Transmigrasi Villains Mother

Alaric melihat ekspresi pria itu yang sepertinya sakit mendengar ucapannya barusan?? membuat ia memicingkan matanya lalu tersenyum..

"Dari kecil saya hanya tinggal dengan adik dan juga ibu saya sedangkan bajingan yang tak lain adalah ayah saya, dia pergi meninggalkan ibu saya saat saya masih dalam kandungan." ucap Alaric membuat perasaan pria itu semakin tak menentu..

Hatinya sangat sakit.. dan rasa sakit yang ia alami saat masih kecil itu kembali teringat saat ia dipukuli oleh ibunya karna ayahnya membawa selir baru dan selalu pergi kerumah bordil untuk bermain wanita..

ia membenci ayahnya yang bajingan.. ia juga membenci ibunya yang jahat yang melampiaskan kekesalannya pada dirinya... itulah sebabnya meski sudah puluhan tahun ia sama sekali tak memiliki perasaan pada istrinya baik sang Duches maupun selir...

dan itulah sebabnya juga ia hanya meniduri istrinya, dan selirnya yang ia nikahi hanya untuk perjanjian politik dan dia tak pernah meniduri selirnya itu, selain salah satu selir yang naik keranjangnya dan mengaku jika ia menidurinya..

tapi ia yakin ia tak menyentuh selir itu sebab wanita itu adalah salah satu selir yang paling ia benci karna licik sama seperti ayahnya ia juga arogan dan jahat...

Wajahnya pun juga rusak entah apa yang terjadi pada ayah dari selir itu yang menikahkannya dengan wanita buruk rupa,

namun sebenarnya ia sama sekali tak peduli walau pun ia buruk rupa sekalipun atau cantik sekalipun ia tak peduli karna ia tak peduli pada semua wanita yang ia nikahi sekali pun ia adalah Duches istrinya sekaligus teman masa kecilnya..

namun Ellena selirnya itu selalu saja membuat keributan yang membuat ia muak dan terakhir wanita itu mengaku tidur dengannya yang membuat ia marah karna ia tak merasa pernah tidur dengan selirnya itu.

berani-beraninya dia berkata begitu bahkan sampai wanita itu hamil ia masih saja mengaku jika ia hamil anaknya huh... memikirkan dia membuat ia gila untungnya saja ia sudah diusir dan diceraikan olehnya.. meski agak kasihan karena ia mendengar jika ia tak diterima dimana pun, namun saat mengingat kesalahan wanita itu, rasa empati itu hilang entah kemana..

"Saya benci ayah saya yang sudah membuang kami bagaikan sampah dan membuat kami menderita hidup dalam penghinaan orang- orang dan dicap sebagai anak haram!" ucap Alaric menyorot dingin kearah pria itu.

Degh..

Dada pria itu bergetar saat merasa kan aura kebencian yang anak itu utara kan.. apa-apaan ini kenapa hatinya sakit merasakan kebencian anak ini seakan kebencian itu ditunjukkan pada dirinya...??

"Hm.. mungkin ayahmu punya alasan kenapa meninggalkan kalian!" ucap lelaki itu entah lah kenapa mulutnya ini malah berucap begitu seakan membela ayah anak ini yang sangat bajingan karna telah meninggalkan anak dan istrinya....

"Alasan yah?? hahahha apa pun alasannya dia sudah membuang kami!! dan tak mengakui kami padahal karna dirinya kami ada?? dan setelah kami ada dia malah mencampakkan ibu kami!" ucap Alaric tajam menatap pria itu.

Dan yah lihatlah pria itu diam sekarang, ia penasaran apakah dia adalah ayahnya?? hahha jika benar ia adalah ayahnya lihatlah apa yang akan Alaric lakukan, ia akan membaskan rasa sakit yang ibunya dapatkan dulu...

akan Alaric balas rasa sakit ibunya yang dicampakan dan menjadi hinaan orang-orang...

"Hm.. ayahmu sangat jahat pantas kamu tak mau memaafkannya!" ucap pria itu berdehem pelan.

ia prihatin dengan nasib anak ini yang seperti ini siapa sebenarnya lelaki tak bertanggung jawab itu?? yang sudah membuang anak-anak ini dan ibu mereka....

Setidak nya jika tak ingin untuk apa lelaki berengsek itu membuat anak ini ada didunia yang kejam ini??

sungguh biadab dan jahat ayah dari anak ini dan mungkin jika itu dirinya.... ia juga akan membenci ayahnya atau bahkan membunuhnya dan tak akan memaafkannya...

(Cklek)

pintu kamar itu terbuka dan nampaklah anak kecil perempuan cantik sedang membawa segelas air menuju kearah mereka..

"Paman ini minum nya cudah Cia bawakan!" ucap Alicia Antusias sembari membawa segelas air.

"Mmm terimakasih!" ucapnya canggung..

"Cama-cama paman!"ucap Alicia Tersenyum.

"Kakak.. ibu memanggil kita ayo kita temui ibu!'' ucap Alicia dan diangguki oleh Alaric.

"Paman Aku pergi dulu jika butuh sesuatu panggil saja aku!" ucap Alaric sopan dan diangguki oleh pria itu.

"Paman Cia juga mau pelgi dulu yah!" ucap Alicia Antusias membuat leleki itu terkekeh namun tak ayal ia pun menggaguk.

Entahlah ia merasa bahagia melihat raut antusias kedua bocah ini... rasanya sangat aneh menggelitik perutnya namun anehnya ia senang..

"Pergilah!" ucap pria itu dan tanpa menunggu lama mereka pun pamit pergi dan membungkuk sopan..

"Ibunya sangat hebat bisa mendidik mereka dengan baik walau tanpa sosok suami dan ayah'' gumam lelaki itu yang entah mengapa hatinya merasa sedih saat mereka pergi.

_______

Disisi lain kedua anak yang baru saja keluar dari kamar itu pun berjalan menuju dapur.. untuk apa?

hm untuk menemui ibunya tentunya namun langkah mereka terhenti saat anak perempuan itu menghentikan langkahnya..

"Ada apa adik?" tanya Alaric merasa aneh saat adiknya berhenti tiba-tiba..

"Cia mendengal cemuanya tadi!" ucap Alicia dengan santai namun sorot matanya menajam.

baik ia maupun kakaknya sama.. sama-sama hidup dalam lingkungan yang buruk membuat mereka dewasa sebelum waktunya mereka dapat mengerti apa yang orang dewasa ucapkan..

bedanya Alaric selalu mengekspresikan datar sedangkan Alicia selalu memperlihatkan raut polosnya karna sebenarnya meski ia dewasa karna keadaan pikirannya tetap polos...

"Jadi kamu menguping?" tanya Alaric tak kalah santai.

"Hm.. sebenalnya tidak kalna Cia tak cengaja mendengal Caat kakak belbicala padanya..." ucap Alicia cengengesan..

"Ikut kakak!" ucap Alaric menarik tangan Alicia kedalam kamar Alicia...

"Ada apa kak? apa ada yang mau kakak jelaskan pada Cia?" tanya Alicia polos.

"Hm aku curiga pada lelaki itu!" ucapnya..

"Hm dia milip denganmu kak!! mungkinkah dia adalah ayah kita!!" ucap Alicia Antusias membuat Alaric berdecak.

"Kenapa sesenang itu?? ingatlah apa yang dia lakukan pada ibu dan pada kita!! kita dihina banyak orang karna lelaki bajingan itu!" kesal Alaric dan Alicia hanya menatap kakanya santai.

"Memangnya ciapa yang tak cenang beltemu ayahnya cetelah cekian lama?" tanya Alicia polos.

"Adik jangan terlalu polos!! dia itu jahat kamu harus menamkan dalam hatimu jika dia jahat dan harus kita benci!" marah Alaric saat melihat adiknya sepertinya ceria akan melihat ayah bajingannya itu...

"Kakak jangan malah-malah nanti cepat tua!" cibir Alicia mengejek.

"Ck!" decak Alaric.

"Kak apakah kakak tak cenang bica beltemu dengan ayah lagi?'' tanya Alicia polos

"Tidak" dingin Alaric membuat bocah cantik itu terkekeh dan kakanya menatapnya aneh..

"Kenapa kamu tertawa?? tidak ada yang lucu disini!" kesal Alaric.

"Hhhha kakak cehalus nya kakak cenang jika dia memang ayah kita! belalti kita akan punya ayah kan??" ucap Alicia membuat Alaric memutar bola matanya.

Harus senang katanya??? cih tak mungkin ia bisa senang melihat orang yang sudah membuat kehidupan nya menderita...

"Kenapa aku harus senang?" decak Alaric

"Hm sebab dengan adanya dia disini bukankah kita bica balas dendam padanya secala langsung tak ucah menunggu kita dewaca dan mencalinya untuk membalas dendam atas apa yang plia jahat iti lakukan pada kita??!" ucap Alicia membuat Alaric membulat..

Melihat kakaknya kaget Alicia tersenyum

hah... ia sama saja dengan kakaknya ia juga membenci sosok ayah yang telah menelantarkan mereka itu, mana mungkin Alicia menyukai dan akan bahagia saat melihat orang sumber kesakitan mereka ada dihadapannya...

meski tak memungkiri jika mereka memang menginginkan sosok ayah seperti orang lain tapi mereka sekarang berpikir jika dengan ibu mereka pun sudah cukup bahkan lebih dari cukup.. ibunya sangat baik pada mereka..

Dulu Alaric kakaknya pernah bilang jika kakaknya sudah besar ia akan mencari sosok ayahnya itu dan membalas semua penghinaan ini... dan Alicia hanya mengingatkan kakanya saja.

"Ibu cepeltinya belum mengetahui soal plia tua itu kak!" ucap Alicia Tersenyum membuat kakanya menatapnya..

"Apa yang sedang kamu rencanakan?'' tanya Alaric tersenyum dan mengelus kepala adiknya...

*

*

*