Aswin Al Nur adalah pria tampan turunan arab. walau pekerjaannya sangat sukses dan juga kaya, tapi nasib pernikahannya tidak sebaik dengan pekerjaannya.
Aswin dan istrinya telah bercerai karena orang ke tiga. Istri Aswin telah berselingkuh. anak semata wayangnya ikut dengan Aswin.
Sampai akhirnya Aswin menemukan pengganti istrinya. dia adalah pengasuh dari putranya sendiri.
Gimana kisah percintaan Aswin Al Nur, yuk kita lanjut baca saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ziarah
Amel langsung mendekat ke Khairan dan mengajaknya turun ke bawah untuk sarapan.
"Ayo sayang kita turun kebawah. Kita sarapan trus berangkat sekolah."
Khairan dan Amel langsung pergi. Aswin tersenyum melihat Amel yang terlihat malu karena ketahuan Khairan.
Amel dan Khairan sudah duduk di tempat makan. Amel lalu menyuapi Khairan.
"Mba tadi kok pelukan sama Papah. Mba sayang sama Papah ya?"
Belum juga Amel menjawab, Aswin yang menjawab duluan.
"Iya sayang, Mba sayang sama Papah. Makanya tadi Mba peluk Papah," Amel langsung menatap Aswin, karena Aswin seenaknya ngomong kalau dirinya yang peluk duluan. Aswin justru tersenyum saat Amel menatapnya.
Aswin duduk depan Amel. Lalu Aswin minta Amel mengambilkan makanan. Amel tidak menjawab tapi langsung bangun dan mengambilkan makan untuk Aswin.
"Terimakasih sayang," kata Aswin saat menerima piring yang di berikan Amel. Dalam hati Amel sebenarnya tersenyum senang saat Aswin bilang sayang. Tapi Amel pura pura biasa aja dan diam.
Khairan sudah selesai makan. Lalu gantian Amel yang mau makan. Amel tidak pergi ke dapur, tapi makan di meja makan bersama Aswin.
"Makan yang banyak, biar badan mu isi," Aswin sambil meletakan telur mata sapi ke piring Amel.
"Saya ngga mau gendut."
"Kenapa memangnya? Kamu sekarang terlalu kurus sayang. Berat badan kamu memangnya berapa?"
"Kalau gendut takut jelek. Nanti bapak lirik cewe lain lagi kalau saya gendut. Berat badan saya sudah ideal kok," Aswin tersenyum.
"Saya ini punya mata, pasti ya lirik lirik orang. Kamu tuh gimana sih. Tenang aja, kamu walaupun gendut saya tetap suka kok."
"Papah sama Mba lagi pacaran ya?"
"Ngga sayang. Mba sama Papah lagi bahas badan gendut kok. Sudah yuk kita berangkat sekolah."
Amel lalu bangun dari duduknya dan langsung keluar bersama Khairan. Aswin lalu minum dan ikut bangun dari duduknya.
Ketiganya sudah di dalam mobil. Aswin membawa mobilnya menuju sekolah Khairan.
"Saya tunggu di sini. Nanti setelah Khairan masuk kamu cepat balik ya," setelah mobil terparkir di parkiran sekolah Khairan.
"Memangnya kita mau kemana Pak?"
"Kita kan mau ziarah ke makan orang tua kamu. bukanya kita sudah bicarakan."
"Memangnya Bapak serius?"
"Ya Tuhan Amel, saya serius. Saya serius ingin menikahi kamu, makanya saya ingin Ziarah ke makam orang tuamu. Sudah sana antar Khairan dulu, takut Khairan telat," Amel hanya mengangguk.
Amel dan Khairan turun. Amel berjalan sedikit cepat. Karena takut Khairan tidak bisa mengimbangi jalannya, Amel akhirnya menggendong Khairan. Amel merasa senang karena Aswin mengajak ziarah ke makam orang tuanya.
"Khairan sekolah yang pintar ya."
"Iya Mba," Khairan cium tangan Amel. Setelah Khairan masuk ke dalam, Amel buru buru pergi ke mobil.
Aswin melihat kening Amel yang sedikit berkeringat. tadi Amel mengendong Khairan dan jalan cepat, jadi Amel berkeringat. Aswin mengambil tisu lalu mau mengelap kening Amel. Amel yang tidak tau Aswin mau apa lalu memundurkan kepalanya.
"Ba... Bapak mau apa?"
"Saya mau mengelap kening kamu. Kenapa sampai berkeringat gini sih. Kamu tadi lari apa mengantar Khairan?"
"Biar saya aja yang lap Pak," Amel mau mengambil tisu dari tangan Aswin. Tapi Aswin melarangnya.
"Biar saya yang lap. Kamu diam lah."
Aswin mengelap kening Amel. Amel hanya diam dan menatap wajah Aswin yang dekat di depan wajahnya. Wangi badan Aswin sangat menusuk di hidung Amel. Membuat Amel merasa deg deg ser.
Jari tangan Aswin menyingkirkan rambut yang ada di kening Amel. Membuat kulit jari Aswin dan kulit kening Amel bersentuhan. Amel menelan ludah. Aswin melihatnya menjadi tersenyum. Aswin lalu memundurkan duduknya karena sudah selesai mengelap keringat Amel.
"Kita jalan sekarang ya?" Amel mengangguk.
Aswin menjalankan mobilnya menuju pemakaman di mana orang tua Amel di makamkan.
"Besok kalau Mamah dan Papah sudah pulang, kita ke Semarang langsung untuk meminta doa restu sama om kamu ya Mel," Amel mengangguk pelan.
Aswin dan Amel di mobil mengobrol. Aswin bertanya di mana rumah Amel. Amel lalu memberi taunya.
"Nanti siang setelah jemput Khairan sekolah saya ingin melihat rumah kamu. Boleh kan Mel?"
"Tapi rumah saya kecil Pak."
"Mau kecil mau besar saya ngga peduli sayang."
Mobil sudah sampai di depan pemakaman. Keduanya lalu turun dari mobil. Aswin memakai kaca mata hitam dan terlihat sangat tampan.
Aswin dan Amel berjalan beriringan masuk ke dalam area pemakaman. Aswin mengikuti Amel. Dan tidak lama berjalan Amel dan Aswin sudah sampai di makam orang tua Amel.
"Ini Pak makam orang tua saya," Amel sambil berjongkok lalu mengambil daun kering yang ada di atas makam.
"Ayah, Ibu, Amel datang. Amel datang tidak sendiri. Amel datang bersama Pak Aswin," Aswin lalu ikut berjongkok dekat Amel.
"Siang Pak, Bu. Kenalkan saya Aswin. Saya datang kesini ingin minta izin untuk memperistri anak Bapak dan ibu. Kita saling mencintai dan akan segera menikah. Semoga Bapak dan Ibu merestui kita. Saya janji akan menjaga, menyayangi dan mencintai Amel dengan sepenuh hati."
Saat Aswin bicara seperti itu air mata Amel mengalir. Amel rupanya merasa sedih dan juga bahagia.
"Jangan menangis sayang. Saya ngga suka lihat kamu menangis," Aswin sambil mengusap air mata Amel yang jatuh ke pipi.
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...
peluk balik Aswin...