"Kiara Cristina Albian"yang kecewa setelah memergoki calon tunangannya yang tidur bersama dengan sahabat baik nya di sebuah hotel, mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi sehingga menabrak mobil yang ada di depan nya dan membuat pemilik mobil itu lumpuh.
"Ardan Ganendra"Adalah seorang CEO muda dari perusahaan Ardan grup, meminta tangung jawab Kiara yang telah membuat nya lumpuh mengantikan calon istri nya yang kabur karena tidak Sudi menikah dengan pria lumpuh seperti nya.
"Bagaimana kami bisa menebus semua kesalahan putri kami?
"Aku ingin dia menjadi istri ku."
Penasaran dengan keseruan nya? Ayo ikuti terus episode-episode novel "Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30
Semua tamu yang ada di sana berbisik-bisik mengatakan jika Fany benar-benar tidak tau malu dan egois.
"Benarkah? Jika benar itu yabg dia lakukan, sungguh tidak punya hati nurani sekali."Bisik tamu.
"Iya benar,masa calon tunangan, sabahat sendiri harus di ambil, dengan cara yang begitu murah."Bisik tamu-tamu.
Sementara Fany hanya diam dengan wajah merah dan sangat malu, sakit dari tamparan Kiara tidak seberapa,tapi rasa malu yang dia rasakan cukup lah membuat nya hampir gila.
Tidak selesai sampai di situ saja, Ardan tiba-tiba datang ke pesta tersebut.
"Apakah pertunjukan nya sudah selesai?"Tanya Ardan yang berada di belakang mereka dengan duduk di atas kursi roda nya.
Semua tamu menoleh ke arah Ardan termasuk Fany, Jafin,Bima dan Kiara.
"Tu,tuan."Ucap Kiara tidak menyangka jika Ardan akan datang ke sana.
"Kemari."Ucap Ardan menatap wajah Kiara.
Kiara melangkah meningal kan Bima dan pergi menghampiri Kiara.
"Astaga, laki-laki yang ada di atas kursi roda itu sangat tampan."Lirih seorang tamu kepada tamu lain.
"Diam lah, apa kau tidak tau, itu adalah tuan muda Ardan, seorang CEO terkaya di sini, dia juga terkenal cuek dan galak."Bisik tamu lain.
Fany yang mendengar itu hanya bisa merasa kesal di hatinya, karena Kiara terlihat di kelilingi dengan begitu banyak laki-laki hebat.
"Tuan Bima, sekarang anda melihat nya bukan? Dia bahkan lebih memilih berdiri di samping laki-laki lumpuh di bandingkan dengan tuan Bima."Ucap Jafin ikut membantu Fany yang sudah malu.
"Diam!"Siapa yang kau sebut-sebut dengan lancang nya seperti itu?!"Bentak Bima yang sudah tidak bisa menahan amarahnya.
"Tuan Bima."Ucap Jafin kaget dengan jawaban Bima.
"Apa? Mengapa kalian begitu tidak berpendidikan? Mengapa kalian seenaknya seperti ini? Apa kalian sudah tidak memiliki rasa malu?"Ucap Bima melanjutkan ucapannya.
"Tapi tuan Bima, mengapa tuan Bima malah membela dia, dia itu perempuan mata duitan, lihat lah dia lebih memilih bersama dengan laki-laki lumpuh itu dari pada tuan bima."Ucap Fany kembali angkat bicara.
"Cukup! Beraninya kau mengatakan sepupu ku seperti itu!"Ucap Bima dengan mata yang merah.
"Ayo pergi."Ucap Ardan kepada Kiara.
"Hmm."Jawab Kiara mendorong pelan kursi roda Ardan keluar dari hotel tersebut.
Sementara itu Jafin dan Fany kaget dengan pernyataan Bima barusan.
"Se-sepupu?"Tanya Fany dengan suara gemetar dan keringat dingin.
"Ya, dia sepupuku, Ardan Nanendra, laki-laki lumpuh yang kalian hina adalah sepupu ku."Ucap Bima sekali lagi menegaskan bahwa Ardan sepupunya.
"Tuan Bima, maaf kan kami, kami benar-benar tidak tau apa-apa,maaf kan kami."Ucap Jafin memegang tangan Bima memohon maaf.
"Lupakan, aku sudah tidak tertarik berhubungan dengan kalian lagi."Ucap Bima menepis tangan Jafin dan kemudian berlalu pergi dari pesta tersebut.
Tidak hanya Bima, para tamu lain pun ikut bubar dan tidak kuasa lagi melihat Jafin dan Fany.
Sementara itu Kiara dan Ardan sudah masuk ke dalam mobil dan melaju entah kemana tujuan mereka saat ini.
"Apa dia melukai mu?"Tanya Ardan kepada Kiara.
"Emh? Melukai?"Tanya Kiara bingung.
Ardan seperti nya reflek memegang tangan Kiara dan melihat Kiara dari ujung kaki sampai ujung rambut nya.
"Tuan?"Ucap Kiara bingung menatap tingkah laku Ardan.
Namun Ardan masih saja terlihat mengamati tubuh nya.
"Tuan?"Ucap Kiara sekali lagi melambai kan tangan nya ke depan wajah Ardan.
"Ah,em iya."Jawab Ardan kaget.
"Ada apa?"Tanya Kiara merasa aneh melihat tingkah Ardan yang tidak seorang biasanya.
Dia sekarang seperti nya jauh lebih sedikit ada rasa peduli.
"Tidak ada,aku hanya memastikan jika kau baik-baik saja."Ucap Ardan.
"Bagaimana mungkin aku kenapa-kenapa, di sana ada taun Bima dan banyak tamu lain nya, mereka tidak akan bisa membunuh ku."Ucap Kiara sambil tertawa.
"Bodoh."Ucap Ardan dengan suara pelan.
"Heem, mengapa tuan tiba-tiba menghawatirkan aku?"Tanya Kiara kepada Ardan.
"Menghawatirkan mu? Jangan bermimpi."Ucap Ardan lagi.
"Lalu, barusan itu apa?"Tanya Kiara meledek Ardan yang ketahuan perhatian tapi tidak mau mengakui nya.
"Aku hanya takut kau terluka karena jika itu terjadi aku akan mendapatkan masalah dengan keluarga mu."Ucap Ardan mengelak untuk mengakui jika dia khawatir.
"Yang benar?"Ucap Kiara kembali meledek.
Namun di saat seperti itu sopir pun mengerem mobil nya secara tiba-tiba dan itu membuat Kiara terhuyung ke arah Ardan.
Saat itu lah kembali lagi kedua pasang bola mata itu beradu pandang dan menciptakan sensasi nya tersendiri.
"Maaf nyonya, maaf tuan, di depan ada kecelakaan."Ucap sopir tersebut yang seperti nya kaget.
"Ah, em, tidak apa-apa pak."Ucap Kiara kembali ke posisi nya yang sebelumnya.
Sementara Ardan hanya menatap arah depan,dan benar saja seperti nya di depan ada kecelakaan mobil.
Dan setelah beberapa menit kemudian sopir Ardan pun kembali melanjutkan jalan mobil nya setelah ada aba-aba dari polisi di depan.
Namun Kiara yang saat itu tanpa sengaja menatap orang yang mengalami kecelakaan itu membuat ia takut dan merasa trauma.
Nafas nya turun naik, bayangan masa lalu di saat ia mengalami kecelakaan pun kembali terlintas di benak nya, dan itu berhasil membuat ia sesak nafas.
Ardan yang menyadari kondisi Kiara tidak baik-baik saja, bergegas menarik tangan Kiara yang awalnya menatap luar jendela mobil menjadi berpindah posisi ke dalam pelukan Ardan.
"Pejam kan mata mu."Ucap Ardan berusaha menenangkan Kiara.
Kiara memejamkan mata nya sambil mendekap di dada Ardan,rasa trauma itu terlihat tidak bisa hilang dari hidup Kiara.
Ardan terus mendekap Kiara sampai mereka tiba di Fila, ia tidak ingin melepaskan pelukan itu walau hanya sebentar, entah kenapa sekarang ia menjadi lebih peduli kepada Kiara.
"Sudah sampai."Ucap Ardan kepada Kiara.
Namun Kiara tidak menjawab ucapan Ardan tersebut.
Ardan yang merasa tidak ada respon dari Kiara pun melihat nya.
Ternyata Kiara saat ini sedang tertidur pulas di dalam dekapan nya.
Rasanya ingin sekali Ardan mengendong Kiara tapi ia ingat kondisi nya seperti itu mana mungkin bisa mengendong Kiara.
Ardan pun lebih memilih untuk diam di dalam mobil itu sampai Kiara bangun dari tidur nya,saat ini membangun kan Kiara saja Ardan menjadi tidak tega.
"Kau boleh keluar dulu."Ucap Ardan kepada sopir pribadi nya.
"Baik tuan muda."Jawab sang sopir yabg kemudian keluar dari mobil.
Bersambung ....
malas baca novel ga bermoral