Surga Cinta Impian

Beberapa hari berlalu dengan kedamaian dalam rumah tangga Tasya dan Oliver. Semua kembali normal seperti tidak ada insiden sebelumnya. Oliver kerap memanjakan Tasya dengan beragam hadiah sepulang bekerja.

3 hari yang lalu Oliver sengaja membawakan bucket bunga mawar begitu indah untuk istri tercintanya. Kemarin lusa juga ia pulang larut malam namun menyempatkan membeli martabak manis dobel topping kesukaan Tasya. Dan baru tadi malam Oliver memberi kejutan tak terduga berupa tas mahal keluaran terbaru dari brand terkenal seperti langganan para artis.

Seharian ini Tasya sibuk di rumah belajar membuat kue sebagai balasan kecil untuk suaminya yang telah memanjakan nya. Ia telah melupakan masalah perlakuan kasar Oliver pekan kemarin.

Selama cinta mereka masih utuh dan bahagia bersama kenapa harus dipermasalahkan? Pikir Tasya saat ini. Toh Oliver kini juga telah kembali bersikap begitu baik padanya.

Soal niat bekerja di luar rumah, Tasya berusaha melupakan dulu tentang hal tersebut. Tasya mencoba menikmati masa-masa indahnya menjadi ibu rumah tangga. Jika bosan, ia akan belajar banyak hal melalui YouTube atau sekedar menghabiskan waktu menonton drama Korea.

Kebetulan sekali siang ini Rachel, Giselle, dan Lina makan siang bersama setelah beberapa waktu sibuk sendiri dengan pasangan masing-masing. Mereka melakukan panggilan video dengan Tasya agar tidak ketinggalan kebersamaan mereka.

"Haiii.... Kangen banget deh sama kalian." Tasya berkali-kali mengecupkan tangannya kemudian menghadapkannya ke kamera di layar ponsel nya.

Ketiga sahabatnya menerima kiss bye dari Tasya yang begitu merindukan mereka.

"Kita lagi makan siang nih Sya." celoteh Lina.

"Coba kamu deket di sini, udah pasti kami ajak makan siang bareng." imbuh Giselle tidak mau kalah.

"Guysss, udah denger berita nya belum sih?" dan mulai lah kegiatan rutin para wanita jika sudah berkumpul seperti ini, yaitu GOSIP.

"Eh iya lho Sya, mantan Lo tuh." Lina tidak sabar menyampaikan pesan yang begitu penting ini.

"Kenapa?" Tasya berusaha biasa saja. Padahal ia beberapa hari lalu telah mengetahui kabarnya di portal berita online.

"Si Fadli, Sya. Dia ketangkep." Rachel tak kalah heboh.

"Kok bisa?" tanya Tasya lagi cukup santai meskipun dalam hatinya begitu riuh bergemuruh saking tidak sabar menanti jawaban sahabat nya yang mengungkapkan fakta sebenarnya.

"Iya, waktu kalian putus itu kan dia ke-gep selingkuh sama Claudia, anak maba yang centil itu." Lina menyampaikan dengan berapi-api.

"Terus ternyata dia udah mulai make narkoboy dan malah ngajakin Claudia ikutan make juga."

"Astaga." Tasya sampai menutup mulut nya dengan kedua tangan nya.

"Nah, bapaknya Claudia Lo tau siapa? Dia anggota dewan guys. Gimana gak berabe tuh anak orang diajakin nge-fly?"

Tasya tidak bisa berkata-kata lagi. Satu-satunya pendapat nya saat ini ialah beruntung saja ia sudah putus dengan mantan nya saat itu sebelum dia yang terjebak dalam narkotika.

Suara riuh obrolan para sahabatnya di seberang sana sedikit membuat heboh ponsel nya. Mereka berpikiran yang sama dengan Tasya saat ini. Syukurlah bukan Tasya yang diajak mengkonsumsi barang haram tersebut oleh Fadli.

Setelah beberapa waktu ribut sendiri, sahabat nya kembali menyapa Tasya yang hanya diam saja.

"Heh, kenapa diam aja Lo?" tanya Giselle penasaran dengan sikap Tasya yang seakan biasa saja.

"Iya nih, kemarin aja waktu putus sama Fadli dia nangis seminggu." Rachel ikut menambahkan.

"Lo gak ada niat buat jenguk dia nih? Kasih semangat kek biar dia bisa sembuh dan cepet bebas." Lina malah menyarankan hal yang tidak-tidak.

"Ngapain juga gue jenguk tu anak?" jawab Tasya yang entah kenapa tampak ragu sendiri.

"Yaaah, kali aja Lo tergerak sedikit mungkin masih ada sisa rasa yang tertinggal gitu." ledek Lina asal ceplos.

Tanpa mereka berempat sadari ternyata ada sosok yang memperhatikan pembicaraan wanita-wanita itu tidak jauh dari Tasya duduk. Ya, suaminya sudah pulang karena merasa rindu dengan istrinya.