NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Abah

Jodoh Pilihan Abah

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Keluarga / Cinta Murni / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Siska Dewi Annisa

Nizma Aida Mahfud, gadis cantik putri sulung dari Ustad Yusuf Mahfud, pemimpin pondok pesantren Al Mumtaz. Berparas cantik dan lulusan Al-Azhar Kairo membuat dirinya begitu didamba oleh semua orang.
Namun dia harus menerima kenyataan ketika sang Abah menjodohkannya dengan seorang pria bernama Bagas Abimana. Pria menyeramkan penuh tatto di sekujur tubuhnya dan merupakan ketua geng preman penuh masalah dan jauh dari Tuhan.
Sebagai seorang putri yang berbakti akhirnya Nizma menerima perjodohan itu meski banyak pihak yang menentang.
Akankah Nizma mampu menaklukkan hati seorang Bagas yang sekeras batu? mungkinkah Bagas akan berubah menjadi sosok imam yang baik bagi Nizma? ikuti terus kisah rumah tangga dengan bumbu cinta didalamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Dewi Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 Spesial di mata orang yang tepat

"Aku sangat menginginkanmu. Aku sungguh mendambakan mu Nizma." kata-kata itu tak pelak membuat Nizma membeku.

"Kau begitu cantik. Cerdas dan sholeha. Kau gambaran wanita sempurna yang pernah ada. Pria manapun pasti tak akan ada yang bisa menolak pesonamu Nizma. Tapi justru dengan kesempurnaanmu itu membuatku sadar diri. Aku tidak pantas untuk menjadi pendampingmu. Aku hanya pria yang kotor dan penuh dosa. Karena kamu begitu spesial." Bagas memalingkan wajahnya tak kuasa menahan gejolak di dalam hatinya.

Bagas hendak berdiri dan pergi dari atas ranjang namun tangan Nizma menahan Bagas hingga membuat pria itu menoleh kearah Nizma.

"Abang, tidak ada makhluk Tuhan yang sempurna. Karena kesempurnaan itu hanya Milik-Nya. Dan seseorang akan terlihat spesial di mata orang yang tepat. Jadi, bagiku abang adalah orang yang tepat untukku." lagi-lagi Bagas dibuat luluh oleh kata-kata Nizma.

"Aku malu Nizma, aku minder saat dekat denganmu. Apalagi saat kamu mengatakan jika mencintaiku." ujar Bagas lirih.

"Tapi itu kenyataannya abang, aku jatuh cinta pada abang sejak lima tahun yang lalu." ucap Nizma kembali.

"Tapi apa kamu tidak lihat? Aku sangat jelek dan tubuhku penuh tatto. Berbeda jauh denganmu yang begitu bersih tanpa secuil noda pun." Bagas tak pernah menyesali keputusannya mentato seluruh tubuhnya namun kali ini setelah bersama Nizma dia begitu menyesal.

"Aku nggak pernah menilai penampilan abang, mau bertato atau bagaimana pun tapi aku cinta abang karena hati dan kebaikan abang. Jadi tolong jangan pernah merasa minder atau apapun itu." Nizma kian mendekat. Di usapnya kedua pipi Bagas sambil menatapnya dengan penuh kelembutan.

"Jika kamu seperti ini aku jadi semakin menginginkanmu Nizma. Apa aku boleh meminta sesuatu darimu?" ucap Bagas lirih.

"Qobiltu, disaat abang mengucapkan ijab Qobul dihadapan Sang Pencipta dengan disaksikan oleh umat-umatnya, disaat itu aku menyerahkan hidupku sepenuhnya kepada Abang. Karena abang adalah imamku. Meski Qobiltu saja bagiku tak akan cukup tanpa i love you. Tapi aku tetap sabar menunggu waktu itu."

Bagas pun tersenyum mendengar ungkapan Nizma. Gadis itu memang unik memiliki selera seorang pria yang berpenampilan preman seperti dirinya.

Dan satu hal yang membuat Bagas begitu salut adalah ketegaran dan kesabarannya dalam memenangkan hatinya.

Jika gadis lain akan begitu gengsi mengungkapkan perasaannya maka berbeda dengan Nizma. Dengan penuh keyakinan Nizma terus menyatakan perasaannya kepada Bagas.

Tak peduli apakah Bagas menerimanya atau tidak, tapi berkat kesabarannya itu pun kini Bagas mulai menyadari perasaannya.

Perlahan Bagas menjadi sosok yang lebih lembut juga mulai meninggalkan kebiasaan buruknya dan kembali menjalankan ibadahnya kepada Sang Pencipta.

"Memangnya abang ingin apa dariku?" tanya Nizma lagi saat Bagas sejak tadi hanya memandangi wajahnya.

"Kalau aku minta kamu melepas hijab kamu saat dihadapanku? Apa kamu mau?" ragu-ragu Bagas mengatakan keinginannya.

"Iya Abang, jika itu kemauan abang." Nizma begitu lega akhirnya apa yang dia tunggu Bagas utarakan juga.

Perlahan Bagas membelai wajah Nizma. Mengusap lembut puncak kepalanya. Dengan mengucap Bismillah Bagas mulai menaikkan ujung hijab milik Nizma gadis itu tampak menunduk.

Mati-matian Bagas berusaha mengontrol detak jantungnya juga beberapa detik dia sempat menahan nafas. Baginya membuka hijab milik Nizma terasa seperti memacu adrenalin tersendiri.

Akhirnya kain penutup kepala itu lolos juga dari Nizma. Bagas sampai tertegun saat melihat Nizma yang kini tanpa hijab.Rambut hitam lurus tergerai begitu indah menjuntai dari atas kepalanya.

"Masya Allah..." dengan tangan gemetar Bagas mengusap lembut puncak kepala Nizma sembari memejamkan matanya.

Bagas membisikkan doa lalu mencium kening Nizma. Hal itu tak luput dari perhatian Nizma. Dia bahkan terus tersenyum melihat cara Bagas memperlakukannya.

"Abang sedang apa?" bisik Nizma.

"Aku sedang berdoa. Mengagumi indahnya ciptaan Tuhan. Kau benar-benar sangat cantik Nizma." Tak pernah sebelumnya Bagas mengagumi kecantikan seorang wanita sebaik ini. Baginya menatap Nizma dengan segala kecantikannya mampu menggetarkan relung hatinya.

Nizma yang begitu bahagia pun langsung memeluk Bagas dengan erat. Merasakan hangatnya dekapan tubuh suaminya.

"Suka banget meluk-meluk gini?" Bagas yang sebenarnya masih grogi mencoba untuk mencairkan suasana.

"Pelukan abang begitu nyaman. Aku suka." Sebenarnya Nizma ingin menyembunyikan saja wajahnya dari Bagas. Entah kenapa saking senangnya membuatnya jadi tersipu malu.

"Kan kalau peluk begini abang nggak bisa lihat wajah kamu." ujar Bagas kemudian.

Akhirnya dengan kepala sedikit menunduk Nizma memundurkan dirinya dari tubuh Bagas. Sementara itu Bagas langsung meraih dagu Nizma. Mengangkat wajahnya agar sejajar dengan dirinya.

Tampak rona kemerahan di kedua pipinya yang tentu saja membuat Bagas semakin gemas.

"Nah, kalau begini kan bisa kelihatan cantiknya istriku." Bagas tampak tersenyum menatap Nizma.

Perlahan namun pasti kini akhirnya Nizma sudah mulai terbiasa dengan Bagas. Bahkan dia tak sungkan lagi untuk bermanja kepada sang suami.

"Rambut kamu wangi dan lembut, emangnya habis shampo berapa banyak sampai bisa begini?" Bagas sejak tadi terus membelai dan memainkan rambut Nizma. Bahkan sesekali menciumi puncak kepalanya. Menghirup harumnya surai hitam sang istri.

"Enggak pakai Shampo aja abang, abis shampoan pakai kondisioner. Terus seminggu sekali pakai hair mask. Abis keramas pakai hair tonic sama serum rambut." Nizma pun menjelaskan. Meski setiap hari memakai hijab dia selalu rajin merawat rambutnya.

"Hmm.. Banyak banget malah ribet. Mana sempat aku begitu. Keramas aja udah paling bagus. Penting nggak ada ketombe sama kutu aja." Nizma pun mengernyitkan keningnya mendengar ucapan Bagas.

"Pantes rambut abang kelihatan kering. Yaudah kalau mau aku kasih serum aja sementara biar nggak kering. Mau ya?" Akhirnya Bagas mengangguk. Meski sebenarnya dia tak tahu pasti perawatan apa itu yang diberikan Nizma. Dia pasrah asal sang istri yang melakukannya dia pasti senang-senang saja.

Nizma pun beranjak mengambil sebuah botol kecil berisi serum rambut miliknya. Menuang sedikit cairan itu dan menepuk di kedua telapak tangannya. Kemudian Nizma mengusap-usapnya ke rambut Bagas.

Tercium aroma wangi seperti rambut milik Nizma. Dan tentu saja hal yang paling disukai Bagas adalah sentuhan jemari lentik itu di kepala Bagas.

"Nah kalau gini rambut Abang lebih halus dan nggak kering. Emang abang sejak kapan memanjangkan rambut begini?" Nizma sedikit memijat kulit kepala Bagas hingga membuatnya mulai terbuai.

"Sejak aku dipecat dari kepolisian dan dipenjara. Ditambah lagi kematian Abah membuatku frustasi. Aku jadi malas mengurus diri. Dan lama-lama jadi terbiasa begini." Bagas tampak santai menceritakannya.

Tapi hal lain justru dirasakan Nizma. Gadis itu menatap Bagas dengan tatapan sendu. Seperti dugaannya Nizma akan selalu merasa sedih setiap kali Bagas bercerita tentang masa lalunya.

"Nggak apa-apa. Itu semua sudah berlalu kok." Bagas berusaha mengibur Nizma.

Nizma langsung memeluk Bagas dari belakang. Meletakkan dagunya tepat di pundak kiri Bagas. "Pasti berat banget jadi Abang saat itu." dengan perlahan Nizma mengusap lembut dada Bagas.

"Sekarang udah enggak kok, kan ada kamu yang bakal menenangkan dan menyemangatiku." Bagas langsung mengecup lembut bibir Nizma hingga membuat gadis itu kembali tersipu malu.

"Eh, iya tadi sampai lupa aku mau cobain baju-baju yang tadi udah dibeli. Kan sebagian belum sempat nyobain." Nizma langsung beranjak karena tak ingin semakin salah tingkah.

Saat Nizma mengambil beberapa paper bag yang berisi belanjaannya dia langsung terpekik dan dibuat terkejut.

"Abang... belanjaan aku ketuker." Tergopoh-gopoh Nizma menghampiri Bagas sambil membawa sebuah paper bag.

"Ketuker gimana? Bukannya katanya udah bener tadi?" Bagas pun mau tak mau menghampiri istrinya.

"Tapi aku beli gamis tadi bukan beli pakaian haram begini." Nizma bergidik ngeri melihat Sebuah baju tidur dengan model begitu sexy dan transparan.

Glekk..

Bagas pun baru sadar bahwa dia belum menyembunyikan pakaian itu. Dan kini sudah keburu ketahuan Nizma.

...****************...

1
Nur Atika
hahahahahh
Nur Atika
keren
Winnie 💛
salah Bagas gak bisa tegas sm uler keket..
Lini
Gnteng ny oiiiiiii
Sama cntik
Lini
Hahahahahaha
Rita Mahyuni
alhamdulillah
Esther Lestari
nikmati hasil dari niat jahatmu Ayu
Esther Lestari
dasar bibit pelakor. jangan dibiarkan pelakor merajalela dirumahmu Nizma
Esther Lestari
pasti itu musuhnya abang Bagas
Nur Lizza
lah kok jd Qila nikah SM yg lain
artsiska: dibaca dulu kak ceritanya..
total 1 replies
Istrinya Minyoongi 💜
lahh kenapa dirubah author padahal seru lohh yang kemaren juga ceritanya 💪💪 fighting lanjutkan author 🤗😍
artsiska: baca ceritanya ya kak
total 1 replies
Winarti Winarti
judul novel terbaru author mengejar cinta sahabat di rak buku saya tdk ada
Kamisah 75: mengejar cinta sahabat
artsiska: maaf kak.. untuk buku itu saya revisi dan ganti judul. dengan versi cerita yang berbeda. Namun tetap dengan tokoh yang sama. Karena novel yang sebelumnya cerita kurang sesuai
total 2 replies
Monah
di tunggu thor
Wahyu Widyasari
Lumayan
Wahyu Widyasari
Biasa
Shxxbi
Pinter bgt thorr milih visual nya, sesuai kriteria ku sebagai pembaca 😆😆
tsuraya kenko
yg sok alim mlh sombong yaaa....
tsuraya kenko
abah sm bagas pny rhs masing2.

ahhh.. pinisirin.
lanjut thor
tsuraya kenko
adem bnr thor... lanjut ah
Ai Siti Rahmayati
ceritanya semakin seruu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!