Ceo Itu Ayahku

Ceo Itu Ayahku

Pertemuan

Pada suatu saat Leonardo di perkenalkan dengan perempuan. Melalui foto Leonardo ingin mengenal perempuan tersebut sebab Leonardo sedang mencari pasangan hidup, namun prinsip Leonardo adalah jika nanti pertemuan mereka cocok maka akan melangkah kepelaminan dan jika tidak cocok akan bubar.

Celo memberi tahu Leonardo, bahwa Riana akan bertemu dengannya disebuah bar. Riana adalah sekretaris di perusahaan lain namun tidak bekerja di perusahaan yang di pegang Leonardo.

"Hai ... Kamu yang namanya Riana kan?" tanya Leonardo pada Riana, pada saat duduk di meja nomor 25 disebuah bar.

"Iya, Saya. Kamu Leonardo?" tanya Riana balik sambil melirik penampilan pria tersebut dari ujung kaki sampai kaki.

Rian terpaku dengan kegantengan Ceo perusahaan Leonardo grup tersebut, sebab pembawaan pria tersebut yang humble, baik, ramah serta tampan rupawan membuatnya terpaku. 

Akhir mereka saling mengobrol masalah pribadi satu sama lain. Serta tak ada yang ditutupi hingga pada saat mereka di bar sedang mengobrol ternyata mereka sudah menghabiskan 10 botol minuman dan membuat keduanya mabuk.

Mabuk namun masih dalam keadaan tersadar, Riana yang tidak membawa mobil tersebut pergi pulang dengan Leonardo karena mendapat tawaran dari Leonardo saja, supaya pulang bareng.

"Kamu pulang sama siapa?" tanya Leonardo kepalanya masih oyong, namun masih bisa bertanya.

"Saya mau naik taksi ..."

"Pulang sama saya saja, biar saya antar sampai kerumah."

leonardo langsung menarik tangan Riana membawanya kedalam mobil. Sebab hari sudah larut malam, tidak baik jika perempuan pulang terlalu larut malam dalam kondisi menunggu taksi.

"Saya segan pulang sama kamu ..." Riana di paksa masuk dalam mobil.

"Jangan malu untuk pulang sama, Saya. Jika cocok hubungan ini, kita akan bawa dalam status pacaran namun jika tidak cocok kita akan berteman." Leonardo dalam prinsip hidupnya.

Kini Leonardo lagi gencarnya mencari pasangan hidup. Walau pun suka gonta ganti perempuan, namun Leonardo ingin mencari yang terbaik. Jika diajak keranjang hanya untuk pelampiasan sesaat oleh dirinya.

"Terimakasih, Leonardo." Riana menundukkan kepala sambil tersenyum.

"Hmm semoga saja cocok hubungan kita ini."

Saat larut malam kondisi lagi hujan deras bahkan Leonardo, tidak sanggup menyetir mobilnya karena pandangannya gelap dan kaca mobil memburam karena genangan air.

Hari sudah larut malam, ternyata Leonardo yang sedang menyetir ternyata mencari hotel untuk menginap, sebab sudah tidak sanggup lagi dalam membawa mobil.

Riana masih belum sadar dalam mabuknya, waktu Leonardo berhenti disebuah hotel, Riana sudah tertidur pulas, lalu Leonardo membangunkan gadis tersebut.

"Hay, bangun. Kita sudah sampai," Leonardo berbohong, sambil menguji Riana bisa tidak diajak bicara saat mabuk.

"Sudah sampai kah? Akhirnya kita sudah sampai dirumah?" Riana hanya bertanya saja, namun tidak melihat kearah Leo.

Leonardo memapah Riana kekamar hotel sebab Riana banyak sudah meminum alkohol, namun di bawah sadar mereka ternyata mereka memboking satu kamar untuk dua orang.

Saat sudah berada dalam kamar hotel nomor 28. Mereka ternyata terjebak dalam cinta satu malam, bahkan mereka tidak menyadari sudah melakukan hubungan ranjang sampai puas.

Di pagi hari mereka baru menyadari telah berbuat. Sesuatu yang memang tidak mereka harapkan, saat sudah terbangun di pagi hari mereka sadar sudah tidak memakai baju lagi dan membuat Riana malu dan menutup tubuhnya dengan selimut.

"Kamu ngapain saya?" tanya Riana kepada Leonardo, terlihat sedih bahwa sudah di nodai oleh Leonardo.

Leonardo meminta maaf kepada Riana, tidak ada maksud untuk menodai Riana, namun karena mabuk mereka sampai melakukan hubungan di luar pernikahan.

"Maafkan saya Riana ... Tidak keinginan saya untuk menodai kamu, semua ini terjadi di luar dari sadar," ucap Hendra lalu memakai kembali bajunya.

Riana juga kembali memakai bajunya terlihat sedih yang luar biasa. Berharap tidak terjadi sesuatu kepadanya bahwa Riana tidak menginginkan hamil, bahwa hubungan ini mereka tanpa sengaja dan tak ada perasaan sama sekali.

"Sudahlah! Semoga saja aku tidak hamil dan aku bergegas dulu ..." Riana bergegas membersihkan diri.

Didalam kamar mandi, Riana tidak bisa mengingat akan kejadian tadi malam. Mencoba untuk mengingat namun sedikit yang bisa di ingat Riana saat ada sesuatu yang mengguncang tubuhnya, Riana mengira tubuhnya diguncang hanya sebuah mimpi ternyata menjadi sebuah kenyataan.

"Dia menodai aku," gumam Riana dalam hati.

Leonardo termenung sendiri diatas tempat tidur. Mengingat pertemuan mereka baru pertama kali sudah berbuat senonoh dan menikmati cinta satu malam bersama wanita.

Rasa bersalah Leonardo masih kepikiran sampai ke hati. Selepas Riana membersihkan diri, Leonardo hendak menyampaikan hal serius kepada Riana untuk mengantisipasi sesuatu akan terjadi kedepannya.

"Riana gue minta maaf, namun gue akan tanggung jawab kok. Bahwa jika satu malam kita dibawah sadar, jika kamu hamil maka aku akan tanggung jawab seutuhnya," ucap Leonardo yang masih mempunyai tanggung jawab.

"Nanti saja ... Jika saya hamil, maka saya akan memberitahu kepada kamu," jawab Riana.

Riana tidak mau mengenal terlalu dekat pria tersebut. Sebab pertemuan pertama sudah mempunyai kesan buruk terhadap keduanya. Yaitu kesan yang tidak baik yang akan dikenang dalam seumur hidup.

Riana menyesali bahwa kini dirinya sudah tidak perawan lagi, tetapi hatinya menahan rasa nyesek bahwa telah begini, bukan suami yang membuatnya kebablasan namun orang yang baru dikenalnya terjebak dalam satu malam.

Andai mabuk tersebut tidak terjadi mungkin mereka tidak akan pernah jadi begini. Riana menyesali sudah bertemu dengan pria tersebut dan menangis di hadapan Leonardo bahwa kini dirinya sudah tidak perawan lagi.

Sejak pertemuan tersebut, komunikasi diantara mereka menjadi terbatas. Namun Leonardo masih mengirimkan pesan singkat untuk selalu meminta maaf kepada Riana sudah menodai dirinya.

Leonardo merasa kasihan sebab siapa lagi yang akan mau sama Riana? Leonardo hendak menikahi gadis tersebut namun belum cinta dan Leonardo mengajak kembali Riana untuk bertemu, untuk menanyakan apakah Riana ada merasakan mual atau tidak?.

"Apakah kamu mual atau tidak?" tanya Leonardo ketika bertemu di restoran.

Riana masih mengingat belum bisa melupakan kejadian sebenarnya. Meminta kepada Leonardo untuk menjauh saja dan tak akan mungkin Riana akan hamil, sebab mereka pertama kali melakukan, namun Leonardo masih menunggu selama dua bulan untuk mendapatkan info dari Riana.

Kejadian tersebut hampir satu minggu, namun belum terjadi sesuatu yang membuat Riana muntah-muntah atau mual. Bahkan Riana tidak ada merasakan pusing.

"Aku tidak ada merasakan pusing, mual-mual dan tak akan mungkin gue bisa hamil, mengapa gue tidak bisa hamil? Sebab hubungan ini baru pertama kali dalam hubungan ranjang." Riana merasa bahagia belum ada reaksi apa pun terjadi setelah satu bulan kejadian tersebut dan mereka pun belum ada bertemu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!