Aku terpaksa menikah dengan pria yang belum pernah aku temui sebelumnya.Setelah menikah kembaranku menginginkan bertukar suami. Apakah dia sudah gila mau menukar suaminya dengan suamiku?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30 : Bersiap Sekolah
Aku sudah siap, pakaian yang aku pakai rok hitam dan atasan putih. Karena aku masih honorer jadi belum punya seragam seperti PNS.
Ketika aku merias diri didepan cermin, Karel bangun.
Dia menatapku lewat pantulan cermin.
"Murid kamu umur berapa? "
"Hah? usia SD Relll kamu nggak pernah SD? " agak kesal kenapa juga mesti tanya yang sudah jelas.
"Lah terus ngapain mesti cantik banget ke sekolahnya? " ini anak muji apa nanya sih, bingung aku.
"Maksudnya muji apa gunjing sih kamu nih? heran"
"Maksudnya ngapain mesti dandan kalau muridnya masih umur 8 tahun? " sengaknya.
"Ohhh kalau muridku anak kuliah boleh gitu dandan? "
"Hah udah ah mau tidur lagi, biar aman" dia merebahkan diri dan menutup seluruh badannya dengan selimut.
"Yakali ke sekolah kucel, mulut anak SD itu lebih jujur kalau ngasih pendapat. Kalau aku cantik pasti mereka seneng lihatnya karena bu gurunya menarik kalau kucel bisa anak-anak pada bete dan nggak semangat belajarnya." cerita ku.
"Aku juga jujur kok" katanya masih didalam selimut.
"Iya kamu anak SD soalnya" cibir ku.
"Yeeee kamu tuh. Kalau udah siap, nanti aku anter. Aku langsung ke rumah mama, nanti kamu pulang kesana saja habis dari sekolah. " ucap Karel membuka selimut.
"Ok" kini aku sudah siap, dan hendak beranjak dari kamar mau sarapan.
"By, kenapa indah banget sih" Karel bicara pelan hampir tidak terdengar.
Tapi aku seneng hingga senyum setelah berbalik keluar kamar. Seperti nya dia memujiku, ah jangan kepercaya diri dulu By.
*
Setelah siap, aku sudah menyiapkan kopi buat Karel dimeja ruang tamu. Dia sudah bangun dan kini berada dikamar mandi.
"Bu, nanti aku pulang nya ke rumah mama nggak papa kan? " kataku sambil menyemir sepatu.
"Ya nggak papa, kalau libur kamu kesini ya" ucap ibu.
Ayah belum bangun, katanya semalam jadwalnya dia ronda dipos kampling.
Karel sudah keluar dari kamar mandi dengan rambut always basah. Tapi kali ini dia seperti sudah mengeringkan dengan handuk.
"Kelihatan belum mandi ya by? " tanyanya sambil menyisir rambutnya dengan tangan.
"Hemm, tuh kotoran mata masih nempel" bohong ku.
Dia nurut, mengorek pinggiran matanya.
"Masa sih?nggak ada kok" pakai acara ngaca di HP segala tuh anak.
Aku melihat ibu senyum-senyum sendiri. Apa ibu seneng melihat Karel lucu ya? hah ibu baru tau ya kalau menantu ibu ini random.
"Ayo sarapan dulu" saran ibu ke Karel.
"Sudah setengah tujuh lebih bu"rengekku takut telat.
"Iya, aku juga nggak sarapan kok, mau minum kopi sebentar." Karel memang jarang sarapan. "Koper sudah dimasukin mobil? "
"Sudah tuan"
"Baik nyonya bentar ya, aku ke teras mau sambil rokokan" Karel membawa gelas kopi dan rokok ke teras.
"Sepertinya kalian sudah akrab ya" Ibu ngajak ngomong.
"Kan kami berteman dulu, bu.Jadi yang sabar ya bu, pokoknya semoga dia jodoh yang tepat buat Ruby. Untuk sekarang Ruby bahagia jadi ibu juga harus bahagia. ya? " kataku biar ibu semakin tenang merelakan aku sama Karel.
"Iya, ibu doakan "
"Aamiin"
*
Karel mengantarku sampai depan gerbang sekolah yang sudah ramai akan anak berseragam merah putih bertopi merah. Mereka selalu bikin aku semangat.
"Nanti pulang naik apa? " tanya Karel.
"Naik ojek online bisa, apa bis trans juga bisa kan." jawabku.
"Nanti aku jemput? "
"Nggak usah, mungkin cuma sebentar pulangnya. Jadi kamu tidur aja nggak papa. " tolak ku
"Iya sih, semalam aku nggak bisa tidur kamu gerak terus. "
Aku yang hendak turun menoleh ke dia, jadi dia tahu kalau aku peluk.
"Apa? mau salim? " dia mengulurkan tangannya. Ok, baiklah aku salim deh.
"Ya udah, hati-hati Karel"
"Mas Karel dong"
"Hah,mimpi ketinggian" aku langsung keluar meninggalkan cowok itu yang terkekeh sendiri. Lalu mobilnya langsung berjalan begitu aku sudah turun dari mobil.
"Cieeee yang diantar mas suami.... " suara dari belakang itu suara Amanda teman seperjuangan ku disekolah ini.
"Ehhh bareng dong" aku langsung naik keatas motornya untuk masuk kedalam area sekolah.
Biar nggak ada Amanda lain yang ngecengin lagi.
"Keren ya suami kamu naiknya jazz modifikasian "Begitu kami sudah ada diparkiran, dia melepas helm dan membuka jaketnya.
"Bi aja kali" ya soalnya mobil Karel paling murah dari keluarga lainnya.
"Anak rising kayanya" tebak Amanda, dia ini suka banget berbau otomotif. Padahal cewek tapi suka kaya gitu, lihat aja motor Varionya tuh bisa kinclong dan terawat banget. Bahkan dimodif sedikit biar agak keren.
"Ora ngurus wes"
(nggak peduli deh)
