NovelToon NovelToon
Married To A Complete Stranger

Married To A Complete Stranger

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Kehidupan di Kantor / Office Romance
Popularitas:17.6k
Nilai: 5
Nama Author: Purnamanisa

Riana, seorang fresh graduate yang diterima bekerja menjadi salah satu karyawan di sebuah perusahaan pengembang game yang cukup ternama, Gameflix. Riana tidak pernah menyangka akan mendapatkan kejutan di hari pertamanya bekerja. CEO perusahaan tempat dia bekerja melamarnya di hari pertamanya bekerja! Bagaimana kisah Riana selanjutnya? Simak kisah serunya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purnamanisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketakutan Masa Lalu

"Gimana, Na?" tanya Mama Lily pada Riana lewat sambungan telepon.

"Gimana apanya, Ma?" tanya Riana bingung.

"Tuan Barra,"

"Nggak gimana-gimana, Ma,"

"Dia nggak ngelakuin apa-apa kan ke kamu?" tanya Mama Lily dengan nada cemas.

"Enggaaak, Ma. Mama nggak usah khawatir. Dia baik dan tidak terjadi apa-apa," kata Riana meyakinkan mamanya sambil terkekeh.

"Syukurlah. Mama khawatir, semalam susah tidur," kata Mama Lily.

"Kan mama juga bilang kalo Barra orang yang baik,"

"Iya. Tapi nggak tau kenapa mama rasanya cemas aja," Riana tersenyum mendengar suara Mama Lily yang terdengar benar-benar cemas. Meski bukan ibu kandungnya, tapi Mama Lily selalu mengkhawatirkannya seperti anak kandungnya sendiri.

"Makasih ya, Ma," ucap Riana.

"Nana baik-baik aja. Tuan Barra juga baik. Malah semalam dia minta Nana buat bersikap seperti keluarga normal, karena Nana udah jadi keluarganya," cerita Riana.

"Iya kah? Eh, tapi, menurut mama, ada perbedaan waktu Tuan Barra datang yang pertama kali kesini dengan yang kedua kali," kata Mama Lily.

"Perbedaan? Apa, Ma?" tanya Riana penasaran.

"Gimana ya? Kalo sebelumnya keliatan cuek dan dingin ke Nana. Kalo yang terakhir, cara dia menatap Nana udah beda dari sebelumnya. Lebih hangat," kata Mama Lily.

"Masa' sih, Ma?" tanya Riana.

"Iya. Rasanya seperti itu. Jadi, meski masih ragu mama setuju aja rencana pernikahan kalian dipercepat. Mungkin saat itu Barra sudah mulai jatuh cinta sama Nana, gitu pikir mama," kata Mama Lily.

"Jatuh cinta sama Nana? Mama ini ada-ada aja," Riana tertawa kecil mendengar kata-kata mamanya.

"Lho? Memang kalo Tuan Barra beneran jatuh cinta sama Nana kenapa? Bagus kan? Akhirnya Nana bisa menemukan pria baik yang mencintai Nana dengan segala masa lalu Nana yang selama ini Nana khawatirkan," kata Mama Lily. Riana terdiam. Riana tak tahu kalau selama ini mamanya tahu tentang kekhawatirannya untuk menjalin sebuah hubungan percintaan.

"Mama tau kenapa Nana nggak pernah mau pacaran. Karena Nana minder, Nana takut kalau cowok yang Nana pacari nanti nggak bisa nerima Nana dengan semua masa lalu Nana dan keadaan Nana setelahnya. Kalaupun si cowok menerima dengan lapang dada, Nana khawatir keluarganya yang nggak bisa menerima Nana. Iya kan?" lanjut Mama Lily.

"Mama tau?"

"Tentu saja. Mama ini biar bagaimana pun adalah seorang ibu. Insting ibu selalu kuat kalau mengenai anaknya," kata Mama Lily. Riana terdiam.

"Semoga saja kecemasan mama ini tak berarti apa-apa. Salam buat Tuan Barra,"

"I-iya, Ma,"

"Udah dulu ya. Mama mau arisan dulu," pamit Mama Lily mengakhiri teleponnya.

"Iya, Ma,"

Riana yang duduk di balkon kamarnya, menatap langit sore yang cerah. Angin sepoi seolah membelai wajah mendung Riana.

"Keluarga," Riana kembali menggumamkan kata itu.

Angin sepoi sore seolah membuai Riana dalam lamunannya, membuat matanya perlahan terasa berat dan berat, mengantarkannya tenggelam dalam tidur sore yang tak terencana.

'Keluarga kecil ku...'

***

"Nana udah nggak sabar ya beli mainan baru?" kata mama Riana pada Riana kecil yang terlihat sumringah sedari pagi.

"Um! Nana juga mau pilihin baju buat adik bayi," kata Riana semangat sambil mengelus perut mamanya yang sudah sangat buncit. Mama Riana tersenyum sambil mengelus kepala putri kecilnya.

"Ayo berangkat," ajak ayahnya ketika sudah memastikan rumah terkunci.

Riana kecil sangat bahagia, sebentar lagi adiknya akan lahir. Riana sangat tidak sabar main bersama adiknya.

'Pasti seru!'

Sepanjang perjalanan menuju baby shop, senyum Riana terus terkembang. Terkadang Riana terdengar menyenandungkan sembarang nada untuk melampiaskan kebahagiaannya. Mama papanya saling memandang dan tersenyum melihat kebahagiaan putri kecil mereka..

"Popoknya yang ini aja, Ma," kata Riana semangat ketika membantu mamanya memilih popok-popok bermotif lucu.

"Lucu ya?" tanya mama Riana memastikan. Riana mengangguk mantap.

Setelah memilih popok, Riana dengan semangat mengikuti mamanya memilih beberapa baju untuk bayi baru lahir. Riana memilih beberapa baju bayi yang menurutnya memiliki motif lucu.

"Wah, Nana pinter milihnya. Tidak terlalu condong kw cewek atau cowok," puji papanya, karena memang mereka belum yakin dengan jenis kelamin si adik bayi. Riana tersenyum bangga.

"Apalagi, Ma?" tanya papa Riana kepada mamanya yang terlihat sedang membaca daftar belanjaannya.

"Perlak, Pa. Sama peralatan mandi," kata mama Riana. Lalu keduanya menuju ke bagian peralatan bayi yang lain. Riana mengekor di belakang papa mamanya.

"Nana jadi beli mainan? Kita pilih yuk!" ajak papanya.

"Yay!" teriak Riana gembira. Mama Riana tersenyum melihat putrinya gembira.

Riana memilih mainan masak-masakan dan boneka barbie lengkap dengan baju dan perlengkapan make-upnya. Riana terlihat sangat bahagia.

Saat perjalanan pulang, Riana lagi-lagi menyenandungkan sembarang nada saking bahagianya. Papa mamanya kembali tersenyum dan saling pandang melihat putrinya yang sungguh lucu dan menggemaskan meski usianya sudah hampir sepuluh tahun.

"Ciiiiit.... Bruk!"

Pandangan Riana menggelap. Namun, sedetik kemudian, Riana mampu membuka matanya. Apa yang dilihatnya sungguh mengerikan. Papa mamanya bersimbah darah. Pun barang-barang belanjaannya, berserakan dan terkena cipratan darah. Riana berteriak, menangis sejadi-jadinya. Tak berdaya.

Terlihat sebuah mobil merah yang berhenti di kejauhan. Namun, tak lama kemudian mobil itu kembali melaju dengan kecepatan penuh, meninggalkan Riana kecil yang menangis meraung-raung meratapi nasibnya.

"Na... Nana... Na," sebuah panggilan membangunkan Riana dari mimpi buruknya. Mimpi tentang masa kecilnya yang sudah lama tidak hadir dalam tidurnya.

"Kamu nggak apa-apa? Mimpi buruk?" tanya Barra dengan nada cemas, melihat Riana menangis meraung-raung dalam tidurnya. Tubuh Riana basah oleh keringat. Wajah Riana terlihat sangat kusut, dengan mata masih basah karena air mata.

Barra lalu memeluk Riana, mencoba memberi kedamaian pada Riana. Riana yang masih shock dengan memimpikan kembali masa kecil yang sangat ingin dilupakannya, kembali meneteskan air matanya ketika Barra memeluknya. Isak tangisnya pecah, membuat Barra terus mengelus punggung dan kepala Riana bergantian.

Barra tak tahu apa yang membuat tubuh Riana bergetar begitu hebat dan berkeringat begitu banyak. Mendengar suara tangisan dari balkon sebelah membuat Barra kemudian berlari menuju kamar Riana dan mendapati Riana tengah menangis dalam tidurnya yang tak nyaman di kursi santai di balkon kamarnya.

"Don't be sad. Don't be afraid. I'm near," bisik Barra masih sambil terus mengelus punggung dan kepala Riana. Riana masih terisak lirih di pelukan Barra. Ketakutan dan kesedihan masa lalu yang luar biasa kembali menguar, begitu menyakitkan, memilukan.

"Jangan, jangan pergi," kata Riana lirih, entah ditujukan pada siapa. Kepada Barra? Atau kepada papa mamanya yang telah tiada?

Barra merasa begitu cemas. Wanita yang selama ini tak pernah menampakkan sisi lemahnya kini hanya menangis tak berdaya dalam pelukannya, membuat Barra bertanya-tanya.

'Mimpi buruk apa dia?'

***

1
Sriza Juniarti
good..terus berkarya 💕🥰👍
Sriza Juniarti
suuka,s3mangat💪💪👍👍🥰💕
Ai-chan
Udah tamat aja thor 🥲🥲 tapi suka sama endingnya 🫰🫰 semangat terus thor!!
Umi Nur Qasamah
lanjut thor
Umi Nur Qasamah
akhirnya....
Umi Nur Qasamah
yess..semoga arka cepat sembuh
..
Ai-chan
kok aku merinding ya baca part ini /Sob//Sob/
Umi Nur Qasamah
kutunggu peranmu Riana ...sebagai pencair suasana....
Ai-chan
nangis bombaynya bukan karena cerita MC nya
Umi Nur Qasamah
saking nyaman sm istri...sampai tuan Barra tertidur
Umi Nur Qasamah
kasihan amat arka thor.../Sob//Sob//Sob/
Hana Agustina
peluk jauh utk arka... kamu kuat n bisa melalui ini semua
Umi Nur Qasamah
uwis jan ...modus Leo ah...
Hana Agustina
kesempatan utk bertahta di hati kamuuu Dinda.. eaaaa eaaaaa
Hana Agustina
ku baca marathon Thor.. g terasa udh di sini... semangat terus Thor berkarya.. ditunggu ya up selanjutnya
Hana Agustina: dg hati senang Kaka... semangat trus berkarya yaaa...
Purnamanisa: terimakasih sudah mampir dan menyimak Married to a Complete Stranger 🙏🙏 terimakasih juga atas like dan komennya 😊😊 nantikan update kisahnya setiap hari setelah pukul 17.00 😊😊
total 2 replies
Hana Agustina
bukan na... Tapi jelmaan barudak bucin...
Ai-chan
wah... keren nih... di awal2 fokus sama barra dan riana... kirain abis klimak masalah tabrak lari, udah... ternyata ganti sama arka... keren... keren... lanjut thor!! makin penasaran sama kisah mereka
Umi Nur Qasamah
waduh arka blm sembuh total itu berarti..kasihan/Sob//Sob//Sob/
dwi ka
Kyk alter ego ya.. Pny 2 kepribadian
Purnamanisa: kepribadian ganda kak... bisa disebabkan kenangan buruk masa lalu...

terimakasih sudah setia menyimak Married to a Complete Stranger 🙏🙏😊😊
total 1 replies
Umi Nur Qasamah
walah hrs menunggu lgi tho
Purnamanisa: sabar ya kak 😊😊 terimakasih sudah setia menyimak Married to a Complete Stranger 🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!