NovelToon NovelToon
Wanita Pelangkah

Wanita Pelangkah

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Murid Genius / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Kuswara

Apa yang akan terjadi pada Jamilah setelah tiga kali dilangkahi oleh ketiga adiknya?.

Apa Jamilah akan memiliki jodohnya sendiri setelah kata orang kalau dilangkahi akan susah untuk menikah atau mendapatkan jodoh?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 Wanita Pelangkah

Arkam tidak puas begitu saja saat berbicara dengan Emir melalui sambungan telepon. Maka dari itu Arkam dan Farhan rencananya akan mengunjungi Emir di hotel miliknya.

"Kau yakin Isyana ada di hotel itu bersama Emir saat ini?." Tanya Farhan pada Arkam. Saat keduanya sudah meninggalkan kantor Arkam.

"Setahu ku memang begitu. Kalau tidak ada ya mungkin Emir sudah pulang, karena memang Emir ada urusan lain yang lebih penting." Jawab Arkam. Arkam paling dekat dengan Emir bila dibandingkan dengan Farhan jika untuk urusan pribadi. Hampir semua masalah pribadi Emir, Arkam mengetahuinya dengan sangat baik. Begitu juga sebaliknya.

Keduanya sudah menaiki mobil milik Arkam, namun yang mengemudikan Farhan. Jalanan cukup macet sore ini hingga Farhan melajukan nya cukup pelan.

.

.

.

Hening yang terjadi saat ini di dalam kamar hotel Isyana. Semuanya begitu terbuai dengan jalan pikirannya masing-masing. Sampai waktu menunjukkan pukul tujuh malam, ketiganya masih diam tidak ada yang berbicara. Hanya sesekali saja suara Isak tangis Isyana yang sudah mulai reda.

"Kau harus minum obat jadi kau harus makan. Aku sudah meminta manager hotel untuk membawakan makanan untuk mu." Akhirnya Emir memecah keheningan, fokus kedua wanita itu tertuju pada Emir.

Satu sisi Isyana begitu senang dengan perhatian kecil yang masih didapatkannya dari Emir. Tapi di sisi lain Isyana tahu kalau Emir melakukan itu hanya karena rasa kemanusiaan, tidak lebih.

"Baiklah, kenapa kalian tidak ikut makan bersama ku?." Isyana menatap keduanya bergantian.

Jamilah menggeleng. "Nanti saja saya belum lapar. Kamu saja dulu."

"Iya nanti kami bisa makan di luar. Oh ya, nanti kami akan pulang kalau suster sudah datang." Ucap Emir, lalu bangkit saat mendengar pintu kamar hotel ada yang mengetuk. Ternyata manager hotel yang sudah membawa makan malam untuk Isyana. Kemudian Emir membawanya ke dalam dan meletakkannya di depan Isyana.

"Makan lah, selagi hangat." Emir menyodorkan sendok pada Isyana dan Isyana menerimanya.

Tidak lama, usai Isyana minum obat dan mulai membaringkan tubuhnya di atas kasur. Suster yang di tugaskan untuk menjaga dan menemani Isyana pun datang. Kini waktunya Emir dan Jamilah untuk pulang.

"Kamu bisa memikirkan dengan baik apa yang saya sampaikan tadi. Saya pamit Isyana, semoga kamu tetap dalam lindungan Gusti Alloh. Aamiin." Jamilah bersalaman dengan Isyana.

"Iya Jamilah, terima kasih." Isyana menggenggam tangan Jamilah dengan begitu kuat namun sangat lembut.

"Aku tahu kalau kamu itu istri yang baik untuk Mas Emir. Aku senang Mas Emir memilih wanita yang sangat tepat untuk menemani hari-harinya. Maaf kalau tadi aku sudah membuat mu tidak nyaman dengan menanyakan status hubungan mu dengan Mas Emir. Padahal aku sudah tahu saat Mas Emir menikahi mu. Mas Emir yang sudah banyak cerita tentang mu, terima kasih Jamilah." Ucap Isyana panjang lebar dengan begitu tegar menerima istri dari mantan suami yang masih sangat dicintainya. Isyana harus merelakan semuanya menjadi milik Jamilah. Isyana meminta Jamilah untuk memeluk dirinya lagi sambil menghapus air matanya.

Pun Jamilah cukup kaget juga dengan apa yang dikatakan Isyana tentang dirinya. Jamilah menatap Emir yang tersenyum tipis ke arah nya. Dan yang membuat Jamilah cukup tersanjung dan bahagia, tenyata Emir sudah mengakui dirinya sebagai istrinya.

"Kau jaga diri baik-baik. Kalau ada apa-apa segera kabari aku." Emir menjabat tangan Isyana setelah melepaskan pelukannya pada Jamilah.

"Terima kasih." Balas Isyana.

"Kami pamit, Assalamu'alaikum..." Usai Jamilah melerai pelukannya.

"Wa'alaikumsalam..." Jawab suster dan Isyana bersaman.

Emir dan Jamilah keluar dari kamar hotel Isyana bertepatan dengan kedatangan Arkam dan Farhan di sana.

"Kejutan..." Ucap Arkam dengan cukup kencang menepuk punggung Emir yang membelakanginya. Namun pandangannya kini beralih pada sosok yang sangat ingin ditemuinya.

Deg

"Jamilah..." Kedua mata Arkam begitu penuh binar bahagia melihat Jamilah ada di hadapannya.

Jamilah menoleh pada pria yang sudah mengetahui namanya itu. Tapi Jamilah hanya diam saja karena merasa tidak mengenalinya.

Emir sudah tidak bisa berkutik lagi saat berada dalam situasi terjepit seperti sekarang ini. Ia juga sudah tidak bisa mundur lagi untuk tidak mempertemukan Jamilah dengan Arkam. Situasi ini harus ia hadapi dengan baik. Jangan sampai menghancurkan persahabatan mereka atau pun merusak rumah tangganya yang belum memiliki pondasi yang cukup kuat. Namun cobaan itu terus saja datang menghantam biduk rumah tangganya.

"Kejutan yang sangat luar biasa, aku sangat menyukainya." Arkam meninju pelan lengan Emir yang masih kaget dengan pertemuan yang sangat mendadak ini.

"Jangan terlalu banyak bicara dulu. Wanita itu bersama suaminya. Dan aku sangat mengenalnya dengan baik. Kau jangan bikin perkara." Bisik Emir pada Arkam sambil tersenyum kikuk dengan memberikan sedikit peringatan.

Arkam hanya mengacungkan jempolnya ke arah Emir. Dengan tatapan mata tidak lepas dari Jamilah.

.

.

.

Saat ini mereka sedang makan malam bersama di Lobby hotel. Pandangan Arkam begitu teduh menatap pujaan hati yang kini berada didepannya. Arkam melupakan kata-kata Emir kalau wanita pujaannya itu sudah memiliki suami. Bagi Arkam malam ini ya malam ini, dimana ia bisa menatap Jamilah dengan puas.

Arkam tidak banyak bicara, ia hanya menatap, menatap dan menatap Jamilah dengan sangat intens. Sampai Jamilah di buat risih. Dan Jamilah pun tidak tahu kedua pria itu, tapi jika dilihat dari interaksi ketiganya, sepertinya mereka berteman baik. Tapi di sini Jamilah hanya menyimak saja obrolan ketiganya.

Jamilah melihat ponsel dan ternyata sudah pukul sepuluh malam. Emir tahu jika dari tadi Jamilah sudah tidak nyaman dengan banyak hal. Tapi Emir tidak bisa dengan mudah keluar dari situasi ini. Emir hanya sesekali mengacak rambutnya, ia begitu frustasi dengan kebohongannya sendiri.

"Maaf saya harus cepat balik ke kamar. Kalian lanjut aja ngobrolnya." Pamit Jamilah. Jamilah bangkit berdiri dan Arkam pun ikut berdiri. Mengulurkan tangannya pada Jamilah.

"Silakan Jamilah. Senang bisa bertemu dengan mu." Jamilah pun menerima uluran tangan Arkam setelah Emir mengangguk memberikan izin.

Jamilah segera berlalu pergi dari sana setelah mengucapkan salam pada ketiganya.

.

.

.

Jamilah yang sudah berada di dalam kamar, segera membersihkan dirinya.

Setelah beberapa menit, Jamilah sudah keluar dan merasa sangat segar setelah menyiram tubuhnya dengan air hangat. Lalu Jamilah duduk ditepian tempat tidur.

Jamilah kembali memutar ingatannya tapi tetap sama tidak ingat dengan sosok pria yang sudah bertingkah sangat aneh dihadapannya sejak pertemuan pertama mereka sampai Jamilah berpamitan dari sana.

Tidak berselang lama, Emir sudah pulang dan langsung menuju kamar mandi. Ia tidak melihat Jamilah yang masih belum tidur. Apa yang terjadi malam ini sungguh sudah mengeras pikirannya. Banyak ketakutan yang kini mulai bermunculan.

"Kamu belum tidur?." Tanya Emir saat dirinya sudah berada tepat di depan Jamilah yang sedang menatapnya.

"Ini baru mau tidur." Jamilah memasukkan tubuh mungilnya pada selimut yang tebal.

Emir melihat sekilas liontin yang diberikannya saat waktu lamaran, ternyata Jamilah memakainya.

"Dari kapan liontin itu berada di leher mu?." Emir duduk di tepian tempat tidur sambil menatap Jamilah yang meraba liontin nya.

"Semenjak kita menikah, aku langsung memakainya."

Emir mengangguk, lalu merebahkan tubuhnya di samping Jamilah.

Emir mendongak, menatap Jamilah yang masih dalam posisi duduk. Emir perlahan mulai menceritakan kedua sahabatnya, Arkam dan Farhan. Banyak sudah mereka lewati bersama. Banyak sudah Jamilah mendengarkan petualangan Emir bersama sahabat-sahabatnya.

"Tapi kenapa Arkam terlihat seperti sudah mengenal saya lama?. Padahal ini pertemuan pertama." Jamilah akhirnya menanyakan yang dari tadi ingin diketahuinya.

Emir bangkit lalu duduk dengan kaki yang bersila dengan posisi menghadap Jamilah.

"Apa kamu tidak mengingat Arkam?." Tanya Emir memastikan. Karena setahunya Arkam begitu tahu tentang Jamilah, bahkan Arkam sampai memiliki beberapa foto Jamilah yang masih disimpannya dengan sangat rapi.

Jamilah menggeleng, "Tidak, saya sudah mencoba mengingatkan tapi tidak tahu. Apa mungkin saya lupa?." Jamilah menaikan selimut tebal itu menutup tubuhnya. Sebab kedua mata Emir tidak lepas memindai setiap inci tubuhnya. Jamilah merasa sedang dikuliti dengan tatapan tajam Emir.

Emir menghela nafas panjang, menatap Jamilah, mengangumi kecantikan yang tidak pernah dilihatnya dalam diri wanita mana pun. Auranya begitu terpancar, sehingga Emir tidak bisa untuk terus memandanginya.

"Arkam adalah orang yang dulu pernah melamar mu. Tapi satu hari setelahnya kamu menolak lamaran itu, dengan alasan ada wanita yang sedang hamil datang pada keluarga mu. Apa kamu sudah mulai ingat?." Emir memberikan waktu pada Jamilah untuk berpikir dan sedikit mengingat tentang kejadian itu.

"Iya saya ingat kalau pernah ada dalam posisi itu. Tapi saya benar-benat lupa dengan sosok Arkam saat itu." Jawab Jamilah jujur. Sampai detik ini pun ia lupa dengan sosok pria yang sudah melamarnya. Apalagi untuk mengingat sesuatu yang kurang baik dalam hidupnya. Rasanya Jamilah sudah menyimpannya dalam memori paling terbelakang.

"Pada saat itu Arkam sangat putus asa dengan penolakan mu, hingga ia mendatangi wanita itu dan mulia mencari bukti tentang kebenarannya. Sampai kebenaran itu terungkap ternyata bukan Arkam yang sudah menghamilinya. Lalu Arkam berencana akan datang menjelaskan semua duduk perkara wanita itu. Tapi sayang sebuah kecelakaan menghentikan langkahnya menuju pada mu. Hingga beberapa tahun lamanya, Arkam terpuruk dengan keadaanya. Hingga saya mengabarinya kalau saya melihat mu dan akan membawa mu pada nya."

"Kenapa harus membawa saya pada Arkam?." Kedua alisnya Jamilah saling bertaut, merasa heran dengan perkataan Emir. Masih ada kaitan apa lagi dengan dirinya?.

"Iya, saya ingin membawa mu untuk meminta maaf karena kamu sudah menolaknya. Padahal Arkam begitu mencintai mu dan bersungguh-sungguh ingin menjadikan mu istrinya."

"Tunggu, kenapa harus meminta maaf?. Terus sekarang kamu berencana untuk melempar saya pada Arkam begitu?." Jamilah protes sekaligus tidak percaya dengan jalan pikiran Emir yang terlalu merendahkan pernikahan. Dirinya bukan barang yang bisa di oper begitu saja pada orang lain, apalagi ini temanya sendiri.

1
YuWie
apakah Tiffani perempuannyg ngaku2 hamil ketika jamilah dilamar lelaki dr kota?..hmmmm
Eni Etiningsih
pasti ulah arkam yg menulis surat mengatas namakan isyana . jahat banget arkam
Yani Yan
Biasa
Yani Yan
Buruk
RithaMartinE
luar biasa
RithaMartinE
Alexander /Grin//Grin//Facepalm/
Mega Haerunita
tadi ny masih rate 1 Karana cerita nya gantung. tpi kasian.
klo emng GK mau lanjut dri awal GK udh bikin versi 2 ny tor.
Hasrie Bakrie
Assalamualaikum mampir ya
Capricorn 🦄
ok
Nurul Syahriani
Kalau pun mereka pisah, belum tentu juga jamilah mau sama kamu akram
Nendah Nurjanah
saya banget di langkahi 3 adik perempuan sampe usia 39 pun sekarang saya blm di kasih jodoh sama Allah tp hidup harus tetap berjalanan tidak lagi memperdulikan gunjingan orang sekitar dan selalu berusaha berperasangka baik dengan takdir Allah😇
Desilastri Alfaris Alfaris
aku nangis
Anonymous
ok
Nurul Syahriani
Bibi isti ini pembantu apa siapa? Panggil emir kakak..
Bzaa
emir jdi ayah egois gak Mao ngurusin Alex
Bzaa
semakin dikasari akan semakin ikut kasar...
lili
makasih kak author sungguh ceritanya bgs bgt😍😍😍
lili
takutnya Joy bangun Gatot deh 🙈🙈🙈
lili
kok ada ya dokter mulutnya culamitan,harusnya jaga rahasia pasiennya kok ember bener mulutnya.....
lili
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!