Perjalanan Cinta Mikey

Camping dimulai keesokan harinya. Jumat subuh siswa baru sudah harus berkumpul di sekolah. Mereka pergi ke Cisandaan setelah matahari terbit.

Kegiatan di sana normal-normal saja sejauh ini. Linda tidak lagi membikin onar, Mikey terus-menerus mengawasi gerak-geriknya.

Malam harinya, Mikey tidak bisa tidur. Dirinya keluar dari tenda dan duduk menghadap ke api unggun kecil yang masih menyala. Keadaan di sana sangat sepi karena semua orang sudah pada tidur di tenda masing-masing.

Tiba-tiba, ada seorang cewek rambut panjang terurai dan memakai daster putih muncul dari kegelapan. Sontak dirinya kaget melihat sosok yang menyerupai kuntilanak.

"Arrrrghh!! Kunti"

"Mikey! Ini aku! "

"Oh? Lina? Syukurlah, kukira kamu kunti"

Lina langsung menampar pipi Mikey dengan muka kesalnya.

"Kamu jahat Key! Masa udah cantik gini dibilang kunti?"

"Maaf-maaf, heheh, sini atuh duduk disebelahku!"

Lina langsung menurut saja ajakan dari Mikey. Dia duduk di sebelahnya. Dia juga memasukan beberapa ranting kayu kedalam api unggun untuk bahan bakar.

"Kamu ngapain malem malem di sini Key?"

"Aku gak bisa tidur Lin, jadi aku ngelamun di sini"

"Yaelah, kamu malah ngelamun, ntar kesurupan lho!"

"Kamu juga ngapain di sini Lin?"

"Sama aku juga gak bisa tidur"

"Hmmm...yaudah deh, kita ngobrol aja"

"Hayu Key, ngomong ngomong gimana nih kelakuan adikku, aman?"

"Aman sih, tapi dia sempet bikin anak-anak cowok berantem"

"Kenapa Key?"

"Ya mereka pengen Linda masuk kelompok mereka, terus adikmu itu minta duit, nah anak-anak cowok itu pada gak punya duit, terus Linda nyuruh mereka tanding berantem, kalo menang dia gabung"

"Aduh, geblek banget adikku! Tapi kok gak kedengeran ribut di sekolah?"

"Kejadiannya diluar sekolah Lin, abis itu aku awasi Linda seketat mungkin"

"Adikku itu emang gitu euy, makanya aku peringati kamu pas briefing"

"Iya, emang kenapa sih adikmu bisa kayak gitu?"

"Dia cuman pengen diperhatiin Key, kamu tau kan semua orang cuma perhatian sama aku, tapi tidak sama dia, makanya dia berbuat begitu, dia juga mata duitan"

"Bener, aku sering dipalak sama dia"

"Hahahaha... anggap aja sodaqoh Key"

"Sodaqoh itu tujuannya untuk orang miskin"

"Aku dan Linda itu anak orang miskin Key, jadi pantes lah Hehehe"

"Huh dasar"

Lina mulai memegang tangan Mikey. Tangannya dingin sekali berasa memegang es batu.

"Key, kamu inget gak, hari ini tepat setahun yang lalu?"

"Kamu nerima aku jadi pacar rahasiamu?"

"Iya Key, aku bertaruh waktu itu, aku takut kamu itu cowok gak bener"

"Menurut mu aku cowok gak bener ya?"

"Bener kok, dan aku gak salah pilih kamu, aku ngerasa hidup kembali, aku pengen banget pacaran, aku juga orang normal kayak yang lain?"

"Kenapa kamu gak pacaran sama Dimas, aku liat kalian akrab banget, pas briefing kalian kayak orang pacaran"

"Kamu sebel ya liat aku sama dia deket?"

"Iya lah, aku cemburu"

"Ya sama aku juga kesel pas liat kamu masuk ke ruang kelas sambil pegang tangan Nita"

"Jadi kamu balas cemburu nih? "

"Menurutmu?"

"Kalo gitu aku putusin Nita, biar kamu gak cemburu"

"Jangan atuh Key! Kasian dia, Nita juga temanku tau! Aku takut dia bocorin rahasia kita"

"Ya makanya kamu harus ambil resiko dong! Kamu harus tahan liat aku sama Nita"

"Iya Key, maaf, tapi hati mah gak bisa diboongin"

"Hehehe, iya deh Lina sayang, aku gak akan gitu lagi di depanmu, eh tapi kamu belum jawab pertanyaan ku, kenapa kamu nolak Dimas?"

"Aku gak yakin sama Dia Key, Dimas emang orang baik, tapi gak tau aslinya kayak gimana"

"Tapi kan dia ganteng, pinter terus kaya"

"Aku gak suka Key, karena dia gitu, aku jadi mikir kalo dia itu sebenernya tukang mainin cewek"

"Playboy gitu?"

"Iya Key, dia banyak banget cewek gebetannya, kan bisa aja dia permainkan mereka"

"Iya juga ya"

"Kalo kamu mah bebas Key, gak bakalan ada cewek yang deketin kamu, kecuali si Nita itu, tapi aku yakin lah, Nita gak bakalan gantiin posisiku di mata kamu"

Lina sepemikiran dengan Mikey kalau Dimas memang bukan cowok yang baik, tapi pendapatnya tentang Mikey yang hanya didekati satu cewek, itu salah besar. Sebenarnya adiknya dia sendiri yang mendekatinya. Bahkan Mikey dan Lina sudah pernah berciuman. Mikey juga tidak berani menceritakan tentang hal itu ke Lina. Dirinya takut hubungan mereka sebagai saudara jadi retak

"Setahun lagi aku ada disekolah ini dan jadi pacarmu, aku akan pergi ke Jakarta"

"Iya Lin, aku sedih deh"

"Gak usah sedih Key, kamu nanti bakalan nyusul, kamu mau kuliah kemana?"

"Banyak pilihan Lin, aku bingung"

"Pilihan apa aja?"

"Ya ibuku pengen aku ke Universitas Gajahmada Jogja, jurusan kedokteran, terus bapakku pengen aku ke Institut Teknologi Gajah Duduk Bandung, jurusan teknik, aku jadi bingung Lin"

"Wah itu mah kampus favorit semua Key, apa kamu punya pilihan sendiri?"

"Aku pengen ke Universitas Indonesia, aku pengen sekampus sama kamu"

"Kuharap begitu Key, tapi kamu mau jurusan apa atuh? Susah juga lho masuk ke sana"

"Ya paling aku milih jurusan yang gampang aja, kayak politik, sastra atau ilmu kebudayaan"

"Yaelah, jurusan itu emang mudah tapi nanti nyari kerjanya susah Key"

"Biarin ah, yang penting aku bisa sama kamu"

"Amiiin, semoga kamu keterima di Universitas Indonesia, terus kita ngekost bareng hehehe"

"Kumpul kebo atuh?"

"Ya gak juga Key, maksudku kita kostnya deketan hehe, biar kita bisa pacaran terus, aku rencana mau tinggal di asrama biar murah, tapi kalo kamu masuk kesana, aku mau pindah ngikutin kamu"

"Semoga aja Lin, kita kumpul di sana"

Mikey mengobrol dengan Lina berjam-jam lamanya, sampai akhirnya iblis membisikkan ide gila ke kuping Lina.

"Key, kita ke pabrik teh yuk!" tiba tiba Lina mengajak ke tempat angker itu.

"Mau ngapain? Takut ahh" tolak Mikey.

"Kita rayain anniversary pacaran kita di sana yuk!"

"Ah gak mau ah! Emang mau ngapain di sana? Nyari perhiasan kamu lagi?"

"Kita udah lama gak ketemu Key, aku kangen pengen ciuman lagi sama kamu"

"Aduh gimana yah"

Lina langsung menarik tangan Mikey untuk pergi menuju pabrik teh di dekat tempat perkemahan. Waktu itu, Lina sudah membawa senter untuk menerangi jalan yang mereka lewati.

Pabrik teh itu memang angker, tapi karena Lina sudah memendam kerinduannya, malah dia tidak ada takut-takutnya sama sekali. Mereka masuk lewat pintu belakang pabrik. Memang pintu belakang tidak pernah dikunci oleh karyawan. Bau teh pun sangat menyengat menusuk hidung. Lina mengajak Mikey masuk ke ruang khusus karyawan. Di sana terdapat banyak meja dan kursi kerja

Lina menggeser sebuah meja hingga merapat ke meja lainnya. Kemudian dia langsung duduk di atas meja itu. Dengan wajah memerah, ia meminta Mikey untuk ikutan naik ke meja.

Mereka pun kemudian saling memandang, lalu berciuman. Mikey melihat Lina sangat menikmati ciuman itu. Lidah Mikey terus menari-nari bersama lidahnya di dalam mulut.

Akan tetapi di sela-sela mereka menikmati memadu kasih dengan berciuman, terdengar suara gaduh dari lantai dua, sontak Mikey dan Lina kaget bukan kepalang.

"Anjirr!! Suara apa itu?" tanya Lina.

"Kayaknya ada orang di atas"

Mereka pun panik dan saling bertatapan. Suara gaduh itu semakin terdengar jelas. Mikey mendengar seperti ada suara cewek yang lagi mengobrol dengan cowok.

"Lin ayo pulang!"

"Tunggu Key, ini mencurigakan banget, jangan-jangan ada siswa yang lagi mesum di atas"

"Kita juga lagi mesum kali Lin, ayo ah kita cabut!"

"Enggak Key, kita harus mergokin mereka"

"Hadeuuuh"

"Kita kan lagi jadwal piket Key, jadi udah tanggung jawab kita nangkep mereka"

"Kamu mah dasar"

Akhirnya Mikey mengikuti langkah Lina naik ke lantai dua. Setibanya di lantai dua, suara itu semakin jelas. Mereka mendekati sebuah ruangan yang disinyalir sumber suara itu.

"Kita dobrak bareng Key?"

"Iya"

"1... 2... 3..."

'BRUUUUUUK!!!'

Mikey dan Lina mendobrak pintu bersamaan. Dirinya terkejut ketika melihat ada Opik dan Livi di dalam ruangan itu. Mereka berdua tampak duduk di atas dipan yang roboh. Rupanya suara gaduh yang Mikey dengar sebelumnya adalah suara dipan roboh.

"Opik... Livi? Kalian lagi apa di sini?" tanya Lina sambil menyoroti wajah Opik dan Livi dengan senter.

"Anu... kita lagi patroli" jawab Opik terbata bata.

"Patroli? Terus kenapa kalian ada di pabrik ini?"

"Tadi... errrhh... anu... errh... aku lagi patroli... arhh"

"Woy! Yang jelas kali ngomong!" Lina ngegas.

"Iya.. iya... tadi aku patroli bareng Livi, terus aku denger suara gaduh di pabrik, jadi ya kita masuk ke sini nyari sumber suara, takutnya ada siswa yang lagi mesum... terus kamu sendiri sama Mikey ngapain ke sini?"

"Ya sama, aku denger suara gaduh pas lagi patroli"

"Tapi kok kita gak ketemu di bawah?"

"Aku lewat belakang"

"Aku juga lewat belakang"

"Udah deh kamu jangan ngebo'ong, kamu abis ngapain di sini sama Livi?"

"Kamu juga ngapain sama Mikey?"

"Jelas-jelas aku patroli, malem ini jadwalku tauuk!"

Akhirnya Lina dan Opik saling berdebat tentang jadwal tugas piket. Mikey dan Livi malah termenung melihat dua orang paling populer dan berprestasi di sekolah saling berdebat. Lina dengan prestasi akademiknya dan Opik dengan prestasi olahraga yang membuat nama sekolah menjadi harum.

Sambil terus berdebat, mereka pun pulang kembali ke perkemahan. Lina dan Opik berjalan di depan sementara Mikey dan Livi di belakang mereka. Mikey melihat ada hal-hal mencurigakan dalam tubuh Livi. Sepertinya bukan Mikey saja yang berbuat mesum di sana, tapi Livi juga. Mikey meliht ada bekas cupang di leher Livi yang memerah.

"Elu ngapain sih Liv ada di pabrik itu? Abis mesum sama Opik ya?"

"Anjim!! Sembarangan aja lu!!"

"Ya abisnya gue denger hal mencurigakan tadi, gue denger suara desahan cewek"

"Jangan fitnah Key!! Pamali!! Masa elu gak percaya sama sohib lu sendiri?"

"Iya deh... tapi itu di leher elu ada bekas cupang"

"Ini kena gigitan nyamuk! Kulit gue kan sensitif"

"Sensitif apa sensitif... hehehe"

"Udah deh, elu jangan mikir aneh aneh!"

"Hmmm... iya deh"

Mereka membubarkan diri setelah sampai ke perkemahan. Lalu balik ke tenda masing-masing untuk tidur sejenak sebelum adzan subuh tiba.

#Bersambung