NovelToon NovelToon
Mampukah Bertahan

Mampukah Bertahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Menikah Karena Anak
Popularitas:62.5k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Shima merelakan suaminya menikah lagi. keturunan menjadi alasan ia rela di madu. kesulitannya dalam mengandung membuatnya harus rela berbagi suami dengan wanita lain.

Dinar, tak lagi bisa menolak keinginan ibu dan istrinya untuk menikahi Rizka.

Segala usaha sudah mereka lakukan agar Shima bisa mengandung. Namun Tuhan memang belum memberikan kepercayaan itu pada mereka.

Akhirnya dengan terpaksa Dinar mengabulkan keinginan ibu dan istrinya.

Dia hanya berharap semoga pernikahan mereka akan bahagia, karena pernikahan itu tidak di dasari perselingkuhan.

Namun, cobaan silih berganti mengguncang prahara rumah tangga mereka.

Di tambah Dinar mulai berat sebelah semenjak mengetahui kehamilan istri keduanya.

Mampukah Shima dan Dinar mempertahankan maghligai rumah tangga mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Retak ( Pov Shima )

"Saya terima nikah dan kawinnya, Rizka Hanura dengan mas kawin tersebut di bayar tunai!"

Begitu lantang dan penuh keyakinan mas Dinar mengucapkan ijab kabulnya. Ucapan yang tak terasa juga menyayat hati ini.

Ucapan yang pernah dia ucapkan untukku dulu kini ia ucapkan kembali, tetapi untuk wanita yang lain.

Wanita itu adalah Rizka, kini ia telah resmi menyandang sebagai adik maduku.

Rizka sedikit lebih beruntung dari pada aku saat menikah dengan mas Dinar dulu.

Dia diberi mahar logam mulia seberat seratus gram dan uang tunai sebesar seratus juta rupiah. Entah atas permintaan siapa aku tak tahu.

Aku tak di libatkan sama sekali dalam acara pernikahan ini. Mungkin Mas Dinar dan ibu mertuaku ingin menghargaiku atau justru tak ingin aku merusak momen bahagia mereka.

Entahlah, kenapa sekarang aku tak pernah berpikir baik tentang mas Dinar dan ibunya.

Teringat dulu tentang pernikahan kami yang sangat sederhana. Bahkan aku hanya menerima uang tunai sebesar lima juta rupiah sebagai mahar.

Aku tak ingin memberatkan mas Dinar. Sebab kala itu aku begitu tahu bagaimana kondisi perekonomiannya. Dia yang bekerja keras harus menyisihkan uang untuk menikahiku di tengah kewajibannya untuk membiayai pengobatan Almarhum ayah mertuaku.

Oleh sebab itu, ibu mas Dinar sempat keberatan dengan rencana pernikahan kami dulu, karena melihat bagaimana kondisi perekonomian kami saat itu.

Namun dengan penuh keyakinan, kami mantap melangkah. Aku mendampingi mas Dinar dengan tetap bekerja dan membantu perekonomian keluarga kami serta pengobatan ayah mertua.

Rizka lebih beruntung karena perekonomian mas Dinar memang dalam keadaan baik saat ini, berbeda dengan kami dahulu yang memulai semuanya dari nol.

Rizka terlihat sangat bahagia. Tak ayal senyum indah tak pernah lepas dari wajah cantiknya.

Rizka, seorang gadis berusia dua puluh delapan tahun. Lima tahun lebih muda dariku dan tujuh tahun lebih muda dari Mas Didi.

Wanita yang telah lama memendam rasa pada suamiku. Aku tak begitu mengenalnya, yang kutahu dulu mereka sempat bertetangga saat masih remaja.

Usapan lembut di bahu membuatku menoleh. Ibu ... Seberapa tahu ia dengan perasaanku saat ini?

Ibu, hatiku sakit. Aku ingin berteriak. Namun, apa bisa aku hidup tanpa Mas Didi?

Aku tak bisa membayangkannya.

"Yang sabar ya Ma. Tak ada kata yang bisa ibu ucapkan. Tegarlah, ini jalan yang kamu pilih," lirih suara ibu bagaikan membuka luka yang kembali berdarah.

Aku tahu ibu tak bermaksud menyalahkanku atas pilihanku. Dia hanya berharap diri ini bisa tegar seperti ucapanku tempo lalu yang bersedia di madu oleh suamiku.

"Sayang," panggilan lembut dengan suara bergetar itu membuat air mata ini akhirnya luruh jua. Sekuat hati aku menahannya. Mencoba tersenyum, pada kenyataan yang aku harap ini hanya sebuah mimpi.

Aku tak sanggup menoleh, hanya menunduk berusaha menghilangkan air mata bodoh ini.

"Mbak," suara Rizka pun terdengar, berarti mereka berdua kini mendatangiku bersamaan.

Ya Allah hati ini sangat sakit. Mengapa ... Mengapa hamba tak bisa ikhlas menerimanya!

Ini bukan kesalahan mereka. Ini pilihanku, tapi kenapa berat sekali.

"Sayang," panggil Mas Dinar sembari memelukku. Tubuhnya bergetar, aku tahu ia pun terluka.

Siapa yang salah sebenarnya? Kenapa kami justru mengalami luka ini?

Kubalas pelukan suamiku. "Tak apa Mas, selamat ya," dengan hati yang getir, tak urung kata selamat terucap dari bibirku.

"Jangan seperti ini mas, banyak yang memperhatikan kita," tegurku dan melepaskan pelukannya.

Suamiku ... Imamku, aku tahu dia pun sedih dengan keadaan ini.

"Maaf, maafkan mas sayang," ucapnya tersendat.

"Hei!" kuusap pipinya dan dia menggenggam tanganku erat.

"Kita pasti akan melewati ini," ucapku meyakinkan. Meski hati ini pun tak yakin.

Dia mendongak menatap mata ini. Sorot mata yang menatapku penuh dengan cinta itu masih milikku.

Namun, apa selamanya akan menjadi milikku? Mengingat kini ada seseorang yang juga berhak atas cintanya.

Ibu mertua menghampiri kami. Kudengar helaan napasnya yang kasar. Mungkin dia kesal.

"Jangan membuat suasana terasa canggung Ma. Kamu sendiri yang meminta datang. Maaf, bukan mamah bermaksud kasar. Mamah tahu perasaanmu, makanya mamah minta kamu tak usah hadir." ucap ibu mertuaku yang sangat mengiris hatiku.

Dia benar, sudah berulang kali dia meminta agar aku mengurungkan niat untuk menghadiri acara pernikahan suamiku.

Namun, lagi-lagi aku kalah dengan egoku. Lucunya, aku sedikit berharap jika mas Dinar akan berlari dan membatalkan pernikahannya seperti drama percintaan konyol yang sering kutonton.

Aku tahu, mungkin tangisan kami ini akan membuat keluarga Rizka tak nyaman. Mereka jelas merasa terganggu, apa lagi bisik-bisik mulai terdengar.

Pernikahan yang di adakan secara sederhana ini bukan karena mereka malu karena putri mereka hanya di jadikan istri kedua, menurut ibu mertua. Akan tetapi itu semua adalah permintaan Rizka dan hanya dia yang tahu alasannya.

Rizka juga bukan dari golongan keluarga biasa. Keluarganya cukup berada. Dia bahkan memiliki sebuah butik yang cukup ternama.

Menurut ibu mertuaku, Rizka hanya ingin menghargaiku. Baginya pernikahan sederhana akan terkesan hangat. Dia hanya meminta pernikahannya bukan hanya sah secara agama, tapi juga tercatat oleh negara. Itu lebih penting menurutnya.

Entahlah, perhatiannya bahkan tak membuatku bahagia sama sekali.

Rizka menunduk. Aku tak tahu apa yang datang hanya saudaranya saja atau bukan. Namun tak urung tingkah kami pasti membuatnya sedikit malu.

Kudekati adik maduku. Aku berharap dengan pernikahan ini membuat kami bisa akrab seperti pembicaraan kami waktu lalu.

"Selamat ya Rizka. Semoga bisa menjadi keluarga Sakinah Mawadah Warohmah," ucapku berusaha terdengar tulus.

Entahlah. Lidahku kelu tak bisa berharap jika kami bisa melewati ini bersama-sama.

Dia mengusap air matanya dengan ujung jari. Mencoba berhati-hati, mungkin agar tak merusak riasannya.

"Terima kasih mbak. Aku harap, kita semua bisa bersama selamanya," pintanya dengan mata berbinar.

"Aamiin," kudengar banyak yang mengaminkan doanya. Aku hanya membalas dengan senyuman tipis. Masih belum yakin dengan masa depan.

"Ayo kembali ke pelaminan. Banyak yang ingin mengucapkan selamat," seorang wanita paruh baya yang wajahnya mirip dengan Rizka mendekat.

Aku yakin itu ibunya. Beliau tersenyum ke arahku, lalu mengajak Rizka dan Mas Dinar kembali ke pelaminan. Menjadi raja dan ratu sehari.

"Kamu mau pulang?" suara ayah terdengar dingin. Aku yakin dia masih memendam amarah. Namun dia bingung harus melampiaskannya pada siapa.

Teringat dialah yang sudah dengan tegas menolak pernikahan kedua mas Dinar dan meminta kami berpisah.

Tentu saja aku menolak, bahkan aku menjerit saat ayah memukul suamiku yang tidak bersalah.

Saat ini pun ia pasti masih marah padaku. Mungkin bukan marah, lebih tepatnya kecewa. Bahkan mas Haris dan keluarganya tak turut serta datang karena tak bisa menutupi rasa kecewanya.

Belum sempat aku menjawab, ibu mertuaku kembali mendekat.

"Maaf Shima, Pak Anshor, Bu Yusri. Keluarga Rizka sedikit tak nyaman dengan situasi ini. Bisakah kalian pulang terlebih dahulu? Jangan tersinggung, tapi bisikan-bisikan ini membuat mereka tak nyaman. Maafkan kami," ucapnya ragu.

Tangan Ayah mengepal dengan urat-urat yang terlihat menonjol.

"Ayo kita pergi!" ajaknya tanpa menunggu jawabanku.

"Apa aku harus pamit Mah?" tanyaku pada ibu mertua.

Ibu mertua menoleh sekilas lalu kembali memandangku iba.

Dia menggenggam tanganku. "Nanti biar mamah yang sampaikan. Terima kasih dan maafkan mamah ya Shima," ucapnya terdengar tulus.

Namun entahlah hati ini sudah terasa sangat sakit. Mengingat serentetan peristiwa masa lalu hingga hari ini tiba.

.

.

.

Lanjut

1
Lee Mba Young
iyalah hrs itu, jng semua di toleransi keenakan dong kl smua di toleransi
Lee Mba Young
itulah kl ngeyel di bilangi suami, lemah si Shima ntar Shima juga nutupi kejadian sebenar nya kl di tanya Emilio kn bgitu sifat Shima gk pernh belajar dr pengalaman.
Kadek Bella: lanjut thoor
total 1 replies
A Yes
kok lupa nyebut Tuhan, sayaaang 🥹🥹🥹🥹
Lee Mba Young
lanjutt
Desi Forever
keren
Lee Mba Young
bagus Emilio kau kau harus tegas jng smp letoi lagi.
Kadek Bella: lanjut thoor
total 1 replies
Dewi Ratna
dimana ketegasan Shima dan Emilio
Holipah
wow jngan mau Shima ada bp nya itu bayi suruh ngerawat nnti kesempatan masuk lgi bt ganggu suami mu 😅
nurzia aeni
jngn mau shima mash ada kk sm nnk nya mnta ajh ortunya yg rwt,,,jngn gmpng iba
Lee Mba Young
kok enak men suruh rawat trus ntar manfaatin anaknya buat deketin Emilio, kl Shima mau berarti emang bodoh 😂.
anak ular di pelihara suatu saat pasti akn matuk juga.
wong Bpk e bayi ijek sehat kok nyuruh Shima iyalah Shima punya suami kaya ntar anak sudah deket pasti akn di pakai buat ndeketi Emilio. otak Rizka itu dah penuh rencana cm Shima saja yg bodohnya kelewatan.
Kadek Bella: lanjut thoor,,,jangan mau shima
total 1 replies
Anna Khairurr
Luar biasa
nurzia aeni
shima gk ada kapok nya alasan iba,,hrsnya mlm itu lngsung di antar krmh ortunya jngn pke nginap trus yg antr jngn asisten suaminya jngn suami kn begooo
Dewi Ratna
Thor lagi lanjutkan Thor lebih berani dan tanggung dongkrak si ular itu
Lee Mba Young
Sekali kali yg teges pd rizka, melihara ular ya bgitu akhirnya kepatok sendiri kan.
Kadek Bella: lanjut thoor
total 1 replies
Jeni Safitri
Makanya shima jangan terlalu baik jadi org , kan bisa minta tolong damian antar si ricka
Holipah
mulut mu rahmat lemes ky ema2 tukang gosip
Lee Mba Young
rasakno kena batu nya 🤣 jd wanita paling bodoh gk belajar dr suami yg dulu ya gitu.
Lee Mba Young
kapok kan sdh di bilang kl Shima itu bodoh bukan baik, rasakno rt mu hancur neh, Emilio juga bodoh katanya teges dan kaya kenapa gk nyuruh Damian dan sopir atau pengawal yg ngantar Rizka. sekarang dah kejadian gini mau ngapain paling cm adu mulut tok.
Dewi Ratna: Thor jangan bikin kita malas baca lagi ceritanya, Thor buat kita semua semangat bacanya
total 1 replies
Dhewyy Aditya
polos ama bego beda tipis yah sodara sodara,yg namanya manusia biasanya punya self alarm yg bisa bikin kita waspada sama orang atau keadaan sekitar,ada kata2 yg bunyinya jangan sampai kita jatuh ke lubang yg sama nah si si shima ini demen bangen di manfaatin rizka entah gimana jalan pikirannya,agak lain emang betina satu ini.
Holipah
pemeran wanita nya jga bodoh memberikan kesempatan k dua kali bt pelakor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!