Sekuel Need A Bride
🍂🍂
.
Menikah dengan kakak angkatnya sendiri, tentu tidak pernah ada dalam bayangan seorang Quuenara Angelistya, biasa dipanggil dengan sapaan Ara. Gadis yang masih duduk di bangku sekolah tersebut terpaksa menerima takdirnya yang tiba-tiba saja sudah menikah dengan kakak angkatnya sendiri.
Sementara itu, pria yang tiba-tiba saja dipaksa menikahi adik angkatnya sendiri, jelas memberontak. Akan tetapi orang tuanya memegang rahasia besar Ryu, yang jelas tidak ingin terbongkar. Sehingga Ryuga Antonio Rayyansyah, putra tunggal dari pebisnis terkemuka tersebut tidak bisa berkutik selain menerima pernikahan tersebut.
Akankah rumah tangga mereka berjalan lancar? Sementara Ara sendiri tidak tahu suaminya siapa dan seperti apa. Di tambah lagi Ryu dan Ara tidak pernah bertemu selama sepuluh tahun terakhir. Sebab, Ryu memilih tinggal bersama tantenya yang ada di Kanada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMKA. Meminta Maaf
Bab. 27
Ara berdecak. "Nggak ada yang perlu di bahas di antara kita. Kita nggak sedekat itu," balas Ara masih dengan nada cuek. Bahkan gadis itu tidak menatap ke arah Ryu.
Ryu tahu konsekuensinya. Pria itu mengangguk mengerti. "Gue minta maaf atas apa yang gue lakuin tadi ke lo. Gue hanya ngiku—"
"Stop!" potong Ara cepat. Napasnya terlihat tidak beraturan. "Jangan pernah bahas itu lagi!" depannya dengan tatapan penuh peringatan.
Ryu terdiam. Lalu menatap gadis yang juga tengah menatapnya penuh kebencian tersebut.
"Kalau memang pingin minta maaf, mending lo jangan pernah muncul lagi di hadapan gue," ingat Ara kemudian. Gadis itu pun mengulurkan tangannya ke arah Ryu, meminta barangnya yang di ambil Ryu saat ini.
Ryu menarik tangannya hingga berada di belakang tubuhnya.
"Bahaya, jika mengendarai motor dengan emosi seperti ini. Gue anter pulang," ujar Ryu mengkhawatirkan Ara.
Karena tadi ia sempat mendapat laporan dari pak Angga jika Ara mengendarai motor dengan kebut kebutan. Sangat membahayakan nyawanya sendiri dan juga orang lain.
Ara mengembuskan napas kesal. "Bukan urusan lo! Siniin kuncinya!" sahut Ara. "Lagian siapa juga yang buat gue kayak gini?" sindir Ara kemudian. "Dasar pencuri," gumamnya dengan nada lirih di kala Ryu memberikan kunci motor Ara.
Ryu mengangkat alisnya ke atas mendengar tuduhan Ara barusan. Namun ia tidak membahasnya. Tidak mau membuat suasana hati gadis ini bertambah runyam kerena dirinya.
"Jangan ngebut-ngebut," ingat Ryu di kala Ara bersiap untuk mengendarai motornya.
Sementara Ara melengos begitu saja. Mengendarai motornya dengan begitu gegabah. Sampai-sampai membuat Ryu minggir dengan cepat.
"Ck! Bukannya bikin tenang, malah bikin masalah baru aja," ujar Ryu melihat Ara mengabaikan peringatan dari nya.
Tidak ingin terjadi apa-apa pada gadis itu, Ryu menghubungi seseorang untuk tidak melaporkan hal ini kepada orang tuanya. Karena Ryu ingin mengurusnya sendiri.
Tidak ingin ketinggalan jejak lagi, dengan cepat Ryu naik ke atas motor sport nya yang sempat ia tukar dengan Hiro tadi. Lalu segera mengejar Ara yang beruntungnya masih berada dalam radar pengawasan Ryu secara langsung saat ini.
Pria itu tidak mensejajari Ara. Namun tetap mengikuti gadis yang tengah mengomel tak jelas tersebut dari belakang. Tanpa mendahului atau memberi peringatan pada Ara untuk tidak mengebut. Hanya mengikuti saja.
Ryu pikir Ara akan langsung pulang. Namun ternyata salah. Gadis itu mengendarai motornya menuju ke sebuah taman tempat bermain yang sudah tidak beroperasi lagi. Membuat Ryu mengerutkan keningnya. Kenapa Ara malah ke tempat yang sepi dan penuh rumput liar seperti ini.
"Apa lagi yang mau dia lakukan?" gumam Ryu menatap curiga dengan apa yang Afa lakukan saat ini.
Di mana gadis itu menghentikan motornya di sebuah tempat bermain yang sudah tutup. Aneh saja. Seharusnya seorang gadis seperti Ara, takut berada di tempat kosong seperti ini. Lebih lagi kondisi nya yang benar-benar tidak terawat sama sekali.
Sedangkan Ara justru malah turun dari motornya dan melangkah mendekati pintu masuk yang juga sudah tidak berbentuk lagi. Gadis itu menatap lama ke arah pintu masuk tersebut. Seolah tengah mengenang sesuatu yang tersimpan di dalam memorinya.
"Sudah lama banget," gumam Ara seraya menatap ke arah depan. Seolah di depannya itu sebuah pemandangan yang indah. "Apa Mami bahagia sekarang?" gumam Ara lagi.
Deg!
Ryu tersentak kaget di saat mendengar kalimat terakhir Ara. Ia tidak menyangka jika Ara mengingat orang yang sudah menyerahkan gadis itu kepada kedua orang tua Ryu.
"Dia ingat?" lirih Ryu. Menatap khawatir ke arah Ara. Takut jika gadis itu akan mengalami ketakutan yang luar biasa. Seperti apa yang pernah Ryu lihat dulu.
