NovelToon NovelToon
Oh My Secretary

Oh My Secretary

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa / Office Romance
Popularitas:36.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nuhume

Season 2 dari, "Menantu Sampah Seorang Millionaire".

Hari pertama Lucia masuk kerja sebagai sekretaris di Alfred Corporation tidak berjalan mulus sesuai keinginannya. Dia bertemu dengan Rey Alfred yang memberinya banyak omelan di hari pertama dia bekerja. Karena tidak terima, Lucia mengamuk. Begitu marahnya, dia sampai mengusir Rey dari kantornya sendiri. Akibatnya, Rey yang merasa bersalah meminta maaf dengan spektakuler.

Namun awal yang agak aneh itu justru membawa hubungan mereka ke titik yang tidak pernah mereka sangka sebelumnya. Mereka tidak hanya bertemu sebagai bos dan sekretaris di kantor, tapi juga menjelma sekedar TTM-an? Apakah mereka akan tetap mengatakan "Love is Bullshit!" meskipun mereka tahu jika mereka perpect for each other?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Ajakan Carlo

Beberapa hari kemudian, Lucia sering pulang larut karena membantu menyelesaikan pekerjaan Rey, dan beberapa hari itu juga dia selalu pulang menggunakan taksi, bukan bus lagi. Uang yang di berikan oleh Rey, sangat cukup di gunakan dalam sebulan untuk menghabiskannya.

Seperti biasa, Lucia menolak ajakan Rey untuk pulang bersama, dia berjalan terlebih dulu untuk meninggalkan perusahaan dan menunggu taksi lewat malam itu. Jam telah menunjukan pukul 22.00 dan hanya ada mobil para karywan Alfred Corporation berjejer di bawah sana yang mungkin tidak akan lama lagi melenggang bebas meninggalkan perusahaan.

"Kok malam ini taksi tidak berlalu lalang," gumam Lucia.

Lucia terus berjalan di jalan raya dan berbelok ingin menuju halte tapi tiba-tiba sebuah mobil mewah melintas dan berhenti di rem persis di sebelah kanan Lucia. Kaca depan sebelah kiri mobil itu terbuka dan terlihat seraut wajah nongol di sana. Dia Carlo.

"Hai, mau pulang?" tanya Carlo.

Lucia menghentikan langkahnya dan sedikit membungkuk untuk melihat lebih jelas sosok Carlo.

"Mau pulang?" Carlo mengulang pertanyaannya lagi.

"Iya," Lucia menyahut.

"Bareng yuk!"

"Ke mana?" Lucia menyahut dengan bodohnya.

"Ya pulang lah. Masa ke diskotik. Ayo! Kita kan searah, bahkan apartemenku tidak jauh dari kompleks mu," jelas Carlo.

Alis Lucia berkerut. Entah Carlo sedang bercanda jika apartemennya dekat dengan komplek perumahan Lucia yang kumuh itu, atau hanya sekedar basa-basi semata.

"Ah, masa?" timpal Lucia.

"Iya, dekatnya hanya berjarak sedikit berapa kilo meter, kau di pinggir kota dan aku berada sedikit tidak jauh dari situ," jelas Carlo dengan terkekeh.

"Sudah lah, pokoknya kita searah, ayok!" ucap Carlo.

Lucia mendengar itu kemudian tertawa dan dia segera membuka pintu dan menelusup masuk. Carlo langsung menghela mobil dengan cepat keluar dari gerbang Menara Alfred Corporation, menembus lalu lintas jalan yang di penuhi para pemuda di jam itu berkeliaran dan lalu lintas di jam yang sudah mulai lengang.

Carlo mengemudi dengan cekatan, seperti pembalap F-1, kecepatannya juga tidak tanggung-tanggung. Waktu Lucia iseng melihat speedometer, dia melihat jarum angka 80 kilometer per jam, bahkan itu kadang sedikit lebih. Ini di tengah kota jadi bisa di bayangkan sendiri bagaimana kecepatan yang ditempuhnya saat berada di jalur khusus, tanpa hambatan.

Carlo bertubuh lebih pendek dari pada Rey, warna kulitnya sedikit cokelat, berambut hitam pekat dengan tatanan yang rapi. Lengannya bertato yang berlambang tombak abad kekaisaran Yunani. Wajahnya tidak lebih tampan dari Rey, tapi dia sedikit lebih garang daripada Rey. Mungkin saja wanita yang sangat butuh perlindungan dari kejahatan, Carlo lebih cocok untuk itu. Tapi ini bukan dunia novel mafia.

"Kok tidak bersama Rey? Maksud aku, Tuan, eh tidak! Bos? Kau memanggilnya apa?," tanya Carlo.

"Bos, karena dia melarangku memanggil tuan. Hmm, kami kan memiliki kehidupan sendiri-sendiri tidak harus setiap saat bersama, kan?" jelas Lucia dengan sedikit datar.

Carlo mendengar itu sedikit tersenyum dan menjelaskan bahwa maksud Carlo tidak mengarah ke hal yang negatif, dia meminta maaf dengan cepat agar Lucia tidak berburuk sangka kepadanya. Lucia mendengar itu hanya melirik Carlo dengan sorot mata ynag sedikit ketus.

"Baiklah, itu tidak mengarah kemana, aku hanya sekedar bertanya. Walaupun ada pemikiran seperti itu, lantas akan ke arah mana?" Untuk sesaat Carlo merasa kebingungan mencari topik pembahasan dengan perubahan mood Lucia yang begitu cepat.

"Bukannya kalimatku tadi adalah kalimat pujian? Karena kau akrab dengan atasan?" ucap Carlo kembali.

"Pujian? Maksudnya?" ucap Lucia kembali dengan heran.

Carlo kemudin menjelaskan bahwa selama ini Rey sangat jarang bisa akrab dengan orang lain bahkan banyak bicara, mengeluarkan apa yang dia pikirkan di kepalanya. Terutama di kantor dengan bawahannya.

Baru Lucia yang bisa ngobrol banyak hal dan berjam-jam bersma dengan Rey.

"Kau adalah orang kedua setelah aku, yang bisa ngobrol berjam-jam bersama dia," ucap Carlo.

Carlo kemudian berdalih jika itu bersamanya tidak ada yang aneh, karena mereka adalah keluarga dan juga Carlo merasa menjadi sahabat Carlo beberapa tahun ini. Lucia semakin heran. Dia tidak setuju dengan ucapan Carlo karena dia merasa Rey cukup akrab dengan para bawahan di kantor, bahkan saat makan siang, dia memilih makan siang di kantin dan berbaur dengan mereka.

"Itu cara dia mengakrabkan diri. Dia berusaha untuk masuk dan berbaur dengan dunia orang lain. Karena dia terbebani dengan statusnya saat ini sebagai anak tuan Rocco dan juga sebagai direktur utama Alfred Corporation, dia ingin merasakan hal yang sama dengan yang lain tanpa perbedaan itu," jelas Carlo.

Lucia terlihat berpikir untuk sesaat. Pantas saja Rey sering kali menjelaskan bahwa dia tidak ingin di panggil dengan bos, tuan atau apapun di luar perusahaan yang berbau kantor. Dia hanya ingin menjadi Rey, menjadi dirinya sendiri, diusianya saat itu dia menginginkan banyak pengalaman dan hubungan sosial antar personal dengan orang lain, bukan hanya sekedar untuk bisnis semata.

"Kau benar, dan usahanya itu tidak pernah berhasil. Orang-orang masih saja merasa ada sebuah jarak yang tidak bisa di jembatangi diantara mereka. Hanya kamu dan aku yang bisa memberi jembatan itu, dan aku akui kau sangat berani dan memiliki potensi."

Carlo menjelaskan bahwa keberhasilan Lucia setelah bertengkaran hari itu membuat gempar satu perusahaan, belum lagi beberapa hari setelahnya mereka terlihat seperti seorang teman yang saling tertawa di kantin kantor dan juga sering ngobrol banyak hal dalam segala situasi.

"Bahkan pamanku, Rocco ALfred sampai ingin turun tangan saat mengetahui anaknya terusir dari perusahaannya sendiri, hanya saja beberapa manager melaporkan jika semuanya sudah di tangani dengan baik, saat melihat kalian sudah akur kembali," jelas Carlo.

Lucia memasang mimik tegang dan setelahnya dia tertawa. Dia tidak penasaran dengan tuan Rocco karena yang dia lakukan itu wajar sebagai seorang ayah dan seorang komisaris tinggi, hanya saja yang membuat Lucia penasaran adalah bagaimana hubungan Rey dengan para sekretaris-sekretarisnya sebelum dia menduduki posisi tersebut.

"Tidak ada yang lebih. Mereka sama dengan sekretaris pada umumnya, kaku dan juga mereka ketemu hanya mengatur jadwal, meeting, ngatur jadwal lagi, dan mereka kadang keluar negeri bersama untuk urusan kerjaan tapi tidak ada sesuatu apapun. Semuanya formal dan normal."

Carlo menjelaskan dengan candaan, santai dan sedikit meledek membandingkan para sekretaris lama dan baru di hadapan Lucia, bahwa hanya Lucia yang bahkan mereka berdua masih sempat mengomentari beberapa tayangan televisi di kantor, minum di kedai sederhana dan menilai semua orang yang lewat seperti ibu-ibu komplek tukang gosip.

"Resepnya apa? Kau mungkin bisa membagikan sebuah resep agar mudah berbaur dengan manusia asing lainnya."

1
Munif Mutawakil
Luar biasa
Mohd Fajar
mantap
Golgotha Calvatorch
Luar biasa
Sri Rahayu
ini mah termasuk jg mobil mahal .....
Datu Zahra
dah stop baca, maaf ya Thor. kecewa sama karakter Rey, perusahaan sebesar apapun punya cara masing² buat uji karyawan, dan enggak pantes Lucia bertingkah begitu.
Nuhume: Maaf ya kak, kalau ga sesuai.
Aku cuma ikutin aturan kontes yg emang milih untuk unggulin karakter perempuannya. Jd aku ubah Rey si manusia kaku dan Es itu, sedkit lebih humble..
semoga karya di karya aku selanjutnya, kakak suka 🙏🙏🙏❤️
total 1 replies
Datu Zahra
Kau buat aku kecewa sama perubahan karakter Rey Thor.
Datu Zahra
enggak ada sopan asli, atasan dipermalukan begitu. Jatuh cinta sama sikap cool Rey dikisah Bram, tapi disini karakternya berubah. asli jadi enggak pengen baca
habibulumam taqiuddin
setuju
habibulumam taqiuddin
rey ayo dunk. masa kalah
habibulumam taqiuddin
tidak usah diterima.
Novie Achadini
sakit jiwa lucia
Novie Achadini
brani bgt karyawan ngamuk dikantor
Nuhume: Lagi Mumet dia Kak😆
total 1 replies
Usagi Pica
good job Lucia,buat Rey mati kutu😀😀
Nuhume: Hahahha siapppp
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!