NovelToon NovelToon
Cupu Jadi Ratu

Cupu Jadi Ratu

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Reinkarnasi
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nurul Senggrong

Nadia merupakan cewek cupu yang sering menjadi korban bullying. Hingga akhirnya ia harus meregang nyawa di toilet sekolah.

Namun tiba-tiba matanya kembali terbuka dengan jiwa yang berbeda.

Aurora merupakan seorang ketua mafia yang terkenal sadis dan kejam. Namun dia harus meregang nyawa ditangan anak buahnya sendiri.

Betapa kagetnya Aurora saat menyadari jika jiwanya telah berpindah pada sosok gadis lemah dan cupu.

Sebuah ingatan masuk kedalam memorinya. Tangannya terkepal begitu melihat penderitaan tubuh yang ia tempati.

Dia berjanji akan membalas semua penderitaan yang dialami oleh pemilik tubuh.

Siapakah sebenarnya Nadia?

Bagaimana Aurora membalas semua perbuatan orang-orang yang sudah membuat Nadia menderita?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Lionel di kantor Wahyu.

Wahyu sedang sibuk dengan berkas-berkas ditangannya saat sang asisten memberitahu jika ada tamu yang sedang berkunjung.

"Siapa orang itu?" tanyanya dengan malas.

Pekerjaannya sangat banyak. Apalagi sudah lebih dari seminggu Laura tidak masuk kerja. Wahyu harus bekerja lebih keras dari biasanya.

"Menurut laporan resepsionis wajahnya bule."

Mendengar hal itu mau tidak mau Wahyu merasa penasaran. Dia menyuruh asistennya untuk membiarkan orang itu masuk.

"Suruh dia naik keatas."

"Baik Tuan."

Yang menjadi tamu Wahyu tak lain merupakan Lionel. Namun dia menggunakan penyamaran agar rencananya tidak gagal. Dia yakin jika disekeliling wahyu banyak anak buah Laura yang berkeliaran.

Tok tok tok

"Masuk!"

Asisten wahyu membukakan pintu untuk Lionel. Lionel masuk setelah tersenyum kecil padanya.

"Terimakasih atas sambutan anda tuan Wahyu."

"Silahkan duduk."

"Apa kedatangan saya menggangu pekerjaan Anda?" tanya Lionel berbasa-basi.

"Oh...tidak. Kalau boleh saya tahu ada keperluan apa Anda ingin bertemu dengan saya?"

"Tentu saja ada hubungannya dengan bisnis. Ehm...bolehkah saya berbicara empat mata dengan Anda?"

Wahyu menatap asistennya yang berdiri di belakang Lionel. Sebenarnya dia tidak setuju dengan ucapan Lionel. Namun dia juga penasaran dengan bisnis yang ditawarkan.

Seperti mengerti dengan kebingungan atasanya, membuat Ridwan sadar diri. Dia dengan sopan berpamitan keluar dari ruangan .

Kini hanya tinggal dua orang itu saja yang ada di ruangan itu. Orang luar tidak akan bisa mendengar pembicaraan mereka karena memang ruangan itu kedap suara. Namun hal itu tidak membuat Lionel tenang.

Dia mengeluarkan alat yang bisa mendeteksi perangkat tersembunyi. Seperti cctv dan alat perekam. Namun sebelum itu ia menulis sesuatu di kertas dan memberikannya pada Wahyu.

Meskipun kaget dan bingung namun dia menjawab dengan jujur. Tenang saja semua aman. Namun Lionel tidak begitu saja percaya. Dia menunjukkan alat yang ia bawa padanya.

"Lihatlah..."

Lionel menunjukkan alat yang ia bawa pada Wahyu. Wahyu dengan bingung menerimanya. Bahkan ia tidak faham dengan titik merah yang ditunjukkan oleh Lionel.

Lionel kembali menuliskan sesuatu pada Wahyu. Wahyu terkejut melihat kata-kata dalam tulisan itu. Dia langsung menuju arah yang ditunjuk oleh alat Lionel.

"Siapa yang sudah meletakkan barang ini disini?" gumam Wahyu Shock.

Dia tidak menyangka jika selama ini ada yang sengaja mengawasinya. Dia mengambil alat itu dengan berang. Kemudian wahyu kembali berjalan ke kursinya.

"Kenapa anda bisa tahu jika ada hal ini di ruanganku?" tanya Wahyu curiga.

"Karena saya harus berwaspada. Apa yang akan saya beritahukan pada anda ini sangat rahasia. Tidak boleh ada yang tahu sebelum keadaan telah aman."

"Maksudnya?"

Lionel tidak pandai berbicara. Dia langsung memberikan map yang sedari tadi ia pegang. Tidak lupa juga dengan melepas topeng yang menutupi wajah aslinya.

Wahyu shock melihat isi dari map yang diberi oleh Lionel. Map itu berisi foto dan semua bukti kejahatan yang sudah dilakukan oleh Laura. Bahkan kondisi Bella yang koma hingga bertahun-tahun ada dalam laporan itu. Semua tidak ada yang terlewat.

"Apakah semua ini benar?" tanya wahyu dengan bergetar. Bahkan air matanya muluncur tanpa bisa ditahan.

"Percaya atau tidak semua bukti sudah ada disana," jawab Lionel enteng.

"Kenapa Anda baru memberitahukan hal ini?"

"Menurutmu?"

"Dimana istri saya saat ini?" tanya wahyu dengan berurai air mata. Entah apa yang ia rasakan saat ini. Marah, kecewa, sedih, senang semua bercampur menjadi satu.

"Hentikan tangismu!"

"Saya tidak akan berhenti menangis sebelum anda mempertemukan istriku."

"Kalau kamu tetap menangis saya pastikan kamu tidak akan lagi melihat istrimu!" ancam Lionel dengan serius. Wahyu buru-buru mengusap air matanya.

"Sudah. Bisakah sekarang Tuan mengatakan dimana istriku?"

"Tidak semudah itu Furgoso ! Apa kamu tidak membaca semuanya?"

"Aku tahu. Aku pasti akan membalas semua yang sudah dilakukan oleh Laura. Tapi _"

"Membalas konon. Kalau memang semudah itu kenapa hingga dua puluh tahun, kamu tidak bisa menemukan kebenarannya?"

Skak!

Apa yang dikatakan Lionel memang benar. Jika bukan Lionel yang memberitahu kondisi istrinya, mungkin hingga nanti ia tidak akan mengetahuinya.

Wahyu juga tidak menyangka jika Laura memiliki sisi kejam yang sangat menakutkan. Padahal sebagian besar waktunya bersama wanita itu.

"Jadi apa yang harus saya lakukan Tuan?"

"Sebelumnya aku ingin tahu,apakah kamu tidak penasaran dengan ku?"

Mendengar ucapan Lionel membuat wahyu tersadar. Benar juga apa yang diucapkan Lionel. Wahyu pun bangun dari duduknya. Ia menatap Lionel dengan lembut.

"Maaf...sepertinya kita harus memulainya dari awal. Perkenalkan namaku Wahyu Angkasa. Kalau boleh tahu siapa nama Anda?"

"Ckk...aku Lionel. Aku merupakan kakak dari Laura,"ucap Lionel enteng.

Deg!

"Kamu...."

"Aku merupakan kakak tiri dari wanita itu. Hal itulah yang membuatku bisa menolong istri dan juga putrimu."

"Putri?"

"Istrimu melahirkan bayi kembar. Makanya baca semua isi dari map itu," omel Lionel dengan bibir mengerucut.

"Apa dia mirip Nadia?"

"Tentu saja."

"Aku juga ingin bertemu dengannya,"ucap wahyu dengan mata berbinar.

Dia tidak memperhatikan wajah Lionel yang sudah berubah sendu. Hingga saat ini lelaki parubaya itu masih belum melupakan kesedihannya.

"Maaf...tapi putrimu sudah tidak ada lagi di dunia ini."

Deg!

"Apa maksudmu?"

"Kamu pasti tahu apa maksudku."

"Tidak mungkin," ucap wahyu denga bergetar. Tubuhnya luruh kelantai.

"Saat ini bukan saatnya bagimu untuk bersedih. Saat ini nyawa ketiga anakmu yang lain dalam bahaya."

Ucapan Lionel membuat mata Wahyu membulat. Bahkan tangisnya terhenti seketika.

"Apa kamu bilang?" tanya Wahyu shock.

"Menurutmu apa yang membuatku datang jauh-jauh ke negara ini?"

"..."

"Kamu pasti tidak tahu kan kalau Nadia pernah diculik oleh Laura? Sebagai orang tua aku saingan kecewa denganmu. Kamu membuat ketiga anakmu tumbuh dengan kekurangan kasih sayang."

Wahyu tidak bisa mengelak. Semua yang diucapkan Lionel memang benar. Dia belum bisa menjadi orang tua yang baik buat anak-anaknya.

"Sekarang bagaimana keadaannya?"

"Untungnya dia masih bisa melawannya. Aku tidak menyangka jika kembaran Aurora memiliki keahlian yang tak jauh berbeda darinya."

"Aurora?"

"Ya. Putrimu aku beri nama Aurora. Sekarang aku harus kembali. Ini alamat hotel tempatku tinggal. Aku harap kamu bisa datang tanpa seorangpun yang curiga."

"Baik."

Setelah itu Lionel kembali memakai topeng samaranya. Kemudian keluar dari ruangan itu. Sepeninggal Lionel Arman pun masuk kedalam ruangan

"Tuan..."

Wahyu menyatukan berkas yang diberikan oleh Lionel bersama berkas yang lain. Sesuai dengan ucapan Lionel untuk tidak memberitahukan semuanya pada orang luar.

Meskipun dia percaya dengan kesetiaan Arman, namun bersiap-siaga tidak ada salahnya.

"Kita akan bekerja sama dengan orang itu,"ucap Wahyu dengan suara seraknya.

"Apa anda baik-baik saja, Tuan?" tanya Anwar.

Anwar bisa melihat muka Wahyu yang sembab. Anak kecil pun tahu jika dia habis menangis.

"Tidak papa. Apa masih ada jadwal yang harus saya lakukan setelah ini?"

"Tidak ada Tuan."

"Apa Narendra dan Naresha ada ditempat?"

"..."

Anwar tidak menjawab. Bagaimana dia tahu dimana kedua orang itu. Jika keduanya tidak berada di lantai sama dengannya. Karena tidak ada jawaban dari Anwar membuat Wahyu memutuskan untuk mendatangi mereka.

1
Yanuaria Hoar
Biasa
Yanuaria Hoar
Kecewa
Yulidar Yuli
Luar biasa
Marzuki
jw
Marzuki
7
Syifa
aku suka ceritanya keren pokonya the best
Marzuki
7
Marzuki
01
Charles Bawengan
Luar biasa
Marzuki
s
Marzuki
6
gibrow mamahe
Wahyu...bukan Ferguso.... auto ngakak.... /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Marzuki
r
siti Hasanah
Luar biasa
Marzuki
4
Nurul Aini
Luar biasa
Halimatussa'diyah 04
banyk bgt typo nya
hitijahubessyjeane 01
Luar biasa
FloraS
👍
flora stephanus
👍❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!