NovelToon NovelToon
Kamboja

Kamboja

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rinarient 2

Kisah haru seorang gadis yang dilahirkan dari sebuah keluarga miskin. Perjuangan tak kenal lelah mencari bapaknya yang pergi ke luar negeri sebagai TKI, dimulai setelah ibunya meninggal dunia.
Sepeninggal ibunya, Lily kecil diasuh oleh tetangga yang trenyuh melihat nasibnya. Namun ternyata hal itu tidak serta merta merubah nasib Lily. Karena tak lama kemudian bunda Sekar yang mengasuhnya juga berpulang.
Di rumah keluarga bunda Sekar, Lily diperlakukan seperti pembantu. Bahkan Lily mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh suami almarhumah. Lelaki yang sangat dihormati oleh Lily dan dianggap seperti pengganti bapaknya yang hilang entah kemana.
Ditambah perlakuan kasar dari Seruni, anak semata wayang bunda Sekar, membuat Lily akhirnya memutuskan untuk pergi.
Kemana Lily pergi dan tinggal bersama siapa? Yuk, ikuti terus ceritanya sampai tamat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rinarient 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 Mulai berempati

Lavender dan Doni berpamitan.

"Kami pulang dulu, Tante," pamit mereka pada Gendis.

"Oh iya. Maaf enggak bisa menyuguh apa-apa," sahut Gendis sambil berusaha bangun.

"Tante rebahan aja. Jangan dipaksain duduk," ucap Lavender tak tega.

"Iya, Tante. Istirahat saja. Semoga nanti kami bisa membantu," ucap Doni menimpali.

Lily mendekati Gendis dan membantunya duduk. Gendis menyandar di bahu kecil Lily.

"Terima kasih sebelumnya. Semoga kami tidak merepotkan," ucap Gendis.

Biasanya Gendis menolak bantuan dari orang lain. Tapi kali ini dia ingin sekali sembuh. Dia lelah merasakan sakit hingga tak bisa melakukan apapun lagi.

"Kita pulang dulu, Ly," ucap Lavender.

"Terima kasih, Ven. Don. Udah mau singgah di tempat kami," sahut Lily.

Lavender dan Doni pun keluar tanpa diantar Lily.

"Kasihan sekali ibunya Lily," ucap Lavender setelah mereka keluar.

"Iya. Aku jadi merasa bersalah sering mem-bully Lily," sesal Doni.

"Aku juga menyesal. Tak pernah bersikap baik padanya," timpal Lavender.

"Aku enggak nyangka kondisi keluarganya seperti itu," ucap Doni penuh penyesalan.

Mereka saling diam. Menyesali semua yang pernah mereka lakukan pada Lily.

"Kamu pulangnya mau naik apa, Ven?" tanya Doni.

"Aku pesan taksi online aja. Kalau nunggu pak Parto nanti kelamaan. Rumahku kan jauh," jawab Lavender.

Tanpa disadari Lavender dan Doni, ternyata sedari pulang tadi, pak Parto mengikuti.

Dan setelah tahu kemana anak majikannya berada, pak Parto kembali mengambil mobilnya.

Sebagai sopir merangkap bodyguard yang sudah dipercaya keluarga Lavender, pak Parto tak gegabah melepaskan anak satu-satunya majikannya itu.

Melihat Lavender sudah berada di dekat jalan raya, pak Parto keluar dari mobil dan berlari mendekat.

"Non Lavender mau pulang sekarang?" tanya pak Parto mengejutkan.

"Loh, Pak Parto kok ada di sini?" Lavender balik bertanya.

"Iya, Non. Maaf tadi saya mengikuti kalian. Sesuai pesan orang tua Non Lavender," jawab pak Parto.

Lavender menghela nafas.

Lega karena dia tak perlu naik taksi online. Tapi juga merasa hidupnya tak bisa bebas. Kemanapun dia pergi, selalu saja dibuntuti.

"Ya udah. Sekarang kita pulang," ucap Lavender.

"Kamu gimana, Don? Mau sekalian aku antar?" tanya Lavender.

"Enggak usah, Ven. Rumahku kan berlawanan arah. Lagian udah deket juga kok," jawab Doni.

Rumah Doni ada di sebuah komplek perumahan elit tak jauh dari perkampungan tempat tinggal Lily.

"Beneran?" tanya Lavender lagi.

"Iya. Aku bisa naik angkot sebentar kesana." Doni menunjuk arah jalan ke rumahnya.

Padahal Doni sendiri tak pernah naik angkot. Tapi kali ini akan dia lakukan. Hitung-hitung pengalaman pertamanya.

"Entar kebablasan," ledek Lavender.

"Enggaklah. Deket kok," sahut Doni dengan yakin.

Dan mereka pun berpisah. Doni menyeberang untuk menunggu angkot.

Lavender berjalan masuk ke mobilnya.

"Jadi dari tadi Pak Parto ngikutin kami?" tanya Lavender setelah masuk mobil.

Ah, nyaman sekali. Enggak panas. Batin Lavender.

Tapi kakiku?

"Aw!" pekik Lavender.

Lavender memegangi kakinya yang terasa pegal.

"Kenapa, Non?" tanya pak Parto.

"Enggak apa-apa, Pak. Ayo jalan," perintah Lavender.

"Kalau kakinya pegal, nanti minta mbok Sri mijitin," ucap pak Parto setelah menstater mobil.

Lavender mengangguk.

"Tadi saya menunggu Non Lavender di warung dekat rumah temennya Non. Saya coba cari informasi tentang mereka. Maaf Non, saya lancang," ucap pak Parto.

Semua dilakukan pak Parto untuk memastikan keamanan Lavender.

Lavender terkejut mendengarnya.

"Terus, informasi apa yang didapet?" Lavender malah jadi penasaran.

"Kata pemilik warung, mereka memang keluarga tak mampu. Ibunya temen Non itu udah lama sakit-sakitan. Bapaknya enggak tau kemana." Pak Parto memulai ceritanya. Dia lega karena ternyata Lavender tidak ngambeg.

"Terus?" Lavender makin penasaran.

"Ibunya bekerja serabutan. Sebagai buruh cuci dan bersih-bersih di rumah-rumah tetangganya. Tapi sejak beberapa hari ini, katanya ibunya itu sudah jarang kelihatan, Non," ujar pak Parto.

"Iya, Pak. Ibunya Lily sakit. Kelihatannya parah. Walaupun tadi bilangnya cuma masuk angin. Tapi Lily sempet cerita kalau ibunya sakit tumor rahim," ucap Lavender seperti yang dikatakan Lily tadi.

Pak Parto tercekat mendengarnya.

"Sakit apa, Non?" tanya pak Parto.

Pemilik warung tadi tak menginformasikan tentang penyakit Gendis. Karena memang Gendis tak pernah cerita pada siapapun.

"Tumor rahim," jawab Lily.

Tangan dan matanya sedang sibuk mencari tahu tentang penyakit itu di internet.

Ingatan pak Parto melayang pada peristiwa beberapa tahun yang lalu.

Dulu sebelum bekerja di rumah keluarga Lavender, istri pak Parto juga menderita penyakit yang sama.

Dan sayangnya istri pak Parto tak bisa tertolong. Semua karena penanganan yang lambat.

Pak Parto yang masih jadi buruh bongkar muat di pasar, tak punya cukup uang untuk membiayai pengobatan istrinya.

Dan pada akhirnya dia harus rela kehilangan istrinya untuk selama-lamanya.

Pak Parto mengusap matanya yang berembun. Ingatan tentang istrinya itu selalu membuatnya menangis, meski hanya dalam hati.

"Pak Parto kenapa?" tanya Lavender yang melihat dari samping perubahan wajah pak Parto.

"Ah, enggak apa-apa, Non," jawab pak Parto. Dia berusaha bersikap biasa lagi.

"Enggak apa-apa kok nangis?" tanya Lavender lagi. Dia sempat melihat pak Parto menyusut air mata.

"Maaf, Non. Saya jadi ingat almarhumah istri saya," jawab pak Parto.

"Maksudnya?"

Lavender yang biasanya bersikap tak peduli dengan orang lain, setelah melihat bagaimana kehidupan Lily yang sebenarnya, berubah seratus delapan puluh derajat.

Lalu pak Parto menceritakan tentang masa lalunya.

Dan Lavender pun mendengarkannya dengan baik.

"Terus kedua anak Pak Parto sekarang ikut siapa?" tanya Lavender.

"Saya titipkan di rumah kakek dan neneknya. Orang tua saya, Non," jawab pak Parto.

"Jadi jarang ketemu Pak Parto, dong?" tanya Lavender lagi.

"Biasanya sebulan sekali kan saya ijin pulang, Non. Saya menemui anak-anak di kampung," jawab pak Parto.

Oh, pantesan kadang pak Parto enggak ada di rumah. Ternyata dia menemui anak-anaknya. Batin Lavender.

Selama ini yang Lavender tahu, pak Parto ijin karena capek. Dia tak pernah mau tahu bahkan mencari tahu tentang hal itu.

Kasihan sekali anak-anaknya pak Parto. Udah ibunya meninggal, ketemu bapaknya cuma sebulan sekali.

Lavender baru menyadari ternyata masih banyak anak-anak di sekitarnya yang nasibnya sangat tidak beruntung.

Dia selalu merasa menderita karena kurang kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya.

Dia tak pernah bersyukur dan berterima kasih pada kedua orang tuanya, yang telah bekerja keras demi kehidupannya.

Lavender jadi merasa berdosa pada papa dan mamanya. Dia selalu bersikap kurang baik pada mereka, karena merasa dirinya dinomorduakan.

Wajah Lavender pun berubah sendu.

"Non kenapa?" tanya pak Parto.

"Aku...ah, enggak apa-apa, Pak." Lavender berusaha tersenyum. Dia menyembunyikan perasaannya.

Pak Parto pun tersenyum. Dia merasa Lavender tersentuh oleh ceritanya tadi.

Pak Parto bangga dan berharap Lavender bisa merubah sikapnya yang terlalu angkuh dan introvert.

Bisa lebih berempati pada orang di sekelilingnya.

1
Shuhairi Nafsir
Mohon Thor jadikan Lily anak yang tegas . jenius lagi bisa bela diri
Anita Jenius
Baca sampai sini dulu. 5 like mendarat buatmu thor. semangat ya.
Rina Rient: Siap..Terima kasih like-nya 🙏
total 1 replies
Fatta ...
lanjut Thor..,
Rina Rient: Siap..tunggu episode-episode selanjutnya, ya 🙏
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjut thor
Rina Rient: Siap..tunggu yaa 🙏
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Rina Rient: Terima kasih 🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak. 3 like mendarat buatmu thor. semangat ya
Rina Rient: Terima kasih 🤗
total 1 replies
Irsalina Lina
kapan ep ke 2 nya di tanyangkan thoor?......, GK sabar ni mau baca. soalnya cerita nya bagus dan menarik
Rina Rient: Sabar ya..step by step 😊
total 1 replies
Mamimi Samejima
Bikin happy setiap kali baca. Gak bisa berhenti bacanya.
Rina Rient
terima kasih🥰.. tunggu episode2 selanjutnya ya 🙏
Jing Mingzhu5290
Saya merasa terinspirasi oleh perjuangan tokoh-tokoh dalam cerita.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!