Kesucian Yang Ternoda

Sudah tiga bulan Alvin bekerja sebagai asisten CEO. Kinerjanya sangat bagus, bahkan CEO tempatnya bekerja, dulunya itu rekan bisnisnya. Dan sampai sekarang perusahaan itu masih bekerja sama dengan perusahaannya. Karena Alvin itu mantan CEO, tentu di kantor itu dia sangat di hormati. Apalagi bosnya sangatlah baik. Bahkan merasa beruntung mempunyai asisten seperti Alvin. Baru tiga bulan saja perkembangan perusahaan sudah semakin pesat.

Kebetulan perceraiannya dengan Cantika juga sudah beres. Sekarang dia harus fokus bekerja karena harus mengumpulkan uang agar bisa mencari Nirmala. Karena melakukan pencarian yang entah dimana, itu membutuhkan biaya besar. Apalagi sekarang dia hanya karyawan yang harus berhemat pengeluaran.

Saat ini Alvin sedang berada di perjalanan bersama dengan bosnya. Kebetulan dia hendak menghadiri pertemuan bisnis para pengusaha sukses. Mungkin saja ayahnya juga datang ke acara itu. Dan jika memang mereka bertemu disana, maka ini merupakan pertemuan pertama mereka.

Sesampainya di hotel tempat acara, Alvin mengikuti di belakang bosnya. Karena bosnya mengajak istrinya juga untuk ikut. Sedangkan Alvin tidak mempunyai pasangan, jadi datang sendiri.

Kebetulan banyak yang di kenal Alvin di acara itu. Dia menghampiri salah satu sahabat lamanya yang memang sudah pindah kota. Dia melihat sahabat lamanya itu sedang duduk sendirian.

''Hai Kenzo,'' ucap Alvin sambil menghampirinya.

Kenzo yang sedang duduk menoleh ke samping, melihat kedatangan Alvin.

''Eh Alvin, sudah lama kita tidak bertemu,'' mereka berdua saling berjabat tangan.

Alvin menarik kursi yang ada di depan Kenzo, lalu dia duduk disana.

''Kamu datang sama siapa, Ken?'' tanya Alvin.

''Kebetulan datang sama seseorang. Nah itu dia seseorang yang aku maksud ada di belakang kamu,'' ucapnya sambil menunjuk Nirmala.

Alvin menoleh ke belakang, dia melihat Nirmala yang sedang berjalan ke arahnya.

''Nirmala, '' Alvin bergumam, namun masih terdengar oleh Kenzo.

''Kamu kenal sama Mala?'' tanya Kenzo.

Avin membenarkan kembali posisi duduknya.

''Iya kenal.'' jawabnya.

Nirmala kembali duduk di samping Kenzo. Dia terkejut saat melihat sosok lelaki di depannya. Lelaki yang sudah lama dia rindukan. Walaupun Kenzo sudah terang-terangan mengatakan perasaannya, namun entah mengapa yang ada di dalam ingatannya hanya sosok Alvin. Padahal dia tahu jika Alvin itu sudah mempunyai istri.

''Tuan Alvin, lama kita tidak bertemu,'' Nirmala tersenyum menatap Alvin. Dari pancaran matanya terlihat kerinduan yang begitu dalam.

''Benar, Mala. Kamu sekarang bersama Kenzo. Apa kalian berdua menjalin hubungan?'' tanya Alvin.

Belum juga Nirmala menjawab, namun Kenzo terlebih dulu menjawabnya. Bahkan di depan Alvin, dia menggenggam satu tangan Nirmala.

''Doakan saja yang terbaik untuk kita,'' ucap Kenzo.

Alvin mersakan nyeri di dadanya. Ada rasa tak rela saat tahu jika Nirmala menjalin hubungan dengan Kenzo.

''Kalian itu memang pasangan yang cocok. Oh iya, aku pamit ke toilet sebentar ya,'' Alvin segra beranjak dari duduknya, lalu pergi dari sana

Setelah kepergian Alvin, Nirmala juga pamit pergi ke toilet karena dia akan membenarkan riasannya. Tanpa curiga, Kenzo membolehkannya. Setelah kepergian mereka, Kenzo menghampiri rekan bisnisnya yang lain.

Nirmala mengikuti kemana Alvin pergi. Ternyata Alvin pergi ke taman hotel, bukan ke toilet.

''Tuan Alvin,'' Nirmala memanggil Alvin yang sedang duduk dengan posisi membelakanginya.

Alvin menoleh ke sumber suara. Dia melihat Nirmala yang sedang berdiri tak jauh darinya.

''Mala, kamu kesini,'' Alvin terlihat senang. Dia mendekati Nirmala dan langsung memeluknya.

Nirmala merasakan jantungnya berdetak dengan cepat. Namun dia buru-buru melepaskannya sebelum Alvin menyadarinya.

''Jangan peluk-peluk!''

''Eh iya, Maaf. Kamu kan kekasih orang.''

''Bukan aku yang kekasih orang. Aku dan Tuan Kenzo itu tidak ada hubungan apa pun. Tuan Kenzo saja yang menyukaiku tapi aku tidak.''

''Syukurlah, itu berarti masih ada kesempatan untukku memilikimu,'' Alvin merengkuh pinggang Nirmala sehingga lebih dekat dengan tubuhnya.

''Jangan seperti ini! Nanti istri bapak melihat,'' Nirmala berusaha melepaskan diri dari Alvin, namun Alvin memeganginya terlalu erat.

''Saya tidak punya istri. Saya dan Cantika sudah bercerai.''

''Kenapa?''

''Karena aku sudah tidak mencintainya lagi. Apalagi anak yang Cantika lahirkan itu bukan anak kandungku. Itu anak Cantika bersama lelaki lain.''

Nirmala terkejut mendengar penuturan Alvin. Dia tidak menyangka jika Cantika seperti itu. Karena dia tahu jika dulu Cantika terlihat sangat mencintai Alvin.

Melihat Nirmala yang sedang terdiam, itu menjadi kesempatan untuk Alvin. Alvin mengecup singkat bibir Nirmala.

Kedua mata Nirmala terbelalak saat merasakan bibir Alvin menempel di bibirnya. Dia buru-buru mendorong Alvin agar menjauhkan bibirnya.

''Jangan cari kesempatan! Jangan permainkan saya! Saya tidak mau jika nantinya merasa tersakiti,'' ucap Nirmala.

''Aku mencintaimu,'' ucap Alvin.

Nirmala mencoba menajamkan pendengarannya, dia takut jika salah mendengar. Namun ternyata yang dia dengar itu tidak salah. Dia mendengar jelas jika Alvin mengatakan cinta kepadanya.

''Apakah itu benar?''

''Benar, aku mencintaimu, Mala.'' Alvin menempelkan keningnya dengan kening Nirmala.

Sekarang Nirmala bisa memandang sepuasnya wajah tampan yang sudah lama dia kagumi.

Nirmala tersenyum bahagia. Dia tidak menyangka jika perasaannya terbalaskan.

''Kamu cantik,'' ucap Alvin sambil menjauhkan lagi wajahnya.

''Tuan Alvin juga tampan.''

''Jangan panggil Tuan! Mulai sekarang panggil Mas atau Kakak,'' pintanya.

''Baiklah, aku panggil Mas Alvin saja.''

''Pegal nih sejak tadi berdiri terus. Ayo kita duduk!'' ajaknya.

''Iya, Mas.''

Alvin dan Nirmala duduk di bangku taman yang kosong.

''Kamu disini saja ya, jangan ikut sama Kenzo.''

''Tapi aku tidak enak sama Tuan Kenzo yang sudah terlalu baik.''

''Biar aku yang bantu bicara kepadanya. Semoga saja dia membolehkanmu untuk tetap tinggal disini. Kamu tidak ada kontrak kerja dengannya kan?"'

''Tidak ada, aku kerja dengannya tanpa ada kontrak kerja.''

''Syukurlah, itu berarti gampang jika mau resign dari kerjaanmu.''

''Tapi jika tinggal disini, aku belum dapat kerjaan.''

''Nanti biar aku carikan, kamu tenang saja.''

''Terima ksih, Mas.''

''Sama-sama, sayang.'' ucapnya sambil mengusap punggung NIrmala.

''Kok sayang?''

''Iya, karena kita sebentar lagi akan menikah,'' kata Alvin yang terlalu percaya diri.

''Memangnya aku mau sama Mas Alvin?''

''Ya sudah jika tidak mau,  biar aku cari wanita lain saja.''

''Jangan, aku mau sama Mas Alvin,'' Nirmala memeluk Alvin yang duduk di sebelahnya.

Alvin mengusap pucuk kepala Nirmala dengan gemas.

Nirmala masih mengira jika ini adalah mimpi. Dia tidak pernah terpikirkan jika Alvin akan membalas perasaannya. Nirmala hanya berharap agar Alvin menjadi jodoh yang terbaik untuknya.