Pada saat sembilan tahun yang lalu, dalam pertemuan pertama kali karena dikenalkan teman, membuat Leonardo dan Riana saling berkenalan lebih dekat.
Siapa sangka pertemuan pertama tersebut mereka terlibat dalam cinta satu malam. Kesalahan tersebut terjadi karena tidak sengaja, mereka pulang dari bar meminum banyak minuman alkohol hingga membuat mabuk, di bawa luar sadar mereka singgah di hotel karena Leonardo tidak sanggup melajukan mobilnya karena bahaya menyetir dalam keadaan mabuk.
Dari cinta satu malam tersebut, Riana merasakan mual-mual dan dinyatakan hamil oleh Dokter. Hingga membuat Riana malu dan syok, bahkan berusaha mencari tempat baru. Menyakinkan dirinya sanggup membesarkan seorang anak seorang diri.
Namun setelah 9 tahun berlalu nasib naas menimpa wanita ini, bagaimana tidak anak yang dibesarkan dengan penuh cinta harus menderita kanker leukemia. Berbagai cara sudah dilakukan Riana demi kesembuhan sang putra. Riana akhirnya meminta tolong Leonardo ayah dari anaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doris ariesta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Honeymoon Demi Dapatkan Anak
Leonardo dan istri berencana akan liburan ke jepang. Mereka berencana program anak kedua, berkeinginan sepulang dari jepang nanti. Istrinya sudah berbadan dua, sesuai dengan permintaan putra mereka menginginkan kehadiran adik.
Liburan sekolah telah tiba, satu hari lagi mereka akan berangkat ke jepang. Menikmati indahnya bunga sakura di jepang, pria ini juga sudah memesan hotel sebagai tempat peristirahatan mereka. Saat sudah tiba sampai di jepang nantinya.
"Papa kita mau pergi kemana?" tanya Davin ketika ayah dan mamanya dibantu art sedang sibuk membereskan baju, hendak dibawa ke jepang.
"Kita akan liburan, Sayang. Papa harap kamu bisa menikmati liburan disana, sebagai hadiah papa juga karena kamu mendapatkan juara satu disekolah," jawab pria itu mendekati anaknya dan memangku putranya tersebut.
Betapa bahagia si bocah cilik tersebut, saat Orang tuanya memberikan perhatian lebih kepadanya. Saat bocah ini sakit dan saat sudah sembuh pun. Cinta kedua Orang tuanya tidak pernah pudar ke dirinya.
"Papa enak banget, ya, jadi orang kaya. Bisa menikmati liburan, kemana pun yang di mau langsung terbang saja dengan pesawat," ucap bocah cilik ini dengan polosnya.
Leonardo tertawa melihat tingkah gemas putranya, Riana hanya tersebut. Ketika anaknya sudah mendapatkan kebahagiaan yang layak dari seorang ayah. Wanita itu meminta anak untuk menikmati kebahagiaan yang telah diberikan Orang tuanya.
"Bersyukurlah, Sayang. Kamu mempunyai Orang tua yang perhatian. Mempunyai Orang tua yang baik, tetapi kamu tidak boleh lupa sayang? Dibalik anak mama bisa jalan-jalan kemana saja, tidak lepas karena ada papa yang bertanggung jawab. Memberikan nafkah dan menjadi papa yang baik untuk anak mama ini," sambung Riana memberikan sedikit nasehat kepada putranya.
Riana sangat kagum, mempunyai suami bertanggung jawab. Suaminya tidak pernah melupakan perannya, menjadi suami yang super humble dan hangat kepada keluarga kecilnya tersebut.
Riana juga merasakan puncak kebahagiaan saat dulu, dirinya menyakinkan diri bisa membesarkan anak seorang diri. Namun kehadiran Leonardo, dirinya menampik tidak bisa hidup sendiri dan merasa kehilangan arah. Untuk membesarkan anak seorang diri dan merasa hampa.
"Iya, Ma. Davin tidak pernah lupa, bahwa dibalik kita bisa jalan-jalan. Ada papa yang bekerja keras, papa selalu berangkat di pagi hari. Saat Davin masih tertidur lelap dan semua demi masa depan kita." Sang putra sangat pengertian.
Ternyata tidak sia-sia didikan seorang ibu selama ini. Leonardo juga menyadari didikan istrinya luar biasa, selama tinggal dan mengenal putranya. Tidak pernah sedikit pun sang putra melawan kepadanya dan juga kepada Riana. Anak ini selalu patuh kepada kedua Orang tuanya.
"Sayang terimakasih, sudah membesarkan anak penuh cinta dan didikan yang bagus terhadap anak," lirih pria ini kepada sang istri saat membereskan koper.
Riana menghentikan sejenak, memasukan pakaian ke dalam koper. Wanita ini melihat kearah suaminya, tidak perlu untuk berterimakasih. Mereka sama-sama menjalankan perannya, sebagai orang yang bertanggungjawab dengan masa depan dan kehidupan anak mereka.
"Suamiku ... tidak perlu berterimakasih kepada diriku, kita sama-sama berjasa dalam membesarkan anak. Andai dulu, kamu tidak membukakan pintu lebar-lebar dengan kedatangan aku kembali. Mungkin anak kita tidak akan pernah mempunyai seorang ayah kandung," balas wanita itu tersenyum menatap mata pria itu.
Jantung Riana berdenyut kencang, bahkan dirinya salah tingkah. Saat menatap mata suaminya. Mereka sama-sama melirik hingga tatapan mata mereka saling bertemu.
"Dari awal kita terlibat cinta satu malam, aku sudah menyakinkan diri. Kalau seandainya kamu hamil, aku akan bertanggung jawab akan bayi yang kamu kandung. Nyatanya kamu yang melarikan diri istriku," jawab Leonardo.
Riana merasa malu, saat kabur dari Leonardo saat itu. Dirinya merasa hebat, bisa membesarkan anak seorang diri. Nyatanya menjadi titik lemah dirinya saat itu, saat semua orang mempertanyakan tentang status anaknya tersebut.
Bahkan banyak yang menghina putra mereka adalah anak haram, anak terlahir dari di luar pernikahan. Riana juga tidak kuat, meratapi kesedihannya, saat putranya bertanya tentang kemana sang ayah pergi?
Pertanyaan kemana pergi ayah dari anaknya membuat dirinya dilema, ingin menjawab tetapi tidak sanggup. Wanita ini tidak ingin dibenci oleh anak sendiri, kemana perginya sang ayah. Walaupun Riana mengentahui dimana Leonardo tinggal, dirinya masih menutupi dari anak pada saat itu.
"Sudah mari bersiap-siap, buat anak papa istrahat lah. Besok jadwal keberangkatan kita ke luar negeri, pokoknya anak papa tidak boleh sakit!" Leonardo selesai membereskan pakaian, membawa putranya untuk tidur dan mereka tertidur bersama.
Sebelum tidur Leonardo memijat lembut kepala anak, pria ini hendak menidurkan anak supaya cepat terlelap dalam mimpi. Kasihan esok di pagi hari, dibangunkan oleh mereka untuk berangkat ke jepang.
Setelah tiga puluh menit kemudian sang anak tertidur dengan pulas. Leonardo langsung mencium pelan pipi putranya karena gemas melihat putranya tertidur.
"Lihatlah, anak kita tertidur lucu, gemas dan comel." Leonardo pecinta anak kecil menurutnya anak kecil itu gemas.
Riana bangkit dari duduk, melihat kedekatan ayah dan anaknya. Memang darah daging tidak bisa dipisahkan, akan selamanya melekat kepada mereka berdua.
Darah daging tidak akan pernah terpisahkan sampai kapan pun. Keduanya tampak banyak kemiripan, salah satunya dari postur dan raup wajah yang hampir mirip.
"Ternyata dirinya mirip dengan kamu," jawab Riana menoleh kearah suami.
"Namanya anak sama ayah, pasti tidak berbeda," jawab Leonardo tertawa.
Merasa aneh dengan omongan istrinya tersebut. Wajah genetik seseorang ayah akan terlihat ada kemiripan dengan anaknya tersebut.
"Sayang istrahat lah, kita besok akan menikmati jepang." Pria itu menyuruh istri untuk tidur.
Wanita itu naik ke atas tempat tidur dan tertidur dipangkuan suami, wanita itu ingin bermanja dengan suami. Menyandarkan kepalanya diatas dada suaminya.
"Aku ingin bersandar di bahu, Sayang," ucap Leonardo.
"Sinilah, Sayang. Bersandar lah di bahu, aku perlu peran seorang istri. Untuk menghangatkan tidur aku malam ini." Pria itu mengecup kening istri dengan penuh perhatian dan cinta.
Suaminya berulang kali mengecup kening istri. Kecupan tersebut penuh cinta dan bermakna, kecupan cinta luar biasa dan kini getaran cinta mulai menumbuh dalam rumah tangga mereka.
"Terimakasih, Sayang. Malam ini terasa dingin dan aku perlu sandaran." Dengan manjanya Riana bersandar di bahu suami.
Sandaran luar biasa, sandaran tumpuan yang diberikan suami. Wanita ini semakin merasakan kehangatan dalam keluarga tersebut. Kini wanita itu semakin bahagia ketika anak mereka sudah sembuh dari sakitnya, kesembuhan anak membuat dirinya merasa terharu sebagai seorang ibu.
"Aku merasa terharu, anak aku kini sudah sembuh dan menemukan peran suami aku yang baik dalam rumah tangga kita." Riana tersenyum, bibirnya ingin berbicara terimakasih atas yang diberikan sang suami kepadanya.