NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Tiri

Menjadi Ibu Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Keluarga / Suami Tak Berguna / Ibu Tiri / Menjadi Pengusaha
Popularitas:17.7k
Nilai: 5
Nama Author: Carrot_Line

Bangun-bangun sudah menjadi Ibu sambung 4 anak, Li Hua tidak habis pikir dengan itu. Memiliki suami yang suka berfoya-foya dan jarang pulang kerumah.

Menanggung kehidupan keempat tauge kecil membuat Li Hua harus berpikir tentang uang!
Uang,uang dan uang. Dia terus memikirkan itu demi kelangsungan hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carrot_Line, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ini di luar dugaan kita

Saat roda melewati jalan berbatu, dinding gerbong akan bergoyang. Beberapa kali rasa pusing menyerang, jalanan tak semulus di masa depan. Dimana jalan akan terlihat lebih bersahabat, tanpa batu mungkin menjadi kendala hanya beberapa lubang saja.

Lupakan itu kenyataannya sekarang Li Hua tengah berada di zaman yang bahkan jauh dari kata modern. Setidaknya masih ada kendaraan yang bisa di pakai, meskipun harus ditarik manual oleh lembu.

Da Lang menatap Li Hua khawatir, begitu tiba didepan gerbang kota Ping An. Dia turun terlebih dahulu, membantu Li Hua turun dengan hati-hati. Kemudian mengangkat dua keranjang dari gerbong. Tangannya merogoh saku celana, mengambil beberapa sen. Membayar biaya perjalanan mereka pada kusir, saat menoleh dia menyadari bahwa Li Hua tidak ada di samping nya.

"Hua Niang? Kamu pergi kemana?"pemuda itu menjadi panik.

Menatap orang-orang yang berdesakan masuk ke dalam kota. Mencari-cari sosok Li Hua yang bahkan tak dia temukan dalam pandangan nya. Ah, mengapa jadi seperti ini? Kalau terjadi sesuatu yang buruk pada Ibu sambungnya. Dia tidak bisa menolong dengan cepat.

"Hua Niang..."

Pandangan nya jatuh pada sosok Familiar, berjongkok dibawah pohon besar. Sosok itu terlihat tengah memuntahkan sesuatu dari dalam perutnya. Menoleh kebelakang dengan raut wajah pucat, perutnya benar-benar terasa tidak enak. Rasa mual yang menyerang Li Hua membuat ia tak mau beranjak berdiri.

"Ya ampun, aku tidak tau kalau kamu mabuk kendaraan."Da Lang bergerak mendekati Li Hua cepat.

Tidak lupa untuk membawa bawaan mereka, menaruh keranjangnya dan ikut berjongkok disamping Ibu sambungnya. Dia tidak tau kalau Li Hua mabuk kendaraan, wajah Ibu sambungnya sangat pucat. Dan itu membuat nya khawatir bukan main.

"Minumlah terlebih dahulu kalau sudah selesai muntahnya."Da Lang memijat pelan tengkuk Li Hua.

Li Hua hanya mengangguk, dia kembali memuntahkan isi perutnya. Tubuhnya merasa begitu lemas, saat selesai dia menutupi muntahannya dengan segenggam tanah. Duduk bersandar pada pohon besar, rasanya sekarang dia tak sanggup untuk menggerakkan badannya.

"Aku membenci kereta yang ditarik oleh lembu."

"Itu artinya kita tidak bisa pergi jauh, kamu mabuk kendaraan sekarang. Takutnya nanti akan jauh lebih parah."Da Lang memijat pelipisnya.

Dia tidak tau harus berbuat apa, kalau dipaksakan takutnya Li Hua akan semakin mabuk berat.

"Ini diluar dugaan, sepertinya akan lebih baik batal pergi ke kota Hekko,"bisik Li Hua pelan.

Mendongak menatap langit-langit penuh tak keberdayaan, dia benci mabuk darat akan tetapi lebih membenci mabuk air. Dirinya pernah mencoba menaiki kapal pesiar akan tetapi nyatanya, dia muntah bahkan baru menginjakkan kaki di kapal.

Anak sulungnya mengangguk mengerti, setelah beristirahat cukup. Mereka berdua masuk kedalam kota Ping An, keramaian orang-orang menyambut mereka. Beberapa orang terlihat buru-buru, membawa barang dagangan mereka takut lapak baru akan di rebut oleh pedagang lain.

Sebagian dari mereka menawarkan barang dagangan mereka, mencoba menarik pelanggan dengan penampilan meyakinkan. Jelas mereka terlihat memiliki kantong kain penuh koin.

"Tunggu disini, aku akan mencari posisi yang bagus."Da Lang bergegas pergi. Meminta Li Hua menunggu nya di sudut bangunan yang sepi.

Sambil menunggu, Li Hua meraih beberapa buah tomat Cherry. Memakannya karena penasaran dengan rasa tomat itu. Matanya membulat saat kunyahan pertama terjadi, begitu tomat Cherry meletupkan isinya.

"Hum?!"kedua tangannya menutup mulutnya.

Suara keras itu menarik perhatian beberapa orang yang lewat, awalnya mereka tak memperhatikan sudut yang sepi. Tapi suara Lo Hua refleks membuat mereka menoleh. Wanita muda berdiri didepan bangunan sepi, dengan keranjang terisi tomat dan Ubi. Dia tengah memakan tomat Cherry, meloncat sedikit dan terlihat kegirangan. Seakan menemukan sesuatu yang menyenangkan.

"Aku tak menyangka rasanya manis dan sedikit asam, ini pertama kalinya mencoba tomat Cherry."

Kerlipan di matanya terlihat bercahaya, wanita paruh baya berjalan mendekati nya. Dia jarang menemukan tomat kecil yang di bawa oleh wanita muda didepannya.

"Ini pertama kalinya saya melihat tomat sekecil ini,"dia membuka percakapan dengan Li Hua.

Tentu saja itu di sambut dengan baik oleh Li Hua.

"Saya juga, Nyonya asal anda tahu saja. Ini sulit didapatkan, ketika saudara saya menyuruh saya menjual ini. Saya takut orang-orang tak familiar dengan tomat ini."

Ia sengaja menyisipkan kebohongan kecil, menunjukkan raut wajah meyakinkan. Nyonya didepannya tertawa dan mengangguk.

"Saya beruntung menjumpainya disini, saudari saya mengatakan tomat kecil ini memiliki banyak manfaat."

Dengan sengaja Li Hua mencondongkan tubuhnya kedepan, dia berbisik dengan gerakan mencolok. Bertentangan dengan maksudnya untuk berbisik. Suaranya justru terdengar jelas oleh orang-orang yang tengah berada di sekitar mereka.

"Kecil-kecil seperti ini, mereka cabe rawit. Tomat ini mengandung antioksidan dan vitamin C yang bisa mencerahkan kulit, mengurangi kerutan dan garis-garis halus serta yang paling penting mengurangi paparan cahaya matahari."

Bulu mata Nyonya itu berkedip mendengar nya,"benarkah? Saya tidak tau mereka mempunyai begitu banyak manfaat."

Jarinya menunjuk tomat Cherry tak percaya, tapi teringat cerita saudarinya yang bekerja di toko kecantikan.

"Ada lebih banyak manfaat dari yang saya sebutkan,"seringai Li Hua.

"Kamu sangat pandai mengetahui manfaat dari produk yang kamu jual, kalau begitu saya akan membelinya."

Senyum Li Hua merekah, rasa senang mengarungi dadanya dan menggelitik. Tak menyangka Nyonya didepannya akan membeli dan menjadi pelanggan pertama.

"Anda mau berapa kilo?"

"Semua!"

"Se-semuanya?"

Dia tak percaya itu, akan tetapi Nyonya didepannya mengangguk tegas. Dua orang pria dengan pakaian Da He* datang menghampiri mereka berdua.

"Anda sudah memutuskan untuk membeli sesuatu Nyonya?"

"Ya, angkat keranjang itu dan bawa ke kediaman saya. Oh, Daun bawangnya nya terlihat bagus"

"Kami akan membawa keduanya."

Dengan cekatan mereka berdua mengangkat nya, menunggu Nyonya mereka membayar barang belian. Li Hua menghitung semua nya, dan jumlah itu masuk kedalam beberapa Yuan. Menatap ragu Nyonya itu, takutnya tak sanggup membayar akan tetapi dengan pakaian katun yang mahal. Pasti memiliki uang banyak di kantung nya.

"Nah, ini uang nya."

Tangan Li Hua gemetar saat menerima sekantung kain penuh koin sen. Terasa sangat berat, dengan cepat dia menyembunyikan nya di balik baju.

"Apa besok kamu kemari lagi? Saya akan membelinya, jadi pastikan membawa dua kali lebih banyak agar kamu bisa menjualnya pada orang lain juga."

"Iya, terimakasih Nyonya. Saya sangat bersyukur mendapatkan pelanggan pertama penuh kemurahan hati."Li Hua tersenyum lebar.

Membuat Nyonya itu tertawa senang, wanita muda itu terlihat tulus dimatanya. Dan sangat lucu ketika menerima uang dengan tangan gemetar.

Sepeninggalan mereka, Li Hua masih menunggu Da Lang. Pemuda itu pergi sangat lama, lupakan itu tunggu saja. Toh sekarang Li Hua mendapatkan banyak uang dengan cepat.

"Sepertinya hari ini hoki tahunan ku terpakai,"gumamnya.

Sosok tak asing datang dengan nafas terengah-engah, dia menatap Li Hua penuh rasa bersalah. Saat mencoba cari tempat kosong untuk Ibu sambungnya berjualan, dia tak menemukan tempat yang bagus. Rata-rata tempat yang paling bagus dikuasai oleh pedagang senior.

"Maaf..."

"Untuk apa?"tanya Li Hua bingung.

"Aku tak mendapatkan tempat bagus untuk Hua Niang,"ucap Da Lang penuh rasa bersalah.

Li Hua mengibaskan tangan,"tidak perlu mencari lagi, tempat ini akan menjadi lapak ku. Mari kita pulang, atau membeli makanan terlebih dahulu?"

"Eh? Apa dagangan nya sudah habis, maka kamu mengajak pulang lebih cepat."

Pemuda itu mencari-cari dua keranjang yang mereka bawa, barang kali di sembunyikan oleh Ibu sambungannya.

"Ya, habis terjual!"

Mulutnya terbuka lebar, bulu matanya berkedip beberapa kali lebih cepat. Dia tak percaya, Ibu sambungnya menjual dagangan dengan cepat bahkan menghabiskan nya tanpa sisa sedikitpun.

.

.

.

.

*Da He >>> Pakaian kain kasar yang biasa digunakan oleh masyarakat kebawah.

1
end
Mc lemah jadix q malas baca beda cerita lain
Sarifah Sarifah
thorn yg hanya upnya
Yurniati
double update thorr
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
RJ 💜🐑
ceritanya sangat bagus, semoga Li Hua dan anak anak sambung nya dapat uang yang banyak
Lala Kusumah
rejeki tak kan kemana... semangat Lin Hua.....
Try
mungkin terasa aneh dgn buah buahan yg banyak mangfaat ny
Try
dagangan laris manis
Ita Xiaomi
Moga rejeki mereka lancar dan bs hidup berkecukupan dan bahagia.
Ita Xiaomi
Da lang sibuk nyari lapak kosong sedangkan jualan udah laku semua😁.
Enah Siti
Gak jdi di gantung di pohon tomat🤭🤭🤭🤭🤭😘😘😘😘🙏🙏🙏🙏🙏mksih thor
Enah Siti
thor gak up lgi 🙏🙏🙏🙏🙏
Enah Siti: oke ku tunggu awas klau gak ada ku gantung di pohon tomat thor 💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿🤭🤭🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣😘😘😘😘🙏🙏🙏🙏🙏🙏👍👍👍👍👍mksih
Carrot: Hari ini up kak, baru dikirim untuk di review. Tunggu ya kak paling satu jam lagi baru tayang/Pray/
total 2 replies
RJ 💜🐑
semangat buat karya nya thor, ceritanya bagus 🤗🤗👍🏻❤
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuuuutttt
Erha Print
semangat berkarya
Erha Print
lanjutt
Erha Print
crazy up dunk
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Yurniati
tetap semangat terus thorr
Lala Kusumah
jgn ikut tetap disana aja Li Hua, kasihan anak-anak... lanjuuuuuuuuuuutttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!