Jiwa Tertukar Istri Terhina Dengan Gadis Bar-Bar Kaya

Sebelum Pamela membalas ucapan Killian, seorang wanita cantik dan sexy keluar dari kamar Killian. Dengan wajah merona dan tubuh yang hanya terbalut lingerie menerawang yang bahkan tidak bisa menutup setiap jengkal tubuh ibarat memakai pakaian tapi telanjang.

"Hoaam, Honey. Kenapa pagi-pagi ribut banget, tidurku terganggu." Wanita itu bergelayut manja pada Killian.

Bola mata Pamela hampir copot keluar dengan mulut menganga, sebagai seorang gadis kaya dia memang sering nakal dengan pergi ke klub-klub malam dan sering private party bersama para kenalannya. Tapi melihat seseorang yang penampilannya melebihi dirinya saat menjadi seorang Pamela apalagi dengan tidak tahu malu wanita itu memeluk suami orang, seketika darah dalam otak Pamela seakan berhenti. Apalagi ia mengenal wanita yang sepertinya adalah selingkuhan dari Killian, wanita berpenampilan jal4ng di depannya ini adalah teman bermain nya jika ingin pergi ke night club.

"Kenapa wajahmu seperti itu, Babu! Kita sering bertemu disini, kenapa raut wajahmu seolah kau kaget melihatku?! Tenanglah, suamimu sudah aku puaskan setiap malam, kau hanya perlu mengurus pekerjaan di rumah ini seperti pelayan!" ejek si wanita berambut pirang panjang acak-acakan, mungkin karena pergulatan tadi malam dengan Killian.

"Arsy, dari raut wajahmu sepertinya kau memang tidak mengenalnya. Jadi benar, soal kau sudah mengingat semuanya hanyalah gertakan saja! Ck!" Killian tersenyum meremehkan.

Pamela yang awalnya terbengong-bengong seketika seperti menemukan harapan, hadirnya wanita selingkuhan Killian akan menjadi kemenangannya karena sudah berbohong tentang ingatan yang sudah kembali.

"Hahahaha... Killian, Killian. Tentu saja aku mengenalnya! Kau tau aku hanya kaget melihat penampilan gundikmu yang awut-awutan, pagi-pagi bukannya menyenangkan mu dengan penampilan nya tapi ini... Ckckc!" Pamela sengaja mengejek penampilan gundik Killian dengan tatapan mencemooh, ia tatap wanita yang bernama Sandra itu dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Sepertinya level wanitamu semakin rendah saja, Killian! Bahkan Sandra tidak sebanding denganku yang katanya orang miskin, kau sangat buta Killian! Haha!" pasalnya Pamela sangat tau bagaimana kehidupan liar Sandra, bahkan Sandra sudah mempunyai kekasih yang sudah seperti suami karena gaya hidup sex bebas. Jijik sekali mengetahui Killian memakai Sandra, itu artinya Killian berbagi tubuh wanita dengan Pria lain. "Hoeekkk.... ugh, aku ingin muntah!"

"KAU MENGHINAKU! Hanya dijadikan pelayan saja bangga! Killian memilihku karena dia tau aku wanita terbaik untuknya! Jadi jaga mulutmu itu sebelum aku robek!" geram Sandra, tangan wanita itu mencengkram lengan atas Pamela.

Pamela paling tidak suka dirinya disentuh apalagi disakiti, dengan cepat Pamela mendorong tubuh Sandra membuat Sandra terpelanting ke belakang dan akhirnya terjatuh terduduk di lantai.

Pamela merunduk, ia menarik dagu Sandra yang menatap nyalang padanya, "Dengar wanita bin4l! Kau tak layak membandingkan dirimu denganku! Wanita mur4han sepertimu hanya mainan Killian, setelah dia puas kau akan dibuang! Jika tak percaya, tunggu saja! Mungkin selama kau datang kesini, aku selalu diam saja menerima semua perlakuan mu. Tapi mulai sekarang, sekali saja kau memancing amarahku kau akan mati!"

"Kau tidak akan mungkin berani! Killian sangat mencintaiku! Mommy Camila juga sudah menyetujui hubungan kami!" balas Sandra sengit.

"Benarkah? Bahkan sekarang Killian dan Ibunya sudah aku lawan jika mereka menyakitiku, dan siapa kau?! Bagiku kau hanya setitik kotoran di ujung kukunya, saat aku bertindak kau akan tamat!" Pamela tersenyum puas lalu berdiri tegak, kini ia menatap Killian.

"Kau benar-benar lelaki menjijikkan, kau selalu mengatakan aku wanita rendahan tapi sebutan itu pantas untukmu. Kau terlihat semakin rendahan saat kau bersama wanita pelacurmu ini. Jika ingin terus berselingkuh, pilihlah wanita yang berkelas! Bukan wanita kotor dan rendah macam dia!" tunjuk Pamela pada Sandra dengan jari telunjuknya, setelah itu Pamela pergi dari sana. Merasa sedikit lega bisa mengeluarkan amarah dalam hatinya, namun ada rasa kasihan pada Arsy yang sekian lama hidup di keluarga Roderick.

Sore hari, beberapa pelayan berseliweran kesana-kemari membuat Pamela heran, dia menghentikan salah satu pelayan. "Ada apa ini?"

"Tuan Killian, akan kedatangan tamu. Kami diperintahkan memperindah Mansion, Nyonya." Jawab pelayan.

Pamela hanya mengangguk, seharian dia masih belum bisa menemukan keberadaan Bi Wema dan juga anak Arsy. Entah Killian menempatkan Galaxy dimana, karena Mansion sangat luas belum lagi beberapa paviliun di sekitar Mansion. Di keluarga Osmond saja, dia tidak pernah tahu ada berapa paviliun saking tak perduli nya.

Saat sore bergulir malam, beberapa pelayan datang ke kamar Pamela. Mereka ditugaskan mempercantik penampilan Pamela, karena para tamu ingin bertemu dengan Arsy istri dari Killian.

"Ada apa lagi ini? Kenapa sekarang aku yang kalian urusi?! Keluar! Aku ingin sendiri!" karena situasi hatinya yang badmood, semua kena semprotan mulut Pamela.

"Nyonya, tolong bantu kami. Tuan Killian memerintahkan kami membantu merias Anda, tamu kali ini ingin bertemu dengan Nyonya." Salah satu pelayan bahkan memohon dengan menaruh kedua tangan di depan dada. "Tuan bilang, jika Nyonya tidak hadir itu akan mencoreng nama Nyonya sendiri."

Pamela meraup udara dengan serakah, dirinya memang bukan Arsy dan bisa bersikap seperti seorang Pamela. Namun, dia juga kini mengerti tak boleh egois dan menjelekkan nama Arsy di hadapan para tamu Killian nantinya.

"Oke, cepat lakukan." Pamela menyerah, dia membiarkan semua orang bekerja dengan menyentuh tubuh Arsy disana-sini.

Waktu kedatangan tamu akhirnya tiba, Pamela sudah berdiri di samping Killian dengan menegakkan tubuh dan mengangkat dagu tinggi. Dia adalah seorang gadis dari keluarga terpelajar dan kaya, hanya bersikap seperti Nyonya rumah apa susahnya.

"Ada yang berbeda darimu, sayang. Kau terlihat begitu percaya diri, menawan dan aura-mu sungguh memanjakan mata dan memikat hatiku," Killian berbisik di telinga istrinya.

"Tutup mulut manis buaya-mu! Aku nggak sudi mendengar rayuan dari manusia serupa iblis sepertimu! Kau sungguh tak tau malu!" bentak Pamela namun suaranya pelan dan hanya bisa di dengar oleh Killian.

"Tunggu saja sayang, kau akan terperdaya dalam pesona seorang Killian. Jangan terus emosi dan galak padaku, kamu akan menyesal nanti saat kau tak sanggup menolak ku!" ucap Killian percaya diri.

Sungguh percaya diri yang berlebihan! Jangankan Arsy, aku saja yang wawasannya luas dengan berinteraksi dengan banyak Pria, nggak akan sudi bersama lelaki bajingan sepertimu meskipun kau lebih kaya dariku! Pamela tersenyum sinis.

"Tuan, para tamu sudah datang." Ujar kepala pengurus rumah tangga mengabarkan.

Killian hanya mengangguk, lalu tangan lelaki itu mendarat di pinggang Pamela.

"Jangan bersandiwara terlalu berlebihan, Killian! Aku jadi semakin ilfil!" bisik Pamela.

"Diam dan menurut lah malam ini sayang, dengan sikap kasar mu itu... kau akan memalukan dirimu sendiri di hadapan para tamu-ku." Killian menegaskan suaranya.

Pamela hanya mengangkat bahu tak perduli, namun saat melihat siapa tamu yang datang seketika tubuhnya goyang, lututnya lemas. Pegangan Killian di pinggang Pamela lah yang menyelamatkan Pamela dari terjatuh, Killian menahan dengan erat bahkan kini tangan Killian berpindah dari pinggang ke bahu Pamela agar tubuh Pamela masih berdiri tegak.

"Halo, selamat malam Tuan Killian dan Nyonya Arsy." Zayn yang sudah berdiri berhadapan langsung mengulurkan tangan.

"Halo juga Tuan Zayn, Nona Pamela. Sebuah kehormatan bisa di datangi oleh para pewaris keluarga Osmond." Dengan senyuman lebar Killian menjabat tangan Zayn.

Kakak, ini aku adikmu! Pamela hanya mampu memanggil dalam hatinya.