NovelToon NovelToon
Kenangan Lama Dan Baru Mora

Kenangan Lama Dan Baru Mora

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Keluarga
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Herwanti

“Duaar,”suara tembakan mengarah ke kepala Sara. Setelah Sara tewas ada truk yang menabrak mobilnya dari belakang membuat dia tewas di wajah yang tidak dikenali.
“Kenapa mama lama sekali menjemputku,”ucap Mora yang menuggu di depan taman kanak-kanak bersama dengan gurunya.
Bagaimana kisah Mora setelah mamanya meninggal?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KLdBM 30

Setelah kelas selesai Mora kembali ke rumah Bram dimana sudah ada mobil yang menjemputnya. Hati Mora yang berdebar saat ingin pulang ke rumah karena dia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Bram untuknya.”Semoga saja itu tidak akan berlangsung lama,”kata Mora masuk ke dalam mobil.

Di perjalanan Mora mencoba untuk santai hingga beberapa jam telah berlalu Mora telah sampai didepna rumah. Mora turun dari mobil dan menarik nafas sebelum dia masuk ke dalam rumah. Tapi saat Mora sudah membuak pintu dan menginjakan kaki tiba-tiba ada tangan yang menarik rambutnya.

Mora mencoba untuk melihat ke arah siapa yang menarik rambutnya. Tampak wajah Sari dengan wajah marah dan dingin dan tidak sukanya. Mora mencoba untuk melepaskan tangan itu tapi tidak bisa karena cengkraman tangan sangat kuat. Setelah menarik masuk ke dalam Mora di tarik hingga terdorong jatuh ke lantai.

Mora mencoba untuk bertanya tapi tiba-tiba datang ada yang mencambuk Mora dari belakang. Mora mencoba menahan rasa sakit cambukan itu hingga dia mendegar suara taw adari yang tidak asing,”Bela.”

“Apa kamu tidak mau mengaku salah sudah membuat adik kamu menjadi bahan ketawaan karena catatan kamu,”ucap Bram dengan wajah geram dan dingin masih mencambuk punggung Mora.

“Aku tidak tahu maksud ayah apa, salahku apa sampai ayah mencambuk aku,”ucap Mora yang membela diri.Tapi ucapan itu diabaikan oleh Bram dan terus mencambuk punggung Mora hingga 20 kali tanpa henti. Setelah angka terakhir pelayan membawa Mora ke loteng untuk di kurung.

Mora menahan rasa sakitnya tapi air matanya tidak bisa menahan untuk menetes. Tapi melihat tubuh dirinya yang penuh dengan goresan dan darah karena cambukan dari Bram.Membuat Mora harsu bisa berpikir tenang karena tempat ini dimana masa lalunya di hukum.

“Aku tidak tahu kenapa saksi hidupku ada di tempat ini ya. Baik itu dari kecil sampai aku dewasa tempat ini menjadi tempat yang tenang dan aman untuk aku bisa menangis,”ucap Mora yang tiba-tiba menangis. Malam tiba dimana tidak ada makanan atau minuman untuk Mora, tapi dia masih memiliki persediaan dan obat untuk dirinya di kamr itu.

Jadi Mora bisa selamat dari kematian. Mora mencoba berbaring dengan posisi terkurum karena punggungnya merasa sakit jika tertekan oleh tubuhnya. Tapi melihat sikap Bram dan Sari yang marah dan Bela yang tersenyum saat dia sampai rumah.”Apa ini masalah dengan catatan ilmiah yang belum aku selesaikan tapi diambil oleh Bela. Tapi kenapa aku yang salah bukan Bela yang sudah tahu itu belum selesai tapi masih saja menggunakannya,”ucap kesal Mora.

Setelah Mora pulang dia masih di kurung di paginya Mora mencoba untuk memanggil siapa saja yang diluar. Karena Mora ingin kembali ke asrama karena harus ada kelas yang harus dia datangi. Tapi tidak ada jawaban membuat Mora duduk dan melihat ke luar jendela kalau orang tuanya dan Bela telah pergi keluar.

Mora memiliki kesempatan untuk keluar kamar belum dia membuka pintu datang dua orang laki-laki dengan tubuh kekar. Mora melihat itu sedikit gelisah sehingga dia berjalan mundur untuk berhati-hati. Tapi kedua laki-laki itu masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya. Mora melihat itu bertanya kepada mereka berdua,”Siapa kalian berdua dan untuk apa datang ke kamarku?.”

Kedua orang itu tidak menjawab tapi mereka membawa tali dan cambuk yang sama digunakan oleh Bram kemarin. Mora sampai di dinding sedang terpojok dan tidak bisa kabur. Mencari cara untuk bisa keluar dari kamarnya itu. Tapi salah satu dari laki-laki yang masuk berjalan mendekat. Mora mendorong dia dan berlari ke arah pintu tapi dari belang tali yang dipegang oleh laki yang maju itu mengkalungkan ke leher Mora.

Membuat Mora tercekik dan tidak bisa berbuat apa-apa.”Sebaiknya nona jangan melawan kami jika ingin hidup,”ucap laki-laki yang ada dibelakangnya. Mora di paksa duduk di kursi yang ada di meja belajar. Tangan dan kaki di ikat dengan kaki itu hingga salah satu dari laki-laki itu berjalan mendekat dengan membawa cambuk.

“Nona ingin tahu kenapa kamu datang ke sini atas perintah nyonya dan tuan untuk menghukum nona. Karena nona kurang di didik selama didesa. Anda jadi melawan orag tua anda, jadi jawab dengan jujur dari mana catatan itu anda dapatkan sampai nona kami ini terbawa masuk ke dalam perangkak,”ucap laki-laki pembawa cambuk.

Mora yang tidak tahu maksudnya menggelengkan kepalanya.”Jadi nona tidak ingin mengatakannya jadi anda harus merasakan cambukan ini bukan,”ucap laki-laki itu. Waktu terus berlalu dengan berbagai luka karena sudah tiga hari berlalu Mora bisa kembali ke asrama karena semuanya telah di ketahui. Tapi nama yang diberikan oleh Mora adalah nama palsu dimana orang itu sudah mati saat mereka mencarinya.

Di asrama Mora mengobati lukanya dimana semua tubuhnya telah penuh dengan luka cambuk dan pukulan. Di kelas Mora bersikap seperti biasa dan mengikuti kelas tanpa ada yang tahu sampai dia mendapatkan pesan dari Jaksen kalau dia sudah menuggu di depan gerbang.”Ohhh iya ini hari sabtu ya,”ucap Mora yang teringat kalau dia harus pergi ke tempat nenek.

Mora melihat mobil Jaksen dimana tadi sedih kembali tersenyum saat dia melihat wajah Jaksen. Tapi tidak tahu kenapa hari itu wajah Jaksen seperti tidak baik-baik saja. Mora yang ingin bertanya tapi dia urungkan sampai Jaksen membuka mulutnya,”Kenapa kamu tidak bilang kepadaku jika kamu sudah kembali sebelum waktu masuk sekolah tiba.”

“Itu karena ada urusan yang aku selesaikan makanya aku lupa memberitahukan kamu. Apa kamu marah karena aku tidak memberitahukan kepada kamu kalau aku sudah kembali ke kota. Maafkan aku Jasken,”ucap Mora yang sedikit tidak ingin berdepat dengan Jaksen. Jadi Mora memberiahukan dengan jujur kepada Jaksen apa yang sudah terjadi. Jaksen yang sudah tahu kembali fokus dengan dokumen yang ada didepannya.

Jaksen yang sama sekali tidak melihat wajah dari Mora yang pucat dan sakit perduli dengan dirinya. Di rumah nenek Ira yang sudah menyambuk keduanya karena mereka sampai di kediaman Jakalata saat makan malam tiba.

Mereka mulai makan malam bersama setelah itu Mora menuju kamar. Tapi tidak tahu kenapa nenek meminta mereka untuk tidur dikamar yang sama. Mora sangat terkejut berbeda dengan Jaksen yang dingin dan tidak perduli. Di kamar yang sama Jaksen yang sudah masuk ke kamar mandi dulu karena merasa tidak nyaman tubuhnya.

Mora yang menuggu hingga dia mendengar suara ponsel berbunyi dari arah meja. Mora melihat ada tulisan nama Laila di ponsel Jaksen. Mora hendak memberikan ponsel itu kepada Jaksen tapi belum dia berkata ponsel itu sudah disambar oleh Jaksen dengan tatapan dingin.”Lain kali jangan ambil barangku tanpa izinku,”ucap Jaksen dengan dingin dan tidak memiliki perasaan. Tapi apa yang akan di temukan oleh Mora setelah panggilan atas nama Laila itu?.

1
Lhisa Amira Nhatasya
lanjut dong author jgn dibikin penasaran
Lhisa Amira Nhatasya
kasihan skli mora🥲🥲
Tasya ✨
saya mampir yah kak. 😀
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!