NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Kontrak Dengan Pewaris Tunggal

Terpaksa Menikah Kontrak Dengan Pewaris Tunggal

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:37.6k
Nilai: 5
Nama Author: eilha rahmah

Sebuah cerita tentang perjuangan hidup Erina, yang terpaksa menandatangani kontrak pernikahan 1 tahun dengan seorang Presdir kaya raya. Demi membebaskan sang ayah dari penjara. Bagaikan mimpi paling buruk dalam hidup Erina. Dia memasuki dunia pernikahan tanpa membawa cinta ataupun berharap akan dicintai.

Akankah dia bisa menguasai hatinya untuk tidak terjatuh dalam jurang cinta? ataukah dia akan terperosok lebih dalam setelah mengetahui bahwa suaminya ternyata ada orang paling baik yang pernah ada di hidupnya?

Jika batas waktu pernikahan telah datang, mampukan Erina melepaskan suaminya dan kembali pada kehidupan lamanya? Atau malah cinta yang lama dia pendam malah berbuah manis dengan terbukanya hati sang suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eilha rahmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dada Bidang Milik Arga

Cuaca pagi ini terasa begitu dingin. Matahari masih setia menyembunyikan dirinya di balik awan, seperti tidak rela membagi sinarnya pada bumi. Beberapa kali terdengar kicauan burung-burung kecil dari balik jendela kaca yang masih tertutup rapat. Semua orang di desa sedang bersemangat mengais rejeki meski dinginnya pagi serasa menusuk tulang.

Erina duduk di sofa panjang di sebelah tempat tidurnya. Terdiam sambil menggoyang-goyangkan kakinya di lantai. Bengong. Wajahnya sedikit memerah, dia menundukkan kepala malu. Mengingat kejadian semalam antara dirinya dan Arga.

Untung saja aku sedang datang bulan. Kalau tidak aku pasti sudah kebobolan. Lagian kenapa bisa-bisanya aku pasrah begitu saja sih? Kalau sampai kejadian beneran bagaimana nasibku kedepannya. Bukannya aku sudah bertekad akan menjadi janda bersegel. Kenapa mudah sekali aku terjerat bujuk rayunya.

Erina meraih benda pipih yang ada di sampingnya. Membuka catatan kalender dan terlihat dia sedang menghitung beberapa kali. Sudah terhitung empat bulan sejak dia menikah kontrak dengan suaminya. Itu Artinya delapan bulan lagi dia akan menjadi janda. Dan kembali pada kehidupannya yang dulu.

Jika saat itu tiba, dia berencana akan kembali pada ayahnya, dan pergi merantau sejauh mungkin, memulai hidup baru di sana dan mencari pekerjaan yang lebih layak. Erina menghela nafas panjang. Memikirkan hal itu, mungkin dulu dia merasa sangat senang dan antusias. Namun sekarang entah kenapa dia merasa sedikit sedih. Berarti dia harus meninggalkan Bibi Sofia, Kakek, dan juga laki-laki tengil yang sengaja menyeretnya dalam situasi ini.

Bunyi pintu kamar mandi terbuka membuat Erina berdiri terkejut. Sampai ponsel yang dia genggam jatuh begitu saja menabrak lantai kamar.

Arga keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk yang melingkar di pinggangnya. Memamerkan dada bidang yang putih mulus tanpa noda. Dia sedang menggosok rambutnya dengan handuk kecil, sambil mengibaskannya.

Kenapa dia terlihat sangat tampan sekali, kalau saja sikapnya baik dan ramah jelas saja aku akan tergila-gila padanya.

Erina tanpa sadar memengang dadanya sendiri, merasakan debaran tak terkendali yang tiba-tiba muncul disana.

Kenapa aku jadi berdebar-debar begini...

"Kepana melihatku begitu?" Erina terperanjat karena Arga sudah berdiri di depannya. Dia mengibaskan rambutnya lagi. Kemudian melemparkan handuk kecil yang dia pakai untuk mengeringkan rambutnya yang ditangkap gelagapan oleh Erina. "Kenapa? Kau ingin menyentuhnya?" Arga menyentuh dadanya yang terbuka. "Sepertinya wajahmu sangat menginginkannya."

Erina memalingkan muka, malu. membuat Arga tergelak melihat rona merah yang tiba-tiba muncul di pipi istrinya.

"Kemarilah!" Arga merentangkan tangannya, mengekspos dada lebarnya di hadapan Erina. "Kamu boleh menyentuhnya."

"Eh, tidak usah suamiku. Saya akan keluar dulu, silahkan anda ganti baju."

Tangan Arga sudah menghadang langkah Erina. Membuat Erina terdiam dan tidak bisa bergerak. Bibir gadis itu mengerucut, menggerutu. Masih sepagi ini dan dia harus siap meladeni sikap jahil suaminya. Dia melihat tubuh tegap Arga. Dada bidang itu kini berada tepat di depan wajah Erina. Gadis itu tersipu malu, buru-buru dia memalingkan wajahnya. Tapi telat Arga sudah melihat perubahan rona di wajah istrinya.

"Kenapa wajahmu memerah? Kamu tidak membayangkan sedang mengelus dadaku saat aku berada di atasmu kan?" Wajah Erina semakin memerah mendengar kalimat yang keluar dari mulut Arga barusan. Bayangan akan peristiwa ber cinta yang gagal semalam kembali terlintas di pikiran Erina.

Seandainya aku tidak datang bulan, mungkin aku bisa mengelus dada bidang itu.

Eh, aku mikir apa sih! Tidak boleh, tidak boleh, aku tidak boleh kebobolan. Perpisahan itu jelas-jelas di depan mata. Jangan sampai rugi dua kali.

Erina menggeleng-gelengkan kepala, berusaha mengusir pikiran yang sempat terlintas di otak mesumnya.

"Tuh kan, mukamu sudah semerah itu dan kamu masih berusaha menyangkalnya." Arga tergelak, padahal jelas dia merasa senang bisa menjahili istrinya sekarang.

"Kemarikan tanganmu." Arga meraih tangan Erina kemudian mengarakan ke dadanya. "Kau suka?"

Erina rasanya malu sekali. Ingin rasanya dia menghilang dari hadapan laki-laki ini sekarang juga. Erina memalingkan mukanya tidak mau menatap Arga dengan perasaan malu.

"Sementara kau bisa mengelusnya dengan posisi ini. Nanti setelah datang bulanmu selesai, kau bisa mengelusnya semalaman penuh di atas ranjang." Dia menuntun tangan Erina untuk mengelus dada bidangnya kemudian mengarahkan turun hingga ke arah pusar. Erina reflek menarik tangannya. Karena secara tidak sengaja matanya mengikuti arah gerakan tangannya dan melihat jelas gundukan yang mulai menegang di balik handuk yang melingkar di pinggang Arga.

Ya ampun, apa itu tadi! mataku yang suci jadi ternodai...

Arga menyeringai tipis melihat ekspresi Erina. Dia menahan bahu gadis itu, mencegah gadis itu kabur.

"Kau lihat kan?" Erina mengikuti arah pandangan mata Arga. Terlihat jelas gundukan di dalam handuk itu ukurannya semakin membesar. Erina sampai kesulitan menelan salivanya. Membayangkan benda besar itu memasuki tubuhnya.

Arga tertawa, dia tahu Erina tengah membayangkan hal yang tidak-tidak. "Kalau sudah bangun begini sangat susah di tidurkan kembali." Arga meraih dagu Erina, kemudian mengecup bibir merah gadis itu. "Kau mau membantuku menidurkannya dengan tanganmu?"

Erina tersentak kaget, dia mundur tiga langkah dari hadapan Arga.

Dia ini, benar-benar menjengkelkan ya, Laki-laki terhormat seperti dia ternyata pikirannya mesum sekali. Dasar laki-laki tidak tahu malu!

Erina hanya bis memaki dalam hati.

Arga hanya bisa tersenyum puas melihat ekspresi wajah istrinya. Antara malu dan kesal sudah bercampur jadi satu.

"Kemasi barang-barangmu, hari ini kita pulang."

"Eh, kenapa mendadak sekali? Bukannya kita akan di sini beberapa hari lagi?"

Erina sedikit kecewa, dia bahkan belum sempat jalan-jalan di desa yang indah ini. Kenapa tiba-tiba suaminya mengajak pulang.

"Kalau lama-lama di sini aku bisa gila."

Untuk apa juga berlama-lama di sini, toh aku tidak bisa tidur dengannya. Padahal niatku di sini aku ingin mengerjainya, malah sepertinya aku yang dikerjai.

"Baiklah," Erina malas menyeret langkah kakinya menuju koper miliknya. Memangnya apa lagi yang harus dia kemasi, dia bahkan belum sempat mengeluarkan isi kopernya.

.

.

(BERSAMBUNG)

...Sudah hari senin gaes, jangan lupa kasih vote yaaa......

...Terimakasih yang sudah membaca......

...Sehat selalu dan lancar ya puasanya... 😘😘...

1
Herlina M. Siman
ayu arga buat pethitungan dengan sherly,dia ingin memisahkan kamu dengan istrimu
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Aini~
Kalau Sherly memakai penyakit mental Clara sebagai senjata, takutnya Erina jadi kasihan dan mengalah. apa lagi saat ini erina masih belum sadar kalau dia sudah mencintai suaminya.
partini
selangkah di depan dong dari pada kamu kawatir ,, biar ga kecolongan ma Sherly
partini
ayo ga buat perhitungan sama Sherly ,,,harus gercep kamu cowok CEO lagi masa kalah ma gerombolan ulet bulu ya kan Thor
Sumiyati oo: arga beruntung dapat erina yg masih ori,polos

kalau sama clara dapat bekas bapak dan kakak tiri
depresi pula

lanjut kak otor
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Aini~
Pemikiran Erina benar2 sederhana dan polos sekali ya, masak dia belum sadar juga dia sudah menikah dengan siapa. bisa2nya dia meremehkan Arga. 😏
Aini~
Astagaaaa /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Aini~
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Aini~
drama ikan buntal 😂😂😂
Aini~
sepertinya Erina juga sudah mencintai Arga tanpa dia sadari
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Sumiyati oo
sikap arga keren....jangan kasih celah clara merusak rumahtanggamu ga
jujurlah sama erina tentang apa yg kamu rasakan dan kejadian dikantor tadi

erina harus tegas, hempaskan clara walau belum ada cinta ke arga setidaknya pertahankan rumahtangga
perjuangkan nasib sendiri, sedikit egois boleh ya erina

buat erina hamil ya kak dan arga bucin
lanjut kak/Coffee//Rose//Drool/
Aini~
baterainya habis , minta di cas kayaknya... wkwkwkwkw
Aini~
wah, keren Arga udah mau membela Erina terang-terangan... 🥰🥰
partini
hemmm Serly jg mau usaha bikin Clara balikan lagi uhhhh menejer gila
Aini~: iya, bener2 si Clara, bukan cuma dia yang berusaha, bahkan menegernya juga ikutan bergerak buat nyatuin Clara sama Arga lagi...
total 1 replies
partini
harusnya gantungan kunci bisa berkedip Thor kalau mereka jarak nya tidak jauh jadi tau kalau salah satu di antara mereka ada di sekitar ga jauh ,,
Reni Anjarwani
lanjut doubel up trs thor
Aini~
Kakek pasti senang, sudah berhasil membuat mereka tidur bersama... hehehe
Aini~
bener2 ya Arga.../Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!