Kenikmatan Papa Bob

Selesai makan mereka kembali naik ke mobil, perasaan Arumi terus berbunga-bunga karena seharian berada di samping Bob, rasanya tidak ingin berpisah barang sedetik pun.

Sepanjang perjalanan Arumi melihat keluar, fikiran Arumi kembali teringat cerita-cerita Naomi, tentang bagaimana ganas nya seorang pedofil mengerjai korban nya bahkan ada yang sampe mati mengenaskan hingga Arumi bergidik ngeri teringat cerita Naomi.

Arumi jadi gelisah kalau itu terjadi pada dirinya bagaimana, memang Bob tidak pernah kasar bahkan sangat lembut memperlakukan nya namun cerita Naomi begitu mengusik seperti momok menakuti dirinya.

" Seandainya bertanya apa salah", fikir Arumi melirik Bob yang kini tengah fokus menyetir, " Ahh aku tanyakan saja" batin Arumi lagi.

" Tapi kalau tidak bertanya. Nanti Om Bob marah gimana?" Arumi terus penasaran dengan cerita Naomi yang terlanjur tertanam di dalam kepala nya tapi untuk bertanya Arumi takut.

Arumi menoleh lagi melihat Bob perasaan nya benar-benar gelisah, kata-kata Naomi masih melekat jelas di ingatan nya, Apa benar Bob seorang pedofil seperti yang dikatakan Naomi, hanya memanfaatkan gadis-gadis seumuran mereka hanya untuk merusak dan menganggap sebagai pelampiasan sex saja.

Karena desakan di dada Arumi merasa perlu untuk menanyakan itu langsung pada Bob, seandainya itu terjadi Arumi sudah pasrah. " Om bisa berhenti dulu!" pinta Arumi karena merasa terdesak dengan pertanyaan di kepala nya.

" Mau ngapain sayang?, kamu pipis?" tanya Bob, perjalanan mereka masih lumayan harus melewati waktu setengah jam lagi baru sampai.

" Iss....bukan. Arumi mau tanya sesuatu" jawab Arumi lirih antar takut dan lucu.

" Tanya apa?" Kening Bob berkerut, mau nanya kenapa mobil harus berhenti kan bisa tanya langsung tidak perlu berhenti di pinggir jalan, penasaran juga apa yang mau di tanyakan Arumi ahirnya Bob menuruti kemauan Arumi mobil berhenti di pinggir jalan yang lumayan sepi.

" Mau tanya apa sayang" tanya Bob setelah mobil berhenti.

Arumi tertunduk diam dalam hati teringat cerita Naomi akan seorang pedofil yang tega memerkosa bahkan membunuh kalau maksud dan tujuan nya tidak tercapai sangat mengusik dan itu membuat Arumi di sergap ketakutan.

" Hey... katanya mau tanya kok malah diam" tanya Bob memegang dagu Arumi agar menghadap nya.

Bob dapat merasakan kalau Arumi sekarang gemetar dan melihat ada ketakutan di mata Arumi, " kamu kenapa sayang?" tanya Bob bingung dengan perubahan drastis Arumi.

Bibir Arumi mendadak terasa kering, Namun desakan dari cerita dan kata-kata Naomi terus berputar-putar di kepala nya membuat Arumi ingin bertanya atau tidak, namun tiba-tiba bertekad nya mendadak hilang dan meluntur berganti rasa takut.

Mau mulai dari mana Arumi juga bingung, kalau Iya Bob langsung melakukan penyiksaan pada nya seperti cerita Naomi bagaimana, Arumi benar-benar ketakutan dan di lema akibat cerita-cerita Naomi.

" Kamu kenapa Sayang?" Bob mengusap pipi Arumi.

" Om...Om nggak marah kan?" kata-kata Arumi yang keluar terbata.

Bob menatap Arumi tajam, bingung ada apa dengan gadis nya, marah apa yang di maksud Arumi. dengan sekali gerakan Bob mengangkat Arumi kepangkuan nya, refleks Arumi mengalungkan kedua tangan nya di leher Bob.

" Apa yang mau kamu tanya sayang tanya lah" ucap Bob lembut menatap dalam manik mata Arumi.

Jantung Arumi berdetak lebih kencang, sungguh dilema antara penasaran dan ingin tau itu begitu mendesak seolah membuat dada Arumi mau meledak.

" Om beneran sayang kan sama Arumi?" pertanyaan itu lagi meluncur setelah Arumi coba berfikir sebentar untuk memulai dari mana.

" Pertanyaan nggak mutu. Udah tau sayang malah nanya apa semua belum cukup untuk jadi bukti" batin Bob langsung menyambar bibir Arumi, bagi nya tidak perlu menjabarkan dengan kata-kata dari perbuatannya musti nya Arumi sudah cukup paham akan sayang dan Cintanya untuk Arumi.

Dari pada Arumi ngoceh nggak tentu arah Bob menutup mulut Arumi dengan ciumannya.

Arumi tidak menolak saat Bob mencium nya karena seketika seluruh tubuh nya merasakan sensasi yang membuat Arumi ketagihan, terlalu memabukkan bagi Arumi, cerita-cerita Naomi yang seperti momok tadi menguap seperti asap yang di terpa angin terbang tampa sisa.

Mendapat perlawanan kecil dari Arumi, Bob semakin menggila hingga kecupan-kecupa nya turun ke leher, milik Bob bangun sempurna dan sangat sulit bagi Bob mengendalikan diri, Bob terus menyusuri leher jenjang dan putih.

Tampa sadar Arumi mendesah, " Ahhh Om " begitu merdu sambil memanggil Bob dengan suara yang begitu seksi.

Bob tidak tahan sungguh Arumi telah membuatnya gila di tengah kegilaan nya tiba-tiba batin nya yang paling dalam bereaksi, " Jangan" Bob saat itu juga tersadar sudah terlalu jauh.

" Maaf kan Om sayang" ucap Bob setelah melepas tautan bibir mereka Bob menatap bibir bengkak Arumi.

" Nggak pa-pa kok Om Arumi suka, tapi Om jangan kayak pedofil ya?" kata-kata itu meluncur bebas dari mulut Arumi sambil sedikit mengangkat pantat karena merasa ada yang mengganjal.

Bob seperti tertampar mendengar kata-kata pedofil, " Kamu ngerti apa itu kata-kata pedofil?" tanya Bob menatap tajam mata Arumi golakan birahi hampir saja membuat Bob lepas kendali, untung batin nya cepat tersadar kalau tidak entah apa yang bakal terjadi mungkin kata pedofil pantas di semat untuk Dirinya.

Arumi dengan polosnya menggeleng, " Nggak tau. Naomi yang tau dan Naomi cerita pedofil itu mengerikan" , baru Bob paham kenapa gadis nya tadi bilang mau ngomong dan minta mobil berhenti ternyata karena cerita Naomi.

" Ya mengerikan memang. tapi Om pedofil yang baik, akan buat kamu bahagia sayang" ucap Bob tersenyum ternyata Arumi begitu polos nya.

" Maksud nya Om" tanya Arumi masih nggak ngudeng masih terus bergerak diatas pangkuan Bob.

" Cup...iya pedofil itu mengerikan mereka tidak segan-segan merusak masa depan anak-anak seusia kamu karena di usia-usia seperti kalian ini masih enak di iming-iming dengan kemewahan " jawab Bob mati-matian menahan gejolak dari dalam dirinya.

" Cup" tampa di sangka Arumi malah mencium nya, " Trus Om bagaimana?" tanya Arumi setelah ciuman itu selesai.

" Huff..." Bob menghapus nafas kasar, Fikiran Arumi terlalu kritis, " Dengar Sayang Om itu sayang banget sama kamu, Om tidak akan merusak kamu terlalu jauh, Om akan melakukan itu kalau kamu sudah ijin dan siap" jawab Bob membuat Arumi makin bingung rasanya jawaban Bob muter-muter nggak nentu.

" Siap apa?" pertanyaan Arumi.

" Hufff...begini kalau berurusan dengan ABG" batin Bob lalu tersenyum sungguh nggak nyangka Arumi sepolos ini Bob suka kepolosan Arumi.