NovelToon NovelToon
Cinta Semanis Madu

Cinta Semanis Madu

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: mommy almira

Syahida gadis manis dan periang yang kerja di sebuah perusahaan bagian keuangan , harus dihadapkan pada dua lelaki tampan dan juga mencintainya. Siapakah yang akan Syahida pilih, Juna seorang lelaki dingin,disiplin dengan watak keras ataukah lebih memilih Raihan pemuda baik hati lemah lembut dan penyayang..?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Berubah

Pagi harinya seperti biasa Syahida dijemput oleh Juna. Mobil Juna berhenti tepat di depan pintu gerbang kostan Syahida.

Melihat mobil atasannya Syahida yang sedang ngobrol dengan satpam penjaga kost pun segera menghampiri mobil Juna.

"Selamat pagi pak Juna.." ucap Syahida dengan senyum ceria ketika Juna membuka kaca mobilnya.

"Pagi.. Masuklah...'' jawab Juna yang juga tersenyum pada Syahida.

Lalu Syahida masuk ke dalam mobil. Juna pun segera menjalankan mobilnya menuju kantor.

"Gadis ceroboh, kamu sudah sarapan..?" tanya Juna.

"Sudah..." jawab Syahida.

"Sarapan apa..?" tanya Juna.

"Sereal..." jawab Syahida.

"Cuma sereal saja..?" tanya Juna.

"Iya.."

"Memangnya kenyang..." tanya Juna.

"Kenyang sedikit sih, beberapa jam juga sudah lapar lagi hehee... " jawab Syahida.

"Pantas saja kamu sering nggak fokus kerjanya. Tiap hari cuma sarapan sereal..." ucap Juna.

"Tapi sereal kan banyak vitamin dan kalsium juga pak.." sahut Syahida.

"Tapi vitamin sama kalsium nya nggak berguna buat tubuh kamu. Kamu tiap hari nggak semangat kerja, malas, hasil kerjanya salah- salah terus, bisanya cuma bikin aku emosi saja ..." ucap Juna.

"Ih pak Juna, mana ada kayak gitu. Nggak setiap hari juga kali aku melakukan kesalahan. Pak Juna ini berlebihan sekali..." sahut Syahida kesal.

"Iya tapi sering. Makanya sarapan yang bener, yang bergisi biar ada tenaga, kerjanya juga semangat..." ucap Juna.

Syahida pun memanyunkan bibirnya karena kesal pada Juna.

"Nanti kita sarapan dulu ,di depan banyak penjual makanan..." ucap Juna.

"Apa pak Juna mau traktir aku sarapan..?" tanya Syahida senang.

Juna hanya tersenyum saja.

"Yeee asik.." ucap Syahida sambil bertepuk tangan kegirangan.

"Kamu itu kalau ditraktir aja senangnya bukan main. Ketahuan banget jiwa miskinnya..." sahut Juna.

"Biarin aja...kita mau sarapan di restauran mana pak..?" tanya Syahida.

"Mana ada restauran buka pagi- pagi begini. Kita makan di warung kaki lima saja. Sok- sokan makan di restauran..." jawab Juna.

"Ih pak Juna ini..." ucap Syahida cemberut.

Beberapa saat kemudian Juna meminggirkan mobilnya di pinggir jalan.

"Ayo turun.." ucap Juna.

Syahida pun mengikuti Juna berjalan masuk ke area ruko yang belum buka. Di depan ruko tersebut banyak berjejer warung kaki lima yang menyediakan berbagai makanan untuk sarapan. Ada penjual bubur ayam, ketupat sayur, nasi uduk, nasi kuning, soto mie dan makanan lainnya.

Mereka berjualan dari jam enam pagi sampai jam sembilan siang saja. Karena mereka hanya menjual makanan untuk sarapan.

Di sana ternyata banyak pengunjung yang membeli makanan. Baik di makan di tempat ataupun di bawa pulang. Banyak juga orang- orang kantoran seperti Juna dan Syahida yang mampir ke tempat ini untuk sarapan sebelum pergi ke kantor.

"Wah, pak Juna, banyak sekali yang jualan makanan di sini.." ucap Syahida.

"Kamu mau makan apa..?" tanya Juna.

"Ehm..apa ya..? Aduh aku bingung nih.." sahut Syahida.

"Kita makan ketupat sayur saja yuk.." ujar Juna.

"Iya pak Juna.." jawab Syahida.

Lalu Juna dan Syahida pun memesan dua porsi ketupat sayur lengkap dan dua botol air mineral. Mereka pun menikmati sarapan pagi dengan lahap karena memang makananya enak.

Setelah selesai sarapan Juna dan Syahida pun kembali ke mobil lalu melanjutkan perjalanannya ke kantor.

"Nanti siang jam dua, kamu ikut rapat bersamaku..." ucap Juna sambil fokus menyetir.

"Hah..? Aku..? Memangnya mba Widya mau ke mana..?" tanya Syahida.

"Widya ada pekerjaan yang lain, Agung seperti biasa pergi meninjau pabrik..." jawab Juna.

"Kamu nggak usah cemas seperti itu, masih ada banyak waktu buat mempersiapkan diri untuk rapat nanti..." ucap Juna.

"I..iya.." jawab Syahida.

"Kamu itu harus percaya diri, jangan sedikit-sedikit cemas, takut, gugup. Kamu itu itu sebenarnya bisa, cuma ceroboh saja..." ucap Juna.

***

Syahida dan Juna pun sudah berada dalam ruang kerjanya. Karena hari ini Syahida yang ditugaskan untuk ikut rapat bersama Juna, Raihan dan juga Cindy untuk bertemu dengan klain dari perusahaan lain, dia pun mempersiapkan diri semaksimal mungkin.

Tentu saja Juna juga membantunya agar Syahida dapat mempresentasikan hasil laporannya yang akan dibahas di depan klien nanti.

Pukul satu siang Juna dan Syahida menuju ke tempat rapat di sebuah gedung lantai lima yang berjarak sekitar sepuluh kilometer dari gedung Angkasa Group tempat mereka bekerja.

Sedangkan Cindy berangkat bersama dengan Raihan. Mereka berempat pun bertemu di lobby gedung tersebut.

"Hai nona Syahida, bagaimana sudah siap dengan rapat hari ini...?" tanya Raihan dengan senyuman menawannya.

"Siap pak Raihan..." jawab Syahida sambil memberi hormat pada Raihan.

Raihan pun tertawa melihat tingkah Syahida yang menggemaskan itu. Sementara Juna hanya melirik sekilas saja pada Syahida.

"Berkas- berkas untuk rapat nanti tidak ada yang ketinggalan kan..?" tanya Raihan.

"Oh ya ampun.. Berkasnya ketinggalan..." ucap Syahida panik.

"Apa..? Ketinggalan..?" tanya Juna pada Syahida.

"I..iya pak..maaf..." ucap Syahida sambil menunduk.

"Kok bisa..! Ketinggalan di mana..! Tadi kan sudah bilang sama kamu untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan benar, kenapa masih saja ada yang ketinggalan...?" ucap Juna marah.

"Kamu tahu, tiga puluh menit lagi rapat dimulai.Kita tidak ada waktu lagi untuk mengambil berkas yang ketingalan...! Ngerti nggak kamu, dasar ceroboh...!!" bentak Juna.

Syahida pun menunduk sambil menangis. Sementara itu Cindy menatap Juna dengan heran karena dia melihat Juna yang beda dengan Juna yang dulu dia kenal. Juna yang sekarang sangat pemarah dan emosi.

"Cukup Juna... ! Kenapa kamu marah- marah seperti itu pada nona Syahida..? Itu kan hanya masalah berkas saja. File nya masih tersimpan di laptop kamu kan..? Ya sudah kita pake itu saja..." ucap Raihan yang kesal melihat Juna memarahi Syahida dengan berlebihan.

Juna pun hanya menatap muka Raihan sekilas lalu membuang muka.

"Nona Syahida, nggak papa ya kamu jangan menangis. Hapus lah air matamu..." ucap Raihan sambil memegang pundak Syahida.

"Nggak pak Raihan, aku akan ambil saja berkasnya..." ucap Syahida sambil menghapus air matanya.

"Tidak perlu , waktunya tidak akan keburu, sebentar lagi rapat dimulai.." sahut Raihan.

"Keburu kok pak, kan berkasnya tertinggal di mobil pak Juna di parkiran..." jawab Syahida.

"Apa..? Jadi berkasnya tertinggal di parkiran bukan di kantor..?" tanya Raihan.

Syahida pun mengangguk.

Raihan pun menatap Juna dengan kesal. Juna lalu mendekati Syahida.

"Kenapa kamu nggak ngomong dari tadi kalau berkasnya tertinggal di mobil..? Hem..? kalau kamu ngomong dari tadi, aku nggak akan capek- capek buat marah- marah sama kamu..!" ucap Juna kesal.

"Pak Juna tidak memberiku kesempatan buat ngomong.." jawab Syahida menangis lagi.

"Ambil sekarang juga...aku tunggu tiga menit kamu sudah harus kembali ke sini dengan membawa berkas.." ucap Juna sambil memberikan kunci mobil pada Syahida.

Lalu Syahida mengambil kunci mobil dari tangan Juna. Lalu dia segera berlari menuju parkiran mobil untuk mengambil berkas yang ketinggalan.

Juna, Raihan dan Cindy pun menunggu Syahida di lobby . Juna yang masih emosi hanya berjalan mondar mandir di depan Raihan dan Cindy yang duduk di sofa.

Juna lalu melihat jam di pergelangan tangannya. Sudah lima menit Syahida pergi tapi belum juga kembali.

"Kenapa lama sekali dia..? Dasar lelet..." ucap Juna kesal.

Raihan dan Cindy hanya saling pandang. Lalu Juna segera menyusul Syahida ke parkiran mobil.

"Rei.. Ada apa dengan Juna..? Kenapa dia menjadi pemarah seperti itu..? Aku seperti tidak mengenalinya lagi Rei. Sejak kapan dia berubah menjadi pemarah seperti itu Rei..?." ucap Cindy.

"Sejak dua tahun lalu, sejak kamu meninggalkan Juna ke Amerika tanpa pamit padanya..." ucap Reihan.

Cindy pun menggeleng- gelengkan kepalanya. Dia tidak menyangka kepergiannya ke Amerka sangat melukai hati Juna hingga yang awalnya Juna seorang yang lemah lembut kini berubah menjadi Juna yang sangat emosi dan pemarah seperti itu.

***

Sampai di parkiran mobil Juna melihat Syahida sedang berdiri di samping mobil sambil menangis dengan berkas di tangannya.

Dia merasa sedih sekali diperlakukan tidak baik oleh Juna di depan Raihan dan juga Cindy. Rasanya lebih sakit jika dibandingkan Juna memarahinya di depan teman- teman sekantornya.

Raihan dan Cindy adalah atasan Syahida, dia merasa malu dan merasa tidak becus dalam menjalankan pekerjaan jika dia sampai dimarahi di depan mereka. Dia juga takut kalau Raihan akan memecatnya karena melihat kecerobohan Syahida.

Bersambung...

🌺 jangan lupa like dan dukungannya ya 🌺🥰🙏

1
Awang Rijan
suka dengan ceritanya. lanjut thor
Awang Rijan
Syahida lucu ya
Awang Rijan
ceritanya manarik
Rahayu Putri pratiwi
lanjut kak...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!