NovelToon NovelToon
Back In Time (Reinkarnasi Selir Kejam)

Back In Time (Reinkarnasi Selir Kejam)

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / TimeTravel / Petualangan / Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lyana Mentari

Fiksi-Fantasy

Berkisah tentang dokter muda yang ambisius mengabdikan diri untuk kesehatan anak-anak.

Marissa Darwanti, karena sebuah kecelakaan tragis di malam yang penting. Membuatnya harus berpetualang ke dalam novel berjudul Back In Time, karya sang sahabat.

Antara nyata dan tidak, entah ini mimpi atau memang jiwa Risa merasuk ke dalam raga seorang selir, dari dinasti antah-berantah di dalam novel itu. Menjadikannya seorang selir jahat, yang haus akan cinta dan kekuasaan, Selir Agung Wu Li Mei.

Akankah Risa mampu bertahan dan menjalani hidup sebagai Wu Li Mei? Atau ia bisa terbangun sebagai Marissa suatu hari nanti?



Slow update teman-teman, up hari Senin dan Kamis yaa! Terima kasih, dukung novel ini terus ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyana Mentari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Yang Jia Li

Brakkkk....

Yang Jia Li menggebrak meja dengan keras, sesampainya ia di paviliun ratu, itu adalah hal pertama yang ia lakukan. Sang permaisuri begitu kesal melihat Wu Li Mei menang hari ini.

Awalnya ia berpikir kunjungannya ke Negeri Su untuk mendampingi kaisar akan berbuah manis, ia akan menghabiskan banyak waktu bersama kaisar dan membuatnya semakin mencintainya. Tapi tidak, Kaisar Zhou bahkan tak pernah melihat kepada sang permaisuri, sekalipun wanita cantik itu ada di sampingnya.

Kaisar Zhou tidak mau berbagi kamar dengan sang permaisuri, pria itu juga bersikap dingin setiap kali mereka bertemu.

"Sial, belum apa-apa wanita ular itu sudah menang!" gerutu Yang Jia Li. "Aku tidak bisa diam saja, jika terus begini. Wu Li Mei akan benar-benar menjadi permaisuri."

"Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi, aku harus membuat rencana."

"Dayang Yue!"

"Dayang Yue!!!"

"Dayang Yue!! Dimana pelayan itu, dasar tidak berguna."

Yang Jia Li berteriak seperti orang kesetanan di dalam kamarnya, sang permaisuri pun keluar untuk mencari pelayan setianya.

"Dayang Yue!!"

"Salam, Yang Mulia." Dayang Yue setengah berlari menghampiri Yang Jia Li, sang dayang menunduk hormat.

"Ck! Kemana saja kau, aku memanggilmu dari tadi."

"Maaf, Yang Mulia. Saya harus merapikan kembali barang-barang anda."

"Alasan saja!" ujar Yang Jia Li, ia menatap tajam sang dayang yang menunduk penuh ketakutan. "Apa kau tidak punya telinga, hah. Aku memanggilmu sejak tadi, suara ku sampai serak."

"Maafkan saya, Yang Mulia."

Yang Jia Li menghela napas jengah, dayang-dayang yang ia miliki selalu tidak becus untuk menuruti keinginannya. Padahal, mereka bekerja adalah untuk melayaninya.

"Siapkan aku air, aku ingin berendam."

"Baik, Yang Mulia."

Yang Jia Li memilih pergi, kembali menuju kamarnya. Bahkan dinginnya angin musim dingin tidak bisa mendinginkan kepalanya. Wanita itu merasa sangat lelah usai perjalanan yang menyiksa dari Negeri Su, bagaimana tidak, Yang Jia Li ternyata mabuk laut. Dan ia baru mengetahuinya saat keberangkatan menuju Negeri Su.

Sang permaisuri terus menerus merasa pusing dan beberapa kali muntah, jadi selama perjalanan ia hanya tertidur di dalam kapal.

Berendam memang selalu menyenangkan dan menenangkan, luar biasa rasanya. Setelah perjalanan yang melelahkan, kini ia kembali berendam dengan nyaman. Dayang Yue menaburkan banyak bunga mawar, karena Yang Jia Li menyukai aroma mawar. Sang dayang pun menambahkan air hangat lagi untuk Permaisuri Yang.

"Yang Mulia, apakah anda ingin kembali sekarang?" tanya Dayang Yue.

"Tidak, aku masih ingin berendam."

"Tapi, ini sudak cukup lama."

Yang Jia Li merotasikan bola matanya, "Diamlah Dayang Yue, aku bisa mengurus diriku sendiri." ujarnya.

Dayang Yue menunduk hormat, tidak ada gunanya ia menyarankan sesuatu pada Yang Jia Li, karena wanita itu akan selalu menuruti kemauannya sendiri.

Seorang dayang datang menemui Dayang Yue, ia membisikkan sesuatu. Dayang itu adalah dayang mata-mata yang bekerja di paviliun selir agung, Yang Jia Li sengaja menaruh beberapa dayang setianya untuk memata-matai Wu Li Mei.

Dayang Yue pun segera memberitahu Yang Jia Li.

"Maaf, Yang Mulia."

"Apa?" tanya sang permaisuri malas.

"Panglima Timur, Tuan Yang Zhe Yan, berkunjung ke paviliun selir agung Wu sore ini."

"Apa!"

Dayang Yue membisikkan sesuatu di telinga Yang Jia Li, langsung saja seluruh wajah putih permaisuri itu berubah menjadi merah.

"Awas kau Wu Li Mei."

"Aku akan menghancurkanmu."

...****************...

Dayang Hong menyeka peluh yang membanjiri putri kecil junjungannya, Zhou Xie Ling. Sejak pagi sang putri kecil muntah-muntah dan seluruh tubuhnya menggigil, semua makanan yang ia makan selalu dimuntahkan kembali.

Dayang Hong dengan hati-hati kembali membaringkan Zhou Xie Ling di ranjangnya, menaikkan selimut hingga sebatas dada.

Para dayang di paviliun putri sibuk menambahkan arang penghangat ruangan dan menutup jendela agar angin musim dingin tidak bisa masuk.

"Dayang Hong, apa yang terjadi?" tanya Wu Li Mei, wanita itu bergegas kemari setelah diberitahu bahwa sang putri kembali sakit.

Dayang Hong menggeleng, "Saya tidak tahu, Yang Mulia."

"Kemarin, putri masih baik-baik saja." ujar Dayang Hong. "Saya selalu memberikan ramuan herbal seperti yang anda perintahkan, tapi pagi ini saat putri bangun tidur. Putri langsung muntah dan menggigil kedinginan, Yang Mulia."

"Apa kau sudah memberinya obat?"

Dayang Hong menggeleng, "Belum, Yang Mulia. Apapun yang dimakan putri selalu dimuntahkan kembali."

Wu Li Mei berjalan masuk, menghampiri seorang gadis kecil yang terbaring di ranjang. Wajahnya yang pucat semakin tak berseri.

Lagi-lagi apa yang sang selir takutkan terjadi, Zhou Xie Ling kembali sakit. Wanita itu pun tak tahu harus berbuat apa lagi, karena obat nyatanya tidak bisa menyembuhkan sang putri sepenuhnya. Obat herbal yang ia berikan hanya membantunya untuk tetap bertahan, tapi penyakit itu tetap bersarang di tubuhnya dan kian berkembang.

Wu Li Mei menatap sendu, ia membelai kepala Xie Ling. Wu Li Mei tersenyum lembut saat gadis kecil itu terusik dan mulai membuka mata.

"Ibu?" lirihnya.

"Ya, sayang, ibu disini." Wu Li Mei membelai pipi Zhou Xie Ling. "Ibu membawakan baju hangat untukmu."

Dayang Yi dan Lu Yan yang berdiri tak jauh dari Wu Li Mei memberikan rajutan baju hangat yang dibuat sang selir khusus untuk anak-anaknya.

Wu Li Mei membantunya untuk duduk lalu memakaikan baju hangat, Wu Li Mei juga meminta segelas air untuk Zhou Xie Ling.

"Kepala ku sakit, Bu. Rasanya seperti berputar." adu sang putri, ia memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Pandangannya pun mulai berputar.

Wu Li Mei menahan tangan sang putri agar berhenti menjambak rambutnya sendiri sebagai pelampiasan rasa sakit.

"Aaaaaaaaaaaa!!!"

"Sakit, bu."

Zhou Xie Ling menggeliat ketika kepalanya berdenyut hebat. "Sakiiiiittt!!"

"Berhenti sayang, jangan memukul kepalamu sendiri."

Wu Li Mei menahan kedua tangan sang putri, mengurungnya di dalam dekapan agar tidak kembali melukai diri. "Ibu, sakit sekali!"

Air mata sang selir menetes bersamaan dengan Zhou Xie Ling yang meronta di pelukannya, anak itu menangis histeris menahan rasa sakit.

"Ibu, sakit sekali."

"Aaaaaa!!"

Wu Li Mei merutuki ketidakmampuannya, ia hanya bisa menangis sambil memeluk Zhou Xie Ling. Sangat sedikit catatan tentang penyakit seperti ini di Dinast Ming, sehingga ia tidak tahu obat apa yang paling berkhasiat untuk kesembuhan putrinya. Wu Li Mei hanya memberikan obat-obatan yang bersifat antibiotik dan menambah kekebalan tubuh, wanita itu pun tak habis pikir lagi, padahal Zhou Xie Ling sudah menunjukkan tanda-tanda sembuh selama beberapa bulan belakangan.

Dayang Hong datang dengan nampan berisi ramuan herbal, wanita paruh baya itu mati-matian menahan tangis melihat Zhou Xie Ling kesakitan.

"Ini ramuan herbal untuk putri, Yang Mulia."

"Terima kasih, Dayang Hong."

Rasa sakit Zhou Xie Ling mulia mereda, gadis kecil itu tetap memeluk erat Wu Li Mei dengan sisa tenaga yang ia punya.

"Sayang, ayo minum obatmu." Wu Li Mei. melerai pelukan sang putri, mengambil cawan kecil berisi ramuan herbal dari nampan Dayang Hong.

Tapi, saat cawan itu tak sengaja melewati indra penciumannya, Wu Li Mei mengerutkan keningnya.

"Apa obat ini memang semenyengat ini?"

Dayang Hong dan dayang lain saling tatap, mereka tidak mengerti. "Maaf, Yang Mulia."

"Maksudku baunya terlalu menyengat."

"Ini obat yang biasa diberikan untuk putri, kami menyimpannya di tempat khusus agar tidak bercampur obat lain."

"Tunggu!"

Wu Li Mei mengamati dengan seksama, dan netranya menangkap gelembung kecil yang membias cahaya, menyerupai tumpahan minyak. "Apa kau lihat itu, Dayang Hong."

Dayang Hong mendekat dengan tatapan bingung, "Apa, Yang Mulia."

"Gelembung itu? Apa sebelumnya obat ini menghasilkan gelembung?"

Dayang Hong menggeleng kaku, antara yakin dan tidak.

"Aku harus memeriksa obat ini."

Wu Li Mei bangkit, perasaannya mengatakan ada yang salah dengan obat herbal yang dikonsumsi oleh Zhou Xie Ling. Dan ia harus memastikan sendiri, apakah ada yang salah atau tidak.

1
Dewi Rima
Luar biasa
Erti Zalukhu
ya kok gak nyambung kecewa loh
Siti S
Luar biasa
Ayu_Lestary
ikut berkaca-kaca 🥺🥺🥺
Ayu_Lestary
seru seru seru.... 😍
Ayu_Lestary
Dokter risa langsung menikmati kehidupan barunya, 👏
rita medialistuti
seru ceritanya, tapi dalam hati tetap bertanya tanya bagaimana risa bisa kembali..
🇲🇾 🇵🇸🍃🍁Rullaisy 🍁🍃
semakin lama semakin bodo
YAM
Luar biasa
Helen Nirawan
yg dr masa depan kalah ma yg kuno seh , pinter an donk
Helen Nirawan
eh sinting itu adik lu , otak lu ilang , klo pun mo selingkuh cari cowo laen , gila , waras lu ? 😖😖😳😱
Helen Nirawan
kaisar apaan lu , itu bini lu , klo dia jahat lu gk bs hukum dia , malah nyuruh selir , dah gt minta imbalan , lu kaisar gk ada kuasa ny sama sekali , preett , anak lu itu yg di jahatin bkn org laen , oon isshh
Helen Nirawan
apa gk py ruang dimensi gt ?
Awind Widayanti
kenapa harus Marah
Awind Widayanti
wes khaisar am kaming
Efendi Siantar
jatuh 1 korban lagi
yuká_s
👍🏻👍🏻
Efendi Siantar
Luar biasa
Buke Chika
dari kemarin2 cuman peringatan doang selir2
Buke Chika
bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!