Kesucian Yang Ternoda

Kesucian Yang Ternoda

Episode.1

Terlihat seorang gadis berpenampilan sederhana yang sedang berjalan sendirian di pinggir jalan. Dia adalah Nirmala Sari, gadis yang baru berusia sembilan belas tahun. Kebetulan dia habis pulang kerja.

Nirmala menatap kanan kirinya yang tampak sepi. Namun itu sudah biasa baginya. Tiba-tiba dia menghentikan langkahnya saat melihat seseorang dari jarak lima meter darinya, yang baru keluar dari mobil. Namun tiba-tiba orang itu terjatuh. Nirmala mendekat dan mencoba untuk menolongnya.

"Kak, apa kakak tidak apa-apa?" Nirmala membantu lelaki itu untuk berdiri.

Karena di kegelapan, Nirmala tidak melihat jelas wajah lelaki itu. Namun yang pasti lelaki itu masih muda.

Lelaki itu sedikit sempoyongan karena sedang mabuk. Saat melihat Nirmala, entah kenapa wajahnya terlihat seperti mantan kekasihnya yang baru saja mengkhianatinya. Mungkin saja itu hanya efek dia yang setengah sadar.

"Cantika, pasti kamu berubah pikiran kan. Kamu lebih memilih aku dari pada dia," lelaki yang bernama Alvin itu memeluk Nirmala.

"Maaf, Kak. Tolong lepaskan saya! Saya bukan Cantika yang kakak maksud," Nirmala mencoba melepaskan diri dari Alvin, namun susah karena Alvin memeluknya dengan begitu erat.

Alvin menatap sekitarnya yang ternyata tampak sepi. Lalu dia menarik Nirmala, dan membawanya ke sebuah bangunan kosong di dekat sana. Walaupun bangunan kosong, namun tampak bersih dan ada penerangannya. Sepertinya itu bangunan yang baru di beli seseorang.

Nirmala tampak ketakutan. Dia berusaha kabur dari sana. Namun Alvin terus memegang pergelangan tangannya dengan erat.

"Tolong, Kak! Tolong lepaskan saya!" Pintanya.

Percuma walaupun Nirmala terus meronta, Alvin tetap saja tidak melepaskannya.

"Kamu tidak bisa pergi begitu saja dari hidupku, Cantika." Alvin mendorong Nirmala dan memojokkannya ke tembok. Dia langsung menyambar bibirnya.

Nirmala masih diam, karena dia sama sekali belum pernah berci*uman.

"Buka mulutmu, Canti!" Pinta Alvin.

Nirmala masih diam, dia kembali memberontak agar lepas dari Alvin.

Melihat Nirmala yang masih bungkam, Alvin menggigit bibir bawahnya, sehingga Nirmala membuka mulutnya. Dengan cepat dia memasukkan lidahnya.

Nirmala benci kepada lelaki di hadapannya karena sudah melecehkannya. Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa karena tenaganya kalah kuat jika di bandingkan dengan Alvin.

"Jangan!" Nirmala menghalangi tangan Alvin yang hendak memegang dadanya.

"Menurutlah, sayang. Nanti juga kamu ketagihan," Alvin menyingkirkan tangan Nirmala yang menghalanginya.

Nirmala hanya bisa menangis saja. Apalagi sekarang lelaki yang tak di kenalnya itu sudah melucuti pakaiannya. Hanya tinggal kain segitiga berwarna merah yang menutupi bagian berharganya.

"Jangan lakukan itu!" Nirmala melihat Alvin yang sedang melepaskan sabuknya. Kini Alvin sudah membuka resleting celananya.

Nirmala sedikit berteriak, saat Alvin menurunkan segitiga penghalang itu.

"Hiks ... hiks ... " Nirmala menangis, dia benci dengan dirinya sendiri.

Alvin melihat ada sofa panjang di ruangan itu. Dia mengarahkan Nirmala untuk berbaring disana.

Beberapa saat kemudian terdengar Nirmala yang menjerit kesakitan, karena Alvin sudah berhasil melakukan penyatuan.

"Awww sakit ... lepaskan!" Percuma Nirmala meronta, karena Alvin tidak akan melepaskannya.

Alvin tampak diam merasakan denyutan nikmat di dalam sana. Dia merasa beruntung karena ini pertama kalinya dia melakukannya dengan Cantika. Namun pemikirannya salah, yang saat ini dia nodai itu bukan Cantika, melainkan Nirmala.

"Aku tidak tahu kalau kamu akan senikmat ini, Canti." Alvin mulai menggerakkan tubuhnya, dan itu membuat Nirmala kesakitan.

Nirmala meremas pinggiran sofa menahan nyeri yang dia rasakan di bagian bawahnya.

Alvin memejamkan matanya sambil terus mend*esah nikmat. Dia tidak memedulikan wanita di bawahnya yang terlihat kesakitan. Lama-kelamaan dia memacu tubuhnya dengan cepat.

"Arrghhhhh emmm ..... " Alvin merasakan nikmat yang luar biasa. Tanpa dia sadari, dia sudah menyemburkan benihnya ke dalam.

Alvin langsung beranjak dari tubuh Nirmala.

"Untuk malam ini cukup sampai disini. Aku kasihan melihatmu kesakitan, Canti." Alvin mengecup singkat bibir Nirmala.

"Aku bukan Cantika. Sadarlah!" ucap Nirmala.

"No, kamu ini Cantika."

Alvin mulai mengenakan pakaiannya kembali. Dia melirik Nirmala yang masih menangis sesegukan.

"Jangan menangis! Aku akan menikahimu, Canti. Kamu tenang saja."

'Tapi nyatanya aku bukan Cantika, lalu bagaimana dengan masa depanku,' batin Nirmala di sela-sela isak tangisnya.

Nirmala mulai mengenakan pakaiannya kembali. Dia sedikit meringis saat mengangkat kakinya.

Alvin melihat Nirmala yang sudah rapi memakai pakaiannya.

''Ayo kita pulang! Biar aku antar kamu,'' tawarnya.

Sejenak Nirmala berpikir, dia mencari alasan agar bisa menolak ajakan Alvin.

''Aku pulang sama sopir saja. Kebetulan tadi sedang di bengkel. Nanti biar aku menghubunginya,'' ucap Nirmala.

''Baiklah, terima kasih.'' Alvin mengecup sekilas bibir Nirmala yang dia kira Cantika. Lalu Alvin langsung pergi keluar dari bangunan itu.

Nirmala hanya menatap nanar kepergian Alvin. Bukan hanya fisiknya saja yang sakit, namun perasaannya tak menentu. Setelah ini entah masih ada orang yang masih mau dengannya atau tidak. Namun yang pasti, tidak ada lelaki yang mau dengan gadis namun bukan perawan. Pasti semuanya juga menginginkan gadis yang masih suci untuk di nikahi.

Nirmala mencoba menelepon Doni yang merupakan rekan kerjanya, sekaligus lelaki yang diam-diam mencintainya. Setelah menghubungi Doni, Nirmala keluar dari bangunan itu. Dia menunggu Doni di luar.

Dua puluh menit kemudian, yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga.

''Mala, tadi aku menawari untuk mengantar pulang tapi kamu tidak mau. Sekarang kamu malah memintaku datang,'' ucap Doni yang sedang duduk di motor maticnya.

''Maaf, Don.''

Doni menatap Nirmala yang tampak kesusahan saat jalan.

''Kamu kenapa, Mala?''

''Tadi aku terjatuh. Oh iya aku naik motornya hadap ke samping tidak apa-apa kan?''

''Iya tidak apa-apa,'' jawabnya.

''Terima kasih ya. Kamu memang sahabat yang baik.''

''Sama-sama,'' jawabnya.

Nirmala memang hanya menganggap Doni sebagai sahabat. Dia sama sekali tidak tahu jika diam-diam Doni menaruh hati kepadanya.

Untung saja jalanan tidak macet, jadi mereka cepat sampai di kontrakan yang di tinggali oleh Nirmala.

''Terima kasih ya, Don. Maaf merepotkan,'' ucap Nirmala saat baru turun dari motor.

''Aku sama sekali tidak merasa di repotkan. Aku pulang dulu ya. Kamu langsung istirahat saja. Kalau besok masih sakit, lebih baik izin saja. Nanti aku yang bilangin sama atasan.''

''Iya, sepertinya aku memang tidak berangkat dulu.''

Hanya sebentar mereka mengobrol. Kini Doni sudah pulang. Nirmala juga langsung masuk ke kontrakan.

Nenek Sukma menyambut kedatangan cucunya yang baru pulang. Namun sedikit heran saat melihat cucunya yang tampak kesusahan saat jalan.

''Mala, kamu kenapa, Nak?'' tanya Nenek Sukma.

''Aku tadi terjatuh, Nak.'' jawabnya.

Nirmala terpaksa berbohong. Tidak mungkin jika dia mengatakan yang sebenarnya. Bisa-bisa Neneknya akan sedih.

''Apa mau Nenek pijat?"

''Tidak usah, Nek. Nanti juga sembuh sendiri kok.''

''Baiklah. Kamu mandi dulu sana! Nanti baru makan, Tadi Nenek masak sayur kangkung loh.''

''Iya, Nek.'' jawabnya.

Nirmala melangkah pergi menuju ke kamarnya.

Terpopuler

Comments

Dian Sumaryanto

Dian Sumaryanto

mantap mantap mantap ceritanya lanjutkan/Smile//Smile//Frown//Smile/

2024-04-23

0

Hari Saktiawan

Hari Saktiawan

kenapa ceritanya kebanyakan perkosaan

2023-12-10

1

Devi Triandani

Devi Triandani

kasihan banget...ada lg wanita yg jadi korban pemerkosaan 🤧

2022-10-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!