Seorang gadis cantik berusia 20 tahun yang bekerja sebagai barista di sebuah cafe tiba tiba membuat seorang CEO jatuh hati pada nya.
Entah apa yang dia perbuat sehingga pria tampan dan kaya itu jatuh hati pada nya.
Bagaimana kah kisah mereka selanjutnya, yuk mampir di karya author.
Dan mohon dukungan nya semua yah..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deby cahya Karmila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hampir bertemu
Ke esokan pagi nya, semua orang sudah di sibukkan oleh tugas nya masing-masing Masin.
Bahkan nyonya Melinda juga sudah menyiapkan banyak barang untuk sang calon mantu.
Edward sendiri, pria itu masih berdiam diri di dalam kamar nya, menatap cermin besar yang memantulkan gambaran tubuh nya.
Kemeja putih bersih yang di padukan oleh celana hitam kain membuat pria itu semakin tampan dan berwibawa.
setelah selesai bersiap dia pun keluar menemui sang ibu yang masih sibuk mengurus beberapa hal lain nya.
Tuan Brian dan Reza terlihat sedang menyiapkan beberapa mobil yang akan membawa rombongan keluarga nya menuju kediaman sang wanita.
"Ibu, ini terlalu berlebihan,"ucap Edward.
"Aku hanya ingin bertemu dengan nya, bukan langsung menikahi nya,"ucap Edward.
"Edward,kamu gak usah banyak bicara nak, pegang kata kata ibu ini, setelah kau Melihat gadis itu, kau pasti ingin segera menikahi nya,"ucap nyonya Melinda.
"Ibu, tolong jangan paksa aku, aku ingin memilih sendiri pasangan hidup ku, jika aku tidak cocok dengan wanita pilihan ibu,maka aku tidak akan menikah dengan nya,"ucap Edward.
"Jadi lebih baik jangan terlalu berlebihan seperti ini,"ucap Edward lagi.
"Tidak apa-apa Edward, walaupun kamu menolak nya nanti,ibu akan tetap memberikan barang barang ini, sebagai tanda perkenalan saja,"ucap nyonya Melinda meninggal putra nya.
Setelah semua nya selesai, beberapa pengawal membawa barang itu masuk ke dalam mobil.
"Hati hati yah, jangan sampai rusak, itu barang untuk menantu ku,"ucap nyonya Melinda.
"Siap nyonya,"ucap mereka serempak.
Setelah semua nya selesai mereka pun mulai jalan.
Di perjalanan Edward hanya terus menatap layar ponsel nya.
"Alisa, aku benar benar merindukan mu, bagaimana kabar mu saat ini,"batin Edward.
"Alisa, hari ini aku ingin menemui gadis pilihan ibuku, maaf kan aku yah, tapi percaya lah aku hanya mencintaimu, sampai kapan pun itu,"batin nya lagi.
Perjalanan memakan waktu cukup lama, Edward yang sudah mulai bosan pun memejamkan mata Nya perlahan, dia ingin secepatnya hari ini berlalu.
"Mas liat lah putra mu, dia malah tertidur,"ucap nyonya Melinda.
"Apa dia tidak malu apa bertemu dengan calon istri nya dengan muka bantal nya,"ucap nyonya Melinda
"Hehehe, biarkan saja sayang,"ucap tuan Brian.
"Ibu, apa masih jauh yah? Aku juga ngantuk, ibu sih bangunin nya jam 5 subuh,"ucap Reza cemberut.
"Ih dasar bawel, tidur saja, nanti ibu bangun kan kamu kok,"ucap nyonya Melinda."
"Hmm baiklah ibu,"lirih Reza.
kedua pria itu akhirnya memejamkan mata nya, sedang tuan Brian dan nyonya Melinda Begitu asik membicarakan perihal menantu nya.
"Mas, bagaimana kira kira reaksi Edward ketika bertemu dengan wanita pilihan kita,"ucap nyonya Melinda.
"Aku tidak tau sayang, aku hanya berharap dia bisa menerima nya dan membangun rumah tangga bersama wanita itu dengan baik,"ucap tuan Brian.
"Hahhh aku juga harap seperti itu mas, semoga saja dia bisa menerima nya,"ucap nyonya Melinda lagi.
"Sayang, bangun kan mereka, kita sudah hampir sampai,"ucap tuan Brian.
Nyonya Melinda mengangguk dan segera membangun kan Kedua putra nya.
Edward yang mulai membuka mata nya menatap jalan yang dia lalui, yang menurut nya tidak asing
"Kenapa jalan ini seperti tidak asing bagiku,"batin Edward