NovelToon NovelToon
Pewaris Tahta Semesta

Pewaris Tahta Semesta

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:73.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Fatiih Romana

Bagaimana jadinya jika dua keberadaan paling agung dan paling tinggi di seluruh semesta yang ada, terlahir dan muncul kembali setelah jutaan tahun kematian keduanya di masa lalu.

Dan istimewanya, keduanya muncul dan terlahir justru bukan dengan tubuh fisik yang mereka miliki dahulu, melainkan tumbuh dan hidup di dalam tubuh bocah 16 tahun yang secara kebetulan memiliki nama yang merupakan gabungan dari nama kedua sosok itu di masa lalu.

Penasaran?

Tunggu apalagi, langsung masuk dan baca ceritanya di sini!👇

Novel: Pewaris Tahta Semesta
Author: Fatiih Romanaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatiih Romana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 30

Setelah menyelesaikan obrolan di luar sebelumnya itu, saat ini Ling Tian dan yang lainnya sudah berada di dalam markas organisasi yang tersembunyi di perut bukit itu.

Dan kini mereka itu tengah membahas persoalan penting terkait dengan perbedaan waktu yang terjadi di Lembah Malam dan dunia luar.

Dan setelahnya, Ling Tian melanjutkan dengan menjelaskan niatnya untuk menjadikan area luar dari Lembah Malam tempat yang sempat ia datangi sebelumnya itu sebagai markas baru bagi organisasi Lembah Bayangan.

Ia menyampaikan niat itu secara langsung kepada Ding Liren dan yang lainnya.

Namun, sebelum niat itu diwujudkan, Ling Tian meminta mereka semua untuk menunggu kabar darinya terlebih dahulu.

“Aku ingin memastikan dulu, apa penyebab sebenarnya dari perbedaan waktu di dalam lembah itu. Jika sudah bisa kupastikan keamanannya, barulah kalian semua bisa menetap dengan nyaman di sana,” ujar Ling Tian sambil menatap Ding Liren.

“Baik, Tuan Muda,” jawab Ding Liren dengan anggukan hormat. “Kami akan menunggu perintah selanjutnya.”

Setelah itu, pembicaraan mereka berlanjut. Kini, giliran Ling Tian yang bertanya, “Lalu, bagaimana dengan kabar dari luar selama aku berada di dalam Lembah Malam?”

Ding Liren langsung menjawab, “Sebenarnya, selain kegemparan yang terjadi di Kota Chang’an akibat kejatuhan dua klan besar sebelumnya itu, tidak ada peristiwa besar lainnya, Tuan Muda.”

“Kejatuhan dua klan?” tanya Ling Tian sembari mengernyit, meskipun ia sudah tahu maksudnya. Ia ingin mendengar detail dari versi Ding Liren langsung.

“Ya,” Ding Liren mengangguk. “Saat kedua klan itu runtuh, beberapa utusan dari Kerajaan Bintang dikirim ke kota Chang’an. Mereka datang untuk menyelidiki siapa dalang di balik peristiwa itu.”

Ling Tian menyipitkan matanya. “Dan hasilnya?”

“Setelah mengetahui bahwa kitalah yang berada di balik semua itu,” lanjut Ding Liren,

“mereka tidak berani berbuat banyak. Mereka pergi tanpa banyak pertimbangan. Sebelum meninggalkan kota, mereka bahkan mengeluarkan peringatan keras kepada seluruh penduduk kota Chang’an untuk tidak menyebarkan kabar tersebut. Dan bagi siapa pun yang melanggar, katanya, akan langsung dihadapi oleh pihak kerajaan sendiri.”

Mendengar itu, Ling Tian menyeringai tipis. “Hm, langkah yang cukup cerdas.”

“Sejak saat itu,” lanjut Ding Liren,

“isu kejatuhan dua klan itu seolah menghilang dari peredaran.Tak satu pun orang berani membicarakannya.”

Ling Tian mengangguk, lalu bertanya, “Lalu, apa tindakan resmi dari kerajaan terhadap kedua klan itu?”

“Tidak ada,” jawab Ding Liren tanpa ragu.

“Kerajaan sepertinya enggan ikut campur lebih jauh. Mereka tahu, jika mereka menyentuh salah satu dari dua klan itu, maka itu berarti menantang Lembah Bayangan. Dan mereka jelas belum siap menanggung resikonya.”

Ling Tian terkekeh pelan. “Baguslah, mereka masih tahu diri.”

Setelah itu ia kembali bertanya, “Lalu bagaimana dengan turnamen kerajaan? Apakah mereka sudah menentukan siapa yang akan diundang untuk ikut serta?”

“Belum, Tuan Muda,” jawab Ding Liren. “Turnamen masih cukup lama dimulai, jadi kerajaan pun nampak nya masih belum mengirimkan surat undangan kepada para calon peserta turnamen tersebut.”

Mendengar itu, Ling Tian terlihat mengagukkan kepalanya.

“Baiklah,” ujar Ling Tian seraya berdiri dari duduknya.

“Kalau begitu, aku akan kembali ke klan terlebih dahulu. Kalian bisa langsung memilih kandidat yang cocok untuk menjalankan tugas yang telah kita bahas tadi. Setelah itu, langsung kirim mereka untuk menyelesaikannya.”

Ding Liren dan para Bayangan yang lain serempak berdiri, hendak mengantar Ling Tian keluar.

Namun Ling Tian segera mengibaskan tangannya sambil berkata, “Tidak perlu! Kalian kerjakan saja tugas yang kuperintahkan itu.”

Mendengar itu, kelima orang tersebut langsung kembali duduk, tidak berani membantah.

Tak lama setelah itu, seperti yang diperintahkan Ling Tian sebelumnya, Ding Liren pun langsung memerintahkan empat Bayangan untuk memanggil dua anggota terbaik dari bawahan mereka ke ruang utama.

Sebab nantinya mereka itu akan dia tugaskan untuk menjadi pelindung klan Ba dan klan Yu yang sebelumnya telah kehilangan para kultivator kuatnya.

Dimana tugas mereka itu adalah untuk memastikan keselamatan orang-orang yang tersisa di kedua klan tersebut.

Sebab keselamatan mereka rupanya menjadi perhatian utama bagi Ling Tian saat ini. Karena setelah jatuhnya kedua klan tersebut, maka potensi mereka untuk celaka akan sangat tinggi.

Karena pastinya akan banyak kiltivator serakah yang akan menargetkan kedua klan tersebut, baik itu untuk menjarah ataupun mereka yang datang untuk mendudukinya.

.

.

.

Beberapa waktu kemudian.

Ling Tian sudah sampai di tempat tujuannya, dan kini ia sudah berdiri di depan gerbang klan Ling nya setelah meninggalkan markas Lembah Bayangan.

Para penjaga gerbang langsung menyambutnya dengan penuh hormat, sebelum kemudian membuka gerbang selebar mungkin untuknya.

Namun, bukannya langsung melangkah masuk, Ling Tian justru berdiri sejenak dan memejamkan matanya.

Kesadarannya dilepaskan, mencakup seluruh wilayah klan. Dalam sekejap, ia bisa merasakan keberadaan semua anggota klan, termasuk posisi Ling Hao dan lainnya.

“Rupanya Ayah sedang berada di depan rumah, dan dalam keadaan bersantai pula,” gumam Ling Tian dengan senyum tipis.

Dan benar saja, setelah tiba di halaman depan kediaman keluarganya, matanya langsung tertuju pada sosok Ling Hao yang tengah bersantai di bawah pohon besar, dengan guci arak di tangan.

“Puk!”

“Bolehkah saya bergabung di sini, tuan?” tanya Ling Tian sambil meletakkan tangan kirinya di pundak Ling Hao, dan menyamarkan suaranya agar terdengar asing.

“Huh?!”

Ling Hao yang tengah memejamkan mata dan menikmati semilir angin langsung tersentak kaget. Guci araknya terlepas dari tangan dan jatuh ke tanah.

“Siapa...?!”

Ling Hao refleks bangkit dan melepaskan kekuatannya, bersiap menyerang. Namun begitu ia menoleh dan melihat wajah di depannya, ekspresinya langsung berubah drastis.

“Ling Tian?! Kau… dasar bocah nakal!”

Ling Hao menunjuk wajah keponakannya dengan telunjuk tajam. “Bisakah kau muncul dengan cara yang normal untuk sekali saja?! Lihat itu, guci arakku pecah! Padahal aku baru saja mulai menikmatinya!”

Ling Tian tertawa pelan. “Hehe… maaf, Ayah. Tapi…”

Ia mengeluarkan sebuah guci arak lain dari cincin penyimpanannya, dimana guci tersebut dua kali lebih besar dari yang Ling Hao miliki tadi. Kemudian tak lupa juga membuka tutupnya sedikit.

Wang!

Aroma harum langsung menyeruak, memenuhi udara sekeliling.

Mata Ling Hao melebar. “Ini… ini…”

“Sebagai gantinya,” kata Ling Tian sambil tersenyum.

Ling Hao mendekat dengan langkah cepat, hidungnya mengendus udara. “Ini bukan arak biasa… kualitasnya luar biasa… dari mana kau mendapatkannya?”

“Hadiah dari seseorang yang tak bisa kusebutkan namanya,” jawab Ling Tian singkat.

Ling Hao tertawa puas. “Bagus! Kau tahu bagaimana menenangkan hati Ayah mu ini! Duduklah! "

"Duduk dan kita nikmati arak ini bersama!” tambah Ling Hao lagi dengan senyum yang masih tak luntur dari bibirnya.

Ling Tian pun duduk di samping Ling Hao, dan keduanya mulai meneguk arak di bawah rindangnya pohon besar itu. Suasana menjadi ringan, dan tawa keduanya pun menggema pelan, seperti kebersamaan lama yang tak pernah hilang.

1
udenk
gaskeuun
bedjo
ok thor
bedjo
gasss
Rizky Fadillah
keluarga naif,ga sampai akar akarnya,itu akan jadi batu mc untuk menuju puncak atau untuk generasi selanjutnya
maz tama
ditunggu update nya thor... semangat dan selalu jaga kesehatan /Smirk/
maz tama
Gaaaaassss lah Thor semangat
maz tama
lanjut lanjut lanjut thor /Joyful/makin penasaran nih
maz tama
ayooo Thor pamer dulu/Joyful/
JJ opa
lanjut Thor selalu mendukung karya2 elegan
bedjo
mantap
bedjo
sedikit pamer dl /Good/
Rizky Fadillah
naif masih ga sampai akar akarnya
Nanik S
Ceritanya menarik... 🙏👍👍👍
Rizky Fadillah
pasti membuat novel nya di chet gpt,ketaun kali ni bukan buatan tangan sendiri, seperti Ai yg buat,liat contoh nya aja bahasa nya kaku,babak pertama terus pakai tanda : kaku bgt
bedjo
lanjutkan
bedjo
kirain jd lebih imut
kute
seru mantab thor
Bilall
up lgi thor
maz tama
lanjut terus Thor jangan hiatus ya seru cerita nya... semangat selalu
maz tama
hahahaha perubahan wujud
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!