NovelToon NovelToon
Hati Seindah Bunga

Hati Seindah Bunga

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Enab

Tiara tidak menyadari perasaan apa yang bersarang di hatinya kini. Ia hanya tahu saat ini dia menginginkan takdir terindah harus diperoleh oleh Rangga, sahabatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Enab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Candaan dibalik sindiran

    Tiara duduk di kursi panjang diapit oleh Rangga dan Sarah. Andika duduk di kursi yang menghadap ke dalam, disamping Sarah. Ayah Tiara duduk di kursi berhadapan Andika, samping Rangga. Sedang, adik Tiara mengambil kursi plastik dari dalam dan diletakkan di samping Andika. Sementara ibunya membuatkan minuman di dapur.

"Mamamu tahu kamu sudah keluar dari teater?".

"Belum, paman. Aku pulang juga di luar rencana".

"Jadi, kamu seorang aktor?", sambung Sarah memiringkan tubuhnya menengok Rangga sambil menongka dagu.

"Kurang lebih bisa dikatakan begitu", jawab Rangga sambil tersenyum membuat hati Sarah meleleh.

"Wah! Senyumnya", ucap Sarah tanpa sadar membuat Andika mendorongnya menyandar ke kursi.

    Sarah melemparkan tatapan tajamnya ke arah Andika.

"Kak Rangga, kakak tampan kalau rambutnya pendek seperti sekarang walau masih tampan kakak di sampingku ini", puji adik Tiara sebelum menjatuhkan.

    Andika memalingkan wajahnya karena dilihat oleh ayah Tiara.

"Kalian ngobrol-ngobrol saja, paman mahu ke depan dahulu".

"Loh, sirup dan kue ini gimana?", sambung ibu dengan membawa nampan.

"Letakkan saja punya mereka disitu dan punyaku antarkan ke depan ".

"Jangan sungkan, anggap saja rumah sendiri".

"Terima kasih", ucap Andika dan Sarah bersamaan.

"Sudah ku anggap rumah sendiri, bu mertua", Ucap Rangga yang dibalas cubitan di pinggang oleh Tiara.

"Apa, Ga?", tanya Ibu Tiara memastikan. Yang didengarnya.

"Bukan apa-apa, tante cuma lagi ngomong dialok dalam naskah drama yang baru aku mainkan".

"Apa judulnya?".

"Menantu idamanku", jawab Rangga membuat Sarah tersedak dan Tiara mengusap wajahnya. Sedang, Andika menahan tawanya.

"Wah!. Hebat kamu. Tante do'akan kalian semua jadi orang sukses".

"Aamiin!", ucap mereka bersamaan.

"Gokil kamu, Ga. Aku nggak nyangka kamu berani ngomong gitu ", kagum Andika.

    Mereka telah lupa kalau masih ada adik Tiara di dekat mereka.

"Kalau aku nggak berani, bagaimana bisa Tiara bisa mahu jadi calon istriku".

"Kalian mahu menikah?!", adik Tiara membuka suara mengagetkan mereka.

"Adik manis, tolong rahasiakan dahulu, ya. jangan beri tahu orangtuamu dahulu", bujuk Andika.

"Memangnya kenapa?.

    Sarah menepuk jidat.

"Karena, calon kakak iparmu itu, belum berani", ucap Sarah.

"Siapa bilang aku nggak berani?!. Hanya waktunya saja nggak cocok", Rangga memberi alasan.

"Alasan".

"Aku baru ingat, kamu yang suka berdebat denganku, sok-sok ingin akrab denganku".

"Akhirnya kamu mengingatku juga", Sarah merasa senang karena Rangga mengingatnya.

"Kalian saling kenal?", tanya Tiara mengarahkan pandangannya kepada Sarah dan Rangga.

"Nggak", jawab Rangga cepat.

"Dia yang aku bilang calon jodohku hehehe", jawab Sarah.

"Apa?!", Tiara, Rangga dan Andika bersamaan.

"Kenapa kaget gitu?. Biasa keles".

"Sepertinya yang waras disini hanya kita berdua", ucap Andika kepada adik Tiara.

"Waras apanya?, siapa yang tergila-gila dengan Tiara sampai menjadi pujangga dadakan dan menyebut Tiara sebagai gadis berjiwa ksatriaku , kalau bukan kakak?, celoteh Sarah.

    Tiara takut Rangga marah karena cemburu.

"Siapa yang kamu sebut gadis berjiwa ksatria?", tanya Rangga memajukan duduknya menghadap Andika.

"Jangan didengar omongannya", Andika , menegang.

"Siapa?", Rangga mendesak.

"Ti..a...ra", jawab Andika , ragu-ragu.

"Ha.ha..ha... Julukan yang tepat", Rangga kegirangan sambil berdiri dan tosan tangan dengan Andika.

    Sarah keheranan dan Tiara kesal.

"Ramai di dalam, ngobrol apaan mereka?", tanya ayah Tiara dari teras.

"Entah. biarkan saja, namanya juga anak-anak", jawab ibu Tiara.

"Sudah puas ketawanya?", Tiara kesal.

"Belum", jawab Rangga tanpa beban.

"Aku suka julukan itu. Masih ada lagi?", lanjutnya.

"Ayo Tiara. Mereka sepertinya kompak membuat kita kesal", Sarah berdiri mengambil tangan Tiara.

"Ngambekan", goda Andika.

"Kalian seperti anak kecil. Nggak ingat umur", ucap adik Tiara seraya bangkit dari duduknya dan pergi ke kamarnya berniat bermain game di ponselnya.

"Dasar ABG!. Kamu pikir enak jadi orang dewasa?!", ngomel Tiara.

"Enaklah. Kalau nggak, mana mungkin kamu menyukaiku?".

"Astaga!. Ini orang sudah mulai eror lagi", Tiara menyandarkan punggungnya ke kursi.

"Sepertinya obat yang diberikan dokter nggak mempan", sambung Andika.

"Obat apa, kak?", tanya Sarah kembali duduk.

"Beberapa hari lalu Rangga jatuh pingsan sangking cemburunya ke aku", Bohongnya.

"Iya, kan, Ti?", lanjutnya mengedipkan mata sebelahnya ke arah Tiara.

"Sebuncin itu dia ke kamu, Ti?".

"Entah, aku capek. Obrolan kita ngelantur kemana-mana".

Rangga mendengar jawaban Tiara, Rangga faham kalau Tiara tidak mahu candaan ini berlanjut.

"Andika, antarkan aku pulang", Putus Rangga.

"Pulang saja kalau kamu mahu pulang"

"Kakak tega dia jalan kaki dengan menarik kopernya?".

"Bilang saja kalau kamu mahu tahu tempat tinggalnya".

"Kakak ini paling pintar menebak pikiranku. Apa kakak punya indera keenam?".

"Tepatnya indera ketujuh".

"Gitu aja , marah. Ti, kamu tenang saja, selama kamu menitipkannya ke aku, dia akan tiba di rumahnya tanpa lecet ataupun rusak".

"Memangnya aku barang?. Sayang, aku pulang dahulu, ya".

Tiara menepuk lengan Rangga.

"Kalau bapak dengar bagaimana?", ucap Tiara, pelan.

Mereka telah bangkit dari duduknya. Andika dan Sarah keluar duluan.

"Nanti malam aku telepon. Istirahatlah", pamit Rangga sambil memegangi tangan Tiara.

"Besok aku antarkan oleh-olehmu ke rumah".

"Hay! Cepat! sudah mahu malam!", teriak Andika dari depan pintu. Sedang Sarah telah terlebih dahulu berada di dalam mobil, kursi depan.

"Paman, tante, aku pamit pulang, assalamualaikum", pamit Rangga sambil menyiumi punggung tangan kedua orangtua Tiara dikuti Andika.

"Tiara, aku pamit juga", ucap Andika.

"Terima kasih, ya, sudah menjempuku".

"Sama-sama".

"Koperku dimana?!".

"Sudah ku masukkan ke bagasi".

"Tiara!", panggil Sarah, mengintip dari pintu mobil sambil melambaikan tangannya dibalas lambaian tangan juga oleh Tiara.

"Istirahatlah, kamu pasti capek", ucap ibunya.

"Nanggung waktunya sebentar lagi Maghrib. Aku mandi saja dahulu".

...****************...

Bersambung. ....

1
fayefae
haii thorr, semangat ya nulisnyaa
Raja q11gaming
mampir ya kak di novel ku🙃👍
fayefae
hai thorr penulisannya bagus bngtt, aku mampir ya disini. kalau berkenan boleh mampir balikk terimakasihh 🥰🥰
Enab: Terima kasih.
total 1 replies
👑Queen of tears👑
wahhh terjebak diziona rasa nyaman nih kyknya mereka
👑Queen of tears👑
main klaim aja nih si Sarah🤣
👑Queen of tears👑
hahaha wajarlah kn namanya baru putus jadi masih ada sayang²nya gtu🤣
👑Queen of tears👑
impiannya jdi aktor kah ini si Rangga
👑Queen of tears👑
saran thor🙏
awal huruf dlm percakapan sebaiknya huruf kapital juga thor🙏
Enab: masukkan diterima 👍
jangan bosan ya, mengikuti kisah Tiara dan Rangga 😊
total 1 replies
HitNRUN
Jadi ketagihan deh!
Chipmunks
Bravo penulisnya!
Enab: terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!