[SEDANG DIREVISI] S2 nya silakan baca—{Menikahi Mantan Dewa Tertinggi} generasi anak Fu Chan Yin.
Dia menjadi istri surga sang Raja Neraka
Sebelumnya, Fu Chan Yin merupakan agen termuda zaman modern. Tiba-tiba berpindah dimensi ke zaman kuno yang membutuhkan energi spiritual untuk bertahan hidup. Sebagai pewaris esensi delapan dewa-dewi, dia menjadi yang disegani di dunia langit. Dan hidupnya telah ditakdirkan menjadi bintang phoenix sang Raja Neraka, Xiu Jichen.
Pria itu masih ras iblis yang dingin, sombong, kuat dan mendominasi. Dia ditakdirkan untuk memegang gadis itu dalam hidupnya, agar tidak ada orang lain yang berani menatap kecantikannya.
Gadis itu pintar, tak terkalahkan, mampu membuat racun, menjinakkan binatang roh dan memasang array spiritual. Bahkan mengontrak binatang roh suci kuno.
Tapi dibalik itu semua, Fu Chan Yin memiliki kelahiran yang misterius. Dan perjalanan ini, akan mengungkapkan semua jati dirinya. Akankah semuanya terjawab?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sarapan yang Terlalu Berharga
FU CHAN YIN dibangunkan oleh suara-suara alam. Udara di pagi hari lebih dingin dari biasanya. Ia membereskan kasur lantai dan selimut lalu mengembalikannya ke ruang spiritual.
Roh Bunga keluar dengan sedikit canggung. Gadis itu mengerutkan keningnya dan memperhatikan perubahan kecil itu.
Tapi sebelum ia bertanya, Roh Bunga mengalihkan perhatiannya pada sarapan pagi. Empat makhluk suci ilahi kuno di ruang spiritual telah memperingatinya untuk tidak mengatakan apapun. Jika tidak, pria iblis semalam akan datang dan menjadikannya bunga hiasan.
"Ada apa dengan wajahmu? Kau menyembunyikan sesuatu?" Fu Chan Yin curiga.
"Tidak ada. Hanya sedikit bercerita dengan Whitley." Ia membawa nama Whitely sebagai jaminan.
Fu Chan Yin tidak mempermasalahkannya lagi dan menggeliat. "Aku merasa tidur dengan baik malam ini."
"Tuan tidur nyenyak malam tadi? Ini menakjubkan." Roh Bunga memasukkan kelopak bunga persik ke mulutnya, seolah-olah itu camilan.
"Apakah tidak seperti biasanya?"
"Sepertinya begitu. Dulu Tuan akan tidur lebih lama karena efek air penidur itu ...."
"Oh. Kamu benar. Ini memang sedikit tidak biasa. Mungkinkah efeknya memudar seiring waktu ...?"
"Entahlah. Air penidur sangat sulit ditangani."
Fu Chan Yin masih mengantuk meski telah mencuci muka. Ia juga mengoleskan sedikit riasan pada wajah imutnya.
Roh Bunga segera tidak lagi memakan kelopak bunga persik sebagai camilannya dan pergi membuat api unggun. Dia mengambil ikan segar dari ruang spiritual dan mulai memanggang. Gerakannya sangat elegan dan terbiasa. Tentu saja Fu Chan Yin mengajari Roh Bunga memasak sejak lama.
"Kamu yakin tidak ada yang salah semalam?"
"Jika ada sesuatu yang salah, Tuan juga akan merasakannya. Kami pasti akan membangunkanmu," jawaban itu halus tanpa cela, membuat Fu Chan Yin sedikit bingung harus bertanya apa lagi.
"Tapi rasanya ada sesuatu yang aneh. Aura ini, aku tidak pernah salah. Seseorang memasuki gua?"
Roh Bunga segera menggelengkan kepala. "Sungguh tidak ada yang datang. Mungkin itu seseorang di luar gua yang numpang lewat?"
"Bisakah itu?"
"Selalu ada banyak hal di hutan."
Namun gadis itu merasa ada sesuatu yang salah dengan aura sekitar. Ia memeriksa array di mulut gua. Roh Bunga mencuri pandang diam-diam dan langsung tutup mulut. Dia menyembunyikan keabnormalannya. Meski ia telah menjadi kontrak tuan-majikan, namun perasaan kecil yang seperti ini tidak akan terdeteksi oleh Fu Chan Yin.
Ya Tuhan, jika bukan karena pria iblis itu, Roh Bunga tidak akan berkhianat pada tuannya dengan alasan apa pun. Bagaimana dia harus melewati hari-harinya dengan indah?
Semalam, sejak Xiu Jichen datang dan hanya duduk diam memperhatikan Fu Chan Yin tidur, Roh Bunga jengkel bukan main. Aura dingin dan membunuhnya membuat empat makhluk suci ilahi kuno gelisah. Meski mereka ada sejak zaman kuno, tapi ras iblis adalah entitas yang setara dengan kekuatan dunia bawah. Atau mungkin juga Xiu Jichen berasal dari dunia bawah.
Tapi seingat mereka, dunia bawah dan dunia atas terpisah dan tidak mungkin bisa saling menembus. Ini menantang hukum Tuhan.
"Apa benar-benar tidak ada yang masuk ke array pelindung? Kenapa rasanya ada yang salah?" Fu Chan Yin ngotot untuk bertanya, meminta penjelasan.
Roh Bunga ingin menangis tanpa mengeluarkan air mata. Percaya atau tidak, dia akan berdosa puluhan kali jika Fu Chan Yin bertanya lagi.
"Tuan terlalu banyak berpikir. Tapi kami tidak melihat apapun."
“Oh … Kupikir ada baji*gan datang ke gua dan mengintipku tidur. Jika itu benar, maka sungguh tidak bermoral.”
Gumaman Fu Chan Yin cukup mengagetkan Roh Bunga. Pria cantik itu hampir menjatuhkan pegangannya pada tusuk ikan, untungnya sang majikan tidak memperhatikan. Suara Fu Chan Yin memang kecil, tapi Roh Bunga memiliki ikatan kontrak, jadi memiliki perasaan dan pikiran sama.
Aroma ikan bakar mengalihkan perhatian Fu Chan Yin. Ia hanya menggelengkan kepala dan duduk di tempat semula, menerima ikan bakar dari Roh Bunga.
"Aku ingin makan sup ikan dan juga ayam goreng."
"Lain kali aku akan membuatkannya untukmu. Hari ini kita makan yang mudah dicerna. Bukankah kita harus segera menyusul Huang Fu Jung?"
"Iya. Bisakah kau melacak keberadaan mereka lagi?"
"Mereka cukup jauh sekarang ... dan baik-baik saja. Setidaknya untuk saat ini aman."
Fu Chan Yin telah hidup di hutan kurang lebih setahun dan menjelajahi Pagoda Neraka selama ribuan tahun.
Dulu saat masih di zaman modern, Fu Chan Yin memiliki keahlian dalam seni bela diri. Dia juga bergabung dalam sebuah organisasi bawah tanah. Tapi siapa yang tahu bahwa Tuhan akan mempermainkannya dalam urusan menjalani kehidupan?
Awalnya ia ingin mencari tahu tentang keberadaan orang tua kandungnya. Dan gantungan batu giok berukir bunga lotus adalah satu-satunya petunjuk. Namun petunjuk itu sekarang tidak lagi berguna sejak terlempar ke dunia aneh ini. Sekarang dia merenung tentang kehidupan sebelumnya, Roh Bunga tidak menyadari pikirannya.
Tanpa sadar, ikan bakar yang ada di tangannya telah menyisakan kepala dan duri. Entah karena rasanya yang enak atau pikiran berkelana, Fu Chan Yin merasa ikan bakar ini sangat segar dan penuh energi spiritual. Ia mulai curiga ketika melihat ada garis belang-belang pada kepala ikan, agak gosong.
"Ikan ini sangat enak. Kemampuan memasakmu meningkat," pujinya.
"Semuanya tergantung ikan."
"Memangnya, ikan apa yang kamu panggang ini?" tanyanya menyelidik, sedikit merasa sesak. Ia memiliki firasat bahwa ikan ini adalah peliharaannya yang berharga.
"Ikan pelangi."
Fu Chan Yin hampir tersedak air minumnya. Ia memelototi Roh Bunga setelah mengusap sisa air di sudut mulutnya. Pria itu bilang ikan pelangi? Ikan kesayangannya yang berharga? Ah, meski ia pernah memanggang ikan pelangi, tapi tidak pernah seboros ini. Dan dirinya baru saja menghabiskan lebih dari tiga tusuk.
"Kamu benar-benar berani!!!"
Melihat aura sekitar gadis itu hampir meledak, Roh Bunga terkejut dan buru-buru menjelaskan. Tapi seperti apapun penjelasannya, Fu Chan Yin tidak rela. Dia telah merawat ikan pelangi sejak lama dan setiap dari mereka akan memuntahkan mutiara dewa dan inti kristal tujuh warna.
"Oh, Tuan ... Ikan ini sangat bagus untuk kesehatanmu. Lagi pula ada begitu banyak di kolam roh. Aku tidak sabar untuk memasak mereka semua karena terlalu cantik," katanya buru-buru.
"Justru karena mereka cantik, aku memeliharanya dengan senang hati."
"Tuan, Pinky lebih cantik!"
"Kamu tidak bisa berenang di air," cibirnya.
"...."
Selain itu, ada juga ikan air tawar biasa dan ikan koi. Namun ikan pelangi sangat istimewa. Roh Bunga benar-benar berani memanggangnya. Setelah puas menyiksa pria cantik itu, dia mendengus. Nasi telah menjadi bubur, apa gunanya terus marah.
Roh Bunga merasa sangat sial. Rambutnya ditarik oleh majikannya dan sedikit berantakan. Citranya sebagai pria cantik hampir hancur. Wajahnya yang memelas seperti baru saja dilecehkan oleh sekelompok baji*gan.
"Sudahlah, habiskan makanannya dan kita pergi. Cuaca sudah mulai menghangat." Fu Chan Yin memberi Roh Bunga sisir untuk merapikan rambutnya yang berantakan.
Mereka tidak tinggal lama di gua dan segera melanjutkan perjalanan. Menurut rute, Roh Bunga mendapatkan informasi dari bunga-bunga di hutan tentang keberadaan Huang Fu Jung.
Dengan kecepatan tak terlihat, keduanya mulai dekat dengan jarak mereka. Ada ledakan energi spiritual gelap dan juga napas banyak kultivator.
Mungkin para pembunuh itu datang lagi ....
"Jangan bilang mereka terkena masalah lagi seperti waktu itu." Fu Chan Yin berspekulasi.
Tidak menyangka bahwa sebenarnya Huang Fu Jung telah dekat dengan perbatasan hutan. Tapi para pembunuh itu kembali lagi hampir setiap waktu, tak ada habisnya.
Kondisi keempatnya tidak terlalu baik. Energi bertarung mereka hampir habis. Karena Hutan Tujuh Pagoda menekan kekuatan mereka, ini bahkan lebih tidak menguntungkan.
ibu fu can yin
ceritamu seru keren 😘😘😘😘😘😘