Ketua OSIS Sedingin Kulkas

Bian begitu menikmati makanannya,bahkan habis tak tersisa, katanya bakso yang ia makan berbeda dengan yang biasa ia makan namun rasanya lebih enak ini

" Bakso nya enak Mel next kita makan bakso lagi ya Mel", katanya menyingkirkan mangkok kosong di hadapanku...

" Udah kan? sekarang kita pulang ,gue udah lelah banget pengin rebahan di kasur" kataku pada bian,

Bina mengantarku pulang setelahnya aku menyuruh agar dia pulang kerumah bukan ke markas, kalopun nantinya orangtuanya akan mengomel, biarkan saja setidaknya dia pulang ....

" Kamu pulang bi,jangan ke markas kalo nanti sampai rumah ayah kamu marah marah biarin aja ,jawab aja seperlunya jangan membantah "

Bian hanya mengangguk,ntahlah benar dia pulang ke rumah atau balik lagi ke markas aku berharap dia benar benar pulang ..

Jalanan sudah sangat sepi tidak seramai biasnya jam sudah menunjukkan pukul 23.30. Aku merebahkan badanku di kasur mengingat apa yang di katakan bian di danau tadi,

"Kasian juga bian, nggak nyangka anak yang kelihatannya baik baik saja ,malah menyimpan begitu banyak luka di hatinya"

Kataku lirih, aku beranjak ke kamar mandi untuk mengganti pakaian dan ingin langsung tidur ,,,

Aku berusaha memejamkan mataku yang begitu sulit untuk terpejam ,sedangkan jam terus berputar kurang dari setengah jam aku terlelap tidur,,,,

Sedangkan di rumah bian......

" Inget rumah kamu??" Ayahnya bian yang sedang mengerjakan kerjaan kantor di ruang tamu, menegur bian sesaat masuk rumah .

Bian tidak mendengarkan perkataan ayahnya hanya berjalan menuju tangga naik ke kamarnya...

" Bian..." Panggil ayah bian dengan keras, bian menghentikan langkah nya, ayah bian mendekati bian dengan marah ..

" Anak kurangajar ,orangtua sedang bicara bukanya di dengar malah di acuhkan ,mau jadi apa kamu?, kamu nggak malu akibat ulah kamu ayah begitu malu kepada keluarga chelse,,,,, kalo saja chelse bicara pada ayahnya mengenai kamu yang masuk kantor polisi dan ayahnya membatalkan perjodohan kalian bagaimana? Apa kamu mau tanggung jawab,? jika itu terjadi hancur sudah reputasi dan juga karirku"

Bian hanya tersenyum kecil dan menatap wajahnya ayahnya dengan tajam

"Bukan urusan bian,yang hancur itu bukan reputasi ayah ,tapi gengsi dan gaya hidup ayah yang berlebihan,,,

Andai kata ayah mau dengerin ji mamah ,mamah nggak akan pergi jauh ninggalin kita....yang tersiksa disini bukan ayah tapi bian ",

" Satu lagi, nggak ada perjodohan apalagi sama cewek nggak tau malu kaya chelsea "

Ayah bian begitu kesal dengan jawaban bian yang menurutnya itu sangat kurangajar...

" Kamu inget baik baik bian, semua ini barang barang yang kamu dapat , menurut kamu itu punya siapa?? Ayah begitu?? Ayah nggak minta banyak jadilah anak yang penurut dan membanggakan orangtua, jangan jadi berandalan jalanan,kamu di kasih Fasilitas lengkap bukan untuk jadi anak yang pembangkang "

" Ouh,,,jadi maksud ayah, fasilitas yang ayah kasih harus ada timbal baliknya,? Oke,bian turuti mau ayah ...

Dompet ,kunci mobil,kunci motor,ATM ,dan ya satu lagi mulai hari ini nggak usah kasih bian uang bulanan, ayah puas sekarang " ...

Bian memberikan semua fasilitas yang ayahnya berikan ,dia lari kekamar mencari tas yang muat untuk baju dan seragam sekolah nya, ia berniat meninggalkan rumah selamanya, jika tidak ia akan terus menjadi budak peusuruh ayahnya

" Den ,jangan tinggalin BI Asih sendirian den,biasih mohon" biasih yang tak sengaja mendengar perdebatan antara ayah dan anak , langsung menuju kamar bian ,mencoba menghentikan bian yang sedang emosi ..

" Nggak bi, ayah udah kelewatan dia udah keterlaluan BI, dari kecil bian nggak pernah minta apa apa dari ayah dan juga mamah ,tapi apa yang bian dapat trauma bi trauma, mereka hanya sibuk dengan kepentingan mereka sendiri", bian telah selesai mengemas barang barangnya,ayah bian berada di depan pintu kamar nya.

" Udah biarin BI,kita lihat saja anak manja ini bisa bertahan berapa lama ,tanpa fasilitas nya"

" Jangan tuan, nanti den bian kesusahan bagaimana,siapa yang memasak masakan kesukaan nya siapa yang merawat jika Aden sakit ",biasih terus memeluk bian enggan melepaskan...

" Bi,dengerin bian ,bian udah besar bian bisa jaga diri bian biasih Tenang yah,makasih untuk semua kebaikan bi asih bian pamit dulu" bian menyalami bia asih yang terus menerus menangis ,dan berlalu pergi mengabaikan ayahnya .....

" Silahkan pergi, jangan kembali lagi bila perlu mati saja bian,anak tidak berguna", gumamnya sesaat bian pergi meninggalkan rumah ...

" Tuan jangan bicara begitu,omongan orangtua itu doa,kita nggak pernah tau satu menit di depan kita akan bagaimana" kata biasih masih menangis sesenggukan...

" Saya nggak akan mencabut kata kata saya bi,maran memang kenyataannya begitu, anak dan ibunya sama saja"

Bian berjalan menuju halte bis yang tak jauh dari komplek rumahnya, dia memutuskan untuk tinggal di markas ,mungkin untuk selamanya,,,

Orang pertama yang ia hubungi adalah Angga, bian mengatakan pada Angga bahwa dirinya pergi dari rumah, dan meninggalkan semua Fasilitas nya, sekarang dia tidak punya apa apa bahkan uang untuk makan,di kantong sakunya hanya sisa uang 50rb ,itupun untuk membayar bis dan makan malam ini,,,

" Gue pergi dari rumah,sekarang gue di markas" pesan yang bian kirim ke angga,

Angga yang memang selalu tidur larut,membuka pesan yang bian kirim, ia keluar dari kamarnya dan turun menuju dapur ,mencari makanan dan jajanan ringan yang biasanya ia stok untuk menemani waktu belajar ,Angga membungkus nya dengan tas berukuran sedang ,dan pergi ke markas menemui bian,...

Sedangkan di markas sudah ada Reza dan yang lain tapi tidak dengan laskar ,karna semenjak kejadian itu laskar telah resmi di keluarkan,,,

" Kalian disini juga?" bian yang juga terkejut. temanya sudah lebih dulu berada di markas,,

"Angga telfon ,dia udah cerita semuanya, ko elo gitu bi,Kitakan juga temen elo,tega banget "

" Gue nggak mau ngrepotin kalian ,"

" Bi,bi elo udah kaya sama siapa aja, kita kalo lagi susah juga yang bantuin elo Biann" kata Reza menonyor kepala bian...

" Besok gue mungkin harus terbiasa naik bis ,nunggu di halte depan "

"Ngapain nggak perlu ,kaya curut aja lu naik bis" Angga melemparkan kunci motor nya pada bian,

"Pake aja, gue besok pake motor lama gue"

" Jangan ,gue makin malu ,sama elo ,motorku yang gue Bakar aja belum gue ganti "

"Ngapain di pikirin ,enjoy aja kita kan temen"

Bian memeluk Angga ,seperti dulu mereka begitu dekat Reza dan yang lain begitu terharu akhirnya salah paham ini selesai, biang keladi dari Maslah ini juga sudah pergi dari markas ,,,