Wife Of Heaven The King Of Hell
CATATAN: Silakan lihat bab PEMBAGIAN RANAH DAN KULTIVASI lebih dulu pada bab ke 64.
...----------------...
BERDIRI di ambang pintu rumah, seorang wanita berkemeja putih itu menyipitkan matanya. Dia memakai rok rimpel hitam dengan rambut panjang diikat ekor kuda, sedikit mengerutkan kening.
Ia menatap seorang pria dengan warna pakaian yang sama. Bahkan model bajunya pun hampir sama. Pria itu tampan dan tinggi, dia memandang wanita cantik itu dengan sedikit sentuhan permintaan maaf.
“Kita sudah lama putus hubungan. Apa yang membuatmu berpikir aku akan kembali padamu?”
“Fu Chan Yin, biarkan kita memulai hubungan ini dengan serius?” tanya pria itu dengan tatapan memohon.
“Tidak mungkin. Hubungan kita selalu seperti ini. Kita hanya memiliki hubungan sebagai partner kerja di organisasi. Jangan paksa aku. Aku akui, aku suka padamu, tapi untuk hubungan yang lain ... aku tidak bisa. Maaf.” Wanita bernama Fu Chan Yin itu menggelengkan kepalanya dan segera menutup pintu.
Pria di luar hanya menghela napas tidak berdaya dan menggelengkan kepalanya. “Bahkan setelah sekian lama ...” Dia hanya bisa pergi dari tempat itu.
Sedangkan Fu Chan Yin sedikit linglung ketika berada di kamarnya. Dia tahu pria itu cukup baik, tapi entah kenapa, hatinya tidak bisa
bersamanya.
Ia hanya mendengus kesal dan berpikir jika saat ini mungkin terlalu lelah akibat menyelesaikan tugas organisasi khusus. Dia memilih untuk tidur siang.
Di saat dia sedang tidur siang, sebuah cahaya menyelimuti tubuhnya. Fu Chan Yin masih tidak sadar akan hal itu dan dirinya langsung menghilang dari kamar. Gorden kamar berkibar lembut sebelum akhirnya suasana menjadi tenang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ribuan tahun di zaman kuno.
Hutan yang dikelilingi oleh tujuh pagoda terlihat cukup mencekam. Ada beberapa raungan binatang buas yang agak mengerikan untuk didengar.
Sebuah cahaya menyilaukan muncul dari langit dan melesat ke hutan tersebut. Sosok seorang gadis muncul di salah satu dahan pohon dan tertidur.
Gadis itu mengerutkan keningnya dan membuka mata. Merasa bahwa suasana di sekitarnya tidak benar. Saat pandangannya menjadi jelas, gadis yang diperkirakan berusia tiga belas tahun itu membelalakkan matanya.
“Di mana aku? Kenapa ada di hutan?” gumamnya.
Tiba-tiba saja seekor singa setinggi dirinya melintas di bawah pohon. Singa itu berwarna keemasan dengan taring panjang dan bulu yang sedikit aneh. Jantungnya berdegup kencang. Apa-apaan ini?
Singa sebesar itu?
Apakah ini mimpi?
Mengetahui jika tubuhnya menjadi kecil, gadis itu berteriak kaget. Mengejutkan singa besar yang ada di bawah. Fu Chan Yin, tentu saja, dia
ingat tidur di kamar. Hanya saat ini tubuhnya menyusut. Tapi bagaimana bisa ada di hutan aneh ini?
“Tubuhku? Apakah ini tubuhku? Di mana ini?” gumamnya semakin bingung.
Sialnya singa besar di bawah sudah menargetkan dia sebagai mangsa. Fu Chan Yin tertegun dan mendapati jika dirinya tidak memiliki senjata apapun.
“Sial!” gumamnya lagi.
Ketika singa itu hendak menyerang, tiba-tiba saja hawa panas muncul dari arah depan Fu Chan Yin.
Singa yang memasang ekspresi garang pun kini menciutkan lehernya dan melarikan diri. Manusia itu tidak dibutuhkan lagi, pikir sang singa.
Fu Chan Yin tidak mengerti apa yang sedang terjadi di sini. Dia menyipitkan matanya saat sebuah gerbang raksasa muncul. Membuat dia heran.
Bagaimana bisa tiba-tiba gerbang seperti itu muncul?
Belum lagi seperti sihir. Apakah dia
benar-benar sedang bermimpi?
“Tempat apa ini sebenarnya?” Dia bergumam lagi.
Ketika gerbang itu muncul, Fu Chan Yin merasa sesak napas. Tubuhnya juga agak panas saat pintu gerbang dibuka perlahan. Derit mulai terdengar disertai dengan asap putih yang muncul.
Fu Chan Yin terus memperhatikan.
Tak berapa lama setelah pintu gerbang terbuka, Fu Chan Yin merasa tarikan yang kuat. Dedaunan kering dan ranting patah pun terisap ke dalam pintu gerbang.
Fu Chan Yin menahan diri untuk tidak ikut terisap. Tapi tubuhnya yang lemah atau mungkin karena tarikan yang kuat, dia akhirnya terbawa masuk.
“Ahhh!!” Dia berteriak saat benar-benar masuk ke pintu gerbang begitu saja.
Setelah itu, pintu gerbang tertutup dan menghilang dengan sendirinya.
Ketika Fu Chan Yin terbawa masuk, tubuhnya langsung jatuh bebas dari langit yang gelap. Gadis itu merasakan suhu di sekitarnya semakin panas dan melihat ke bawah. Ada kobaran api jingga keemasan di bawah sana.
Dia langsung berkeringat dingin dan membelalakkan matanya.
Tidak! Ini berakhir. Dia akan mati. Ia memejamkan matanya hingga tubuhnya jauh ke lautan api jingga keemasan itu. Dan pada saat itulah, rasa sakit mulai dia rasakan. Amat menyakitkan hingga dia ingin mati lebih cepat.
Sial!
Apa ini semua? Jika itu hanya mimpi, maka cepat bangunkanlah dia.
Sayup-sayup, dia bisa mendengar suara seorang pria berkata dengan nada yang lembut.
“Pewaris esensi delapan dewa-dewi dan calon penguasa Dunia Pagoda Neraka, selamat menikmati penyucian jiwa dan raga dan jadilah
kuat.”
Fu chan Yin tidak tahu itu suara apa, tapi yang jelas, dia melihat seekor siluman buaya berdiri di tepi tebing. Kesadarannya mulai
menghilang dan suara-suara lain mulai mengganggunya.
Terimalah takdir.
Jadilah penguasa.
Dan ... jadilah yang terkuat.
Entah berapa lama waktu berlalu tapi yang pasti, Fu Chan Yin memiliki banyak pengalaman mengerikan di tempat tersebut ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Waktu telah berlalu begitu cepat ... Satu tahun kemudian.
Di Hutan Tujuh Pagoda Neraka.
"Buah ini terlalu pahit! Apakah di zaman kuno, sama sekali tidak ada buah yang benar-benar bisa dimakan dengan bebas? Rasanya aku merindukan kehidupan dunia modern."
Seorang gadis berkemeja putih dengan rok rimpel hitam melemparkan buah liar aneh yang baru saja digigitnya. Dan itu sangat tidak enak.
Menggerutu sepanjang perjalanan, dia penuh dengan keluhan.
Gadis itu, tentu saja Fu Chan Yin yang telah menjalani banyak pengalaman aneh sebelumnya, pergi ke bagian sisi hutan lain untuk mencari buah yang bisa dimakan.
Rambut hitam panjang berponinya diikat ekor kuda. Dan wajah cantiknya yang akan tumbuh sebagai wanita luar biasa di masa depan, terlihat mengerutkan kening.
Dia menemukan buah liar lain yang lebih enak di makan. Duduk di salah satu dahan yang cukup kokoh sambil menikmati buah liar, gadis itu merasa bosan.
Dia sudah lama di hutan ini. Bisakah dia keluar?
Ketika dia memikirkan ini, perasaan tidak nyaman di tubuhnya muncul. Rasa kantuk tiba-tiba menyerang. Setelah menghabiskan gigitan terakhir, dia mengerucutkan bibirnya.
Gadis berkemeja putih itu segera mencari dahan yang kokoh untuk tidur siang. Ada sedikit energi spiritual yang mendekat ke arah sini. Tapi dia tidak peduli. Bukan tidak mau memeriksanya, hanya saja dia terlalu mengantuk.
"Semoga saja orang-orang itu tidak mengganggu tidurku," gumamnya seraya memejamkan mata perlahan, benar-benar tertidur pulas.
Adapun kini tak jauh dari keberadaan Fu Chan Yin yang tengah tertidur siang, ada pertarungan yang tengah terjadi ....
Huang Fu Yan, seorang pangeran kedua Kekaisaran Langit, tidak bisa menahan diri untuk mengangkat pedang dan membunuh banyak pembunuh bayaran yang bermunculan.
"Sial! Pembunuhan bayaran ini mengejar kita hingga ke sini!" katanya.
Para pembunuh bayaran yang berhasil mengejar mereka ke pedalaman Hutan Tujuh Pagoda pun mencibir di balik masker hitamnya. "Jangan berharap untuk lari dari kami!"
"Cepat! Gunakan bola ledakan spiritual!" seru pembunuh bayaran yang lain, bahkan lebih kejam.
Keempat orang yang mereka incar untuk dibunuh sebenarnya cukup kuat. Para pembunuh bayaran sedikit tidak berdaya. Karena itu, ledakan bola energi spiritual sangat cocok untuk situasi mengecoh lawan agar lebih lemah.
"Jangan lengah! Awas ledakan!" Pangeran Pertama Kekaisaran Langit, Huang Fu Jung pun segera menghindar.
Ledakan keras berasal dari Hutan Tujuh Pagoda, menciptakan embusan angin disertai asap hitam yang pekat. Keempat orang melompat keluar dari asap tersebut dan mendarat sempurna pada dahan-dahan kokoh.
Huang Fu Jung, pria berhanfu putih itu mengayunkan pedang untuk memblokir serangan yang melesat ke arahnya. Zaoshan hitamnya sedikit berkibar.
...----------------...
NOTE: *Z**aoshan**, semacam jubah belah yang selalu dipakai setelah memakai hanfu. Kebanyakan dipakai oleh laki-laki***.
...----------------...
Dentangan pedang saling beradu sangat cepat. Sekelompok pembunuh bayaran berbaju hitam terus menyerang tanpa henti. Mereka memakai masker penutup identitas, tapi suara tawa mengejek terus terdengar.
Untuk yang ke sekian kali, embusan angin dan asap hasil ledakan bergulir. Pembunuh bayaran yang jumlahnya hampir tiga puluh itu membabi buta melawan empat orang.
"Kakak Fu Jung, berhati-hatilah. Mereka semua berbakat! Kak Fu Yan, Pangeran Yilan," ujar seorang wanita seraya memegang tongkat besi.
"Kami tahu. Pembunuh bayaran ini mungkin dikirim seseorang untuk membunuh Kakak! Fu Lin, dampingi Kakak. Aku dan Pangeran Yilan akan urus sisanya!" Huang Fu Yan yang ada di samping wanita itu mengeratkan cengkeramannya pada pedang, bersiap menyerang.
"Aku mengerti."
Huang Fu Lin, wanita yang memiliki rambut panjang tertata rapi dengan hiasan jepit indah langsung berada di sisi Huang Fu Jung. Ia memutar tongkat dengan sangat cepat hingga pusaran angin terbentuk. Angin itu mendorong para pembunuh bayaran hingga menghantam pepohonan di sekitar.
"Merepotkan!" gumam Yun Yilan jengkel dan terus mengayunkan pedang untuk memblokir serangan.
Huang Fu Jung tengah memasang ekspresi dingin dan menatap tajam pada sekelompok pembunuh bayaran. "Mereka memiliki kultivasi ilmu hitam. Tidak mudah dihadapi."
"Kakak Pertama, apa yang harus kita lakukan?" tanya Huang Fu Lin sedikit frustasi.
"Tetap pertahankan posisi perlindungan. Cari titik lemahnya," sahut Huang Fu Jung.
"Baik!" Ketiganya serempak mengangguk.
Para pembunuh bayaran tak langsung menyerah. Mereka mengeluarkan jurus-jurus mematikan yang bisa membuat keempatnya tercengang. Selain gerakan yang lincah dan bertenaga, para pembunuh bayaran juga memiliki teknik pelumpuh tubuh.
"Kalian semua, enyahlah!"
Salah satu dari mereka memegang dua pedang. Cahaya hitam mengalir dari pedang, menyelimuti. Kemudian dia segera maju dan menargetkan Huang Fu Jung.
Pria itu sendiri menggertakkan giginya dan mengalirkan energi pada pedang yang dipegang. Langsung memblokir dua pedang yang terselimuti energi kegelapan.
Kekuatan energi spiritual tidak bekerja di hutan tujuh pagoda. Tapi energi spiritual murni bawaan lahir bisa digunakan.
Huang Fu Jung dan Huang Fu Yan secara alami memiliki energi spiritual bawaan. Sedangkan Huang Fu Lin dan Yun Yilan tidak. Sejak memasuki Hutan Tujuh Pagoda, mereka telah merasakan ada seseorang yang mengikuti.
Keempatnya kewalahan. Sekelompok pembunuh bayaran memiliki kemampuan bertarung di atas rata-rata. Dengan bantuan kultivasi kegelapan, para pembunuh tidak bisa langsung terbunuh. Tubuh mereka seolah-olah sembuh kembali ketika mendapat luka serius.
"Ini buruk!!" gumam Huang Fu Jung.
"Kakak, mereka terlihat aneh!"
Huang Fu Lin terus mengayunkan tongkat besinya dan membuat pusaran angin berulang kali. Jika energi spiritualnya bekerja, ia pasti sudah menggunakan elemen api abadi untuk membakar mereka.
Huang Fu Yan dan Yun Yilan bekerja sama dalam bentuk tim. Tapi tetap saja tidak bisa melumpuhkan para pembunuh bayaran.
"Kalian ... Apa tujuan kalian membunuh kakakku, Pangeran Langit??!" teriak Huang Fu Yan geram. Sebagai adik pertama Huang Fu Jung, secara otomatis dia menjadi marah.
Para pembunuh bayaran yang bertengger di dahan-dahan pohon terkikik diam-diam. Salah satu di antara mereka berdecih.
"Tentu saja karena seorang wanita!"
"Wanita? Apa maksud kalian??"
Yun Yilan mengerutkan kening. "Setahuku, Pangeran Langit selalu menjaga jarak dengan wanita manapun. Selama ini, tidak pernah ada wanita yang memasuki istananya!"
"Hmph! Kalau begitu renungkanlah!" timpal salah satu dari pembunuh bayaran.
Tidak perlu menunggu lama, para pembunuh bayaran maju bersamaan. Ketiga pangeran dan seorang putri saling membelakangi, siap dengan senjata masing-masing.
Kali ini, mereka benar-benar harus berjuang hingga bisa keluar dari hutan. Tapi para pembunuh bayaran tiba-tiba terjatuh dan batuk darah. Cahaya hitam yang menyelimuti pedang mereka lenyap.
Bagaimana ini bisa terjadi? Pikir mereka semua, tak terkecuali keempatnya.
Kekuatan dari kultivasi ilmu hitam yang dipakai para pembunuh bayaran menghilang begitu saja. Hal tersebut membuat pemakainya batuk darah dan dantian mereka seakan mau segera meledak.
"Apa yang terjadi?" tanya Huang Fu Lin pelan.
"Aku tidak tahu." Pangeran Yun Yilan menjawab.
"Kakak Pertama, apa kau baik-baik saja?"
"Ya."
...****************...
DI LUAR TOPIK: Welcome kepada pembaca baru. Semoga betah dengan cerita ini. Novel ini akan direvisi perlahan. Banyak kalimat yang mungkin gak nyambung atau kurang dimengerti 🙏🏻🙏🏻🙏🏻. Beberapa typo mungkin masih bertebaran. Jangan lupa dukungannya. PERINGATAN, ada beberapa adegan yang tidak cocok untuk pembaca di bawah umur. Harap BIJAK!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 656 Episodes
Comments
Hening Aryanti
Setelah sekian lama, gonta ganti akun kebaca lagi nih novel. Reread yang ke-5 kalinya, sekarang udah beda, dikasih awalan. Dulu keknya belum ada deh soalnya. Mantap Kak Jey, semangat berkarya ya
2024-11-21
0
Noviana
setelah sekian tahin hiatus baca nih novel aq comeback lagi buat baca😍😍😍😍😍
2024-07-07
0
Vina Minarso
baca ke 3 X karna kangen gadis Fu dan si kaisar bucin
2024-05-12
2