Andrew tidak pernah menyangka jika dia akan jatuh cinta pada anak angkatnya sendiri, namun cinta itu membuat tabir masa lalu perlahan terkuak.
Siapa Ayara? dan bisakah mereka bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 - Bibi Esme
"Ternyata mereka benar-benar meninggal," gumam Ayara, dia telah menyentuh batu nisan itu menggunakan tangannya, air mata kembali jatuh. Bahkan saat dia tidak berkedip.
Dokter mengatakan saat usianya 7 tahun kondisinya begitu kritis. Ayara tidak bisa bicara dengan terus mengigau. Ayara bahkan tak bisa dibangunkan dan kedua matanya terus terpejam.
Dengan sangat terpaksa akhirnya hypnotherapy itu dilakukan. Semua itu agar Ayara bisa hidup kembali dengan normal.
Ayara juga tahu jika daddy Drew bukan ingin menutupi tentang jati dirinya, namun daddy Drew juga baru mengetahuinya beberapa bulan terakhir.
Hingga setelah waktu berlalu begitu lama akhirnya Ayara bisa mengunjungi makam kedua orang tuanya.
Ayara tersadar dari kesedihannya saat merasakan tubuhnya dipeluk oleh seseorang, daddy Drew yang sejak tadi ada di sampingnya tapi tidak Ayara rasa, pelukan itu akhirnya membuat dia sadar bahwa saat ini dia tidak sendirian.
"Dad ..."
"Maafkan daddy."
Ayara menggeleng.
"Kenapa daddy meminta maaf, daddy tidak salah apapun."
"Maafkan daddy Yara."
Ayara membalas pelukan itu tak kalah erat, dia masih belum memahami bahwa ucapan permintaan maaf itu bukan tentang menghapus ingatan, melainkan karena penyebab kematian kedua orang tua Ayara.
Andrew benar-benar merasa jika saat ini Tuhan sedang mempermainkan dia. Tapi pria itu tidak bisa mundur, cintanya pada Ayara sudah terlampau besar.
Cukup lama mereka berdua berada di sana, tidak peduli meski terik matahari terasa cukup panas.
hingga akhirnya dibujukkan Andrew yang entah ke berapa, akhirnya Ayara bersedia untuk pergi meninggalkan kedua makam itu.
Di dalam mobil, Andrew menggenggam erat tangan istrinya. mereka berdua duduk di belakang sementara mobil dikemudikan oleh John.
"Apa kamu ingat Yara, kenapa daddy menemukan mu di jalanan waktu itu?" tanya Andrew dan Ayara pun mengingat dengan jelas kejadian itu.
"Saat pemakaman kedua orang tuaku, aku dikurung di kamar. Lalu kemudian tante Lilya mengajak ku pergi, berkata bahwa kami akan menemui mommy dan daddy, lalu dia meminta ku untuk menunggu di jalan itu, aku tidak tahu jika tenyata tante Lilya berniat membuang ku." Ayara tidak menangis, kesedihannya hanya tertuju pada kehilangan kedua orang tuanya.
Tapi mengingat kejadian itu cukup membuatnya pilu.
Andrew kini memeluk Ayara, menarik wanita itu hingga bersandar di di daddanya.
"Kamu masih ingin menemui mereka?"
"Aku ingin mencari bibi Esme."
"Siapa dia?"
"Bibi Esme adalah pelayan yang memberikan kalung ini padaku."
"Baiklah, daddy akan mencari pelayan itu untuk mu, kamu cukup tetap berada di samping daddy."
Ayara memeluk suaminya, erat sekali, seraya menghirup dalam-dalam aroma tubuh Andrew yang membuatnya merasa tenang.
Pencarian bibi Esme tidak membutuhkan waktu yang lama, karena pelayan itu pun hingga kini masih bekerja untuk keluarga Pearce.
1 hari berselang dan Andrew sudah memerintahkan anak buahnya untuk membawa bibi Esme menghadap.
Bibi Esme awalnya merasa sangat terkejut ketika seorang pria berbaju hitam menemui dia dan mengatakan bahwa Ayara ingin bertemu.
Bibi Esme seperti tidak percaya ketika mendengar ucapan pria itu, sampai akhirnya pria tersebut mengeluarkan sebuah foto Ayara terkini di saat Ayara berusia 21 tahun.
Bibi Esme menangis dan segera menyetujui untuk adanya pertemuan. 14 tahun waktu berlalu dan dia selalu diselimuti dengan rasa bersalah, membayangkan Bagaimana caranya sang Nona muda bertahan hidup di jalanan. teriknya matahari, hujan atau bahkan kelaparan, kedinginan dan kesepian.
Bibi Esme bertahan di rumah ini hanya untuk menunggu kepulangan Ayara.
apa gk ada cctv,,kok mereka bisa bebas berkeliaran 🤔