'' pekik Elizabet kaget.
"Tubuhnya panas sekali, Nyonya. Dia harus dibawa ke rumah sakit." kata Jimmy membawa tubuh Sukma masuk kedalam mobil.
Elizabeth menyentuh tangan Sukma memastikan." cepat bawa dia ke rumah sakit sekarang! Lalu antar Bell ke kantor Richard.'' titah Elizabeth.
Meski Belle adalah seorang dokter. Tapi tetap saja Sukma harus dibawa ke rumah sakit sebab dia tidak mungkin harus membawa alat medus kemanapun dia pergi lagi pula tujuannya adalah untuk berlibur. Menikmati cuti bersama Richard sebelum kembali ke Moskow.
Ada-ada saja, yang jatuh ke dalam kolam Belle. Tapai yang sakit justru pelayan itu." gerutu Elizabeth masuk kedalam mansion.
Disana Jimmy langsung membawa Sukma ke rumah sakit. Setibanya di lobi, perawat datang membawa ranjang dorong. Jimmy membawa tubuh lemah Sukma, yang dibantu petugas untuk di bawa ke ruang UGD.
Belle, lebih memilih menunggu Jimmy di dalam mobil. Sambil mendengarkan musik melalui ponselnya.
Jimmy menghubungi Richard, jika dia akan datang terlambat ke kantor. Karena harus membawa Sukma ke rumah Sakit.
~ Tuan, Saya ada dirumah sakit. Sukma pingsan sepertinya dia demam.
~ What! Sukma is sick, okay I w'll go there."( Apa! Sukma sakit, oke saya kesana)
Richard menyambar kunci mobil diatas meja. Sebelum pergi Richard melepas jas, dan dasinya. Karena Jimmy mengatakan jika disana ada Belle yang ikut bersamanya. Mengenakan kaca mat hitam, dan topi putih. Agar tidak ada orang yamg mengenali dirinya.
Richard memacu laju mobilnya, menuju rumah sakit yang tadi Jimmy share lokasinya. sebelum turun Richard memastikan Belle tidak mengenali dirinya. Merapihkan topi dan melihat ke sekitarnya lalu turun, berjalan menuju koridor.
"Jimmy, bagaimana keadaan Sukma?" tanya Richard khawatir. Tapi Jimmy masih belum menjawab pertanyaan Richard. Dia sendiri bingung bagaimana cara mengatakan pada atasannya itu.
"Jimmy! Why are you silent?"( Jimmy kenapa kamu diam saja?) Jimmy hanya memberikan selembar kertas, yang dia terima dari perawat, setelah dokter melakukan pemeriksaan.
Richard membulatkan kedua matanya sempurna setelah membaca hasil diagnosa dokter.
"What! Sukma pregnant? Oh my god this us impossible!" Richard mengusap wajahnya gusar. Pasalnya dia masih terlalu panik mendengar kabar yang cukup membuatnya kaget.
Richard meberanikan diri untuk masuk kedalam. Langkahnya begitu ringan seakan tidak ada bobot dalam tubuhnya. Langkahnya terhenti di depan ranjang, dimana Sukma berbaring menangis sambil memegangi perutnya.
''Su....Sukma, Im sorry!" ucap Richard gugup.
"Aku tidak mau hamil." ucap Sukma menangis. Menatap Richard dan mengatakan kalimat yang sama padanya dengan isak tangisnya.
"Sukma!" panggilnya lagi. Richard sendiri masih syok mendengarnya. Rasanya tidak percaya, jika dia akan menjadi seorang Daddy. Tanpa ikatan pernikahan.
"Aku tidak mau hamil, Tuan. Bagaimana nanti jika orang tuaku tahu, Aku hamil tanpa menikah?" ucap Sukma menangis, dengan banyak pertanyaan di otaknya.
"Sukma, Saya akan pikirkan jalan keluarnya. Tolong jangan menangis lagi." pinta Richard meraih tangan Sukma untuk tidak meremas perutnya.
Sementara Richard membiarkan Sukma berada di dalam. Untuk menemui Jimmy di luar. Jimmy bangkit dari duduknya setelah melihat Richard keluar.
Bagaimana keadaanya? Apa dia kembali histeris seperti sebelumnya?" Jimmy membombardir Richard beberapa pertanyaanya. Dia hanya diam menggelengkan kepalanya bingung.
"Rahasiakan masalah ini dari siapapun!" ucap Richard memint Jimmy merahasiakan masalah besarnya.
"Oke, tapi bagaimana jika Tuan, dan Nyonya besar tahu jika Sukma hamil? Perutnya akan semakin membesar." sambug Jimmy lagi memberi penjelasan.
"Aku akan pikirkan solusinya,' jawab Richard lemas.
"Tuan, bagaimana jika kita suruh dia gugurkan kandungannya?" Jimmy justru mendapat lirikan tajam dari atasannya. Dan melayangkan bogem mentah ke wajahnya.
Bughhh
"You ara stupid, Jimmy! Don't you know? The baby is my son." (Gila kamu Jimmy! Apa kamu tidak tahu? Bayi itu adalah anaku.")
Ucap Richard sangat maraj pada Jimmy hingga memukulnya karena tidak terima akan ucapan Jimmy.
"Sorry, Sir. I think that is the only solution. So that madam does'nt no about this matter." (Maaf Tuan. Saya pikir itu solusi satu-satunya agar nyonya tidak tahu masalah ini.)
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Untuk semua readerku pengundian akan diumumkan di hari jumat. hadiah akan dikiri sabtu malam, untuk yang baru gabung jangan dulu kecewa give way akan datang satu bulan mendatang ayo dukung karyaku ya.....😘😘 thanks NNM
Kasihan Sukma harus menanggung benih Richard karena hasil perkosaan, meskipun itu karena jebakan, apalagi usia Sukma yang masih terlalu muda, kalau Richard masih mengulur waktu untuk tanggung jawab pada Sukma, jgn nyesal kalau nanti ada laki2 lain yang mau tanggung jawab atas kehamilan Sukma, meskipun itu benih kamu Richard, jangan karena status sosial kamu gak mau tanggung jawab pada Sukma, dalam kasus ini yang jadi korban adalah Sukma, kesucian nya direnggut, hamil diluar nikah dan masa depan nya suram.