Ha Yun adalah seorang dokter yang lahir dari keluarga kaya raya dan terpandang. Tepat di usianya yang ke 13 tahun ia harus kehilangan ibunya sehingga ia pun mengalami trauma berat yang membuatnya enggan membuka hati kepada seorang gadis.
Namun tiba-tiba datanglah seorang gadis sederhana nan lugu yang membuat hatinya luluh. Sayang seribu sayang, hubungan keduanya pun terhalang oleh masa lalu keluarga keduanya yang penuh polemik.
Akankah keduanya mampu menyatukan permus*Han keluarga mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zeyn Seyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 (Dinner di apartemen Ha Yun)
*Selamat membaca*
Kedua orang tua Bisma sebenarnya juga cukup terkejut, karena Ha Yun tidak pernah membawa wanita ke apartemennya.
Di situs Saira yang sudah kenal dengan keluarga Bisma, langsung menyapa dan mencium tangan kedua orang tua kekasihnya itu, begitu pun sebaliknya, Ibu Nayla langsung memberi pelukan pada gadis yang pernah di bawa putranya itu ke rumahnya dan di perkenalkan sebagai kekasihnya. Tak hanya Saira, Sheny juga dengan sigap juga ikut bersalaman kepada om dan tante dari Ha Yun itu. Sedangkan Bisma sendiri justru merasa bingung harus bersikap seperti apa, di tambah di sana juga ada Sheny dan kedua orang tuanya.
“Bisma kok diam,” tegur Ibu Nayla.
Bisma pun akhirnya melangkah ke arah meja makan, yang mana Ha Yun sudah menyiapkan semuanya.
“Ayo semuanya.” Ajak Ha Yun yang sudah bersiap untuk duduk.
“Sepertinya enak.” Ujar Pak Radit seraya menarik kursinya kemudian duduk.
“tentunya, kan yang buat seorang chef,” sambung Saira.
“Chef?” Tanya Ibu Nayla.
“Iya, Ha Yun lupa bilang kalau pacar Ha Yun adalah seorang chef,”
Mendengar penuturan Ha Yun seketika semuanya langsung kaget, setelah dua puluh sembilan tahun, ini pertama kalinya Ha Yun memperkenalkan seorang wanita, bahkan yang sudah menjadi kekasihnya.
Hal yang membuat Bisma heran adalah karena baru satu Minggu lalu, Ha Yun sendiri yang mengatakan jika pria yang di sukai Sheny adalah dirinya, namun justru kini mereka telah berkencan.
Tak hanya Bisma Saira pun tak percaya jika kedua nya kini benar-benar telah berpacaran.
“Mengapa masih ada rasa sakit itu?” gumam Saira dalam hati.
“Wah ini pacar kamu?” tanya Pak Radit.
“Iya Om,” jawab Ha Yun.
Sheny hanya menunduk malu.
“Lucu sekali, dia imut, dan terlihat lucu,” ujar Pak Radit.
“Lebih baik kita langsung cobain masakan Sheny.” Ujar Ha Yun mengambilkan lauk dan di letakkan di piring Om juga Tantenya itu.
Sambil makan kedua om dan tante Ha Yun mulai bertanya tentang hubungan Ha Yun dan Sheny.
“Selama ini Om takut jika Ha Yun tidak mau pacaran, sekarang Om lega, akhirnya Ha Yun sudah punya pacar,”
“Ha Yun kan normal Pa,” sambung Ibu Nayla.
“Apa yang kamu suka dari Ha Yun, dia kan sangat cuek?” tanya Pak Radit.
“Iya Om, dia sangat cuek, narsis pula,” jawab Sheny.
“Kamu harus bersyukur punya pacar seperti aku, sudah ganteng, Dokter pula, Dokter Special bedah itu mahal,” puji Ha Yun pada dirinya sendiri.
“itu kan Om,” ujar Sheny.
“Tapi benarkan, lagian siapa yang mau pacaran sama anak kecil selain aku?” Lanjut Ha Yun kembali.
“Aku bukan anak kecil, usia aku aku kan sudah dua puluh satu tahun,”
Mendengar itu, Saira pun langsung tersedak. Dengan rasa panik, segera Bisma memberikan air minum untuk Saira.
Saira masih menatap wajah Bisma, ia mengira jika Bisma benar-benar sudah tak peduli padanya, namun ternyata, Bisma masih sangat mengkhawatirkan dirinya.
“Cepat minum sayang,” titah Ibu Nayla.
“Iya Tante.” Ujar Saira seraya mengambil alih gelas dari tangan Bisma.
“Pelan-pelan,” tutur Bisma.
“Iya,”
Saira pun melanjutkan kembali makanannya, namun seakan banyak hal yang ia pikirkan. Melihat Saira yang seperti banyak pikiran, Bisma semakin yakin jika Saira merasa cemburu karena Ha Yun kini telah menjalin hubungan dengan Sheny.
“Mungkin aku benar-benar harus melepas Saira, meski kini Kak Ha Yun telah bersama Sheny, tapi sepertinya Saira belum bisa melepas Kak Ha Yun,” gumam Bisma dalam hatinya.
Makan malam pun selesai, karena sudah malam, Pak Radit pun menyuruh Bisma untuk mengantar Saira pulang, namun justru Bisma menolak perintah orang tuanya itu dengan alasan jika Saira sudah membawa mobil sendiri.
“Bisma nanti kalau terjadi sesuatu sama Saira gimana?” sungut Ibu Nayla.
“Kamu antar Saira, pulangnya naik taxi,” titah Pak Radit.
“Om, Tante, Saira bisa pulang sendiri kok,”
“Ini sudah jam sepuluh, tidak baik jika kamu pulang sendirian,” tutur Ibu Nayla.
Karena banyak nya desakan dari kedua orang tuanya, akhirnya Bisma pun bersedia mengantar Saira pulang meski dengan keadaan terpaksa.
Selama perjalanan keduanya hanya diam satu sama lain, hingga akhirnya Saira memulai pembicaraan dengan menanyakan tentang perubahan sikap Bisma yang secara tiba-tiba.
“Aku tidak mengerti kenapa kamu tiba-tiba berubah, tolong jika ada masalah bisa tidak! kamu tidak seperti ini,” ujar Saira dengan wajah kesal.
Namun berapa kali Saira bicara, Bisma tak menghiraukannya, dan seolah ia seperti tak mendengarkan sama sekali apa yang di katakan Saira.
Ia hanya fokus menyetir dan bersikap seolah ia sedang sendirian hal itu tentu semakin membuat Saira kesal.
*Keduanya pun sampai di depan rumah Saira*
“Bisakah kita akhiri sampai di sini?” tanya Bisma tiba-tiba.
“Apa kamu bilang?” tanya Saira untuk memastikan apa yang di dengarnya itu tidaklah benar.
“Aku sudah tidak tertarik lagi sama kamu,”
Saira masih menatap Bisma tak percaya.
“Karena tugas aku sudah selesai aku bisa pergi kan?” tanya Bisma.
“Silakan,” jawab Saira tanpa menoleh ke arah Bisma.
Bisma keluar dari mobil Saira.
Dalam lubuk hatinya ia sangat mencintai Saira namun ia tidak ingin jika wanita yang ia cintai tertekan dengan hubungan tanpa dasar cinta.
“Maafkan aku mungkin aku terlalu kasar, tapi aku tidak mau kamu berusaha terlalu keras untuk bisa mencintai aku," rintih Bisma seraya menoleh ke arah mobil Saira.
***
Rindu adalah sebuah rasa ingin bertemu dengan orang rindukan.
Rasa yang begitu menggebu dan terus membuat pikiran terfokus kepadanya. Tak peduli seberapa keras kita menghilangkan orang itu dari pikiran kita, hasilnya tetap akan sama.
“Kenapa rasa sakit ini sama seperti hal nya ketika Dokter Ha Yun menolak ku, apakah aku mulai menyukai Bisma?” Tanya Saira pada dirinya sendiri.
Semakin lama Saira pun semakin merasa kehilangan sosok Bisma yang selalu memperlakukannya dengan begitu special. Tak peduli berapa kali Saira menolak Bisma, namun pria itu tidak pernah menyerah untuk membuat Saira tersenyum dan tertawa, hingga Saira sendiri seakan tak punya pilihan lain selain menerima Bisma, karena terlalu manisnya perlakuan Bisma.
Benar adanya bahwa penyesalan selalu datang terlambat. Kerinduan itu akan terasa saat ia telah pergi, dan itulah yang kini di rasakan oleh Saira.
Andre yang melihat Saira melamun sendirian pun menghampiri kakaknya itu. Dengan pelan ia menanyakan keadaan Saira.
“Kak,” panggil Andre membuyar kan lamunannya.
“Eh Andre ada apa?”
“Sebelum nya Andre mau minta maaf karena sudah lancang masuk kamar kak Saira,” tutur Andre gugup.
“Pintu nya tidak di tutup,” lanjut Andre.
“Tidak apa-apa, aku tidak marah kok, ayo duduk,” balas Saira.
Andre pun duduk sambil bernapas lega.
“Aku lihat kak Saira melamun, apa kakak ada masalah?” tanya Andre pelan.
“Tidak, Kakak cuma capek saja,”
“istirahat jika capek,” saran Andre.
Melihat kedekatan Andre dan Saira ibu Mitha menjadi khawatir, ia takut jika itu akan membuat posisi Andre tergeser sebagai calon penurus Mall store dan Hotel Big Yord.
“Sayang,” ucap pak Reza mengagetkan bu Mitha.
**Apa yang akan di lakukan ibu Mitha selanjutnya ya??**
like dan komen ya
ada yg ingin saya tanyakan tentang dialog apa itu ya aksi sama apa itu yg pernah saya bc dari komentar kk di karya orang lain 🙏🙏
🐠🐠 + 𝚞𝚙𝚍𝚊𝚝𝚎