Dituduh mencelakai sang kakak, Shani di usir dan dihabisi oleh orang yang tidak menyukainya.
Datang kembali membawa dendam setelah bertahun-tahun untuk menghabisi pengkhianat itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Ternyata yang datang adalah Shina.
"Kamu Sifa, kan?" tanya Shina.
"Iya Tante," sahut Sifa.
"Kenalkan, saya Shina Maminya Shani."
Sifa langsung kaget dan mengajak Shina untuk masuk.
"Ya ampun, jadi Tante ini Maminya Shani. Ayo masuk Tan, Shani ada didalam."
"Ouh, makasih yahh."
Shina duduk diruang tamu.
"Siapa Fa?" tanya Bu Mila.
"Maminya Shani Bu, Tante Shina."
"Ouh, mana?"
"Ada tuh di ruang tamu, Sifa mau panggil Shani dulu yahh."
"Iya sayang."
Bu Mila pun ke ruang tamu.
"Eh," kata Shina.
"Maminya Shani yah."
"Iya."
Bu Mila kemudian duduk berhadapan dengan Shina.
"Ibu ini rumah panti yah?" tanya Shina.
"Iya Bu, " sahut Bu Mila.
"Kalau boleh tahu dengan Ibu siapa yah."
"Kenalkan saya Mila, pemilik panti disini dan itu Ibu sendiri?" sahut Bu Mila kemudian bertanya kembali.
"Saya Shina."
Bu Mila tampak menelisik penampilan Shina dan seperti pernah melihat.
"Ummm ... sepertinya saya pernah deh lihat Bu Shina," kata Bu Mila.
"Ah yang bener, dimana?"
Bu Mila tampak berfikir dan saat melihat televisi.
"Ah saya ingat, Ibu ini istri dari Antoni William yah."
"Iya."
"Ya ampun, jadi Sifa anak saya berteman sama anaknya Ibu dong si Shani."
"Iya Bu, katanya mereka temenan."
"Ya ampun, saya gak nyangka aja anak saya temenan sama anak sultan."
"Ah jangan begitu Bu Mila, gak boleh kita sama aja kok."
"Iya Bu, eemm saya ke belakang dulu ya Bu."
"Iya."
Bu Mila ke belakang untuk membuat minuman.
Sedangkan Sifa memberitahu Shani kalau Maminya datang.
"Shan, Mami lu datang."
"Mami gue."
"Iya Mami lu, tuh ada di ruang tamu."
"Kok Mami gue tahu alamat lu, ahh ini pasti karena masalah disekolah."
"Kayaknya sih."
"Lagian Julia bodoh banget sih tuh anak, gerutu Shani.
"Udahlah, itu Mami lu nungguin."
"Iya," sahut Shani lalu ke ruang tamu menemui Maminya.
Shina yang melihat anaknya baru saja muncul langsung memeluk.
"Shani," kata Shina.
"Mami kok tahu Shani ada disini," sahut Shani kemudian melepaskan pelukannya.
"Mami khawatir sama kamu terus ke sekolah tapi kamunya gak ada, Julia kasih tahu kalau kamu temenan sama Sifa, ya sudah Mami minta alamat rumah Sifa sama kepala sekolah."
"Maaf ya Mi."
"Gak papa kok sayang, sekarang! kamu cerita sama Mami apa yang terjadi dan kenapa kamu bisa bertengkar dengan laki-laki itu."
Sifa juga ingin mendengar, makanya dia langsung duduk.
Bu Mila keluar membawa minuman di nampan juga ikut duduk di samping Sifa.
'Gue ceritain sebagian aja deh,' batin Shani.
"Cerita sayang," kata Shina dengan lembut.
Shani menghela nafasnya.
"Laki-laki itu Abangnya Finni Adnania, namanya kalau gak salah Fathar. Nah, Fathar itu disuruh sama Gea dan Fini untuk melecehkan Julia. Dan sebelumnya juga mereka pernah cekcok sama Shani."
"Terus?"
"Iya mereka juga menyuruh Fathar buat nyelakain Shani."
Sifa dan Bu Mila kaget begitu juga dengan Shina.
"Tapi kamu gak papa, kan?" tanya Shina.
"Gak papa kok Mi," sahut Shani.
"Kenapa kamu sembunyikan ini dari Mami."
"Maaf Mi, Shani gak mau bikin Mami cemas."
"Iya Mami tau tapi itu sudah masuk kriminal."
"Iya Shan, itu sudah masuk kriminal." Sifa ikut menimpali.
"Iya gue tau itu kriminal."
"Terus kenapa kamu gak cerita sama Mami dan Papi," kata Shina lagi.
"Ya Shani pikir mereka gak nekat."
"Yw ampun Nak, seharusnya kamu cerita dari awal."
"Maaf."
"Ee mungkin ada maksud lain kenapa Shani tidak cerita Bu," sambung Bu Mila.
"Tapi ini menyangkut nyawa, saya gak mau kehilangan Shani."
Sifa sangat terkejut dengan ini semua apalagi sekarang status Shani sebagai putri tunggal William.
'Emang benar gue sama sekali gak tau apa-apa tentang lu, Shan.' Sifa membatin.
"Ya sudah, gini aja Mami tanya sama kamu sekarang apa ini ada hubungannya dengan Julia?"
"Kalau itu sih Shani gak tahu karena yang Shani tahu Julia sama Gea dan Finni itu sahabatan."
"Lah terus kenapa sekarang berantem," sahut Sifa.
"Gue gak tau itu Fa."
"Sepertinya kalian tanya sama Julia apa yang terjadi dan kenapa mereka merencanakan itu semua," kata Bu Mila.
"Gila juga sih, mereka nyuruh cowok itu buat lecehin Julia, sadis!"
"Sekarang Julia masih disekolah, orang tuanya datang dan lebih bikin Mami kaget ternyata Julia itu anak sahabat kecil Mami."
"Anak sahabat Mami," kata Shani.
"Iya," sahut Shina.
Ternyata dari luar ada yang mendengarkan pembicaraan Shani dan yang lainnya.
'Jadi mereka berdua ingin melecehkan Julia, bangsat!' maki Boy dalam hatinya.
Iya, yang mendengarkan pembicaraan Shani itu adalah Boy.
Aevan dan Bima tidak tahu jika Boy mengikuti Shina.
"Sialan kalian berdua, awas aja nanti gue habisi kalian!" gumam Boy sambil memukul batang pohon. "Sebaiknya gue cepet-cepet pergi dari sini, sebelum ketahuan."
Bu Mila menawarkan minuman yang tadi sudah dihidangkan.
"Daripada tegang-tegang mending kita minum dulu," kata Bu Mila sambil memindahkan minuman.
"Oh iya Bu terima kasih, aduh repot-repot."
"Gak papa Bu Shina."
Akhirnya mereka minum bersama.
"Kamu pulangnya sama Mami yah."
"Tapi motor Shani Mi."
"Udah tinggal aja, Mami khawatir sama kamu nanti Mami suruh orang jemput!" tegas Shina.
Shani hanya diam.
***
Brak ...
Ken sangat marah ketika Citra mencabut sahamnya.
"Apa-apaan ini Cit," kata Ken.
"Apanya," sahut Citra.
"Kamu gak bisa cabut saham gitu aja."
"Emang kamu siapa melarang saya mencabut saham, itu saham hak saya kok bukan saham orang atau pun kamu."
"Perusahaan ini dibangun sudah lama Cit, kamu gak bisa mencabut seenak jidat."
"Kenapa? takut, kamu takut perusahaan ini akan bangkrut kalau aku cabut saham hemmm ... aku udah tahu watak kamu Ken, serakah dan licik!"
"Brengsek!" maki Ken dan ingin menampar Citra.
Citra langsung melindungi wajahnya tapi tidak ada tamparan yang mengenainya.
Saat Citra membuka tangannya sudah ada tangan Darma yang menahan serangan Ken.
"Jangan pernah menyentuhnya, sialan!" kata Darma dengan geram.
"Cih, bodyguard dan asisten menjadi satu atau jangan-jangan kalian menjalin hubungan spesial."
"Haha saya tidak seperti anda, Tuan Ken yang terhormat."
"Kurang ajar!"
Bugh ...
"Akhh ..." ringis Ken tiba-tiba.
Ada yang memukul wajah Ken.
"Kamu ..." kata Ken yang melihat.
"Jangan sakiti dia," kata Kazio.
Citra sudah tidak peduli lagi tentang Kazio atau bukan yang menolongnya.
"Heh, angin apa yang membawa anda kesini Tuan Kazio."
"Sebaiknya kamu diam, Darma."
Kazio melirik ke arah pintu luar dan disana sudah ada Arga.
Kazio hanya diam mematung.
"Kenapa kamu memukulku, Kazio?" tanya Ken.
Kazio melirik Ken dengan mata sinis.
'Sebenarnya aku menaruh curiga pada Ken tapi tidak untuk sekarang, karena aku juga sedang di awasi.' Kazio membatin.
Arga melihat dengan mata yang tajam.
'Jangan harap kamu bisa lepas, Kazio!' batin Arga menyeringai.
"Darma, ayo kita pergi urusan kita sudah selesai."
"Baik Nyonya."
Kazio menahan tangan Citra.
"Citra."
"Hemm ..."
"Bisa kita bicara."
"Tidak ada alasan untukku bicara sama anda, Tuan Kazio."
Darma langsung menarik tangan Citra.
"Ayo kita pergi Nyonya."
"Yang sopan kamu sama Citra, Darma!" kata Kazio dengan tegas.
"Kita sudah bercerai Kazio, jangan sok mengatur."
Kazio terhenyak.
Citra langsung menarik tangan Darma.
"Akhhh ..."
***
Aldo, tangan kanan Fathar ke kantor polisi.
"King," kata Aldo.
"Lu lama banget sih!" bentak Fathar.
"Maaf King, tadi ada-"
"Diam lu, gak usah banyak omong. Gue mau lu bebasin gue dari sini secepat mungkin."
"Maaf Bos, kayaknya akan sulit."
"Apa maksud kamu."
"Tuan Rayhan meminta bantuan pada The Meteor untuk menangkap King."
Fathar melotot dengan tajam mendengar mafia The Meteor.
"Sial," gumam Fathar.
'Gue sih dengan senang hati lu membusuk dipenjara ini, That.' Aldo membatin yang ternyata musuh dalam selimut. 'Setelah ini gue bakalan ambil alih kepemimpinan A'X.' Aldo kembali membatin.
***
💓DUKUNG KARYA INI DENGAN LIKE DAN KOMENTAR SERTA VOTE KEMUDIAN FOLLOW AKUN AUTHOR 💓
semoga ada season 2 nya
dari awal sampek sini padahal Arga dan Dara yang selalu ada disisi Shani
untung aku nya mudeng sama alur ceritanya..