Ayunda Ayuningtyas adalah seorang single parent untuk anak laki-lakinya yang bernama Alif Permana. Dia bukan seorang janda tapi bukan pula seorang gadis.
Kebencian membuat seseorang tega menculik dan membiusnya juga membiarkan Ayu kehilangan kehormatan oleh orang yang tidak dikenalnya.
Arkana Adhitama adalah seorang pria yang telah mengambil kehormatan Ayu. Anak pertama seorang pengusaha sukses. Namun, ia pun korban dari orang yang sama.
Setelah lima tahun berlalu, mereka kembali dipertemukan. Arka yang ingin bertanggung jawab harus berjuang lebih keras karena Ayu yang mengalami trauma, tak pernah mau dekat dengan laki-laki yang tidak dikenalnya.
Happy reading!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CUA 22 Blush on Terlalu Merah
Cinta Untuk Ayunda (22)
" Ciuman pertama ku", lirih Ayu memegang bibirnya.
Arkana terkejut. Apa Ayu tidak pernah melakukan hal seperti itu? bukankah dia bilang pernah pacaran?. Batin Arkana. Tapi, kemudian berubah menjadi senyuman.
" Kamu lupa, malam itu bibirmu sudah tidak p3rawan karena...",
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Arkana terdiam. Ia merutuki kesalahannya. Malam itu bukan malam yang patut untuk di kenang. Apalagi Ayu tak ingat apapun. Hanya dia seorang yang tahu apa yang terjadi.
"Maaf ", ucap Arkana tulus.
" Ah iya, aku lupa. Yang sangat tersembunyi saja kamu ambil, apalagi hanya ini?", Ayu menunjuk pada bibirnya sendiri. " Harusnya aku tahu sekalipun aku tak s sadar ", lirih Ayu.
"Hei, lihat aku!", pinta Arkana. "Maaf mengingatkan pada masa lalu",
Ayu hanya mengangguk. Tiba-tiba suasana jadi kembali canggung.
Adzan mulai berkumandang. Tanpa diminta a, Arkana melepaskan tangannya dan membiarkan Ayu turun dari ranjang dan membersihkan diri.
Setelah hampir sepuluh menit, Ayu sedang keluar dengan tubuh yang segar.
"Kita sholat berjamaah. Aku tunggu, ya!", seru Ayu.
Arkana gelagapan. " Kamu duluan saja. Aku kayaknya lama di kamar mandi, perutku sakit", Arkana pun langsung berlari ke kamar mandi.
Ayu hanya mematung melihat tingkah Arkana.
"Ada apa dengannya ?", Ayu bingung.
Ayu pun segera mengambil mukenanya dan mulai melaksanakan shalat Subuh secara mungarid. Padahal ia ingin di imami oleh suaminya.
Di kamar mandi, Arkana menghela nafas. Sakit perut hanyalah alibinya saja. Yang sebenarnya terjadi adalah, ia menghindari dari ajakan Ayu. Sudah lama ia abai melaksanakan ibadah karena sibuk mengejar dunia.
Arkana termenung. Kali ini mungkin ia bisa menghindar. Tapi, besok atau lusa?. Jujur pada Ayu pun rasanya memalukan. Sarung dan sajadah di rumah saja ia pakai bisa di hitung jadi. Yang pasti pada saat shalat idul Fitri dan idul Adha.
Arkana pun mandi dan segera keluar dari kamar mandi.
"Huft.. untunglah dia tidak ada", Seru Arkana.
Di dapur, Ayu sudah berjibaku dengan peralatan masak. Menu sarapan kali ini adalah nasi goreng. Untuk Arkana sendiri ia akan menyiapkan roti sandwich.
Semenjak tinggal dengan Bu Maryam, Ayu terbiasa sarapan dengan makanan berat. Kebiasaan itu terbawa sampai saat ini.
" Sudah masak rupanya !", seru Arkana sambil duduk di kursi.
" Aku membuat roti sandwich untukmu ", Ayu menyimpan piring berisi roti itu ke hadapan Arkana.
Setelah itu, Ayu menuju kursinya.
" Kenapa menu sarapan kita berbeda?" tanya Arkana saat Ayu baru menyiapkan satu sendok nasi goreng ke mulutnya.
" Emm, aku sudah terbiasa makan makanan berat saat sarapan. Makan roti sandwich saja tidak membuatku kenyang", jawab Ayu.
Arkana senang, Ayu ingat kebiasaannya. Namun, melihat sang istri makan dengan lahap, ia jadi ingin mencoba.
" Nasi gorengnya sepertinya enak", ucap Arkana.
" Mau mencoba?",
"Boleh. Tolong suapi aku", pinta Arkana.
"Tapi, . . .", perkataan Ayu menggantung karena Arkana sudah mengambil tangannya yang memegang sendok berisi nasi goreng ke arahnya.
" Ini enak!", seru Arkana.
" Tapi sendok itu bekas mulutku",
"Justru itu, makanannya jadi lebih enak " dalih Arkana.
"Gombal", Ayu terkekeh.
" Gombalin istri sendiri kan gak apa-apa ",
Wajah Ayu memerah. Kata-kata 'istri' membuatnya merasa menghangat.
" Sarapan milikmu jadi lebih menggiurkan",
"Tapi, aku hanya memasak sedikit",
" Cck, kamu tidak ingin berbagi dengan suamimu sendiri ?", tanya Arkana. " Makan sepiring berdua sepertinya lebih enak!", seru Arkana. " Ayo suapi akui", pintanya.
Ayu seolah terhipnotis. Tanpa banyak bicara ia mulai menyuapi Arkana.
"Ayo giliran!", Arkana mengambil alih sendok dan mulai menyuapi Ayu.
Mereka pun mulai makan bersama. Sampai nasi goreng itu habis.
"Alhamdulillah ", seru Ayu.
" Kedepannya, kalau hanya berdua. Kita makan sepiring berdua ya!"
" Apa?"
" Ini perintah, bukan permintaan ", ucap Arkana sambil meninggalkan meja makan.
" Tuan pemaksa", ucap Ayu pelan sambil tersenyum.
" Tuan pemaksa ini suamimu ", timpal Arkana tanpa melihat ke belakang.
...***...
" Bu, kita mau kemana?",tanya Tasya kepada sang ibu yang sudah mengajaknya pergi padahal masih pagi.
" Kita akan memulai rencana kita. Agar rencananya berjalan lancar, kita harus mempersiapkan dengan matang ", jawab Wilona sang ibu. Ia fokus berbalas pesan dengan seseorang.
Tasya akhirnya diam. Dia memang tidak tahu apa rencana sang ibu. Yang pasti ia hanya mempercayakan saja apapun pada ibunya. Karena Tasya percaya ide ibunya pasti berhasil.
Tasya melihat keluar.
" Kalau saja kamu bilang, bahwa kamu lebih kaya dari Rey. Aku pasti lebih memilih untuk menerima lamaranmu, Arka", lirih Tasya.
Tasya sejujurnya mencintai Arkana dengan tulus. Sikap manisnya, membuat Tasya berbunga-bunga. Arkana pun sosok pelindung baginya bahkan tidak segan melawan seorang penjahat yang berniat untuk mencuri dompetnya.
Dimata Tasya, Arkana tanpa cela. Namun, saat Arkana melamarnya, ia di hadapkan dengan sebuah pilihan yang sulit.
Arkana memang memiliki segalanya tapi, tidak dengan harta. Sementara Rey, pria itu menawarkan hidup dengan bergelimang harta. Wajah pun tak kalah rupawan.
Tasya yang hanya hidup berdua dengan sang ibu, akhirnya lebih memilih Rey. Alasannya ia ingin hidup lebih baik tanpa harus banting tulang. Dalam bayangannya, jika ia menikah dengan Arkana, ia harus ikut banting tulang. Jika tidak, hidupnya tidak akan ada kemajuan.
Tasya turun dari mobil sambil mengamati sekitarnya.
" Kita ke rumah sakit mau apa?", tanya Tasya bingung.
" Kita akan bertemu teman ibu. Dia yang akan membantu memuluskan rencana kita", jawab Wilona sambil melangkahkan kakinya dengan angkuh di lorong rumah sakit.
Keduanya di antarkan oleh seorang suster yang sengaja di suruh untuk menjemput tamu dari istri pemilik rumah sakit.
Merekapun mengikuti suster itu masuk ke lift yang menuju lantai tempat ruangan pemilik rumah sakit berada.
Arkana, tunggulah aku kembali. Aku tahu kamu masih mencintaiku. Batin Tasya
...***...
" Kenapa terus memandangiku ?", tanya Ayu. Ayu segera melangkah ke arah cermin sambil mengamati wajahnya. Ia khawatir ada sesuatu yang salah sampai membuat suaminya terus melihat wajahnya.
Ayu yang fokus mengamati wajahnya di cermin, tidak menyadari suaminya yang berjalan ke arahnya.
" Tidak ada yang salah di wajahku ", lirih Ayu sambil membalikkan badannya. Namun, pada saat itu juga ia langsung menabrak Arkana yang sudah ada di hadapannya.
"Aww", Ayu mengusap keningnya yang bertabrakan dengan dada bidang suaminya.
"Sakit ?", tanya Arkana sambil ikut mengusap kening Ayu.
" Kenapa tiba-tiba ada di belakangku?. Tadi, kan masih duduk di tempat tidur ",
" Kamu terlalu fokus bercermin"
" Itu karena kamu terus memandangiku. Aku takut ada yang salah di wajahku",
" Sudah menemukan kesalahan itu?"
Ayu menggeleng. " Tidak ada yang salah"
" Mana aku lihat!" Arkana menangkupkan kedua tangannya ke wajah Ayu. Ia memperhatikan wajah ayu dengan lekat.
" Apa yang salah?", tanya Ayu.
Jujur, Ayu sudah tidak tahan dengan posisinya saat ini. Ia merasa gugup di perhatikan seperti itu. Wajahnya memerah. Jantungnya pun ikut bereaksi dengan berdegup kencang.
" Blush on nya terlalu merah", gemas Arkana sambil mengecup bibir Ayu.
" Blush on?"
TBC
...----------------...
...Jangan lupa tinggalkan jejak like, komentar dan subscribe...
...Terima kasih atas dukungannya...
...🥰🥰🥰...
...Mampir juga di karya Author yang lain ya 😉...
sembunyiin Ayu n Alif dari Arkana..
kamu memang bodoh, gak mau selidiki dulu apa betul Tasya sakit ato hanya pura pura... makan tuh jebodohanmu