NovelToon NovelToon
Selir Sang Mafia

Selir Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Teen Angst / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:28.4k
Nilai: 5
Nama Author: queenindri

Aura Harus menerima takdirnya menjadi salah satu bagian dari Wanita penghibur seorang Devandra Mahendra.

Pria tampan dengan sejuta pesonanya. Namun siapa sangka jika di balik ketampanannya itu menyimpan Rahasia yang cukup besar hingga menarik Aura untuk.asuk dalam hidupnya.

Akahkan Devandra melepaskan Aura, ataukah Devandra menahannya seumur hidup bersamanya?

Ikuti kisah mereka hanya di Judul Novel Selir Sang Mafia
Brak

"Ah maaf Tuan, saya tidak sengaja!!" Ucap Aura seraya membersikan Jas mahal milik Pria yang baru saja di tabraknya.

"It's Oke tidak masalah" Ujar Pria itu yang ternyata sejak tadi terpaku menatapnya.

Hingga tanpa sengaja tatapan mereka beradu saat Aura ingin mengangkat kepalanya menatap Devan. Dalam beberapa menit tatapan mereka terkunci sebelum pada akhirnya Aura memutuskannya lebih dulu."

"Maaf" Sekali lagi Aura meminta maaf dan berusaha untuk pergi meninggalkan Acara perayaan Ulang tahun Stasiun televisi milik keluarganya. Kebetulan Devan datang hari itu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hukuman

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Cih, bisa sial seumur hidup aku jika harus menikahi pria sekejam Devandra mahendra itu!" Decih Aura seraya bergidik ngeri mebayangkan bagaimana nasibnya jika benar-benar menikah dengan Devandra seperti harapan Melinda.

"Jangan seperti itu Ra, biasanya yang paling kau benci itu malah akan menjadi takdirmu!" Sela Melinda mengingatkan.

"Jangan menyumpahiku begitu Meli." Geram Aura karena sejak tadi Melinda terkesan seperti seseorang yang sedang mendoktrin dirinya untuk mau menerima Devandra sebagai takdirnya.

"Ku harap kau mau memikirkan kembali apa yang aku katakan kemarin padamu Ra!" Melinda memiliki harapan besar kepada Aura untuk bisa membebaskan mereka dari neraka dunia ini. Wanita itu memasukkan tangannya ke sela-sela jeruji besi di mana Aura ada di dalamnya. Ia berusaha menggapai tangan Aura yang kemudian ia genggam erat-erat. "Aku dan para selir lain menggantungkan harapan padamu. Tidak ada selir lain yang berani melawan para penguasa di mansion ini. Hanya kau saja yang berani melawan ketidak Adilan yang di buat tuan Devandra padamu. Jadi ku mohon bantu kami juga."

Aura melengos seraya tersenyum kecut, kini ia menepis tangan Melinda sedikit kasar agar Wanita itu menjauh darinya. "Katakan padaku! Dengan cara apa aku bisa meluluhkan Bajingan itu hah? Apa harus menjadikan tubuhku ini untuk menjadi teman tidurnya? Ah ya, pasti hanya dengan itu, aku benar kan?" Ucap Aura dengan ketus. setelah puas meluapkan unek-uneknya, kini ia membuka botol minum kemasan yang di bawa Melinda tadi untuk ia minum hingga tandas tak bersisa. "Nih aku kembalikan." Aura mendorong Botol kosong itu ke Ke arah pangkuan Melinda dan menaruhnya di sana.

"Maafkan aku Aura, Jujur aku tidak bermaksud untuk menyuruhmu menjadi seorang pelacur. Pasti ada cara lain untuk membuat tuan Devan jatuh hati padamu, tanpa harus menjadi penghangat ranjang untuknya." Ralat Melinda tidak ingin membuat Aura salah paham padanya.

Aura tak bergeming, semua yang di katakan Melinda nampak tak dapat ia cerna dengan akal sehatnya.

"Baiklah, pikirkan baik-baik Kata-kataku tadi. Ku harap kau mau berjuang dengan kami Aura!" Besar Harapan Melinda pada sahabat barunya itu. Kini ia beranjak dari duduknya, ia menoleh ke kiri dan ke kanan karena tidak mau ketauan oleh para penjaga. Dia sudah terlalu lama di sana, tentu saja ia tidak mau semua orang di mansion sampai curiga dan mencarinya.

Melinda berjalan mengendap-endap ke arah kamar selir. Esok hari ia akan berusaha mencari makanan lebih banyak guna ia berikan ke pada Aura agar gadis itu bisa menyimpannya sebagai persediaan makanan.

********

Saat ini Devan sedang makan malam bersama beberapa anggota keluarganya. Selain Dirinya, Soraya dan Faldo, ada juga Edgar yang tidak lain adalah sepupunya yang baru saja tiba dari Singapura.

"Minggu depan akan di adakan Pesta ulang tahun kota Jakarta. Aku akan datang atas undangan Gubernur Jakarta, dan aku akan menginap di Hotel Indonesia. Selama aku tidak ada, aku harap tidak ada yang boleh memberi makan dan minum Aura yang saat ini aku kurung di ruang bawah tanah karena kembali berusaha kabur. Jika ada yang berani memberikannya makan ataupun membantunya maka aku tidak akan segan untuk menjadikannya umpan harimau kesayanganku." UCap Devandra tak main-main dengan ancamannya.

"Kenapa kau menghukumnya? Memangnya apa kesalahannya hingga kau sampai tidak memberinya makan dan minum?" Tanya Faldo, sementara yang lainnya hanya diam saja tak berminat untuk bertanya ataupun sekedar perduli.

Seluruh keluarga mahendra paham betul jika Putra pertama Tuan Evander Mahendra dan Nyonya Bella Bramantyo itu paling tidak suka di debat saat berbicara. Hanya Refaldo mahendra saja yang berani terus membantahnya karena memang Faldo saja yang tidak bisa tersentuh oleh Devandra.

"Sepertinya kau begitu perduli sekali pada gadis itu! Apa kau menyukainya?" Devan nampak menyatukan kedua tangannya di atas meja dan di tempelkan tepat di depan bibirnya.

Kini ia nampak menatap tajam ke arah Faldo yang malah sibuk mengunyah makanannya ketimbang menjawab pertanyaannya.

"Kenapa kau diam? jawab!" Bentak Devan hingga suaranya terdengar menggelegar sampai ke kamar Para selir.

Melinda yang baru saja tiba di depan pintu kamarnya, sontak terjingkat kaget. Nafasnya nampak tersengal akibat ketakutan, dalam hati ia berdoa agar tuan Devan tak sampai membunuhnya jika ia benar-benar ketahuan sudah membantu Aura.

Namun setelah menunggu beberapa saat, nyatanya tak terjadi sesuatu yang seperti dugannya. perlahan ia memberikan diri untuk membuka matanya guna melihat keadaan sekitarnya.

"Ya Tuhan, hampir saja jantungku copot." Gumam Melinda seraya beringsut terduduk di depan pintu kamar selir, dengan tubuh yang lemas.

Tadi ia kita Devan berteriak membentaknya. Nyatanya itu hanya imajinasinya saja karena terlalu ketakutan.

Aileen yang kebetulan membuka pintu kamarnya di buat mengerutkan keningnya heran melihat tingkah Melinda yang duduk selonjoran di depan kamar para selir.

"Hei, kau kenapa?" Cecar Aileen dengan menggunakan kakinya menggoyang-goyangkan kaki Melinda.

"Eh, Miss Aileen. Maaf Miss, aku kelelahan hingga tak kuat masuk ke dalam kamar." Ucap Melinda asal. "Ya ampun meli, kau itu bodoh sekali ya, bagaimana mungkin rubah betina ini percaya dengan alasanmu yang tidak masuk akal itu!" Sesal Melinda namun hanya bisa meruntuki kebodohannya sendiri.

Namun siapa sangka Aileen malah mengangkat kedua bahunya acuh, sontak setelahnya ia memilih pergi dan tak perduli lagi dengan apa yang di lakukan oleh Melinda setelahnya.

Sikap Aileen yang masa bodoh itu sontak memancing kebingungan pada diri Melinda. Tadinya ia berfikir jika wanita gila itu akan marah hingga menghukum dirinya akibat masih berkeliaran di saat jam malam, apalagi dia tidak sedang bekerja melayani para pria yang ada di mansion ini pikirnya.

Malindo mengelus dadanya seraya mengucapkan syukur karena bisa bebas dengan mudah dari penjagaan mansion neraka ini. Akhirnya ia bergegas untuk masuk ke dalam kamarnya guna beristirahat dengan cepat.

Sementara itu di meja makan, Devandra nampak menatap sang adik dengan tatapan penuh kemarahan. "Dia berusaha melarikan diri lagi." Jelasnya. "Ku ingatkan padamu sekali lagi, jangan sampai kejadian yang lalu terulang kembali, atau aku akan melemparkanmu ke dalam kandang singa dengan kedua tanganku ini!" Devan nampak mengangkat kedua tangannya seraya mengepalkan keduanya.

Glek

Faldo sontak menelan ludahnya dengan cukup kasar. Ia terdiam dengan sorot mata ketakutan, kali ini ia tidak berani membantah apa yang di katakan kakaknya, meski begajulan, Faldo tetaplah seorang adik yang akan selalu takut jika kakaknya sudah marah dan siap untuk menghukumnya.

Setelah itu, Faldo nampak mengaduk-aduk makanya akibat tiba-tiba nafsu makanannya menghilang entah karena apa.

Sedangkan siapa Edgar sejak tadi hanya berani menyimak tanpa berani beradu argument dengan kakak sepupunya yang memiliki tingkat kewarasan di bawah rata-rata alias gila.

1
nonamanizzzzz
Kecewa
nonamanizzzzz
Buruk
Patrisia Seli
bagus
Khoirun Nisa'
yok lanjuttt yokkk thorr
Khoirun Nisa'
woyyyy thorrrr jangan di gantung napa sih thorr, ayo lahh thorrrr lanjutan nya cepetinnnnn.... udah penasaran banget ni🥲🥲🥲🥲🙏🏻🙃
Khoirun Nisa'
helloo kk authorr semangat ya up nyaaa,, kalo bisa cepetan ya up nyaaa.. udah penasaran banget sm kelanjutan nyaa... nih aku udah kasih 1 bunga, 1 kopi dan 1 iklan...
Nagita Marbun
kenapa aku selalu nunggu² update kelanjutannya ya, karena sepenasaran itu dibuat sama alur ceritanya. mudah mudahan update nya lebih banyak lagi y thorr, semangat thorr🔥
Khoirun Nisa'
udah aku kasih mawar nih thorr, yg cepet ya update nyaa, gak sabarr pengen baca kelanjutan nya
Tory's
lanjut
Efi Yusiyanti
judulnya selir dah nanti segini masih aja kalah, mafia apaan tuh dev
Naila
nice
Naila
nice
hazana channel
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!